Anda di halaman 1dari 22

SYARAT-SYARAT TEKNIS (BAHAN)

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

SPESIFIKASI
Pelaksana harus melindungi Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran dari tuntutan atas
paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, Bahan dan jasa yang
digunakan
atau disediakan Pelaksana untuk pelaksanaan pekerjaan.

1. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
Pelaksana. Pelaksana harus menjelaskan secara tertulis kepada Pengawas/Kuasa Pengguna
Anggran, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau
tidak.
2. Dalam hal Pengendali Kegiatan menetapkan bahwa standar yang diajukan Pelaksana tidak
menjamin secara substansi sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka
Pelaksana harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak.
3. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para
pelaksana
yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan
lain dalam Penawaran tersebut.
4. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang
dan bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan adalah baru, belum pernah digunakan,
dari type/model yang terakhir diproduser/dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan
yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
5. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI,
PBI-1971, PUBI-1982, dsb) untuk barang, bahan dan jasa /pengerjaan/ fabrikasi dari edisi
atau revisi terakhir atau standar internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM-1979,
ACI-1977, dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari
standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau
standar negara asing.
6. Standar satuan digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan satuan ukuran
lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
7. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi terbatas pada :
1) Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 di atas
2) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk Kontrak.
3) Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
- UU tentang Lingkungan ;
- UU tentang Keselamatan Kerja ;
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja ;
- UU/PP tentang Galian C ;
- Perda terkait ; dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas
c. Alinyemen dan survei
d. Hari kerja dan jam kerja.
e. Gangguan dan keadaan darurat.
f. Penyingkiran material berlebih.

4) Spesifikasi khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu-lintas
f. Pengendalian Lingkungan
5) Spesifikasi untuk masing-masing Mata Pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar
pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka
pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :
PERUBAHAN :
Ketentuan ini berdasarkan pada standar (satu atau lebih standar pengerjaan atau
standar fabrikasi) Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
i) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari
Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf kursi/Italic.
ii) Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian dari
Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out) sehingga katakata
kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup Pekerjaan.
c. Dokumen Acuan (Standar-standar) yang digunakan.
Urutan ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan, apabila tidak digunakan
standar tertentu.

SYARAT-SYARAT TEKNIS (BAHAN)


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pekerjaan : Lanjutan Pembangunan RKB SD Negeri 58 Banda Aceh


L o k a s i : Kota Banda Aceh
Tahun Anggaran : 2010.

A. PENDAHULUAN

1. Dalam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan, bahan,peralatan
, peraturan dan tata cara kerja serta lain – lain yang dianggap perlu.
2. Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana.
3. Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana dengan kondisi
lapangan pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
4. Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta antara gambar bestek dengan
lapangan, maka kontraktor di wajibkan melapor dan mengkonsultasi dengan pengawas atau
Direksi.
5. Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang merupakan
lampiran.

 Pekerjaan yang akan Dilaksanakan


Pekerjaan Lanjutan Bangunan (Construction)
Lanjutan Pembangunan RKB SD Negeri 58 Banda Aceh

B. LINGKUP PEKERJAAN
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Beton Bertulang
III. Pekerjaan Pasangan Dinding
IV. Pekerjaan Lantai
V . Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela
VI. Pekerjaan Atap dan Plafond
VII. Pekerjaan Pengecatan
VIII.Pekerjaan penggantung dan Pengunci
IX.Pekerjaan Listrik
X .Pekerjaan Lain-Lain

.
B. URAIAN PENJELASAN

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
Lapangan Pekerjaan
Pekerjaan persiapan, Pelaksana harus menyediakan gudang, bangsal-bangsal kerja kecuali
tempat kerja yang akan ditetapkan pada waktu penunjukan setempat (BUILDING
PLOT).Semua benda-benda tak berguna seperti: tumbuh-tumbuhan, akar, alang-alang dan lain
lain harusdibersihkan/disingkirkan dari lapangan dan apabila perlu dengan menggalinya.Semua
lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan di lapangan disingkirkan, kemudian permukaan
tanahnya disesuaikan dengan tinggi duga yang dikehendaki. Bila Pelaksana membutuhkan
bangunan sementara, maka Pelaksana diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban
sendiri dengan persetujuan pengawas/Pengendali Kegiatan. Pelaksana harus menutup,
memagar lapangan kerja, pagar penutup harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
pemerintah setempat, Pelaksana diwajibkan untuk membuat pintu masuk sendiri.

