BAB IV
A. Hasil
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
1) Kepala Keluarga
Umur : 25 Tahun
Pekerjaan : Buruh
2) Anggota Keluarga
Jenis jamban tangki septic, saranaair bersih sumur, dan jarak antara
152
153
Istri Suami
Nama : Ny. N.P Nama : Tn. E.U
Umur : 22 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Mongondow/Indonesia Suku/Bangsa : Mongondow/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kel. Gogagoman Alamat : Kel. Gogagoman
No. Telepon : 085342920818 No. Telepon : 085342920818
Pengumpulandara dilakukan saat kunjungan rumah pada Ny.N.P,
tujuan kedatangan serta memberikan inform consent pada ibu dan suami
memasang stiker P4K di depan rumah ibu dan mengambil foto bersama
ibu dan suami serta anak pertama ibu. Setelah itu peneliti melakukan
anamnesa hingga kunjungan selesai dan berpamitan pada ibu dan keluarga.
makan ibu sebelum hamil yaitu 2-3 kali sehari dengna jenis
eliminasi ibu sebelum BAK 3-4 kali sehari dan BAB 1-2 kali
sehari. Pola istirahat yaitu istirahat malam 7-8 jam dan jarang
tidak kuning, hidung tidak ada secret dan polip, gigi tidak ada
lengkap.
156
presentasi kepala.
saat ini baik, ibu telah paham dengan keadaan diri dan
janinnya.
2x1 dan vit C 10 tablet dosis 2x1. Ibu paham dengan dosis
melakukannya
ditetapkan.
janin saat ini baik. Ibu telah paham dengan keadaan diri
dan janinnya
taksoid
taksoid pertama.
kali/menit
saat hamil
janin saat ini baik. Ibu paham dengan keadaan diri dan
janinnya.
ibu tidak terlalu lelah dan lebih sering berjalan pada pagi
kecil
saat hamil
janin saat ini baik. Ibu telah paham dengan keadaan diri
dan janinnya
pagi
Kota Kotamobagu
165
2017 pukul 06.43 Wita mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak pukul
05.21 Wita dan telah keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
bagian datar memanjang diperut kanan ibu (Punggung) dan teraba bagian-
bagian kecil diperut kiri ibu (ekstremitas), Leopold III teraba bagian bulat,
Tanksiran berat badan janin (TBA) 3.875 gram. HIS 4 kali dan 10 menit
ketuban utuh (+) menonjol. Dari hasil pemeriksaan tersebut maka diangkat
diagnosa ibu G1P0A0 hamil 35-36 minggu janin intra uterin tunggal hidup
presentasi kepada inpartu kala I fase aktif. Keadaan ibu dan janin saat ini
sehingga dibutuhkan KIE tentang ibu dan janin. Diagnosa potensial saat
ini tidaka da sehingga tidak dibutuhkan tindakan segera. Oleh karena itu
sebagai berikut :
166
1) Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan janin saat ini
baik, pembukaan ibu sekarang 5-6 cm. ibu telah paham keadaan diri
dan janinnya.
4) Mengimbau ibu untuk tidka menahan BAK agar kandung kemih tidak
saat ada his dan minta ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan
lengkap.
6) Mengimbau dan membantu ibu untuk tidur miring kiri atau sesuai
pesisi nyaman ibu agas asupan O2 ke janin tetap lancar dan membantu
miring kiri
ibu agar ibu memiliki tenaga mengedan saat proses persalinan nati. Ibu
janin yaitu DJJ setiap 30 menit. Hasil observasi telah diisi dalam
lembar patograf.
Kota Kotamobagu
pembukaan 10 cm, dinding portio tidak ada benjolan, portio tidak teraba,
minggu janin intra uterin tunggal hidup presentasi kepala inpartu kala II.
Keadaan ibu dan janin saat ini baik. Masalah yang dialami ibu cemas
teknik relaksasi, dan support mental. Diagnosa potensial saat ini tidak ada
1) Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan janin saat ini
baik, pembukaan telah lengkap dan ibu akan dipimpin mengedan. Ibu
pelindung diri yaitu celemek, topi, maskes dan alas kaki tertutup
alat dan bahan. Alat dan bahan telah lengkap dan berada didekat ibu
4) Mengajarkan ibu teknik mengedan yaitu setiap ada his, kedua tangan
ibu merangkul paha dengan mata membuka melihat perut , dagu ibu
5) Memberikan ibu minum saat tidak ada his. Ibu minum secangkir air
gula.
yang dilapisi dengan 1/3 kain pengalas bokong agar tidak terjadi
Lalu memeriksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher bayi.
kepala ke atah atas dan distal hingga bahu belakang lahir. Lalu
untuk menyangga kepala, leher dan bahu belakang dan satu tangan
Kota Kotamobagu
didepan vulva
saat ini baik dan plasenta akan dikeluarkan. Ibu telah paham
uteri
telah bersih.
