Anda di halaman 1dari 61

152

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Data Umum

a. Identitas Keluarga

1) Kepala Keluarga

Nama : Tn. E.U

Umur : 25 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMU

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Kel. Gogagoman

No. Telepon : 085342920818

Rata-rata penghasilan perbulan : ± Rp. 2.000.000,00

2) Anggota Keluarga

No Nama Umur L/P Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket


Keluarga
1 N.P 22 th P Istri SMA IRT -
b. Jarak tempuh dari rumah dengan fasilitas kesehatan

1) PKM Terdekat (PKM Gogagoman): 1,8 km, PP ditempuh 10 menit

2) RS Terdekat (RS. Monompia) : 3,5 km, ditempuh 15 menit

3) Jenis Tranportasi : Bentor

c. Sarana Kesehatan Lingkungan :

Jenis jamban tangki septic, saranaair bersih sumur, dan jarak antara

jamban dan sumur > 10 meter, pembuangan sampah dibakar

152
153

2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

a. Kunjungan Pertama : Rabu, 21 Maret 2017, Pukul 15.00 WITA

Tempat : Rumah Klien

Istri Suami
Nama : Ny. N.P Nama : Tn. E.U
Umur : 22 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Mongondow/Indonesia Suku/Bangsa : Mongondow/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kel. Gogagoman Alamat : Kel. Gogagoman
No. Telepon : 085342920818 No. Telepon : 085342920818
Pengumpulandara dilakukan saat kunjungan rumah pada Ny.N.P,

dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan

tujuan kedatangan serta memberikan inform consent pada ibu dan suami

agar bersedia mendampingi sampia ibu kembali pada kondisi sebelum

hamil. Ibu dan suami telah menyetujui dan bersedia menandatangani

inform consent yang diberikan, kemudian mengisi amanat persalinan dan

memasang stiker P4K di depan rumah ibu dan mengambil foto bersama

ibu dan suami serta anak pertama ibu. Setelah itu peneliti melakukan

anamnesa hingga kunjungan selesai dan berpamitan pada ibu dan keluarga.

S : Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua dan tidak

pernah keguguran serta usia kehamilannya menjelang 8

bulan. Keluhan yang dirasakan saat ini kadang masih terasa

mual dan muntah. Ibu memiliki riwayat menstruasi yaitu

menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari, lamanya haid 5-6


154

hari dengan banyaknya 3-4 kali ganti pembalut perhari dan

tidak ada keluhan selama haid.

Riwayat kehamilan saat ini yaitu HPHT tanggal 10-08-2016

dan taksiran persalinan pada tanggal 17-05-2017. Ibu telah

melakukan ANC di Puskesmas Gogagoman sebanyak 2 kali.

Ibu telah mendapatkan tablet Fe sebanyak 30 tablet dosis 1

kali sehari, dan belum mendapatkan imunisasi tetanus

taksoid. Pergerakan janin sudah dirasakan oleh ibu. Pola

makan ibu sebelum hamil yaitu 2-3 kali sehari dengna jenis

makanan1 piring nasi, ½ mangkuk sayur, 1 potong

ikan/ayam. Setelah hamil pola makan ibu menjadi 3-4 kali

sehari dengan jenis makanan 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur,

1 potong ikan/ayam dan kadang ditambah dengan buah. Pola

eliminasi ibu sebelum BAK 3-4 kali sehari dan BAB 1-2 kali

sehari. Pola istirahat yaitu istirahat malam 7-8 jam dan jarang

tidur siang. Pola aktivitas ibu masih melakukan pekerjaan

rumah seperti memasak, mencuci, menyapu dan mengurus

anak. Perilaku kesehatan ibu baik krarena ibu tidak

mengkonsumsi minuman beralkohol atau sejenis, merokok

dan mengkonsumsi jamu. Ibu tidak memiliki riwayat

penyakit sistematik yang pernah atau sedang diderita seperti

jantung, hipertensi, diabetes melitus, asma dan hepar, anemia

berat, penyakit menular seks atau HIV/AIDS. Riwayat

kesehatan keluarga ibu baik karena dalam keluarganya pihak


155

ayah maupun pihak ibu tidak ada yang memiliki penyakin

menurun seperti hipertensi, jantung, diabetes melits, asma

hepar dan lain-lain. Riwayat sosial ibu baik karena kehamilan

saat ini direncanakan dan tidak ada kepercayaan yang

berhubungan dengan kehamilan dan nifas. Status perkawinan

ibu yaitu kawin sah 1 kali, usia perkawinan 9 tahun dengan

anggota keluarga yang tinggal serumah yaitu suami.

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84

kali.menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu badan 36,5oC,

tinggi badan 152 cm, berat badan sebelum hamil 60 kg dan

berat badan sekarang 65 kg. LILA 27 cm. pemeriksaan fisik

ibu baik yaitu kulit kepala bersih tidak berketombe, rambut

hitam tidak rontok, wajah tidak ada cloasma gravidarum,

kelopak mata tidak cekung, konjungtiva tidak pucat,sklera

tidak kuning, hidung tidak ada secret dan polip, gigi tidak ada

karies, bibir tidak pecah – pecah, telinga tidak ada serumen,

leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan

kelenjar thyroid, payudara simetris ukuran sedang, puting

menonjol, pengeluaran belum aada, benjolan tidak ada,

pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan dan tidak ada

bekas luka operasi, posisi punggun lordosis, ekstremitas

simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises, jari – jari

lengkap.
156

Pemeriksaan khusus kebidanan Palpasi Leopold I TFU 19

cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong),

Leopold II teraba bagian datar memanjang diperut kanan ibu

(Punggung) dan teraba bagian-bagian kecil diperut kiri ibu

(ekstremitas), Leopold III teraba bagian bulat, keras,

melenting (kepala) dan masih dapat digoyangkan, Leopold IV

belum dulakukan. Auskultasi denyut jangtung janin 120-130

kali/menit. Perkusi reflek patella ibu positif kiri dan kanan.

Pemeriksaan penunjang belum dilakukan.

A : G1P0A0 hamil 29-30 minggu janin intra uterin tunggal hidup

presentasi kepala.

Keadaan ibu dan janin saat ini baik.

Masalah : Mual dan muntah

Kebutuhan : KIE Pemenuhan nutrisi

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadan ibu dan janin

saat ini baik, ibu telah paham dengan keadaan diri dan

janinnya.

2. Mengimbau ibu untuk cukup istirahat yaitu istirahat

malam 8 jam dan istirahat suang 2 jam. Ibu paham dan

bersedia untuk sitirahat teratur.

3. Mengimbau ibu untuk makan makanan bergizi yaitu

makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, singkong,


157

kentang), protein nabati (kacang-kacangan), protein

hewani (tempe, ikan, telur), zat besi (sayur bayam),

vitamin (buah-buahan), dan minum air putih 8 gelas

perhari serta susu ibu hamil dan rutin konsumsi makanan

tambahan (biskuit ibu hamil). Ibu paham dan bersedia

mengkonsumsu makanna bergizi

4. Menganjurkan ibu menghabiskan 30 tablet SF yang

diberikan dari puskesmas dosis 1x1, vit B 10 tanlet dosis

2x1 dan vit C 10 tablet dosis 2x1. Ibu paham dengan dosis

yang diberikan dan bersedia menghabiskannya.

5. Mengajarkan cara minum tablet SF diminum 1 tablet

perhari menjelang tidur malam bersamaan dengan air

jeruk atau buah yang mengandung vitamin C. tablet

jangan diminum bersamaan dengan the, susu, kopi karena

akan mengganggu penyerapannya. Ibu pahan dan bersedia

melakukannya

6. Mengimbau ibu untuk menjaga personal hygiene yaitu

mandi 2 kali sehari, mengganti celana dalam apabila

terasa lembab, mengganti pakain setiap selesai mandi, dan

mencuci rambut minimal 2 kali seminggu. Ibu paham dan

bersedia menjaga personal hygiene.

7. Mengimbai ibu untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium sebanyak 2 kali pada awal kehamilan dan

akhir kehamilan agar dapat diketahui jika terjadi bahaya


158

yang dapat mengancam ibu dan janin serta dapat

dilakukan tindakan penanganannya. Ibu paham dan

bersedia untuk periksa laboratorium.

8. Mengingatkan ibu untuk tidak lupa periksa kehamilan di

fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas Kombos

sesuai tanggal yang telah d itetapkan yaitu 06-04-2017.

Ibu bersedia periksa kehamilan sesuai tanggal yang

ditetapkan.

b. Kunjungan Kedua : Kamis, 05 April 2017, Pukul 10.00 Wita

Tempat : Rumah Klien dan Puskesmas Gogagoman

S : Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik dan akan pergi ke

Puskesmas Gogagoman untuk diperiksa kehamilan.

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis,

keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg,

nadi 84 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu badan

36,50C, tinggi badan 152 cm, berat badan sebelum hamil 30

kg dan sekarang 66 kg, LILA 27 CM. palpasi Leopold I

TFU 20 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting

(bokong), Leopold II teraba bagian datar memanjang

diperut kanan ibu (Punggung) dan teraba bagian-bagian

kecil diperut kiri ibu (ekstremitas), Leopold III teraba

bagian bulat, keras, melenting (Kepala) dan masih dapat

digoyangkan, Leopold IV belum dilakukan. Auskultasi

denyut jantung janin 130 kali/menit. Pemeriksaan


159

penunjang belum dilakukan.

A : G1P0A0 hamil 30-31 minggu janin intra uterin tunggal

hidup presentasi kepala.

Keadaan ibu dan janin saat ini baik.

Masalah : Ibu belum disuntik TT pertama

Kebutuhan : Berikan Suntikan TT

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan

janin saat ini baik. Ibu telah paham dengan keadaan diri

dan janinnya

2. Menjelaskan pada ibu bahwa saat hamil harus disuntik

umunisasi tetanus taksoid sebanyak 2 kali pada usia

kehamilan 20 minggu dan usia kehamilan 24 minggu

yaitu tanggal 12-02-2017 untuk mencegah terjadinya

tetanus pada janin yang dapat membahayakan janin. Ibu

telah paham dengan pentingnya imunisasi tetanus

taksoid

3. Memberitahu ibu bahwa saat ini ibu akan disuntik

imunisasi tetanus taksoid pertama di lengan sebelah

kanan. Ibu bersedia untuk disuntik imunisasi tetanus

taksoid pertama.

4. Melakukan kolaborasi dengan bidan jaga di Puskesmas

Gogagoman untuk pemberian suntikan imunisasi tetanus


160

taksoid sebanyak 0,5 cc dengan teknik penyuntikan

secara intra muscular. Ibu telah diberikan suntikan

imunisasi tetanus taksoid pertama.