Pengukuran dan Opname

Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar-
gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
- Penentuan bagian bangunan yang akan di kerjakan
- Penentuan duga
Syarat-syarat :
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
a. Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli dalam bidangnya dan
berpengalaman.
b. Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran
dimintai persetujuannya.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh Instansi yang berwenang dalam pengurusan
IMB.
Bahan-bahan dan peralatan : Theodolit, water pass serta peralatan meteran dan patok-patok
yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Pelaksana dan
harus selalu ada apabila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

Tata Kerja :
a. Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pengendali Kegiatan,Pelaksana diharuskan
untuk melaksanakan pengukuran dan opname pada setiap pekerjaan yang akan dikerjakan
sesuai dengan yang telah direncanakan
b. Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh Pengawas/Kuasa Pengguna
Anggran sebelum pekerjaan pengukuran berikutnya dilanjutkan, setiap kesalahan/ keraguan
hasil pengukuran harus diulang kembali.
c. Dalam hal Pengendali Kegiatan tidak dapat hadir pada saat pengukuran, Pemberi Tugas
dapat menunjuk/menguasakan wakilnya secara tertulis dan mempunyai hak yang sama dengan
Pemberi Tugas. Pelaksanaan pengukuran dan opname dianggap benar dan setelah dibuat
berita acara serta ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disetujui oleh Pihak Proyek.
d. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-ukurannya harus diterapkan pada
gambar rencana yang ada lengkap dengan tanda-tandanya serta harus di legalisir oleh Direksi
dan disetujui oleh Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran.

Pemasangan Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek dipasang harus mengikuti peraturan-peraturan pemerintah
setempat,sepenuhnya menjadi beban Pelaksana.

Gudang/Pondok Kerja dan Fasilitas Penunjang


 Gudang Penyimpanan Bahan
Gudang ini bertujuan untuk menyimpan semen dan bahan-bahan lain yang perlu perlindungan
cuaca. Untuk itu perlu dibuat panggung yang kuat lebih kurang 0,30 meter, tinggi dari muka
tanah agar semen dan bahan bangunan lainnya tidak tersinggung dengan tanah. Pelaksana
harus membangun sebuah bangunan sementara untuk Kantor/Bangsal pengawas dan Kantor
Pelaksana serta gudang-gudang bahan, yang akan dipergunakan selama membangun.
Barak/Tempat Kerja
Apabila tenaga kerja menginap di lapangan (harus dengan izin Pemberi Tugas),Pelaksana harus
menyediakan barak dengan fasilitas lengkap tanpa mengaganggu fasilitas Direksi Keet. Tempat
kerja harus disiapkan oleh Pelaksana untuk keperluan pekerjaan besi, pekerjaan kayu, dan
sebagainya.
Pelaksana harus menyediakan petugas keamanan untuk menjaga keselamatan Proyek dari
gangguan pencurian, pengerusakan dan lain-lain siang maupun malam. Pada pintu gerbang
lokasi proyek harus disediakan sebuah gardu jaga dan ditempatkan satu orang petugas
sepanjang hari. Pelaksana harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari.
Penerangan tersebut harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen dan bangunan
sementara.

1.1. Situasi
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
Pekerjaan yang akan dilaksanakan : Lanjutan Pembangunan RKB SD Negeri 58 Banda Aceh
.
1.2. Pekerjaan Pengukuran
1.1.1 Sebelum pekerjaan di mulai Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada
Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran, kapan pekerjaan akan di mulai.
1.1.2 Penentuan Pengukuran awal disesuaikan dengan bangunan yang sudah ada.

PASAL 2
PEKERJAAN BETON BERTULANG

2.1 Syarat-syarat Umum dan Bahan :

2.1.8 Bekesting (Cetakan Beton).


a. Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab pelaksana sepenuhnya.
b. Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta untuk
penggunaanya harus mendapat persetujuan Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran
c. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang
diinginkan oleh pihak Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran
d. Cetakan harus sedemikian rupa, rapi, kokoh dan kaku untuk menghasilkan muka beton yang
rata dan tahan terhadap getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk.
e. Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak merembes
keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.
f. Permukaan cetakan dapat diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil) untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan.
g. Pelaksanaannya harus berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi
daya lekat besi pada beton.
h. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan yang dapat menyebabkan
menurunnya daya lekat besi dan beton tersebut.

2.1.2 P e n u l a n g a n
e. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton Bertulang
disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03
f. Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang dapat
merusak beton , tulangan > Ø 14 menggunakan baja U-32, tulangan Ø 14 menggunakan
baja U-24 dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek.
g. Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
dengan persyaratan dalam Perhitungan Struktur Beton Bertulang Indonesia disesuaikan
dengan SKSNI-T-5-1991-03.
h. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :
- Beton tanpa cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 mm
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
- Beton dengan cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 mm
- Balok, kolom tidak kontak langsung dengan tanah = 30 mm
- Plat, dinding tidak kontak langsung dengan tanah = 25 mm

2.1.9 Semen
a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portlad dengan
persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-
84
b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-tempat
yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari kelembaman
hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merk semen. Pemakaian semen menurut
urutan kedatangannya untuk menghindari mengerasnya semen yang datang lebih awal

2.1.10 Aggregat Beton


a. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah
batu (stone crusher).
b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.
c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran
butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1971).
d. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar
tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar
agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah.

