Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk

perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu

masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Pendidikan

merupakan suatu proses transformasi siswa agar mencapai hal-hal tertentu sebagai

akibat proses yang diikutinya. Secara jelas tujuan pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut Undang-Undang RI No.2 Tahun 2003 Pendidikan yaitu usaha

sadar serta terencana untuk mewujudkan situasi studi serta sistem evaluasi supaya

peserta didik dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai

kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, penduduk, Bangsa serta

Negara. Oleh karena itu dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan

penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa, dan negara, karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

sumberdaya manusia (Mulyasa, 2002: 15). Menghadapi era globalisasi saat ini

maka mutu pendidikan secara terus menerus harus ditingkatkan, dengan demikian

harus juga ada peningkatan dalam proses belajar mengajar. Proses belajar

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar

siswa (Yurnetti, 2002: 2).


2

Dalam meningkatan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa,

guru sangat memegang peran penting dalam mengembangkan metode dan strategi

pembelajaran sebagai salah satu perbaikan atau perubahan situasi, dan kondisi

belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan adanya perbaikan-perbaikan

ini, maka adanya pembaharuan pada bidang metode, dan strategi pembelajaran

khususnya dalam bidang matematika.

Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dan

sangat berperan dalam perkembangan dunia. Menurut Ruseffendi (2006:260),

Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia berhubungan dengan ide,

proses, dan penalaran. Matematika tersajikan dalam bahasa intenasional.

Maksudnya ialah matematika itu menggunakan simbol, notasi atau lambang yang

seragam yang dapat dipahami matematikawan diseluruh dunia.

Konsep logika matematika sangat penting untuk dikuasai dan dipahami

oleh setiap siswa. Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa

logika, penalaran, dan argumentasi sangat sering digunakan di dalam kehidupan

nyata sehari-hari, di dalam mata pelajaran matematika sendiri maupun mata

pelajaran lainnya (Markaban, 2004 : 1). Peserta didik diharapkan untuk benar–

benar memahami materi logika matematika secara mendalam. Materi ini terasa

sulit dipahami oleh peserta didik kelas X SMA N 3 Masohi terutama dalam

membedakan serta memahami contoh dan bukan contoh dari konsep dasar logika.

Sebagian besar siswa masih kesulitan dalam memecahkan masalah yang berkaitan

dengan logika matematika, sehingga dalam menyelesaikan soal masih ditemukan

kesalahan konsep yang mendasar. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa
3

pemahaman siswa terhadap konsep logika matematika masih tergolong rendah

dan perlu mendapatkan perhatian lebih untuk mengatasinya.

Belajar matematika merupakan belajar bermakna, dalam arti setiap konsep

yang dipelajari harus benar-benar dimengerti/dipahami sebelum sampai pada

latihan yang aplikasinya pada materi dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

guru memiliki peranan sangat besar dalam mengubah suasana kelas yang aktif

dalam proses belajar matematika dengan menerapakan metode, strategi terhadap

model pembelajaran yang bervariasi dalam belajar matematika. Untuk menyikapi

hal tersebut agar tujuan pendidikan berjalan sesuai yang diinginkan maka

diadakan suatu penelitian yaitu disetiap ruang lingkup pendidikan di sekolah-

sekolah untuk mendapatkan suatu fakta.

Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) merupakan model

pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan

konstruktivisme adalah pendekatan yang mengajak siswa untuk berpikir dan

mengkonstruksi dalam memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama

sehingga didapatkan suatu penyelesaian yang akurat. Sehingga pembelajaran

Problem Based Instruction (PBI) adalah pembelajaran yang membantu siswa

belajar materi dan keterampilan pemecahan masalah melalui masalah real dalam

kehidupan sehari-hari.