5. Melakukan kolaborasi dengan bidan jagad I Puskesmas

Gogagoman untuk pemberian 30 tablet SF dosis 1x1, 10

tamblet Vit B dosis 2x1 dan 10 tablet vit C dosis 2x1

pada ibu. Ibu pahan dengan dosis yang telah diberikan.

6. Mengingatkan ibu untuk tidak lupa periksa kehamilan di

fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas

Gogagoman sesuai tanggal yang telah ditetapkan yaitu

pada tanggal 25-04-2017. Ibu bersedia periksa kehamlan

sesuai tanggal yang ditetapkan.

c. Kunjungan Ketiga : Selasa, 25 April 2017, Pukul 16.00 WITA

Tempat : Rumah Klien

S : Ibu mengatakan keadaannya baik dan suntikan TT ke-II

telah diperoleh tanggal 08 Oktober 2016. Keluhan saat ini

pinggangnya kadang terasa gatal.

O : Keadan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosiopnal stabil, tekanan darah 120/80 mmHG, nadi 84

kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu badan 36,50C,

tinggi madan 152 cm, berat badan sebelum hamil 60 kg dan

sekaran 68 kg. LILA 27 CM. Palpasi Leopold I TFU 26 cm,

teraba bagian bulat, lunak tidak melenting (bokong),

Leopold II teraba bagian datar memanjang diperut kanan


161

ibu (punggung) dan teraba bagian-bagian kecil diperut kiri

ibu (ekstremitas), Leopold III teraba bagian bulat, keras

melenting (Kepala) dan masih dapat digoyangkan, Leopold

IV belum dilakukan. Auskultasi denyut jantung janin 134

kali/menit

A : G1P0A0 hamil 33-34 minggu janin intra uterin tunggal

hidup presentasi kepala

Keadaan ibu dan janin saat ini baik

Masalah : Sakit Pinggang

Kebutuhan : KIE tentang perubahan fisiologi

saat hamil

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak Ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan

janin saat ini baik. Ibu paham dengan keadaan diri dan

janinnya.

2. Menjelaskan pada ibu bahwa pegal – pegal pada

pinggang yang dialaminya adalah abnormal karena

posisi badan ibu yang lebih condong ke depan akibat

dari janin semakin besar sehingga berat janin tertumpuh

pada pingging dan otot-otot pinggang tertarik. Ibu telah

paham dengan penjelasan yang diberikan.

3. Mengajarkan ibu tentang tanda bahaya kehamilan

trimester III yaitu keluar darah dari jalan lahir, bengkak


162

pada wajah, tangan dan kaki, pusing yang hebat, demam

tinggi, kejang, serta penglihatan kabur. Ibu paham dan

bersedia datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika

mengalami salah satu dari tanda bahaya tersebut.

4. Mengimbau ibu untuk mengurangi pekerjaan berat agar

ibu tidak terlalu lelah dan lebih sering berjalan pada pagi

hari agar letak janin normal. Ibu bersedia melakukan

imbauan yang diberikan

5. Mengingatkan ibu untuk tidak lupa periksa kehamilan di

fasilitas kesehatan terdekat yaitu di Puskesmas

Gogagoman sesuai tanggal yang ditetapkan yaitu

tanggal 03-05-2017. Ibu bersedia periksa kehamilan

sesuai tanggal yang ditetapkan.

d. Kunjungan keempat: Rabu, 03 Mei 2017, Pukul 16.00 WITA

Tempat : Rumah Klien

S : Ibu mengatakan keadaannya baik dan telah melakukan

pemeriksaan HIB dan HB di Puskesmas Gogagoman

tanggal 23-03-2017 dengan hasil pemeriksaan yaitu HIV (-)

dan HB 11 gr%. Keluhan saat ini lebih sering buang air

kecil

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compois mentis,

keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg,

nadi 84 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu badan

36,50C, tinggi badan 152 cm., berat badan sebelum hamil 60


163

kg dan sekarang 71 kg, LILA 27 cm. Palpasi Leopold I TFU

35 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting

(bokong), Leopold II teraba bagian datar memanjang di

perut kanan ibu (Punggung) dan teraba bagian-bagian kecil

diperut kiri ibu (ekstremitas), Leopold III teraba bagian

bulan, keras, melenting (Kepala) dan sudah tidka dapat

digoyangkan, Leopold IV tangan pemeriksa divergen teraba

bagian kepala 3/5. Auskultasi denyut jantung 137 kali/menit

A : G1P0A0 hamil 35-36 minggu janin intra uterin tunggal

hidup presentasi kepala

Keadaan ibu dan janin saat ini baik.

Masalah : Sering BAK

Kebutuhan : KIE tentang perubahan fisiologi

saat hamil

Diagnosa potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan

janin saat ini baik. Ibu telah paham dengan keadaan diri

dan janinnya

2. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan fisiologi yang

terjadi saat hamil yang menyebabkan ibu sering buang

air kecil karena kepala janin mulai turun ke pintu atas

panggulsehingg keluhan sering kencing timbul lagi

karena kandung kecincing tertekan oleh berat janin. Ibu


164

telah pahan dengan penjelasan yang diberikan

3. Menjelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan HB ibu

sekarang 11 gr% masih tergolong dalam batas normal.

Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan darahnya.

4. Melakukan konseling dengan ibu tentang persiapan

persalinan yaitu ibu sudah dapat menyiapkan kebutuhan

ibu dan bayi, biaya persalinan, transportasi dan lain

sebagainya. Ibu bersedia membuat persiapan persalinan

5. Mengimbau ibu berjalan dipagi hari agar membantu

proses penurunan janin secara perlahan karena sudah

masuk bulan untuk bersalin. Ibu bersedia untuk berjalan

pagi

6. Mengingatkan pada ibu agar segera datang ke fasilitas

kesehatan terdekat jika ibu sudah mengalami tanda

persalinan seperti kekuatan his makin sering terjadi dan

teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek,

keluar lendir bercampur darah, keluar air-air dari jalan

lahir. Ibu bersedia datang ke fasilitan kesehatan terdekat

jika telah mengalami salah satu tanda yang dijelaskan.

3. Asuhan Kebidann Pada Ibu Bersalin

a. Kala I : Rabu, 17 Mei 2017, Pukul : 06.43 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat

Kota Kotamobagu
165

Ibu tiba di Puskesmas Gogagoman pada hari Rabu tanggal 17-05-

2017 pukul 06.43 Wita mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak pukul

05.21 Wita dan telah keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

Dilakukan pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran compos

mentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84

kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu badan 36,50C, berat badan

sebelum hamil 60 kg dan sekrang 71 kg. Palpasi Leopold I TFU 36 cm,

teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II teraba

bagian datar memanjang diperut kanan ibu (Punggung) dan teraba bagian-

bagian kecil diperut kiri ibu (ekstremitas), Leopold III teraba bagian bulat,

keras melenting (Kepala) dan tidak dapat digoyangkan, Leopold IV tangan

pemeriksa divergen. Auskultasi denyut jantung janin 137 kali/menit.

Tanksiran berat badan janin (TBA) 3.875 gram. HIS 4 kali dan 10 menit

frekuensi 40 detik. Pemeriksaan dalam pembukan 5-6 cm, posisi UUK

kanan depan, presentasi kepala, penurunan H II-HIII, portio tebal melunak,

ketuban utuh (+) menonjol. Dari hasil pemeriksaan tersebut maka diangkat

diagnosa ibu G1P0A0 hamil 35-36 minggu janin intra uterin tunggal hidup

presentasi kepada inpartu kala I fase aktif. Keadaan ibu dan janin saat ini

baik. Masalah yang dialami ibu merasa cemas dengan keadaannya

sehingga dibutuhkan KIE tentang ibu dan janin. Diagnosa potensial saat

ini tidaka da sehingga tidak dibutuhkan tindakan segera. Oleh karena itu

dibuat prencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atas asuhan kebidanan

sebagai berikut :
166

1) Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan janin saat ini

baik, pembukaan ibu sekarang 5-6 cm. ibu telah paham keadaan diri

dan janinnya.

2) Memberikan dukungan moral pada ibu agar tenang dalam menghadapi

persalinan nanti. Ibu merasa lebih tenang.

3) Menghadirkan suami untuk mendampingi agar rasa cemas ibu

berkurang. Ibu telah ditemani suaminya

4) Mengimbau ibu untuk tidka menahan BAK agar kandung kemih tidak

menghambat penurunan janin. Ibu bersedia untuk tidak menahan BAK

5) Mengajarkan ibu tentang teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang

saat ada his dan minta ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan

lengkap. Ibu bersedia untuk tidak meneran sebelum pembukaan

lengkap.

6) Mengimbau dan membantu ibu untuk tidur miring kiri atau sesuai

pesisi nyaman ibu agas asupan O2 ke janin tetap lancar dan membantu

mempercepat turunnya janin. Ibu merasa nyama dengan posisi tidur

miring kiri

7) Mengimbau keluarga untuk memberikan makanan dan minuman pada

ibu agar ibu memiliki tenaga mengedan saat proses persalinan nati. Ibu

telah makan roti dan minum air putih.

8) Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan saat persalinan, seperti

partu set, heating set, peralatan resusitasi, perlengkapan bayi, pakaian

ibu, cairan dekontaminasi dan alat perlindungan diri. Segala peralatan

telah siap pakai


167

9) Memantau kemajuan persalinan setiap 4 jam meliputi pembukaan

serviks, penurunan kepala bayi, dan kontraksi seriap 30 menit.

Mengobsevasi kesejahteraan ibu yaitu ukur tekanan darah dan suhu

setiap 4 jam dan nadi setiap 30 menit. Mengobservasi kesejahteraan

janin yaitu DJJ setiap 30 menit. Hasil observasi telah diisi dalam

lembar patograf.

Tabel 4. Pemantauan Kemajuan Persalinan

Jam TD N R S Pembukaan DJJ HIS


09.30 120/80 82x/m 22x/m 36,5 C 0
5-6 cm 140 x/m 4x10’/40”
10.00 80x/m 22x/m 144 x/m 4x10’/40”
10.30 82x/m 22x/m 142 x/m 4x10’/40”
11.00 82x/m 22x/m 146 x/m 4x10’/40”
11.30 84x/m 22x/m 150 x/m 4x10’/40”
12.00 80x/m 22x/m 152 x/m 5 x10’/40”
12.30 120/80
168

b. Kala II : Rabu, 17 Mei 2017, Pukul 21.42 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat

Kota Kotamobagu

Pukul 21.42 WITA ibu mengatakan ingin mengedan, nyeri

pinggang dan mulesnya tidak tertanhankan lagi. Dilakukan pemeriksaan

keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 120/80 mmHG, nadi 84 kali/menit, penafasan 22

kali/menit, suhu badan 36,50C. auskultasi denyut jantung janin 151

kali/menit. HIS 5 klai dalam 10 menit frekuensi 55 detik. Dilakukan

pemeriksaan dalam atas indikasi menilai kemajuan persalinan :

pembukaan 10 cm, dinding portio tidak ada benjolan, portio tidak teraba,

presentasi letak belakang kepala, ketuban pecah spontan warnah jernih,

penurunan HIII-HIV. Ibu memperhatikan tanda- tanda persalinan yaitu

perineum menonjol, vulva membuka , anus mengembang. Dari hasil

pemeriksaan tersebut maka diangkat diagnosa ibu G1P1A0 hamil 32-33

minggu janin intra uterin tunggal hidup presentasi kepala inpartu kala II.