173
Kota Kotamobagu
dikeluarkan
A : P1A0
saat ini baik dan ibu boleh beritirahat. Ibu paham dengan
hasil pemeriksaan.
diberikan
174
biarkan bayi berada pada ibu dan anjurkan ibu untuk lebih
menyusui bayinya.
6. Pukul 10.11 WITA ibu dan bayi dipindahkan ke ruang nifas. Ibu dan bayi
Kota Kotamobagu
Pukul 20.38 WITA lahir bayi laki – laki spontan dengan letak
belakang kepala. Tali pusat segera diklem dan dijepit diantara dua tempat
pada tali pusat dan memotongnya. Penilaian awal bayi bernafas spontan
dengan menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, apgar score
8-10
Skore Menit
Tanda
0 1 2 0 5
Badan Seluruh
Apperance merah, tubuh 2 2
(Warna Kulit) Pucat ekstremitas kemerahan
biru
Pulse
(Denyut Nadi) Tidak Teraba < 100 > 100 1 2
hipotermi, lalu mengganti handuk yang basah dengan kain yang kering dan
tengkurap di dada ibu dan membiarkan bayi mencari sendiri putting susu
S : -
cm, berat badan 3.900 gram, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada
tidak ada palate shisis, bibir normal, tidakada labio schisis, reflek
nafas tidak ada ronchi dan wheezing, bunyi jantung teratur. Perut
tidak ada benjolan atau acites, bising usus ada, tali pusar masih
testis ada 2 buah dan sudah turun, lubang anus (+) ada, uretra (+)
ada. BAK pertama pukul 23.25 WITA dan BAB pertama pukul
bayinya
pada bayi baru lahir akibat defisiensi dan diberi salep mata
dipelukan ibunya.
Kotamobagu
keadaan bayinya.
telah lepas
keadaan bayinya
BAB dan BAK, ataupun jika kotor dan basah. Ibu bersedia
jernih.
keadaan bayinya.
Kotamobagu
keluar
saat ini baik. Ibu telah paham keadaan diri dan bayinya
dan BAK.
istirahat.
lncar
A : P1A0
payudara
bersendawa
payudaranya.
ASI lancar
187
serosa.
bayi saat ini baik. Ibu telah paham keadaan diri dan bayinya.
makanan bergizi.
diberikan.
188
tersebut.
saat ini baik. Ibu telah paham keadaan diri dan bayinya
189
Depo Provera
Kota Kotamobagu
sekarang 68 kg
Depo Provera
KB suntik 3 bulan
Depo Provera
inform consent.
disunti
ber KB
dengan keadaannya
kalender di rumahnya.
B. Pembahasan
Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu. Tahap awal yang dilakukan adalah mencari
kunjungan rumah pada Ny. N.P mengisi amanat persalinan dan pemasangan stiker
P4K di depat rumah ibu dan mengambil foto bersama ibu dan suami serta anak
pertama dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan serta
memberikan inform consent pada ibu dan suami agar bersedia didampingi sampai
ibu kembali pada kondisi sebelum hamil. Setelah itu penulis mlakukan
1. Masa Kehamilan
berusia 22 tahun, dengan demikian klien tidak tergolong dalam faktor resiko
karena menurut Manuaba (2010) seorang ibu aman untuk kehamilan usia 20-
35 tahun dikarenakan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Ibu mengatakan
ini kehamilan yang pertama, hari pertama haid terakhir 10-08-2016 kemudian
dapat ditentukan usia kehamilan pada setiap kunjungan antenatal. Ditinjau dari
segi paritas dan jarak persalinan sebelumnya maka Ny. N.P dengan kehamilan
Ny. N.P dari konsepsi sampai persalinan adalah 40 minggu yang merupakan
kehamilan normal atau cukup bulan (aterm). Hal ini sesuai dengan pendapat
trimester III sebanyak 4 kali. Hal ini sesuai dengan standar WHO dalam buku
sebanyak 1 kali, Trimester II sebanyak 1 kali dan trimester III sebanyak 2 kali.