Karena pada materi pokok Logika berarti kita belajar berpikir atau

bernalar yang merupakan kegiatan akal manusia dengan mana pengetahuan yang

kita terima melalui panca indera diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu

kebenaran. Dengan berpikir kita belajar menilai sesuatu sehingga dapat


4

disimpulkan manfaat belajar logika adalah kita memanifestasikan pikiran

sehingga mampu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, menunjukkan

alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menggolong-golongkan, membanding-

bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari

kausalitasnya, membahas secara realitas dan lain-lain. Biasanya soal yang

disajikan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga benda konkret dan

permasalahan nyata sangat membantu siswa untuk memahami soal. Permasalahan

nyata dalam soal membutuhkan suatu penyelesaian permasalahan yang paling

mudah, oleh karena itu model pembelajaran PBI cocok untuk diterapkan dalam

penyampaian materi ini, karena essensi dari pembelajaran PBI adalah berupa

presentasi siswa melalui situasi masalah autentik dan bermakna yang dibawa ke

kehidupan sehari-hari.

Bertolak dari uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil

Belajar Siswa Setelah Diterapkan Model Pembelajaran PROBLEM BASED

INSTRUCTION Pada Materi Logika Matematika Siswa Kelas X SMA N 3

Masohi”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan diteliti

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran matematika Problem Based Instruction pada materi

logika matematika yang dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 3 Masohi

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ?


5

2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa dalam memahami materi logika

matematika selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

pembelajaran Problem Based Instruction ?

1.3. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pembelajaran Problem Based Instruction pada materi logika matematika

yang dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 3 Masohi dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Hasil belajar matematika siswa dalam memahami materi logika

matematika selama kegiatan belajar mengajar dengan mengunakan

pembelajaran Problem Based Instruction.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

siswa tentang kemampuan berpikir kritis siswa terhadap hasil

belajar matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Sebagai bahan informasi guru bidang studi tentang gambaran

kemampuan berpikir kritis siswa terhadap hasil belajar matematika


6

dengan pembelajaran Problem Based Instruction.Sehingga guru

bidang studi dapat mengetahui sejauh mana perkembangan anak

didik dalam memahami materi matematika di kelas.

b. Bagi Siswa

Dengan menggunakan pembelajaran Problem Based Instruction

diharapkan siswa dapat mendapat kesan bahwa pembelajaran

matematika itu menyenangkan, meningkatkan penguasaan konsep,

kreativitas dan aktivitas siswa yang nantinya akan berimbas pula

pada peningkatan prestasi hasil belajar siswa serta kualitas

pembelajaran matematika pada umumnya.

c. Bagi lembaga/Sekolah

Dapat menjadikan informasi untuk mengetahui kemampuan peserta

didiknya tentang gambaran berfikir kritis dan hasil belajar siswa

terhadap pelajaran matematika.

d. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dan informasi dalam mengetahui kemampuan

berpikir dan hasil belajar siswa melalui penerapan pedekatan

problem based instruction pada matematika SMA Kelas X Negeri 3

Masohi. Sehingga ketika menjadi pendidik dapat lebih berkreasi dan

berinovasi dalam mengetahui cara berpikir siswa.


7

1.5. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan peneliti akan dibatasi pada ruang lingkup yang

diteliti adalah kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui

pembelajaran Problem Based Instruction pada materi Logika Matematika Kelas

X SMA Negeri 3 Masohi.

1.6. Penjelasan Istilah

Untuk tidak menimbulkan salah penafsiran dapat dijelaskan beberapa istilah

sebagai berikut:

1. Berpikir kritis adalah berpikir reflektif dan produktif, dan kemampuan

mengevaluasi data/bukti (Sugandhi dan Yusuf, 2010: 91)

2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotor (Sudjana, 2009: 3)

3. Model problem based instruction adalah salah satu model pembelajaran

yang dapat membangkitkan aktivitas dan nalar siswa dapat berkembang

secara optimal. (Aisyah 2013; 14-15).

4. Logika Matematika adalah sebuah cabang matematika yang merupakan

gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika berasal dari kata

Yunani kuno logos yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang

diutarakan lewat kata dan dinyatakan lewat bahasa. (Depdikbud 2005)

Anda mungkin juga menyukai