Keadaan ibu dan janin saat ini baik. Masalah yang dialami ibu cemas

menghadapi persalinannya sehingga dibutuhkan KIE teknik mengedan,

teknik relaksasi, dan support mental. Diagnosa potensial saat ini tidak ada

sehingga dibutuhkan tindakan segera. Oleh karena itu dibuat perencanaan

dan evaluasi atas asuhan kebidanan sebagai berikut :

1) Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan janin saat ini

baik, pembukaan telah lengkap dan ibu akan dipimpin mengedan. Ibu

telah paham keadaan diri dan janinnya


169

2) Mempersiapkan diri menolongpersalinan dengan menggenakan alat

pelindung diri yaitu celemek, topi, maskes dan alas kaki tertutup

kemudian mencuci tangan dan mengenakan handscoen steril pada

kedua tangan. Alat pelindung diri dan kandscoen telah digunakan.

3) Membuka tutup partu set dan memperhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan. Alat dan bahan telah lengkap dan berada didekat ibu

4) Mengajarkan ibu teknik mengedan yaitu setiap ada his, kedua tangan

ibu merangkul paha dengan mata membuka melihat perut , dagu ibu

menyentuh dada, gigi beradu, bokong jangan diangkat dan tidak

bersuara selama mengedan, ibu bole beristirahat diantara kontraksi. Ibu

mengerti dan akan melaksanakannya.

5) Memberikan ibu minum saat tidak ada his. Ibu minum secangkir air

gula.

6) Melakukan pertolongan persalinan dengan prosedur APN :

a) Melahirkan kepala bayi :

Saat kepala sudah tampak 5-6 cm didepan vulva, meletakkan

handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas perut ibu,

memasang kain bersih dilipat 1/3 di bawah bokong ibu, melakukan

vulva hygiene sebanyak 3 kali. Saat sub occiput tampak di bawah

simfisis maka lindungi perineum dengan tangan kanan penolong

yang dilapisi dengan 1/3 kain pengalas bokong agar tidak terjadi

robekan. Tangan kiri berada di vertek untuk mencegah defleksi

maksimal dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran

secara perlahan atau bernafas cepat dan dangkal. Setelah kepala


170

bayi lahir, penolong mengusap muka bayi dengan kasa/kain bersih.

Lalu memeriksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher bayi.

b) Melahirkan bahu dan seluruh tubuh bayi :

Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar secaraspontan,

penolong menempatkan kedua tangan pada sisi kepaladan leher

bayi (secara biparietal). Dengan lembut gerakan kepala ke atah

bawah dan distal hingga bahu dengan lahir kemudian gerakkan

kepala ke atah atas dan distal hingga bahu belakang lahir. Lalu

pindahkan tangan kanan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi

untuk menyangga kepala, leher dan bahu belakang dan satu tangan

lain menyusuri lengan bayi, dada, punggung sampai kedua kaki

dan lahirkan seluruh tubuh bayi.

Pukul 22.30 Wita lahir bayi perempuan secara spontan dengan

letak belakang kepala. Mengklem dan menjepit tali pusat diantara

dua tempat pada tali pusat dan memotongnya.

c. Kala III : Rabu, 17 Mei 2017. Pukul 22.30 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat

Kota Kotamobagu

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan merasa lelah namun

bahagia karena banyinya telah lahir selamat dan sehat

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84

kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu badan 36,50C.

pemeriksaan abdomen TFU setinggi pusat, kandung kemih


171

kosong, kontraksi uterus baik. Terlihat tali pusat memanjang

didepan vulva

A : P1A0 Inpartu Kala III

Keadaan ibu dan bayi saat ini baik

Masalah : Ibu kelelahan

Kebutuhan : Manajemen aktif Kala III

Diagnosa potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan bayi

saat ini baik dan plasenta akan dikeluarkan. Ibu telah paham

dengan keadaan diri dan bayinya

2. Melaksanakan manajement aktif Kala III meliputi :

a) Memastikan bayi tunggal dengan cara mengecek fundus

uteri

b) Kolaborasi dengan bidan jaga dalam memberikan

suntikan oxytocin 10 UI secara intra muskuler dipaha

kanan bagian luar dengan terlebih dahulu memberitahu

ibu. Ibu bersedia disuntik

c) Melakukan pengeluaran plasenta dengan metode Kustne

yaitu peregangan tali pusat terkendali dengan cara

memindahkan klem sekitar 5-10 cm didepan vulva, saat

ada his meletakkan satu tangan di supra simfisis dan

melakukan gerakan dorso kranial dan tangan lainnya

menegangkan tali pusat searah jalan lahir, saat adanya


172

semburan darah tiba – tiba, tali pusat memanjang dan

uterus membulat maka itu tanda lepasnya plasenta, saat

plasenta nampak didepan vulva, sambut dengan kedua

tangan lalu mengeluarkan dengan diputar searah jarum

jam secara perlahan.

d) Melakukan masae fundus selama 15 detik.

3. Pukul 22.54 Wita plasenta lahir spontan lengkap dengan

selaput dan kotiledonnya. Diameter plasenta ±15 cm, tebal

±2cm, panjang ±50cm, berat ±500 gram, letak sentralis.

4. Memeriksa vulva dan vagina untuk memastikan tidak

terdapat luka laserasi yang dapat menyebabkan perdarahan.

Hasil pemeriksaan tidak terdapat luka laserasi

5. Membereskan alat dan merendam dalam larutan klorin 0,5%

membuang sampah dan membersihkan tempat tidur

(dekontaminasi). Alat-alat dalam proses dekontaminasi.

6. Memberikand an memposisikan ibu dengan meluruskan

kaki, mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan

kering serta memakaikan pembalut. Ibu telah memakai

pakaian bersih dan sedang beristirahat.

7. Mencuci tangan dengan larutan klorin 0,5% dan lepas

handscoen dalam keadaan terbalit kemudian mencuci

tangan di bawah air mengalir dan melepas APD. Penolong

telah bersih.
173

d. Kala IV : Rabu, 17 Mei 2017, Pukul 23.00 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat

Kota Kotamobagu

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules namun sangat

bahagia karena bayinya sudah lahir dan plasenta telah

dikeluarkan

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80

kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu badan 36,50C.

pemeriksaan abdomen TFU 2 jari di bawah pusat, kandung

kemih kosong, kontraksi uterus baik, total perdarahan ±150 cc.

A : P1A0

Keadaan ibu dan bayi saat ini baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Pemantauan Kala IV

Diagnose Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan bayi

saat ini baik dan ibu boleh beritirahat. Ibu paham dengan

hasil pemeriksaan.

2. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mules yang dialaminya

adalah normal dikarenakan proses involusi uteri (pengecilan

kembali rahim). Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan
174

3. Mengimbau ibu makan dan minum untuk memulihkan

kondisinya. Ibu sudah makan ½ piring nasi, ½ mangung

sayur, 1 potong ikan dan minum secangkir teh manis.

4. Membantu ibu beristirahat pada posisi yang nyaman,

biarkan bayi berada pada ibu dan anjurkan ibu untuk lebih

sering menyusui bayinya sehingga nutrisi bayi terpenuhi

dan meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi juga untuk

membantu kontraksi uterus. Ibu mengerti dan bersedia

menyusui bayinya.

5. Memantau kondisi ibu setiap 15 menit pada satu jam

pertama dan 30 menit pada satu jam kedua.

Tabel 5. Pemantauan Kala IV

Jam Waktu TD N R S TFU Kontraksi Kandung Perda


Ke Uterus Kemih Rahan
06.43 120 80 22 2 jari
/80 x/ x/ Dibawah Baik Kosong
m m Pusat
09.42 120 80 22 2 jari
/80 x/ x/ Dibawah Baik Kosong
m m 36, Pusat
22.00 120 84 24 50 2 jari ±50
1 /80 x/ x/ C Dibawah Baik Kosong CC
m m Pusat
23.00 120 84 24 2 jari
/80 x/ x/ Dibawah Baik Kosong
m m Pusat
23.15 120 84 24 2 jari
/80 x/ x/ 36, Dibawah Baik Kosong
m m 50 Pusat
2 23.56 120 84 24 C 2 jari Baik Kosong
/80 x/ x/ Dibawah
m m Pusat
175

6. Pukul 10.11 WITA ibu dan bayi dipindahkan ke ruang nifas. Ibu dan bayi

telah berada diruang nifas.

4. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

a. Asuhan BBL : Rabu, 17 Mei 2017, Pukul 20.38 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat

Kota Kotamobagu

Pukul 20.38 WITA lahir bayi laki – laki spontan dengan letak

belakang kepala. Tali pusat segera diklem dan dijepit diantara dua tempat

pada tali pusat dan memotongnya. Penilaian awal bayi bernafas spontan

dengan menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, apgar score

8-10

Tabel 6. Apgar Scor

Skore Menit
Tanda
0 1 2 0 5
Badan Seluruh
Apperance merah, tubuh 2 2
(Warna Kulit) Pucat ekstremitas kemerahan
biru
Pulse
(Denyut Nadi) Tidak Teraba < 100 > 100 1 2

Grimace (Reflek) Tidak ada Lambat Menangis


kuat 2 2
Activity Tidak ada Gerakan Gerakan
(Tonus Otot) sedikit aktif 1 2
lambat, Baik,
Respiration Tidak ada tidak teratur menangis 2 2
(Usaha Bernafas) kuat
Total Skor 8 10

Segera tubuh bayi dikeringkan menggunakan handuk untuk mencegah

hipotermi, lalu mengganti handuk yang basah dengan kain yang kering dan

melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) yaitu meletakkan bayi secara


176

tengkurap di dada ibu dan membiarkan bayi mencari sendiri putting susu

ibunya. Pukul 23.10 WITA bayi telah berhasil melakukan IMD.

Pukul 23.10 WITA saat bayi selesai menyusu peneliti kemudian

melakukan asuhan pada bayi baru lahir.