11 kg, tidak terjadi kesenjangan karena penambahan berat badan normal dari
tinggi fundus uteri selalui sesuai dengan usia kehamilan sehingga tafsiran
berat janin (TBA) menurut teori Lohnson Yaitu TFU (36) – 11 x 155 gr =
3.875 gram. Janin Ny. D.B tergolong normal karena menurut Marmi dan
Rahardjo (2012), Berat badan normal yaitu 2500 gr – 4000 gr. Denyut jantung
sebanyak 90 tablet, tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus yang
Ny. N.P dilakukan pengukuran tiggi badan hanya satu kali saat pertama kali
kunjungan. Hal ini sesuai dengan teori Depkes RI (2004) yang menyatakan
bahwa pengukuran tinggi badan hanya diukur satu kali pada saat kunjungan
(Tetanus Toxoid) sebanyak dua kali yaitu pada usia kehamilan 20 minggu dan
24 minggu. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena Menurut
didapatkan hasil HIV (-) danHB 11 gr%, masih tergolong normal karena
Kota Kotamobagu yaitu tekanan darah, timbang dan ukur tinggi badan, tinggi
196
fundus uteri, tablet Fe, imunisasi TT, tentu wicara konseling, tekan pijat
keterbatasan alat. Dalam hal ini terjadi kesenjangan karena tidak sesuaid
dari 14 T yaitu tekanan darah, timbang dan ukur tinggi badan, tinggi fundus
uteri, tablet Fe, Imunisasi TT, temu wicara konseling, tekan pijat payudara, tes
Hb, terapi malaria, tes protein, urin, tes reduksi urin, terapi yodium kapsul dan
mual dan muntah. Menurut Nugroho dkk (2014) mual dan muntah merupakan
gejala umum yang terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan tetapi tidak
makanan yang ringan, mudah dicerna, bila berlebihan dapat pula diberikan
minggu (Trimester II) ibu mengeluh kadang masih terasa mual dan ibu sudah
merasakan pergerakan janinnya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa gerakan
janin pada Primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 18 minggu,
vital, pengukuran tinggi badan berat badan dan lingkar lengan atas,
yaitu palpasi Leopold teraba presentasi kepala dan masih dapat digoyangkan
197
(TFU 19cm), auskultasi DJJ 120-130 kali/menit, perkusi reflek patella positif.
Peneliti kemudian memberitahu bahwa keadaan ibu dan janin saat ini baik dan
laboratorium.
minggu (Trimester II) ibu mengatakan tidak ada keluhan dan bersama dengan
pemeriksaan keadaan ibu dan janin saat ini dalam batas normal. Kemudian
untuk pemberian suntikan imunisasi TT 1 (Tetanus Taksoid) pada Ny. N.P dan
minggu (Trimester III) ibu mengeluh kadang terasa pegal pada pinggang.
Menurut Nugroho dkk (2014) pegal pada pinggang adalah normal karena
janin semakin besar sehingga berat janin tertumpuh pada pinggang dan otot-
– tanda vital, pengukuran berat badan dan lingkar lengan atas dan pemeriksaan
khusus kebidanan yaitu palpasi leopold teraba presentasi kepala dan masih
kemudian memberitahu bahwa hasil pemeriksaan keadaan ibu dan janin saat
198
muka atau tangan nyri abdomen yang hebat dan bayi kurang bergerak seperti
biasa.
minggu (Trimester III) ibu mengeluh sering buang air kecil. Menurut Walyani
(2015), sering buang air kecil karena pembesaran rahim dan penurunan bayi
hasil pemeriksaan ibu dan janin saat ini baik, kemudian peneliti menjelaskan
2. Persalinan
Barat Kota Kotamobagu pada hari Rabu tanggal 17-05-2017 pukul 09.00
WITA mengeluh nyeri perut pada bagian bawah sejak pukul 05.00 WITA dan
199
telah keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. Sesuai dengan pendapat
Asri dan Clervo (2012) bahwa persalinan dimulai bila sudah dalam inpartu
perubahan servis, lendir darah (blood show) dan lonjakan energi. Pukul 09.00
WITA di lakukan pemeriksaan dalam pada Ny. D.B dengan hasil pembukaan
5-6 cm posisi UUK kanan depan, presentasi kepala, penurunan H II-HIII, portio
tebal melunak, ketuban utuh (+) menonjol yang artinya Ny. N.P sudah dalam
fase aktif. Fase aktif dimulai sejak pembukaan serviks 4 cm hingga 10 cm dan
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm/jam pada multipara atau lebih
janin (Tando,2013). Pada kasus Ny. N.P Kala I berlangsung selama 8 Jam
tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus karena menurut Tando
sekitar 8 jam.
