Anda di halaman 1dari 3

Kolam pemijahan

Pilih lokasi kolam di tempat dengan suasana tenang. Sebagian peternak lele menggunakan area khusus
dengan atap plastik di atas kolam. Sebagian lagi lebih suka langsung di ruang terbuka tanpa atap langsung
terpapar matahari atau hujan. Alasannya sederhana. Bibit lele yang tumbuh dan dapat bertahan hidup
dalam panas dan hujan lebih tangguh dan kuat dibandingkan yang pertama.
Kolam untuk percobaan pemijahan ikan lele ini dibuat dari terpal ukuran 2 m x 3 m. Dengan ketinggian
dinding kolam dibuat 40 cm, praktis ukuran kolam pemijahan tinggal kisaran 1,2 m x 2,2 m saja. Pada
bagian bawah alas terpal dibuat lubang pembuangan dengan posisi pojok pinggir agar tidak banyak
mengganggu pergerakan indukan lele. Saluran pembuangan ini nantinya sekaligus untuk kontrol
ketinggian air jika nanti menggunakan model pancuran air mengalir untuk merangsang perkawinan ikan.
Ukuran kolam yang cukup pendek membuat kolam ini mudah dilompati induk lele. Untuk itu tutup kolam
juga perlu dipersiapkan. Tutup dapat dibuat dari bambu atau kawat strimin.
Sebelum diisi air dan dipasang kakaban, kolam terpal perlu dibersihkan dulu. Minimal dinding-dinding
kolam bagian dalam perlu disemprot sambil digosok dengan air agar bersih dan berkurang bau terpalnya.
Air ini kemudian dibuang saja keluar kolam.
Pematangan Telur
Salah satu penyebab kegagalan pemijahan yang dilakukan dengan teknik model alami adalah telur induk
betina yang belum matang. Juga dari induk lele jantan yang ternyata belum siap untuk membuahi telur.
Untuk itu sebelum proses pemijahan indukan lele perlu diberi pakan khusus yang banyak mengandung
protein. Bekicot, keong mas, dan udang bisa menjadi menu untuk mempersiapkan indukan lele agar cepat
matang. Ada pula pembibit yang suka memberikan katak atau kodok sebagai makanan untuk
mempercepat proses kesiapan indukan ikan lele.
Indukan yang digunakan baiknya tidak berasal dari satu kolam, karena kemungkinan besar berasal dari
satu pasangan induk yang sama. Ini dapat menurunkan kualitas bibit lele yang dihasilkan nanti, seperti
lambatnya pertumbuhan, mudah sakit atau kekurangan fisik semacam bengkok-bengkok dan bungkuk
pada tulang belakang ikan.
Bertelur di Luar Rencana
Dari pengamatan yang pernah terjadi pada kolam pemeliharaan indukan lele, betina dapat bertelur di luar
waktu yang direncanakan. Indukan lele betina sering bertelur setelah pergantian air kolam. Agar induk-
induk lele tidak mendahului bertelur di luar rencana, diusahakan air kolam tidak berwarna jernih. Air
kolam setelah pergantian air bersih jernih dapat merangsang indukan untuk bertelur meskipun dalam
keadaan populasi banyak induk dalam satu kolam dan tanpa aliran air.
Untuk itu dapat ditambahkan volume air dari kolam lain yang telah tua dan berwarna gelap sehingga air
kolam tidak jernih lagi. Atau, pisahkan induk jantan dan induk betina dalam tempat terpisah.
Kakaban Telur
Bahan lain yang diperlukan dalam proses adalah ijuk untuk induk lele meletakkan telur. Agar ijuk tidak
berantakan dan tercerai berai, bisa dijepit dengan pasangan kayu atau bambu. Jika tidak ada bisa diganti
dengan lapisan paranet yang dipasang di dasar kolam dengan tindihan batu-bata.
yang paling utama adalah kolam terpal meminimalisir terjadinya luka pada kedua indukan yang sedang
melakukan pemijahan.
Saat pemijahan akan terjadi aksi kejar kerjaran semalaman, induk jantan akan mengejar betina dalam
proses ini, jika kolam terbuat dari bahan yang keras maka lele akan terluka parah dan akhirnya dapat
menimbulkan kematian. Sediakan tutup yang rapat untuk kolam ini, karena setelah sepasang indukan
dilepas, kolam harus ditutup rapat karena pada masa ini akan terjadi kejar kejaran hinggu lompat-
lompatan. Setelah kolam selasai dibuat diamkan dan keringkan kolam kurang 2 hari, agar saat disisi air
baru ikan lele akan merasa nyaman dan memancing birahi pada sepasang indukan ini.

Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan induk ikan lele tidak disediakan secara khusus, tetapi hanya
memanfaatkan kolam-kolam yang ada dibelakang rumah atau kolam comberan tempat penampungan air
limbah rumah tangga. Luas kolam yang digunakan disesuaikan dengan luas lahan. Biasanya tidak lebih
dari 6 meter persegi. Jumlah kolam induk sebanyak dua buah yang digunakan untuk memisahkan induk
lele jantan dan induk lele betina.
Sistem pengairan pada kolam induk hanya terdiri dari saluran pemasukan dan saluran pembuangan. Air
yang masuk ke kolam induk berasal dari air buangan rumah tangga, seperti dari kamar mandi, bekas
cucian peralatan dapur atau air hujan. Induk yang dipelihara tidak terlalu banyak, hanya 1-2 kg per meter
persegi luas kolam atau hanya berisi 4 ekor per meter perseginya. Sedangkan ketinggian air di kolam
induk antara 60 – 75 cm.
Di dalam kolam pemeliharaan, induk ikan lele harus diberi pakan tambahan dalam jumlah yang cukup
agar kematangan gonadnya (sel telur) berjalan dengan sempurna. Induk ikan lele memerlukan
makanan/pakan berkadar protein tinggi. Jenis pakan yang bisa diberikan pada induk ikan lele ada dua
yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yaitu pakan hidup seperti siput air (keong emas) atau
sisa-sisa hewan ternak yang dipotong, misalnya bagian usus hewan potong yang biasanya dibuang.
Bahkan bangkai ayam pun dapat diberikan kepada induk ikan lele. Selain pakan alami, ada juga pakan
buatan adalah pakan buatan pabrik yang khusus untuk ikan. Pakan ini dinamakan pelet yang mengandung
kadar protein 25 – 30 % di lengkapi dengan asam lemak esensial (asal dari minyak ikan) dan vitamin-
vitamin. Pakan pelet untuk induk ikan lele harganya memang mahal sehingga pemberiannya cukup
sebagai pelengkap saja, yaitu seminggu 2 kali saja sebanyak 5 % dari berat seluruh induk ikan yang
dipelihara. Semantara dalam kesehariannya, induk ikan lele bisa diberi pakan alami berupa cacahan keong
mas/siput yang menjadi hama tanaman padi.
B. Memijahkan Induk Ikan Lele
Sebelum melakukan pemijahan (mengawinkan ikan), perlu dilakukan beberapa persiapan agar proses
pemijahan dapat berjalan dengan lancar. Dalam proses pemijahan ikan lele digunakan wadah atau bak
untuk pemijahannya. Bak untuk pemijahan bisa terbuat dari bangunan beton atau kerangka kayu yang
dilapis dengan terpal plastik. Untuk setiap pasang induk yang beratnya antara 0,5 – 1 kg diperlukan satu
buah bak pemijahan dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 meter atau 1 x 2 x 0,5 meter.
Sebelum bak di gunakan, bak di cuci bersih terlebih dahulu agar kotoran-kotoran dan lumut yang
menempel terlepas dan dasar bak menjadi bersih. Fungsi dari membersihkan bak adalah untuk
menghilangkan bibit penyakit yang menempel pada bak.
Selanjutnya bak diisi dengan air bersih setinggi 30 – 40 cm. Sebagai tempat atau media menempelnya
telur ikan lele (substrat), di dasar bak di pasang kakaban yang terbuat dari ijuk yang di cepit dengan
sebilah bambu. Ukuran kakaban disesuaikan dengan ukuran bak pemijahan. Namun, ukuran kakaban
yang biasa digunakan panjang 50 – 75 cm dan lebar 30 – 40 cm.

Kakaban Pemijahan Ikan Lele


Sebagai patokan, untuk satu pasang induk ikan lele dengan berat induk ikan betina 500 gram, dibutuhkan
kakaban sebanyak 3 – 4 buah. Jika kurang, di khawatirkan telur yang dikeluarkan ketika proses pemijahan
berlangsung tidak tertampung seluruhnya atau menumpuk di salah satu kakaban, sehingga telur akan mati
dan membusuk kemudian tidak menetas. Kakaban harus menutupi seluruh permukaan dasar bak
pemijahan., sehingga semua telur ikan lele tertampung di kakaban. Untuk menghindari agar induk lele
tidak melompat keluar dari bak pada saat pemijahan, sebaiknya bak di tutup.

Anda mungkin juga menyukai