S : -

O : Keadaan umum baik, nadi 124 kali/menit, pernafasan 40

kali/menit, suhu 36,50C. ukuran antropometri, panjang badan 52

cm, berat badan 3.900 gram, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada

35 cm, lingkar lengan atas 13 cm. pemeriksaan fisik, kepala

ubun-ubun besar dab kecil rata, moulage tidak ada, caput

succedaneum tidak ada, cephal hematoma tidak ada, suturan ada.

Mata simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, bulu mata

normal, strabismus tidak ada, pupil mata normal. Lubang hidung

ada, bulu hidung belum terlihat, pernafasan cuping hidung tidak

ada, pengeluaean tidakada. Mulut simetris, palatum normal,

tidak ada palate shisis, bibir normal, tidakada labio schisis, reflek

menghisap ada, reflex rooting ada. Telinga simetris, lubang

telinga ada, pengeluaran tidak ada, pembesaran kelenjar tyrhoid

tidak teraba, pembesaran kelenjar getah bening tidak ada, reflk

menelan ada (+). Dada Simetris, gerakan dada teratur, suara

nafas tidak ada ronchi dan wheezing, bunyi jantung teratur. Perut

tidak ada benjolan atau acites, bising usus ada, tali pusar masih

basah. Fleksibelitas tulang punggung baik, tonjolan tulang

punggung tidak ada, lipatan bokong ada. Genitalia skrotum ada,


177

testis ada 2 buah dan sudah turun, lubang anus (+) ada, uretra (+)

ada. BAK pertama pukul 23.25 WITA dan BAB pertama pukul

23.25 WITA. Ekstrimitas pergerakan aktif, jari-jari lengkap,

reflek menggengga ada, reflek morro ada, reflek babinski ada.

A : Bayi Ny. N.P lahir normal cukup bulan umur 1 jam.

Keadaan bayi saat ini baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Penaganan Bayi Baru Lahir

Diagnose Potensial : Hipotermi

Tindakan Segera : Menjaga Kehangatan Bayi

P : 1. Memeriksa dan membertahu bahwa bayi dalam keadaan sehat

dan tidak ada masalah. Ibu sudah paham dengan keadaan

bayinya

2. Membersihkan tali pusat menggunakan alkafil dan biarkan

kerinf sendiri lalu bungkus dengan kasa steril. Tali pusat

terbungkus dengan akasa steril

3. Kolaborasi dengan bidan dalam pemberian Vit K 0,1 mg

secara muscular pada paha kiri untuk mencegah perdarahan

pada bayi baru lahir akibat defisiensi dan diberi salep mata

erotromisin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata bayi.

Bayi telah diberi Vit K dan salep mata

4. Memakaikan bayi pakaian bersih, topi, kaos tangan dan kaki

serta bungkus bayi dengan kain bersih lalu menghangatkan

bayi dalam pelukan ibunya. Bayi dalam keadaan hangat


178

dipelukan ibunya.

b. KN1 : dilakukan 6 jam, - 48 jam setelah lahir bayi

Tanggal : Kamis, 18 Mei 2017. Pukul 02.50 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota

Kotamobagu

S : Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dan menghisap kuat

serta pergerakan aktif

O : Keadaan umum baik, nadi 126x/menit, pernafasan 42x/menit,

suhu 36,60c, tali pusat masih basah terawatt kassa steril,

keadaan tubuh bersih, gerakan ekstrimitas aktif, tangisan kuat,

daya menghisap kuat, warna kulit kemerahan, reflek baik.

A : Bayi Ny. N.P lahir normal cukup bulan umur 6 jam

Keadaan bayi saat ini baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Perawatan Tali Pusat

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa bayi dalam keadaan

sehat dan tidak ada masalah. Ibu sudah paham dengan

keadaan bayinya.

2. Menjelaskan ibu bahwa bayinya akan diberikan suntikan

imunisasi hepatitis B pertama (HB0) untuk mencegah

terinfeksi virus hepatitis B (VHB) pada bayi. Ibu menyetujui

suntikan imunisasi HB0.


179

3. Kolaborasi dengan bidan jaga untuk penyuntikan HB0 0,5 cc

dip aha anterolateral sebelah kanan bayi secara

intramuskuler. Imunisasi HB0 telah diberikan kepada bayi.

4. Melakukan perawatan tali pusat dan mengajarkan pada ibu

yaitu dibersihkan dengan lembut menggunakan kapas yang

dibasahi air bersih dan biarkan kering sendiri jangan

membungkus dan mengoleskan apapun. Ibu bersedia

merawat tali pusat bayi

5. Memberitahu ibu bahwa bayi akan dimandikan besok pagi

karena kondisi bayi sekarang sehat. Ibu paham dengan

penjelasan yang diberikan.

c. KN II : dilakukan 3 hari – 7 hari setelah bayi lahir

Tanggal : Selasa, 23 Mei 2017, Pukul 09.00 Wita

Tempat : Rumah Klien

S : Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan tali pusat

telah lepas

O : Keadaan umum baik, nadi x/menit, pernafasan 42x/menit, suhu

36,50C, tali pusat sudah lepas, keadan tubuh bersih, gerakan

ektrimitas aktif, tangisan kuat, daya menghisap kuat, reflex baik,

nutrisi ASI frekuensi 9-10 x/hari. Istirahat 18-20 jam, BAB

frekuensi 3-4 x/hari warna kuning, BAK frekuensi 7-8x/hari

warna kuning jernih.

A : Bayi Ny. N.P lahir normal cukup bulan umur 6 hari

Keadaan bayi saat ini baik


180

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KIE tanda bahaya bayi baru lahir

Diagnose potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa bayi dalam keadaan

sehat da ntidak ada masalah. Ibu sudah paham dengan

keadaan bayinya

2. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir

meliputi pernafasan kurang dari 40x/menit atau lebih dari

60x/menit, suhu badan lebih dari 380C, hisapan saat menyusu

lemah, sering muntah, menggigil atau suara tangisan tidak

seperti biasad an sulit ditenangkan. Ibu pahan dengan tanda

bahaya bayi baru lahir

3. Mengimbau pada ibu agar segera menghubungi petugas

kesehatan atau dating ke pelayanan kesehatan terdekat jika

terjadi tanda bahaya pada bayi. Ibu bersedia dating ke

Puskesmas jika terjadi bahaya pada bayinya.

4. Mengajarkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayi,

yaitu: mandi 2x sehari, mengganti pakaian bayi setiap habis

BAB dan BAK, ataupun jika kotor dan basah. Ibu bersedia

menjaga kebersihan bayinya.


181

d. KN III : dilakukan 8 hari – 28 hari setelah lahir bayi

Tanggal : Selasa, 30 Mei 2017, Pukul 16.00 WITA

Tempat : Rumah Klien

S : Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan tidak rewel

O : Keadaan umum baik, nadi 126 x/menit, pernafasn 42 x/menit,

suhu 36,50C, keadaan tubuh bersih, gerakan ektremitas aktif,

tangisan kuat, daya menghisap kuat, reflex baik, nutrisi ASI

frekuensi 9-10x/hari, istirahat 18-20 jam, BAB frekuensi 3-4

x/hari warna kuning, BAK frekuensi 7-8 x/hari warna kuning

jernih.

A : Bayi Ny. N.P lahir normal cukup bulan umur 14 hari

Keadaan bayi saat ini baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KIE Pentingnya Imunisasi

Diagnose Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa bayi dalam keadaan

sehat dan tidak ada masalah. Ibu sudah paham dengan

keadaan bayinya.

2. Menjelaskan pada ibu tentang 5 imunisasi dasar lengkap yang

wajib didapat secara gratis di Posyandu meliputi Hepatitis B

0 (usia 0-7 hari) mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke

bayi, BCG 1 kali (usia 1 bulan) mencegah tuberculosis paru,

polio 4 kali (Usia 1,2,3 dan 4 bulan) mencegah lumpuh, layu,


182

campak 2 kali (usia 9 dan 24 bulan) mencegah radang paru

berat, serta imunisasi DPT-HB (Pentavalen) 4 kali (usia 2,3,4

dan 18 bulan mencegah difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,

Pneumonia. Ibu paham dengan pentingnya imunisasi

3. Mengimbau ibu untuk rutin dating ke pelayanan kesehatan

ibu dan anak untuk melakukan penimangan, pengisian KMS

dan pemberian imunisasi sesuai tanggal yang ditetapkan yaitu

15-06-2017. Ibu bersedia untuk rutin datang ke Puskesmas.

5. Asuhan Kebidann Pada Ibu Nifas

a. KF 1 : dialakukan 6 jam setelah persalinan

Tanggal : Kamis, 03 Mei 2017, pukul : 02.30 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota

Kotamobagu

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ASI sudah

keluar

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

semosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84

kali/menit, pernafasan 24 kali/menit, suhu badan 36,50C. palpasi

abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik.

Pemeriksaan anogenital, vulva warna kemerahan, perineum tidak

ada luka laserasi, anus tidak ada haemoroid pengeluaran

pervaginam lochea rubra

A : P1A0 post partum normal 6 jam

Keadaan ibu saat ini baik


183

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KIE ASI Ekslusif

Diagnose Potensial : Tidak ada

Tindakan segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan bayi

saat ini baik. Ibu telah paham keadaan diri dan bayinya

2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dialaminya

adalah normal, menandakan bahwa kontraksi uterus baik

sehingga mencegah terjadinya perdarahan. Ibu ,emgerti

penjelasan yang diberikan

3. Mengimbau ibu untuk rajin memberikan ASI setiap saat bayi

inginkn agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi. Ibu bersedia

memberikan ASI secara On Deman.

4. Mengajarkan pada ibu tentang ASI Ekslusif, yaitu pemberian

ASI pada bayi sejak lahir sampai 6 bulan tanpa diberikan

makanan apapun. ASI merup[akan manakan utama bagi bayi

yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena

mengandung zat anti body, meningkatkan kecerdasan dan

jalinan kasih saying antara iu dan bayi. Ibu bersedia untuk

memberikan ASI ekslusif pada bayinya.

5. Mengimbau ibu makan makanan bergizi dan banyak

mengandung kacang-kacangan untuk membantu produksi

ASI. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

6. Memantau ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap mulai


184

dari miring kiri atau kanan, duduk dan berangsur-angsur

berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Ibu telah mobilisasi dini

dan BAK.

7. Mengimbau ibu untuk menjaga kebersihan diri, yaitu mandi

2x sehari, mengganti pakaian jika basah dan kotor, mengganti

pembalut minimal 3x sehari dan menjaga kebersihan alat

genitalia dengan mencuci dari arah depan ke belakang. Ibu

mengerti apa yang telah diajarkan.