2.1.11 Aggregat Kasar


a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan
bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20% dari
jumlah berat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat
menurut test.

2.1.12 Aggregat Halus


a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah
batu.
b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansisubtansi\yang
merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis\subtansi tersebut lebih dari 5%
(PBI-1971).
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.
e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan
pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya
dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah.

2.1.13 Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam,
zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.

2.1.14 Peraturan
c. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syaratsyarat
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
d. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

2.2 Syarat-Syarat Pelaksanaan


2.2.1 Persiapan Pengecoran.
d. B e t o n
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan yang tepat
sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 225 kg/cm ( K 250), dengan campuran 1
Pc : 2 Ps : 2.5 Kr.
e. Perlengkapan Mengaduk
1. Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton.
Perlengkapan- erlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan
dari Direksi lapangan.
2. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diadukkan dalam mesin pengaduk
beton, yaitu "Batch Mixer" atau Portable Continious Mixer selama sedikitnya 1,5 menit
sesudah semuanya bahan dan air dicampur sekaligus dalam mixer. Mesin pengaduk tidak boleh
dibebani melebihi dari kapasitas yang telah ditetapkan.
3. Setiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengukur waktu dan
menghitung jumlah adukan. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas
lebih besar dari 1,5 m3. Direksi Lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi
dan konsistensi dari adukan ke adukan. Air harus dituang lebih dahulu dan selama pekerjaan
mencampur Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak dibenarkan.
4. Pengangkutan Adukan:
Pengangkutan adukan dengan truck pengaduk (truck mixer) dari tempat pengadukan
(Batching Plant) ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan di cor.

2.2.7 Pengecoran Beton


i. Memberitahu Pengawas/Pengendali Kegiatan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Pengawas/Pengendali Kegiatan untuk mengecor
beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa
Pelaksana dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
j. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat
telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Pengawas/Kuasa Pengguna
Anggran perlu berdasarkan kondisi tertentu.
k. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material
(segregagation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu
seperti talang, pipa, chute dsb, harus mendapat persetujuan Pengawas/Pengendali Kegiatan
l. Alat-alat penuang seperti talang, pipa, chute, dsb harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-
lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
ketinggian lebih dari 2 m. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang berisi
penuh, aduk dengan pangkalnya yang terbenam dalam adukan yang baru dituang.
m. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial set atau yang
telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.
n. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi lantai kerja
setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghindari penyerapan
air semen oleh tanah.
o. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedan beton sudah menjadi keras, dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel
yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera
setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan
harus dibersihkan.
p. Pemadatan Beton.
- Pelaksana harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan menuangkanbeton dengan
kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa menggetarkan secara berlebihan. -
Pelaksanaan penulangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Hasil beton yang
berongga-rongga dan terjadi pengantongan betonbeton tidak akan diterima.
- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar berfrekwensi
tinggi agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.
- Suhu
Suhu beton waktu di cor tidak boleh dari 320C, (ACI 1971) bila suhu dari yang ditaruk berada
antara 270 C dan 320C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung di
cor. Bila beton di cor pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton melebihi 320C,
Pelaksana harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat,
mengecor pada waktu malam hari.

2.2.8 Construction Joint (Sambungan Beton)


a. Rencana atau Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk menyelesaikan suatu struktur
secara menyeluruh. Dalam schedule itu Pengawas/Pengendali Kegiatan akan memberikan
persetujuan dimana letak construction joint tersebut.
b. Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan menyemprot air pada
permukaan beton, sesudah 2 jam tetapi kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
c. Bila cara tersebut tidak berhasil, maka dapat digunakan cara lain yang disetujui
Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran seperti dipahat.
d. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan grout
segera sebelum beton dituang. Grout terdiri dari 1 bagian semen dan 2 bagian pasir.
e. Construction Joint harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk garis tegak atau
horizontal. Bila construction joint tegak diperlukan, tulangan harus menonjol sedemikian rupa
sehingga di dapatkan suatu struktur yang monolit.Sedapat mungkin dihindarkan pada
construction joint yang horizontal, walaupun ada prosedurnya harus disetujui oleh
Pengawas/Pengendali Kegiatan.