mendampingi agar rasa cemas ibu berkurang, kemudian Ny. N.P diajarkan
teknik relaksasi dan dianjurkan untuk makan dan minum, tidak menahan BAK
serta tidur miring kiri karena menurut Tando (2013) posisi berbaring miring
ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat
terganggu dan dapat mencegah terjadinya laserari atau robekan jalan lahir
serta mempercepat turunnya janin. Dalma hal ini tidak ada kesenjangan antara
serta kesejahteraan ibu dan janin. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
200
kasus karena menurut Asri dan Clervo (2012 observasi kemajuan persalinan
kontraksi setiap 30 menit serta observasi kesejahteraan ibu yaitu ukur tekanan
darah dan suhu setiap 4 jam dan nadi setiap 30 menit dan observasi
Pukul 12.45 WITA Ny. N.P memasuki Kala II ditandai dengan rasa
ingin mengedan, nyeri penggang dan mulesnya tidak tertahankan lagi, saat
tidak ada benjolan, portio tidak teraba, presentasi letak belakang kepala,
kesenjangan dengan teori karena tanda dan gejala persalinan Kala II yaitu
pembukaan serviks telah lengkap (10 cm), ibu ingin meneran dengan
lendir darah (Tando, 2013). Pada saat Kala II berlangsung Ny. N.P didampingi
diajarkan teknik mengedan dan relaksasi, diberikan minum saat tidak ada his
dan dipimpin meneran saat ada his. Pada kasus Ny. N.P dilakukan pertolongan
teori dan kasus. Pukul 13.10 WITA lahir bayi spontan dengan letak belakang
kepala. Pada kasus Ny. N.P Kala II berlangsung 1 Jam tidak terdapat
201
manajement aktif kala III dengan memastikan bayi tunggal dengan cara
Kustner yaitu dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atau diatas
simpisis, tali pusta ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti plasenta
belum lepas, tetapi bila diam atau maju berarti plasenta sudah lepas. Pukul
kotiledonnya.d iameter plasenta ±15 cm, tebal ±2 cm, panjang ±50 cm, berat
±500 gram, letak sentralis. Pada kasus Ny. N.P Kala III berlangsung selama
10 menit tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus karena menurut
Asuhan Persalinan Normal (2008) lama Kala III normal maksimal 30 menit
setelah bayi lahir. Peneliti melakukan pemeriksaan pada vulva dan vagina Ny.
N.P dengan hasil vulva dan vagina dalam keadaan utuh tidak terdapat luka
tubuh ibu dan menggandi dengan pakaian bersih serta memakaikan pembalut.
pengawasan tiap 15 menit sekali dan pada 1 jam kedua pengawasan tiap 30
menit sekali meliputi keadaan umum dan tanda – tanda vital ibu baik, TFU 2
jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan
202
Kala IV untuk mencegah perdarahan yang hebat akibat fundus yang tidak
berkontraksi dengan baik. Pada kasus Ny. N.P Kala IV berlangsung normal
dalam pelukan ibu. Hal ini sesuai dengan pendapat Saifuddin (2012) bahwa
biarkan bayi berada dalam pelukan ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi karena menyusui dapat membantu kontraksi uterus. Pukul 15.15 WITA
Pukul 20.38 WITA lahir bayi spontan dngan letak belakang kepala.
Tali pusat segera diklem dan dijepit diantara dua tempat pada tali pusat dan
dipotong. Penilaian awal bayi bernafas spontan dengan menangis kuaw, warna
kulit kemerahan, tonus otot aktif, apgar score 8-10. Dengan demikina bayi Ny.