8. Mengimbau ibu cukup istirahat untuk membantu mengurangi

rasa pegal dan lelah di badannya sehingga diharapkan

kondisinya dapat segera membaik. Ibu bersedia untuk cukup

istirahat.

b. KF II : Dilakukan 6 hari setelah persalinan

Tanggal : Selasa, 07 Mei 2017, Pukul 02.00 WITA

Tempat : Rumah Klien

S : Ibu mengatakan keadaannya sehat, tidak ada keluhan serta ASI

lncar

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84

kali/menit, pernaafsan 24 kali/menit, suhu badan 36,50C. palpasi

abdomen TFU pertengahan pusat –sympisis, kontraksi uterus

baik. Pengeluaran pervaginam lochea sangiluenta

A : P1A0

Keadaan ibu saat ini baik


185

Masalahh : Tidak ada

Kebutuhan : KIE teknik menyusuio dan perawta

payudara

Diagnose Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadan ibu dan bayi saat

ini baik. Ibu telah paham keadaan diri dan bayinya

2. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu mencuci

tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, memposisikan

diri dengan duduk santai dan nyaman, oleskan sedikit ASI

pada putting susu dan areola dan biarkan kering sendiri

sebelum dan sesudah bayi menyusu, pegang bayi dengan satu

lengan, tempelkan perut bayi pada perut ibu dengan

meletakkan satu tangan bayi dibelakang badan ibu dan yag

satu di depan, kepala bayi menghadap payudara. Pegang

payudra dengan ibu hari di atas dan jari lain menopang di

bawah, sentuh sudut mulut bayi dengan putting susu, setelah

bayi membuka mulut segera msukan putting susu dan

sebagian besar areola ke mulut bayi. Ibu tidak perlu

menyangga payudara saar bayi mulai menghisap dan terus

perhatikan bayi. Setelah bayi selesai menyusu, lepas isapan

bayi dengan memasukan jari kelingking ke mulut bayi

melalui sudut mulut. Gendong bayi tegak bersandar pada

bahu ibu kemudian puggung ditepuk perlahan sampai bayi


186

bersendawa

3. Mengajarkan ibu tentang cara perawatan payudara yang baik

yaitu rajin mengganti BRA minimal 2x sehari atau jika basah

dan kotor. Kompres payudara dengan air hangat agar sirkulari

darah pada payudara lancer dan mencegah bendungan ASI,

lakukan [pemijatan payudara (dari luar ke putting susu)

terutama pada saat mandi. Ibu paham dan bersedia merawat

payudaranya.

4. Mengajarkan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas

meliputi perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml

setelah bersalin, suhu badan mencapai 390C, sakit kepala,

nyeri epigastrik dan penglihatan kabur, pembengkakan di

wajah atau ektremitas, demam, muntah, rasa sakit waktu

berkemih, payudara yang berubah menjadi merah, panas,

terasa sakit, kehilangan nafsu makan, rasa sakit, merah, lunak

dan pembengkakan di kaki, merasa sedih atau tidak mampu

mengasuh sendiri bayinya atau dirinya sendiri. Ibu paham

dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi

salah satu tanda bahaya tersebut.

c. KF III : dilakukan 14 hari setelah persalinan

Tanggal : Rabu, 30 Mei 2017, Pukul 16.00 WITA

Tempat : Rumah Klien

S : Ibu mengatakan keadaannya sehat dan tidak ada keluhan serta

ASI lancar
187

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84

kali/menit, pernafasan 24 kali/menit, suhu badan 36,50C. palpasi

abdomen TFU tidak teraba. Pengeluaran pervaginam lochea

serosa.

A : P1A0 post partum normal hari ke-14

Keadaan ibu saat ini baik.

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KIE tentang menjaga pola istirahat

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan

bayi saat ini baik. Ibu telah paham keadaan diri dan bayinya.

2. Mengimbau ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

sesuai dengan menu makanan seimbang yang meliputi

karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta

anjurkan ibu untuk mengkonsumsi susu karena ibu

membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dari pada biasanya

untuk dirinya dan bayinya. Ibu bersedia mengkonsumsi

makanan bergizi.

3. Mengimbau ibu untuk tetap memperhatikan istirahatnya agar

stamina ibu tetap terjaga dengan cara ibu tidur/istirahat ketika

bayinya sedang tidur. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang

diberikan.
188

4. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya masa nifas dan

menganjurkan ibu segera menghubungi tenaga kesehatan atau

datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi salah satu

dari tanda bahaya tersebut. Ibu bersedia datang ke fasilitas

kesehatan terdekat jika terjadi salah satu tanda bahaya

tersebut.

d. KF IV : 40 hari setelah persalinan (dilakukan 31 hari setelah persalinan)

Tanggal : Jumat, 16 Juni 2017, Pukul : 16.00 wita

Tempat : Ruma Klien

S : Ibu mengatakan keadaannya sehat dan telah beraktifitas

kembali seperti sebelum hamil

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/

menit, penafasan 24x/menit, suhu badan 36,50C, pengeluaran

pervaginam tidak ada

A : P1A0 PostPartum normal 31 hari

Keadaan ibu saat ini baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KIE tentang KB

Diagnosa potensial : Tidak ada

Tindakan segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu dan bayi

saat ini baik. Ibu telah paham keadaan diri dan bayinya
189

2. Menjelaskan pada ibu tentang waktu yang tepat untuk Ber-

KB yaitu sebelum hari ke-40 masa nifas atau segera setelah

mendapat haid. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

3. Konseling pada ibu tentang penjarangan kehamilan melalui

KB, macam-macam KB, keuntungan dan kerugian KB, dan

membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat

baginya. Ibu bersedia menggunakan KB suntik 3 bulan

Depo Provera

6. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

a. KB : Kamis, 20 Juli 2017, Pukul 10.30 WITA

Tempat : Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat

Kota Kotamobagu

S : Ibu mengatakan telah mendapat haid kembali pada tanggal

19 Juni 2017 dan sekarang ingin menggunakan kontrasepsi

KB suntik 3 bulan yang tidak mengganggu ASI.

O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi

84x/menit, penafasan 22 kali/menit, suhu badan 36,50C,

tinggi badan 152 cm, berat badan sebelum hamil 60 kg dan

sekarang 68 kg

A : P1A0 calon akseptor KB suntik 3 bulan Depo Provera

Keadaan ibu saat ini baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KIE tentang KB suntik 3 Bulan


190

Depo Provera

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu baik

sehingga ibu bisa menjadi akseptor KB suntik. Ibu telah

paham dengan keadaannya.

2. Menjelaskan pada ibu tentang cara kerja Depo Provera

adalah menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks

sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma,

menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi,

menghambat transportasi gamet oleh tuba. Ibu mengerti

dengan cara kerja KB suntik 3 bulan.

3. Menjelaskan keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu

sangan efektif, tidak berpengaruh pada hubungan suami

– istiri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius pada penyakit jantung dan gangguan

pembekuan darah, tidak berpengaruh pada produksi

ASI, dapat dipakai oleh perempuan berusia > 35 tahun

sampai premenopause. Ibu mengerti dengan keuntungan

KB suntik 3 bulan

4. Menjelaskan efek samping sering ditemukan gangguan

siklus haid memendek, perdarahan banyak atau sedikit,

perdarahan tidak teratur (Spotting), tidak haid sama

sekali, dan permasalahn pada berat badan merupakan


191

efek samping yang paling sering, terlambatnya kembali

kesuburan setelah penghentian pemakaian. Ibu

menggerti dengan efek samping KB suntik 3 bulan

Depo Provera

5. Menyiapkan inform consent atas tindakan yang akan

dilakukan . ibu telah menyetujui dan menandatangani

inform consent.

6. Menyiapkan alat dan obat KB suntik 3 bulan yaitu 1

buas disposable 3 cc, 1 flacom Depo Provera. Kapas

alkohol, alat dan obat KB telah siap.

7. Kolaborasi dengan bidan jaga di Puskesmas

Gogagoman Kota Kotamobagu untuk penyuntikan di

1/3 bokong bagian atas secara intramaskuler dengan

terlebih dahulu memberitahu ibu. Ibu bersedia untuk

disunti

8. Mengingatkan kepada ibu untuk kembali suntik setiap 3

bulan sekali sesuai jadwal yang telah ditetapkan yaitu

tanggal 17 Oktober 2017 Ibu bersedia kembali sesuai

tanggal yang ditetapkan.

b. KB : Selasa, 17 Oktober 2017. Pukul 12.00 WITA

Tempat : Rumah Klien

S : Ibu mengatakan keadaannya baik dan tidak ada keluhan

dengan kontrasepsi yang digunakan sekarang

O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan


192

emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan

22 kali/menit, suhu badan 36,50C, tinggi badan 152 cm,

berat badan sebelum menjadi akseptor KB 68 kg dan

sekarang masih tetap 68 kg

A : P1A0 akseptor KB suntik 3 bulan Depo Provera

Keadaan ibu saat ini baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Ingatkan kembali tanggal kembali

ber KB

Diagnosa potensial : Tidak ada

Tindakan segera : Tidak ada

P : 1. Memeriksa dan memberitahu bahwa keadaan ibu baik

dan tanda vital dalam batas normal. Ibu telah pahan

dengan keadaannya

2. Mengimbau ibu untuk makan makanan bergizi

seimbang seperti nasi, ikan, sayur dan buah. Ibu

bersedia mengkonsumsi makanan seimbang

3. Mengimbai ibu segera menguhubungi tenaga kesehatan

atau datang ke pelayanan kesehatan terdekat jika

mengalami keluhan dengan kontrasepsi yang digunakan.

Ibu bersedia datang ke pelayanan kesehatan terdekat

jika mengalami tanda bahayadengan kontrasepsinya.

4. Mengimbau ibu membuat pengingat untuk tidak lupa

melakukan suntik kembali tanggal yang telah


193

ditetapkan. Ibu bersedia membuat pengingat pada

kalender di rumahnya.

