MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bioteknologi
yang dibimbing oleh Dr. Umie Lestari, M. Si dan Fauzi Akhbar Anugrah, M. Si
Disusun Oleh
Kelompok 1 Offering A 2016
DAFTAR ISI
Halaman Sampul................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1.Latar Belakang........................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3.Tujuan...................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................... 3
2.1 Pengertian bioteknologi konvensional....................................
2.2 Contoh bioteknologi konvensional.........................................
2.3 Pengertian bioteknologi modern.............................................
2.4 Contoh bioteknologi konvensional.........................................
2.5 Perbedaan bioteknologi konvensional dan modern................
2.6 Bidang ilmu yang terkait dalam bioteknologi.........................
BAB 3 PENUTUP................................................................................
3.1.Kesimpulan..............................................................................
3.2.Saran.........................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................ iv
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini
yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui ciri-ciri dan contoh dari bioteknologi konvensional.
2. Mengetahui ciri-ciri dan contoh dari bioteknologi modern.
3. Mengetahui cara membedakan antara bioteknologi konvensional dengan
bioteknologi modern.
4. Mengetahui hubungan antara bioteknologi dengan bidang ilmu yang
lainnya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
degradasi protein ini juga menyebabkan peningkatan PH. Nilai PH tempe yang
baik berkisar antara 6, 3- 6, 5. Aktivitas protease terdeteksi setelah fermentasi 12
jam ketika pertumbuhan hifa kapang masih relatif sedikit. Hanya 5% dari
hidrolisis protein yang digunakan sebagai sumber karbon dan energi . Sisanya
terakumulasi dalam bentuk peptida dan asam amino. Asam amino mengalami
perubahan dari 1,02 menjadi 50,95 setelah fermentasi 48jam. Proses perendaman
dan pemasakan juga mempengaruhi hilangnya protein, selama perendaman
protein turun sebanyak 1,4%. Selama fermentasi protein kasar hanya sedikit yang
berubah tetapi kelarutannya meningkat menjadi kira-kira 50% (Nurcahyo, 1997).
Suhu meningkat selama fermentasi dan akan akan menurun jika
pertumbuhan jamur terhenti. PH meningkat, disebabkan oleh penurunan protein.
Fermentasi juga meningkatkan padatan terlarut, peningkatan total solid ternyata
dapat meningkatkan daya cerna tempe dibandingkan kedelai rebus. Selama
fermentasi terjadi peningkatan Ph secara bertahap 5,0 -7,5 disebabkan
terbentuknya NH3 pada tahap fermentasi. Pada proses fermentasi tempe juga
terjadi perubahan kimia lemak, kapang akan menguraikan sebagian besar lemak
dalam kedelai selama fermentasi. Pembebasan asam lemak ditandai dengan
meningkatnya angka asam 50-70 kali sebelum fermentasi. Lemak dalam tempe
tidak mengandung kolesterol, lemak dalam tempe juga tahan terhadap ketengikan
karena adanya antioksidan alami yang dihasilakn oleh kapang. Adanya enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe maka protein, lemak, dan
karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna didalam tubuh dibandingkan
yang terdapat dalam kedelai.
Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang
disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase. Jamur yang berperanan dalam
proses fermentasi tersebut adalah Rhizopus oligosporus. Beberapa sifat penting
dari Rhizopus oligosporus antara lain meliputi: aktivitas enzimatiknya,
kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitamin-vitamin B,
kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan spora,
dan penertisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai. Proses
pembuatan tempe dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
8
diubah menjadi asam laktat. Asam laktat murni tidak berbau, tidak berwarna, dan
bersifat higroskopis pada suhu kamar. Dalam keadaan tidak murni asam laktat
berwarna kekuningan karena mengandung pigmen karoten (Sopandi, 2014).
Proses fermentasi dilakukan sampai pH mencapai 4,4-4,5 yang diikuti
dengan terbentuknya flavor asam yang khas karena terbentuknya senyawa-
senyawa asam laktat, asam asetat, asetal dehid, dan senyawa volatil lainnya. Pada
pH rendah (asam), protein susu akan mengalami koagulasi sehingga terbentuk
koagulan, yang makin lama makin banyak (Sopandi, 2014).
Menurut Sopandi (2014), bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus mengurai laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan
berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan
pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan
pada pembentukan citarasa.
Pada mikroba yang menjalankan fermentasi, energi yang dihasilkan sedikit
sekali karena electron yang terbentuk tidak diubah menjadi energy tetapi
ditangkap oleh asam piruvat sehingga terbentuk asam laktat, seperti terlihat pada
reaksi dibawah ini:
menggumpalkan protein kasein susu. Bagian yang padat, yaitu curd (dadih)
digunakan untuk membuat keju dan bagian yang cair, yaitu whey (air dadih)
merupakan limbah dari proses ini. Biasanya asam laktat diekstraksi dari whey.
Dalam pemisahan curd dan whey ada perbedaan jumlah kelembaban tergantung
dari jenis keju yang akan dibuat. Untuk keju yang lunak, whey hanya dibiarkan
dari dadi, untuk keju keras, panas dan tekanan yang digunakan untuk mengekstrak
atau menguragi kelembaban lebih banyak. Hampir semua keju rasanya asin,
pengasinan membantu menghilangkan air, mencegah pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak diinginkan, dan berkontribusi terhadap rasa keju
(Clegg, 1990). Proses pembuatan keju dapat dilihat pada gambar 2.3.
(a) (b)
(c)
11
Gambar 2.3: Proses pembuatan keju. (a) Bakteri Lactobacili dan enzim rennin
ditambahkan untuk pasturisasi susu. Bakteri membuat rasa masam pada keju dan
rennin menggumpalkan proterin kasein susu. (b) susu berubah menjadi curd atau
dadih (bagian yang mengeras) dan whey atau air dadih (bagian yang lunak). (c) keju
yang ditekan dipindah dari tempat seperti tong atau bak dan diapungkan dalam
sebuan tangki berisi air garam (Sumber: Biologieducation.com).
Ragi
Kedelai dibersihkan dan direndam dalam air pada suhu kamar selama 12
jam, kemudian direbus selama 4-5 jam sampai lunak.
Setelah direbus, kedelai ditiriskan dan didinginkan di atas tampah.
Tampah tersebut ditutup dengan lembaran karung goni, karung terigu, atau
lembaran plastik. Karena terus berulang kali dipakai, bahan yang
digunakan sebagai penutup ini biasanya mengandung spora, sehingga
berfungsi sebagai inokulum.
Spora kapang Aspergillus wentii akan bergerminasi dan tumbuh pada
substrat kedelai dalam waktu 3 sampai 12 hari pada suhu kamar.
Kapang dan miselium yang terbentuk akibat fermentasi inilah yang
dinamakan koji.
Selanjutnya, koji diremas-remas, dijemur, dan kulitnya dibuang.
Koji dimasukkan ke dalam wadah dari tanah, tong kayu, atau tong plastik
yang berisi larutan garam 20-30 persen.
Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang (koji)
dengan larutan garam inilah yang dinamakan moromi.
Fermentasi moromi dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar.
Setelah itu, cairan moromi dimasak dan kemudian disaring
14
2. Bidang Kesehatan
Pembuatan antibiotik yang digunakan untuk pengobatan, diisolasi dari
bakteri dan jamur, contoh Penicillium notatum digunakan sebagai antibiotik
penisilin untuk mrngobati penyakit-penyakit akibat infeksi pathogen.
15
Daftar Pustaka