BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
bebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. (Nana sudjana,
2000:28)
Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman,
belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan
binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya,
berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah, di kelas,
cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemudian dalam
seutuhnya.
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku baik fisik maupun psikis dari pengalamannya
dikembangkan oleh para ahli psikologi dan dicobakan tidak langsung kepada
beranggapan bahwa hasil percobaannya akan dapat diterapkan pada proses belajar
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri bermacam macam daya masing
daya ingat.
10
bagian.
bilangan”.
berpikir.
yang logis, terorganisasikan secara sistematik mulai dari unsur-unsur yang tidak
akhirnya ke dalil.
11
mengenai struktur akan mencakup tentang hubungan, pola maupun bentuk, dapat
dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang
luas yaitu: aritmatika, aljabar, geometri, dan analisa (analysis). Selain itu
tergantung bidang lain, bahasa dan agar dipahami orang dengan tepat harus
menggunakan simbol dan istilah yang cermat disepakati secara bermakna. Ilmu
Ilmu tentang keteraturan, ilmu tentang stuktur yang terorganisai mulai dari unsur
Matematika tersusun secara hierarkis yang satu dengan yang lain berkaitan
erat. Konsep-konsep matematika pada tingkat lebih tinggi tidak mungkin lebih
dipahami, sebelum memahami konsep sebelumnya dengan baik. Ini berarti bahwa
belajar matematika harus bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus
mudah mempelajari suatu materi yang baru bila didasarkan kepada pengetahuan
Tujuan belajar matematika itu sendiri adalah sesuatu yang ingin dicapai
jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan belajar matematika jangka pendek
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang dipecahkan. Menjadi
Menurut Dede Rosyada (2004: 170), kemampuan berpikir kritis tiada lain
Fisher (2009: 10) mendefinisikan berpikir kritis adalah interprestasi dan evaluasi
yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan
argumentasi.
kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk dalam proses ini
13
yang diajukan. Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu pemikiran, menafsir
nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan nilai
kemampuan berpikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berpikir yang harus
dibangun pada siswa sehingga menjadi suatu watak atau kepribadian yang terpatri
indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima aspek, seperti pada tabel
2.1 berikut :
14
Strategi pengajaran berpikir kritis pada siswa dapat dilakukan dengan cara
berpikir pada level yang lebih tinggi dan belajar ilmu dasar menggunakan kasus
yang ada pada lingkungan pada pokok bahasan materi. Setelah pembelajaran
pendahuluan, siswa diberikan kasus serta sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
15
berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan
silogisme dan membedakan fakta dan opini. Keahlian berpikir kritis lainnya
dicapai dalam mengikuti program belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan
(2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar
menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang
ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan
yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar tiga arah yakni, ranah
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
6 aspek yaitu :
namun, tipe ini menjadi persyaratan bagi tipe hasil belajar berikutnya.
b) Tipe hasil belajar pemahaman adalah tipe belajar yang lebih tinggi dari
sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah dari pada
lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak
2. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa
suatu materi pembelajaran. Artinya, seorang guru tidak perlu secara khusus
mengajari peserta didik tentang sikap jujur, tanggung jawab, dan sikap-sikap
3. Ranah psikomotor
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan atau skill, dan
jarak,cara/teknik pelaksanaannya.
sebagai berikut:
Faktor internal
eksternal ini juga akan mempengaruhi kesiapan proses dan hasil belajar.
keberhasilan seseorang dalam memahami suatu materi yang telah diajarkan oleh
guru. Dalam penelitian ini akan dilihat adalah hasil belajar siswa pada materi
semakin modern maka belajar matematika sekarang ini dituntut tidak hanya
sekedar belajar menghafal rumus saja, akan tetapi belajar bagaimana memperoleh
rumus tersebut dan menggunakannya bagi kehidupan sehari-hari atau yang biasa
untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini
(PBI) adalah menyajikan masalah yang otentik dan penuh arti kepada siswa, yang
penemuan”.
berikut :
20
utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah
dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah
(http://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/04/model-pembelajaran-Problem-
based-instruction/)
Pengetahuan yang dimaksud adalah jawaban dari masalah yang disajikan guru
pengajaran yang ada, mendorong siswa belajar aktif dan memberi fasilitas yang
benar berorientasi pada aktivitas belajar siswa yang terkontrol oleh guru. Tugas-
oleh siswa adalah yang dapat mengasah daya pikir sehingga pengetahuan siswa
dapat bertahan lebih lama, dan dapat mengisi kejenuhan belajar siswa selama ini.
pendapat
a) Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai
siswa perkelas