B. Pembahasan

Penulis akan membahan tentang Asuhan Kebidanan Komprehesif yang

diberikan pada Ny. N.P umur 22 tahun di Kelurahan Gogagoman Kecamatan

Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu. Tahap awal yang dilakukan adalah mencari

pasien di Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu kemudian penulis melakukan

kunjungan rumah pada Ny. N.P mengisi amanat persalinan dan pemasangan stiker

P4K di depat rumah ibu dan mengambil foto bersama ibu dan suami serta anak

pertama dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan serta

memberikan inform consent pada ibu dan suami agar bersedia didampingi sampai

ibu kembali pada kondisi sebelum hamil. Setelah itu penulis mlakukan

pengumpulan data dasar yang diperoleh melalui wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, dokumentasi, laporan dari tenaga kesehatan dengan status

kesehatan ibu dan melakukan kunjungan rumah

1. Masa Kehamilan

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan data yang didapat, Ny. N.P

berusia 22 tahun, dengan demikian klien tidak tergolong dalam faktor resiko

karena menurut Manuaba (2010) seorang ibu aman untuk kehamilan usia 20-

35 tahun dikarenakan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Ibu mengatakan

ini kehamilan yang pertama, hari pertama haid terakhir 10-08-2016 kemudian

peneliti menemukan tafsiran persalinan menggunakan rumus Neagle yaitu

HPHT +7 bulan +9 maka taksiran persalinan tanggal 17-05-2017 sehingga


194

dapat ditentukan usia kehamilan pada setiap kunjungan antenatal. Ditinjau dari

segi paritas dan jarak persalinan sebelumnya maka Ny. N.P dengan kehamilan

pertama dapat dikategorikan sebagai persalinan yang aman. Lama kehamilan

Ny. N.P dari konsepsi sampai persalinan adalah 40 minggu yang merupakan

kehamilan normal atau cukup bulan (aterm). Hal ini sesuai dengan pendapat

Obstetri Ginekologi Internasional dalam Prawirohardjo (2010), bahwa

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan

atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Ny. N.P selama kehamilan telah melakukan pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu sebanyak 8 kali, pada trimester I

ibu melakukan kunjungan 1 kali, trimester II sebanyak 3 kali serta pada

trimester III sebanyak 4 kali. Hal ini sesuai dengan standar WHO dalam buku

Walyani (2015) yang menganjurkan sedikitnya ibu hamil melakukan

kunjungan Antenatal Care 4 kali selama masa kehamilannya yaitu trimester I

sebanyak 1 kali, Trimester II sebanyak 1 kali dan trimester III sebanyak 2 kali.

Selama kehamilan berat badan Ny. N.P mengalami kenaikan sebesar

11 kg, tidak terjadi kesenjangan karena penambahan berat badan normal dari

mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan berkisar 11 kg – 12 kg

(Nugroho dkk,2014). Setiap kunjungan pada Ny. N.P dilakukan pengukuran

tinggi fundus uteri selalui sesuai dengan usia kehamilan sehingga tafsiran

berat janin (TBA) menurut teori Lohnson Yaitu TFU (36) – 11 x 155 gr =

3.875 gram. Janin Ny. D.B tergolong normal karena menurut Marmi dan

Rahardjo (2012), Berat badan normal yaitu 2500 gr – 4000 gr. Denyut jantung

janin selama pemeriksaank kehamilan berkisar 137-140x/menit. Menurut


195

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

(Sarwono,2005) denyut jantung janin normal 120-160 x/menit.

Selama kehamilan Ny. N.P mengkonsumsi tablet penambah darah (Fe)

sebanyak 90 tablet, tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus yang

didapat karena menurut Prawirohardjo (2010) pemberian tablet penambah

darah (Fe)selama kehamilan minimal 90tablet. Selama pemeriksaan kehamilan

Ny. N.P dilakukan pengukuran tiggi badan hanya satu kali saat pertama kali

kunjungan. Hal ini sesuai dengan teori Depkes RI (2004) yang menyatakan

bahwa pengukuran tinggi badan hanya diukur satu kali pada saat kunjungan

pertama. Pada kasus Ny. N.P telah mendapatkan suntikan imunisasi TT

(Tetanus Toxoid) sebanyak dua kali yaitu pada usia kehamilan 20 minggu dan

24 minggu. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena Menurut

Kusmiyati (2011) setiap ibu hamil harus mendapatkan Imunisasi TT minimal

2 kali selama kehamilan. Pada pemeriksaan penunjang Ny. N.P yang

dilakukan di Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota

Kotamobagu tanggal 17-05-2017 saat usia kehamilan 32-33 minggu

didapatkan hasil HIV (-) danHB 11 gr%, masih tergolong normal karena

menurut Prawirohardjo (2010) HB normal ibu hamil adalah diatas 11 gram%,

namun waktu pemeriksaan terjadi kesenjangan dengan penelitian Damanik

(2009) bahwa waktu pemeriksaan HB 2 kali selama kehamilan yaitu trimester

I dan trimester III.

Pada kasus Ny. N.P selama masa kehamilan hanya mendapatkan 8 T

pelayanan standa di Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat

Kota Kotamobagu yaitu tekanan darah, timbang dan ukur tinggi badan, tinggi
196

fundus uteri, tablet Fe, imunisasi TT, tentu wicara konseling, tekan pijat

payudara, tes HB, alasan tidak lengkapnya pelayanan tersebut karena

keterbatasan alat. Dalam hal ini terjadi kesenjangan karena tidak sesuaid

engan Pelayanan Asuhan Standar Minimal menurut Walyani, (2015) terdiri

dari 14 T yaitu tekanan darah, timbang dan ukur tinggi badan, tinggi fundus

uteri, tablet Fe, Imunisasi TT, temu wicara konseling, tekan pijat payudara, tes

Hb, terapi malaria, tes protein, urin, tes reduksi urin, terapi yodium kapsul dan

tingkat kebugaran oleharaga.

Pada usia kehamilan 12-13 minggu (Trimester I) Ny. N.P mengeluh

mual dan muntah. Menurut Nugroho dkk (2014) mual dan muntah merupakan

gejala umum yang terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan tetapi tidak

selalu. Dalam kedokteran sering dikenal Morning Sickness karena munculnya

seringkali pagi hari. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makanan-

makanan yang ringan, mudah dicerna, bila berlebihan dapat pula diberikan

obat-obatan anti muntah.

Pada kunjungan yang dilakukan peneliti saat usia kehamilan 18-19

minggu (Trimester II) ibu mengeluh kadang masih terasa mual dan ibu sudah

merasakan pergerakan janinnya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa gerakan

janin pada Primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 18 minggu,

sedangkan pada Multigravida pada kehamilan 16 minggu (Nugroho

dkk,2014). Peneliti melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda – tanda

vital, pengukuran tinggi badan berat badan dan lingkar lengan atas,

pemeriksaan fisik secara head to toe, dan pemeriksaan khusus kebidanan

yaitu palpasi Leopold teraba presentasi kepala dan masih dapat digoyangkan
197

(TFU 19cm), auskultasi DJJ 120-130 kali/menit, perkusi reflek patella positif.

Peneliti kemudian memberitahu bahwa keadaan ibu dan janin saat ini baik dan

menganjurkan agar cukup istirahat, makan makanan bergizi, menjaga

kebersihan diri, menghabiskan tablet dari Puskesmas dan mengajarkan cara

meminum tablet SF serta menganjurkan segera melakukan pemeriksaan

laboratorium.

Pada kunjungan yang dilakukan peneliti saat usia kehamilan 20-21

minggu (Trimester II) ibu mengatakan tidak ada keluhan dan bersama dengan

peneliti pergi ke Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota

Kotamobagu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Dari hasil

pemeriksaan keadaan ibu dan janin saat ini dalam batas normal. Kemudian

peneliti melakukan kolaborasi denganb idan jaga di Puskesmas Gogagoman

untuk pemberian suntikan imunisasi TT 1 (Tetanus Taksoid) pada Ny. N.P dan

menganjurkan datang kembali untuk TT II pada kehamilan 24 minggu atau

sesuai tanggal yang telah ditetapkan.

Pada kunjungan yang dilakukan peneliti saat usia kehamilan 30-31

minggu (Trimester III) ibu mengeluh kadang terasa pegal pada pinggang.

Menurut Nugroho dkk (2014) pegal pada pinggang adalah normal karena

janin semakin besar sehingga berat janin tertumpuh pada pinggang dan otot-

otot pinggang tertarik. Peneliti melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda

– tanda vital, pengukuran berat badan dan lingkar lengan atas dan pemeriksaan

khusus kebidanan yaitu palpasi leopold teraba presentasi kepala dan masih

dapat digoyangkan (TFU 26cm), auskultasi DJJ 134 kali/menit. Peneliti

kemudian memberitahu bahwa hasil pemeriksaan keadaan ibu dan janin saat
198

ini baik, kemudian peneliti menjelaskan tentang perubahan fisiologi yang

dialaminya. Saat ini serta memberitahu tentang tanda bahaya kehamilan

sesuai dengan pernyataan Pusdiknakes (2014) dalam Nugroho dkk (2014,

terdapat enam tanda bahya kehamilan selama antenatal yaitu perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat, masalah penglihatan, bengkak pada

muka atau tangan nyri abdomen yang hebat dan bayi kurang bergerak seperti

biasa.

Pada kunjungan yang dilakukan peneliti saat usia kehamilan 32-33

minggu (Trimester III) ibu mengeluh sering buang air kecil. Menurut Walyani

(2015), sering buang air kecil karena pembesaran rahim dan penurunan bayi

ke pintu atas panggul membuat tekanan pada kandung kemih. Peneliti

kemudian melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda – tanda vital,

pengukuran berat badan dan pemeriksaan khusus kebidanan yaitu palpasi

leopold teraba p[resentasi kepalad an sudah tidak dapat digoyangkan (TFU

35cm), auskultasi DJJ 137 kali/menit. Peneliti kemudian memberitahu bahwa

hasil pemeriksaan ibu dan janin saat ini baik, kemudian peneliti menjelaskan

tentang perubahan fisiologi yang dialaminya saat ini, melakukan konseling

tentang persiapan persalinan dan menganjurkan segera datang ke fasilitas

kesehatan terdekat yaitu puskesmas Gogagoman kecamatan Kotamobagu

Barat kota Kotamobagu jika sudah mengalami tanda persalinan.

2. Persalinan

Ny. N.P datang di Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu

Barat Kota Kotamobagu pada hari Rabu tanggal 17-05-2017 pukul 09.00

WITA mengeluh nyeri perut pada bagian bawah sejak pukul 05.00 WITA dan
199

telah keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. Sesuai dengan pendapat

Asri dan Clervo (2012) bahwa persalinan dimulai bila sudah dalam inpartu

yang ditandai dengan adanya perasaan distensi berkurang (lightening),

perubahan servis, lendir darah (blood show) dan lonjakan energi. Pukul 09.00

WITA di lakukan pemeriksaan dalam pada Ny. D.B dengan hasil pembukaan

5-6 cm posisi UUK kanan depan, presentasi kepala, penurunan H II-HIII, portio

tebal melunak, ketuban utuh (+) menonjol yang artinya Ny. N.P sudah dalam

fase aktif. Fase aktif dimulai sejak pembukaan serviks 4 cm hingga 10 cm dan

akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm/jam pada multipara atau lebih

dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara terjadi penurunan bagian terbawah

janin (Tando,2013). Pada kasus Ny. N.P Kala I berlangsung selama 8 Jam

tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus karena menurut Tando

(2013) pada Primigravida berlangsung selama 12 jam dan pada Multipara

sekitar 8 jam.