N.P tergolong normal karena menurut Marmi dan Rahardjo (2012), bayi
APGAR 4-6 atau bayi menderita asfiksia berat nilai APGAR 0-3. Segera
inisiasi menyusui dini (IMD). Bayi Ny. N.P dapat menemukan putting ibunya
dan menghisap dengan kuat dalam waktu 50 menit. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa bayi dapat menemukan putting susu ibunya dalam jangka waktu 1 jam
melakukan pengkajian fisik bayi baru lahir secara heat to tea dengan hasil bayi
Ny. N.P tidak ada tanda abnormal dan cacat, pemeriksaan tanda-tanda vital
203
termasuk BBL normal sesuaid engan pernyataan Marmi dan Rahardjo (2012)
bahwa laju jantung bayi baru lahir normal yaitu 110-180 kali permenit, suhu
normal yaitu 36,50C – 37,50C, dan Pernafasan 40-60 kali permenit. Pada
Asuhan langsung yang dilakukan peneliti pada bayi baru lahir umur 1
topi, kaos tangan dan kaos kaki serta bungkus bayi dengan kain bersih lali
intramuskular pada paha kiri untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir
kesenjangan antara kasus dan teori karena sesuai anjuran Depkes RI (2007),
perawatan tali pusat dengan air bersih, sabun dan biarkan kering sendiri
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, tali pusat
masih basah terawat kassa steril, keadaan tubuh bersih, gerakan ekstrimitas
aktif, tangisan kuat, daya menghisap kuat, warna kulit kemerahan, refleks
204
baik. Peneliti menganjurkan ibu untuk rajin memberikan ASI setiap saat bayi
inginkan (on deman) sesuai dengan pernyataan Marmi dan Rahardjo (2012)
terpenuhi. Menjelaskan pada ibu tentang cara perawatan tali pusat dan ASI
ekslusif yaitu pemberian ASI pada bayi sejak lahir sampai 6 bulan tanpa
diberikan makanan apapun. Sesuai dengan Depkes R.I (2007) pada pernyataan
WHO (2001) bahwa pemberian ASI ekslusif pada bayi sejak lahir sampai 6
anterolateral sebelah kanan bayi secara intramuskuler. Hal ini sesuai dengan
teori marmi dan Rahardjo (2012) bahwa pemberian imunisasi HB0 pada bayi
baru lahir hingga usia 7 hari untuk mencegah terinfeksi virus hepatitis B
(VHB).
Pada kunjungan neonatal saat 6 hari bayi baru lahir peneliti melakukan
pemeriksaan keadaan umum, tanda – tanda vital dan fisik dengan hasil
pemeriksaan bayi dalam batas normal, serta tali pusat sudah lepas. Hal ini
sesuai dengan penelitian Eprila dkk, (2013) bahwa perawatan tali pusat yang
baik akan meimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan lepat pada hari ke-
5 sampai hari ke-7. Peneliti memberikan penjelasan pada ibu tentang tanda
bahaya bayi baru lahir sesuai pernyataan Marmi dan Rahardjo (2012) yaitu
pernafasan kurang dari 40x/menit atau lebih dari 60x/menit, suhu badan lebih
dari 380C, hisapan saat menyusu lemah, sering muntahh, menggigil atau suara
ibu agar segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat jika terjadi salah satu
205
dari tanda bahaya pada bayi. Peneliti juga mengajarkan ibu untuk menjaga
dengan hasil pemeriksaan keadaan umum, tanda – tanda vital dan fisik bayi
dengan hasil pemeriksaan bayi dalam batas normal. Peneliti menjelaskan pada
ibu pentingnya imunisasi pada bayi sesuai dengan Depkes (2013) terdapat 5
B dari ibu ke bayi, BCG 1 kali (usia 1 bulan) mencegah penularan tuberculosis
paru, polio 4 kali (usia 1,2,3 dan 4 bulan) mencegah lumpuh layu, campak 2
kali (usia 9 dan 24 bulan) mencegah radang paru berat, serta imunisasi DPT-
untuk rutin datang ke pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk melakukan
4. Masa Nifas
kunjungan nifas pada Ny. N.P mulai dari 6 jam, 6 hari, 14 hari dan 6 minggu.