Pada saat Kala I berlangsung Suami Ny. N.P dihadirkan untuk

mendampingi agar rasa cemas ibu berkurang, kemudian Ny. N.P diajarkan

teknik relaksasi dan dianjurkan untuk makan dan minum, tidak menahan BAK

serta tidur miring kiri karena menurut Tando (2013) posisi berbaring miring

ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat

mengurangi kemungkinan terjadi hipoksia karena suplay oksigen tidak

terganggu dan dapat mencegah terjadinya laserari atau robekan jalan lahir

serta mempercepat turunnya janin. Dalma hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek. Selama Kala I dilakukan observasi kemajuan persalinan

serta kesejahteraan ibu dan janin. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
200

kasus karena menurut Asri dan Clervo (2012 observasi kemajuan persalinan

setiap 4 jam meliputi pembukaan serviks, penurunan kepala bayi, dan

kontraksi setiap 30 menit serta observasi kesejahteraan ibu yaitu ukur tekanan

darah dan suhu setiap 4 jam dan nadi setiap 30 menit dan observasi

kesejahteraan janin yaitu DJJ setiap 30 menit.

Pukul 12.45 WITA Ny. N.P memasuki Kala II ditandai dengan rasa

ingin mengedan, nyeri penggang dan mulesnya tidak tertahankan lagi, saat

inspeksi tampak perineum menonjol, vulva membuka, anus mengembang dan

pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukan 10 cm, dinding portio

tidak ada benjolan, portio tidak teraba, presentasi letak belakang kepala,

ketuban pecah spontan warna jernih, penurunan HIII-HIV. Tidak terdapat

kesenjangan dengan teori karena tanda dan gejala persalinan Kala II yaitu

pembukaan serviks telah lengkap (10 cm), ibu ingin meneran dengan

terjadinya kontraksi, peningkatan tekanan pada rectum/vagina, perineum

menonjol, vulva dan pingter ani membuka dan meningkatnya pengeluaran

lendir darah (Tando, 2013). Pada saat Kala II berlangsung Ny. N.P didampingi

dan diberikan dukungan emosional agar dapat meghadapi proses persalinan,

diajarkan teknik mengedan dan relaksasi, diberikan minum saat tidak ada his

dan dipimpin meneran saat ada his. Pada kasus Ny. N.P dilakukan pertolongan

persalinan sesuai prosedur 60 langkah Asuha Persalinan Normal dalam buku

Prawirohardjo (2010). Dengan demikian tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus. Pukul 13.10 WITA lahir bayi spontan dengan letak belakang

kepala. Pada kasus Ny. N.P Kala II berlangsung 1 Jam tidak terdapat
201

kesenjangan dengan teori karena lama persalinan maksimal 2 jam pada

Primipara dan 1 Jam pada Multigravida (Asri dan Clervo, 2012).

Pada Kala III asuhan langsung diberikan peeliti yaitu melakukan

manajement aktif kala III dengan memastikan bayi tunggal dengan cara

mengecek fundus uteri, mengosongkan kandung kemih, memberikan suntikan

oxytocin 10 UI secara intra muskuler dipaha kanan bagian luar, melakukan

pengeluaran plasenta dengan metode kustner. Sesuai dengan teori metode

Kustner yaitu dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atau diatas

simpisis, tali pusta ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti plasenta

belum lepas, tetapi bila diam atau maju berarti plasenta sudah lepas. Pukul

13.20 WITA plasenta lahir spontan lengkap dengan selaput dan

kotiledonnya.d iameter plasenta ±15 cm, tebal ±2 cm, panjang ±50 cm, berat

±500 gram, letak sentralis. Pada kasus Ny. N.P Kala III berlangsung selama

10 menit tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus karena menurut

Asuhan Persalinan Normal (2008) lama Kala III normal maksimal 30 menit

setelah bayi lahir. Peneliti melakukan pemeriksaan pada vulva dan vagina Ny.

N.P dengan hasil vulva dan vagina dalam keadaan utuh tidak terdapat luka

laserasi yang dapat menyebabkan perdarahan, kemudian peneliri

membereskan dan merendam alat dalam larutan klorin 0,5%. Membersihkan

tubuh ibu dan menggandi dengan pakaian bersih serta memakaikan pembalut.

Pada pengawasan Kala IV yaitu 1 jam pertama peneilti melakukan

pengawasan tiap 15 menit sekali dan pada 1 jam kedua pengawasan tiap 30

menit sekali meliputi keadaan umum dan tanda – tanda vital ibu baik, TFU 2

jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan
202

perdarahan normal. Menurut penelitian Astuti, (2014) manfaat pengawasan

Kala IV untuk mencegah perdarahan yang hebat akibat fundus yang tidak

berkontraksi dengan baik. Pada kasus Ny. N.P Kala IV berlangsung normal

dalam Asuhan Persalinan Normal (2008). Peneliti membiarkan bayi berada

dalam pelukan ibu. Hal ini sesuai dengan pendapat Saifuddin (2012) bahwa

biarkan bayi berada dalam pelukan ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan

bayi karena menyusui dapat membantu kontraksi uterus. Pukul 15.15 WITA

ibu dan bayi dipindahkan ke ruang nifas.

3. Bayi Baru Lahir dan Neonatus

Pukul 20.38 WITA lahir bayi spontan dngan letak belakang kepala.

Tali pusat segera diklem dan dijepit diantara dua tempat pada tali pusat dan

dipotong. Penilaian awal bayi bernafas spontan dengan menangis kuaw, warna

kulit kemerahan, tonus otot aktif, apgar score 8-10. Dengan demikina bayi Ny.

N.P tergolong normal karena menurut Marmi dan Rahardjo (2012), bayi

normal jika diperoleh nilai APGAR 7-10, asffiksia sedang-ringan nilai

APGAR 4-6 atau bayi menderita asfiksia berat nilai APGAR 0-3. Segera

tubuh bayi dikeringkan untuk mencegah hipotermi, kemudian dilakukan

inisiasi menyusui dini (IMD). Bayi Ny. N.P dapat menemukan putting ibunya

dan menghisap dengan kuat dalam waktu 50 menit. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa bayi dapat menemukan putting susu ibunya dalam jangka waktu 1 jam

pertama (Marmi dan Rahardjo, 2012).

Pukul 23.00 WITA saat bayi selesai menyusui peneliti kemudian

melakukan pengkajian fisik bayi baru lahir secara heat to tea dengan hasil bayi

Ny. N.P tidak ada tanda abnormal dan cacat, pemeriksaan tanda-tanda vital
203

dengan hasil nadi (124 kali/menit, pernafasan 45 kali/menit, suhu 36,50C,

termasuk BBL normal sesuaid engan pernyataan Marmi dan Rahardjo (2012)

bahwa laju jantung bayi baru lahir normal yaitu 110-180 kali permenit, suhu

normal yaitu 36,50C – 37,50C, dan Pernafasan 40-60 kali permenit. Pada

pemeriksaan antropometri didapatkan PB 52 cm, BB 3.900 gr, LK 34 cm, LD

35 cm, LILA 13 cm masih tergolong BBL Normal karena menurut teori

panjang badan normal 48cm-52cm, lingkat kepala normal 32 cm – 35cm,

lingkar dada normal 30 cm – 33cm, lingkar lengan atas normal 11 cm-14cm,

berat badan normal 2.500 gr-4.000gr (Marmi dan Rahardjo, 2012).

Asuhan langsung yang dilakukan peneliti pada bayi baru lahir umur 1

jam yaitu pencegahan hipotermi dengan memakaikan bayi pakaian bersih,

topi, kaos tangan dan kaos kaki serta bungkus bayi dengan kain bersih lali

menghangatkan bayi dalam peluan ibunya, pemberian Vit K 0,1 mg secara

intramuskular pada paha kiri untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir

akibat defisiensi dan diberi salep ertotromisi 1% untuk mencegah infeksi

pada mata bayi. Membersihkan tali pusat menggunakan alkafil lalu

membungkusnya. Pada perawatan tali pusat bayi baru lahir terdapat

kesenjangan antara kasus dan teori karena sesuai anjuran Depkes RI (2007),

perawatan tali pusat dengan air bersih, sabun dan biarkan kering sendiri

jangan membungkus dan mengoleskan apapun.

Pada kunjungan neonatal saat 6 jam bayi baru lahir penelitian

melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, tali pusat

masih basah terawat kassa steril, keadaan tubuh bersih, gerakan ekstrimitas

aktif, tangisan kuat, daya menghisap kuat, warna kulit kemerahan, refleks
204

baik. Peneliti menganjurkan ibu untuk rajin memberikan ASI setiap saat bayi

inginkan (on deman) sesuai dengan pernyataan Marmi dan Rahardjo (2012)

memberikan ASI secara normal On Deman agar kebutuhan nutrisi bayi

terpenuhi. Menjelaskan pada ibu tentang cara perawatan tali pusat dan ASI

ekslusif yaitu pemberian ASI pada bayi sejak lahir sampai 6 bulan tanpa

diberikan makanan apapun. Sesuai dengan Depkes R.I (2007) pada pernyataan

WHO (2001) bahwa pemberian ASI ekslusif pada bayi sejak lahir sampai 6

bulan tanpa diberikan makanan apapun, kemudian peneliti melakukan

kolaborasi dengan bidan jaga untuk penyuntikan HB0 0,5 cc di paha

anterolateral sebelah kanan bayi secara intramuskuler. Hal ini sesuai dengan

teori marmi dan Rahardjo (2012) bahwa pemberian imunisasi HB0 pada bayi

baru lahir hingga usia 7 hari untuk mencegah terinfeksi virus hepatitis B

(VHB).

Pada kunjungan neonatal saat 6 hari bayi baru lahir peneliti melakukan

pemeriksaan keadaan umum, tanda – tanda vital dan fisik dengan hasil

pemeriksaan bayi dalam batas normal, serta tali pusat sudah lepas. Hal ini

sesuai dengan penelitian Eprila dkk, (2013) bahwa perawatan tali pusat yang

baik akan meimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan lepat pada hari ke-

5 sampai hari ke-7. Peneliti memberikan penjelasan pada ibu tentang tanda

bahaya bayi baru lahir sesuai pernyataan Marmi dan Rahardjo (2012) yaitu

pernafasan kurang dari 40x/menit atau lebih dari 60x/menit, suhu badan lebih

dari 380C, hisapan saat menyusu lemah, sering muntahh, menggigil atau suara

tangisan tidak seperti biasa dan sulit ditenangkan, kemudioan menganjurkan

ibu agar segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat jika terjadi salah satu
205

dari tanda bahaya pada bayi. Peneliti juga mengajarkan ibu untuk menjaga

kebersihan bayinya agar bayi terhindar dari penyakit.

Pada kunjungan neonatal saat 14 jari bayi bayu lahir peneliti

melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital dan fisik bayi

dengan hasil pemeriksaan keadaan umum, tanda – tanda vital dan fisik bayi

dengan hasil pemeriksaan bayi dalam batas normal. Peneliti menjelaskan pada

ibu pentingnya imunisasi pada bayi sesuai dengan Depkes (2013) terdapat 5

jenis imunisasi dasar lengkap yang diberikan secara gratis di Posyandu

meliputi imunisasi hepatitis B 0 (usia 0-7 hari) mencegah penularan hepatitis

B dari ibu ke bayi, BCG 1 kali (usia 1 bulan) mencegah penularan tuberculosis

paru, polio 4 kali (usia 1,2,3 dan 4 bulan) mencegah lumpuh layu, campak 2

kali (usia 9 dan 24 bulan) mencegah radang paru berat, serta imunisasi DPT-

HB-HIB (Pentavalen) 4 kali (usia 2,3,4 dan 18 bulan_|) mencegah difteri,

pertusis, tetatnis, hepatitis B, Pneumonia. Peneliti juga mengingatkan ibu

untuk rutin datang ke pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk melakukan

penimbangan, pengisian KMS dan pemberian imunisasis sesuai tanggal yang

ditetapkan yaitu 28-07-2017.

4. Masa Nifas

Masa nifas berlangsung dengan normal dan baik. Penulis melakukan

kunjungan nifas pada Ny. N.P mulai dari 6 jam, 6 hari, 14 hari dan 6 minggu.

Sesuai dengan teori Ambarwati (2012), penatalaksanaan masa nifas yaitu

paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.


206

Pada kunjungan nifas pertama saat 6 jam post partum yang dilakukan

peneliti Ny. N.P mengatakan perutnya masih terasa mulas. Kasus ini sesuai

dengan teori bahwa rasa mulas ytang dialami adalah normal, menandakan

bahwa kontraksi uterus yang baik sehingga mencegah terjadinya perdarahan

(Maritalia, 2012). Ny. N.P tidak mendapatkan Vit A saat nifasdalam kasus ini

terjadi kesenjangan dengan penelitian Akbarani dan Hidayati (2015) bahwa

pemberian kapsul Vit a bagi ibu nifas dapat menaikan jumlah kandungan

vitamin A dalam ASI. Peneliti melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda-

tanda vital dalam batas normal, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah

pusat dan pengeluaran lochea rubra. Tidak terdapat kesenjangan dengan teori

menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), lochea rubra berisi darah segar dan

sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kasesosa, lanugo dan

mekonium selama 2 post partum. Peneliti menjelaskan fisiologi terjadinya rasa

mulas yang menjadi keluhan ibu saat ini, kemudian membantu Ny. D.B untuk

mobilisasi dini secara bertahap sampai ke kamar mandi karena sesuai dengan

teori Nugroho dkk (2014) yang menganjurkan ibu post partum untuk memulai

mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan agar ibu

merasa lebih sehat dan kuat. Menganjurkan ibu makan makanan yang banyak

mengandung kacang-kacangan agar produksi ASI meningkat, menganjurkan

ibu menjaga kebersihan diri dan perineum, serta cukup istirahat.

Pada kunjungan nifas kedua saat 6 hari post partum Ny. N.P

mengatakan produksi ASI lancar. Peneliti melakukan pemeriksaan pada ibu

dengan hasil keadaan umum dan tanda – tanda vital dalam batas normal,

kontraksi uterus baik, TFU pertengahan pusat sumpisis, pengeluaran lochea


207

sanguinolenta. Tidak terjadi kesenjangan antara kasus dan teori karena lochea

sanguinolenta berwarna kuning berisi darah dan lendir pada hari ke 3-7 post

partum (Walyanio dan Purwoastuti, 2015), kemudian peneliti mengajarkan

Ny. N.P tentang teknik menyusui yang benar dan cara perawatan payudara.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho dkk (2014) bahwa jika cara

menyusui dan perawatan payudara dilakukan dengan benar maka ibu dan bayi

dapat terhindar dari komplikasi. Peneliti menjelaskan pada ibu tentang tanda

bahaya masa nifas yaitu perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah

bersalin, suhu badan mencapai 390C, sakit kepala, nyeri pigastrik dan

penglihatan kabur, pembengkakan di wajah atau ekstremitas, demam, muntah,

rasa sakit waktu berkemih, payudara yang berubah menjadi merah, panas,

terasa sakit, kehilangan nafsu makan, rasa sakit, merah, lunak dan

pembengkakan kiri, merasa sedih tidak mampu mengasuh sendiri baytinya

atau dirinya sendiri.

Pada kunjungan nifas ketiga saat 2 minggu post partum Ny. N.P

mengatakan tidak ada keluhan serta ASI lancar. Peneliti melakukan

pemeriksaan tidak ada keluhan serta ASI lancar. Peneliti melakukan

pemeriksaan pada ibu dengan hasil keadaan umum dan tanda-tanda vital

dalam batas normal, TFU tidak teraba, pengeluaran lochea serosa. Tidak

terjadi kesenjangan karena menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), lochea

serosa berwarna kuning cair tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum.

Peneliti menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi dan tetap

memperhatikan istirahatnya agar stamina tetap terjaga dengan cara ibu

tidur/istirahat ketrika bayinya sedang tidur. Peneiti juga mengingatkan


208

kembali tentang tanda bahaya masa nifas dan menganjurkan ibu segera

menghubugi tenaga kesehatan atau datang ke fasilitas kesehatan terdekan jika

terjadi salahs atu dari tanda bahaya tersebut.

Pada kunjungan nifas keempat peneliti melakukan kunjungan sebelum

40 hari post partum yaitu 31 hari post partum dengan alasan peneliti akan

berakngkat mengikuti PKL-T di Bolaang Mongondow Utara. Saat kunjungan

Ny. N.P mengatakan telah beraktifitas kembali seperti sebelum hamil. Peneliti

melakukan pemeriksaan keadaan umum dan tanda – tanda vital dalam batas

ormal serta pengeluaran pervaginam sudah tidak ada. Peneliti kemudian

menjelaskan pada Ny. N.P bahwa waktu yang tepat untuk melakukan

penjarangan kehamilan yaitu sebelum hari ke-40 masa nifas atau segera

setelah mendapat haid melalui B karena Keluarga Berencana (KB) adalah

suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi sehingga dapat mewujudkan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Maritalia, 2012), kemudian peneliti

memberikan konseling tentang macam-macam alat kontrasepsi, keuntungan

dan kerugian dari tiap alat kontrasepsi, dan membantu ibu untuk memilih alat

kontrasepsi yang tetap baginya, sesuai dengan Saifuddin (2012) dalam buku

panduan praktis pelayanan k esehatan maternal dan neonatal. Pada kasus Ny.

D.B memilih alat KB suntik 3 bulan Depo Provera.

5. Keluarga Berencana

Pada kunjungan yang dilakukan peneliti, Ny. N.P mengatakan telah

mendapat haid kembali pada tanggal 17 Juni 2017 dan sekarang ingin

menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan yang tidak mengganggu ASI.


209

Dilakukan pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital dalam batas

normal, berat badan sekarang 68 kg, dari hasil pemeriksaan peneliti

memberitahu Ny. N.P bahwa saat ini keadaan ibu baik sehingga dapat menjadi

calon akseptor KB. Peneiti kemudian menjelaskan cara kerja, keuntungan dan

kerugian serta efek samping dri KB suntik 3 bulan Depo Provera, sesuai

dalam buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

(Saifuddin, 2012). Pada penelitian Munir (2007) menyatakan bahwa kejadian

efek samping amenorhea yang terbanyak pada lat kontrasepsi sutik. Setelah itu

Ny. N.P menyetujui dan menndatangani inform consent atas tindakan yang

akan dilakukan. Peneliti kemudianm,elakukan kolaborasi dengan bidan jaga

di Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu untuk penyuntikan di 1/3

bokong bagian atas secata intramuskuler. Peneliti menjelaskan ibu untuk

kembali suntik setiap 3 bulan sekali sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Pada kunjungan berikutnya yang dilakukan peneliti Ny. N.P

mengatakan keadaannya baik, ASI masih tetap lancar dan tidak ada keluhan

dengan kontrasepsi yang digunakan sekarang. Dilakukan pemeriksaan dengan

hasil pemeriksaan keadaan umum dan tanda – tanda vital dalam batas normal,

berat badan sekarang masih tetap 68 kg. peneliti menganjurkan ibu untuk tetap

mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan segera menghubungi tenaga

kesehatan atau datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami keluhan

atas kontrasepsi yang digunakan serta membuat pengingat untuk tidak lupa

suntik kembali sesuai tanggal yang telah ditetapkan.


210

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dilakukannya pengumpulan dan pengkajian data pada Ny. N.P, hamil

Trimester III, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga

berencana di Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota

Kotamobagu,

2. Disusunnya interprestasi data dasar untuk menentukan diagnosa dan masalah

serta kebutuhan pada Ny. N.P, hamil Trimester III, ibu bersalin, bayi baru

lahir, ibu nifas dan aksepteor keluarga berencana di Puskesmas Gogagoman

Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu

3. Ditentukannya diagnosa dan masalah potensial pada Ny. N.P hamil Trimester

III, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di

Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu

4. Dilakukannya tindakan segera pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu bersalin,

bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di Puskesmas

Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu

5. Direncanakannya asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu

bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di

Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu

210
211

6. Dilaksanakannya asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu

bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di

Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu

7. Dievaluasinya asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III, ibu

bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di

Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu

8. Dilakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny. N.P hamil Trimester III,

ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptor keluarga berencana di

Puskesmas Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu

B. Saran

Berdasarkan hasil penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif peneliti

mempunyai beberapa pemikiran sebagai saran dalam upaya meingkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya menurunkan Angka Kesakitan dan Angka

Kematian pada Ibu dan Bayi

a. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengevaluasi mutu pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil, ibu

bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan akseptro keluarga berencana

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah bahan

bacaan di perpustakan bagi mahasiswa STIKes Graha Medika Kota

Kotamobagu
212

c. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam Asuhan Kebidanan Pada

Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Bayi Baru Lahir, Ibu Nifas dan Akseptor Keluarga

Berencana

Anda mungkin juga menyukai