Pada kunjungan nifas pertama saat 6 jam post partum yang dilakukan
peneliti Ny. N.P mengatakan perutnya masih terasa mulas. Kasus ini sesuai
dengan teori bahwa rasa mulas ytang dialami adalah normal, menandakan
(Maritalia, 2012). Ny. N.P tidak mendapatkan Vit A saat nifasdalam kasus ini
pemberian kapsul Vit a bagi ibu nifas dapat menaikan jumlah kandungan
tanda vital dalam batas normal, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah
pusat dan pengeluaran lochea rubra. Tidak terdapat kesenjangan dengan teori
menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), lochea rubra berisi darah segar dan
mulas yang menjadi keluhan ibu saat ini, kemudian membantu Ny. D.B untuk
mobilisasi dini secara bertahap sampai ke kamar mandi karena sesuai dengan
teori Nugroho dkk (2014) yang menganjurkan ibu post partum untuk memulai
merasa lebih sehat dan kuat. Menganjurkan ibu makan makanan yang banyak
Pada kunjungan nifas kedua saat 6 hari post partum Ny. N.P
dengan hasil keadaan umum dan tanda – tanda vital dalam batas normal,
sanguinolenta. Tidak terjadi kesenjangan antara kasus dan teori karena lochea
sanguinolenta berwarna kuning berisi darah dan lendir pada hari ke 3-7 post
Ny. N.P tentang teknik menyusui yang benar dan cara perawatan payudara.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho dkk (2014) bahwa jika cara
menyusui dan perawatan payudara dilakukan dengan benar maka ibu dan bayi
dapat terhindar dari komplikasi. Peneliti menjelaskan pada ibu tentang tanda
bahaya masa nifas yaitu perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah
bersalin, suhu badan mencapai 390C, sakit kepala, nyeri pigastrik dan
rasa sakit waktu berkemih, payudara yang berubah menjadi merah, panas,
terasa sakit, kehilangan nafsu makan, rasa sakit, merah, lunak dan
Pada kunjungan nifas ketiga saat 2 minggu post partum Ny. N.P
pemeriksaan pada ibu dengan hasil keadaan umum dan tanda-tanda vital
dalam batas normal, TFU tidak teraba, pengeluaran lochea serosa. Tidak
serosa berwarna kuning cair tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum.
kembali tentang tanda bahaya masa nifas dan menganjurkan ibu segera
40 hari post partum yaitu 31 hari post partum dengan alasan peneliti akan
Ny. N.P mengatakan telah beraktifitas kembali seperti sebelum hamil. Peneliti
melakukan pemeriksaan keadaan umum dan tanda – tanda vital dalam batas
menjelaskan pada Ny. N.P bahwa waktu yang tepat untuk melakukan
penjarangan kehamilan yaitu sebelum hari ke-40 masa nifas atau segera
dan kerugian dari tiap alat kontrasepsi, dan membantu ibu untuk memilih alat
kontrasepsi yang tetap baginya, sesuai dengan Saifuddin (2012) dalam buku
panduan praktis pelayanan k esehatan maternal dan neonatal. Pada kasus Ny.
5. Keluarga Berencana
mendapat haid kembali pada tanggal 17 Juni 2017 dan sekarang ingin
memberitahu Ny. N.P bahwa saat ini keadaan ibu baik sehingga dapat menjadi
calon akseptor KB. Peneiti kemudian menjelaskan cara kerja, keuntungan dan
kerugian serta efek samping dri KB suntik 3 bulan Depo Provera, sesuai
efek samping amenorhea yang terbanyak pada lat kontrasepsi sutik. Setelah itu
Ny. N.P menyetujui dan menndatangani inform consent atas tindakan yang
kembali suntik setiap 3 bulan sekali sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
mengatakan keadaannya baik, ASI masih tetap lancar dan tidak ada keluhan
hasil pemeriksaan keadaan umum dan tanda – tanda vital dalam batas normal,
berat badan sekarang masih tetap 68 kg. peneliti menganjurkan ibu untuk tetap
atas kontrasepsi yang digunakan serta membuat pengingat untuk tidak lupa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trimester III, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga
Kotamobagu,
serta kebutuhan pada Ny. N.P, hamil Trimester III, ibu bersalin, bayi baru
3. Ditentukannya diagnosa dan masalah potensial pada Ny. N.P hamil Trimester
III, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di
4. Dilakukannya tindakan segera pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu bersalin,
bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di Puskesmas
5. Direncanakannya asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu
bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di
210
211
6. Dilaksanakannya asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu
bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di
7. Dievaluasinya asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu
bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di
8. Dilakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III,
ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di
B. Saran
bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptro keluarga berencana
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah bahan
Kotamobagu
212
c. Bagi Peneliti
Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Bayi Baru Lahir, Ibu Nifas dan Akseptor Keluarga
Berencana