2.2.9 Benda-benda yang Tertanam dalam Beton


d. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam
beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di cor
e. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain pada
waktu beton di cor.
f. Baut-baut anker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan diikat pada tempat dengan
menggunakan template.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
5.2.10 Pengeringan Beton
f. Semua pekerjaan beton harus dirawat dengan baik cara yang disetujui olehPengendali
Kegiatan. Segera setelah beton di cor dan difinis, maka permukaan-permukaan yang tidak
tertutup oleh cetakan harus dijaga
kehilangan kelembabannya dengan menjaga agar tetap basah secara terus menerus selama 7
(tujuh) hari.
g. Permukaan-permukaan yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton belum
melampaui harus dirawat dan dilindungi seperti permukaanpermukaan beton yang tidak
tertutup oleh cetakan.
h. Cetakan beton yang dilindungi terhadap penguapan dan tidak dibongkar selama masa
perawatan. Beton harus selalu dibasahi dengan air untuk mengurangi retak, terjadinya celah-
celah pada sambungannya.
i. Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak tersebut diatas harus dirawat dengan
air atau ditutupi dengan membran yang basah.
j. Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawat beton (curring compound) hanya
diperbolehkan pada bagian-bagian beton yang tidak ditonjolkan secara estetika. Kecuali dapat
dibuktikan pada Pengendali Kegiatan bahwa bahan-bahan tersebut tidak memberi pengaruh
buruk pada permukaan beton.

2.2.11 Pembukaan Bekesting


e. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengendali Kegiatan atau
jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran cetakan beton dapat dibongkar
lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh
Pengendali Kegiatan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan
tanggung jawab Pelaksana dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran
cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan
sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
f. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
g. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak boleh
dibongkar sebelum beton lantai diatasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan umur 28 hari
dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28 hari.
h. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan halus
di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif segar semua
bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan
adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas harus
dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar harus digosok
dengan batu karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang merata.
Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air
semen.
i. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan halus.
Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air
tidak dibenarkan sama sekali.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
PASAL 3
PEKERJAAN LANTAI

3.1 Lingkup pekerjaan


Lingkup pekerjaan lantai adalah :
a. Pemasangan keramik ruangan 40 x 40 Cm

3.2 Bahan – bahan dan Peralatan


3.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :
No Bahan Jenis Spesifikasi
1. Semen Portland Type I Disesuaikan
2. Pasir Pasang PKK I 1961 NI-5
3. Keramik KW I / Setara Standar pabrik
4. Semen Putih Type I Standar pabrik
5. Bonbon keramik Standar pabrik

3.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Sendok Semen
b. Grenda Pemotong
c. Alat – alat bantu lainnya

3.3 Peraturan dan Syarat – Syarat


3.3.1 Bahan keramik yang digunakan adalah bahan keramik jenis IKAD ( setara ) dan sesuai
dengan jenis atau merek keramik pada bangunan yang sudah ada.
3.3.3 Sudut keramik harus siku, panjang dan lebar sesuai dengan ukuran nilai yang diizinkan ±
0,4 % .
3.3.4 Apabila merk / jenis dan type bahan yang disebut diatas tidak ada boleh dipakai bahan
yang sekwalitas.
3.3.5 Sebelum pekerjaan pemasangan lantai keramik dipasang pasir urug dibawah lantai harus
padat dan rata.
3.3.6 Pemasangan lantai keramik harus rata, sambungan antara keramik harus lurus dengan
jarak yang diizinkan maksimum 2 mm, celah tersebut diisi dengan semen putih yang warnanya
di sesuaikan dengan warna keramik.
13.3.7 Untuk sambungan permukaan keramik yang tidak sama tinggi digunakan bon – bon
keramik.

3.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


33.4.1 Pastikan bagian yang akan di pasang keramik dalam keadaan kasar agar keramik dapat
menempel.
3.4.2 Pasir pasangan terlebih dahulu harus diayak sehingga tidak bercampur dengan kerikil,
lumpur dan sampah.
3.4.3 Adukan semen untuk speci keramik digunakan molen dengan campuran 1 Pc : 5 Ps (1
Portland semen : 5 Pasir).
3.4.4 Untuk mal ditarik benang dalam arah horizontal dan diagonal dengan menggunakan
selang air.
3.4.5 Setelah rata dan padat dibuat lantai beton cor setebal 7 cm dengan perbandingan
1 Pc : 3 Ps : 6 kerikil pada seluruh permukaan ruangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
3.4.7 Setelah itu baru diadakan pemasangan keramik sesuai dengan ukuran / jenis dan warna
keramik.
3.4.8 Terakhir celah – celah sambungan keramik baru diberikan semen putih yang diberi
pewarna sesuai dengan warna keramik.
3.4.9 Selesai pemasangan keramik seluruhnya dibersihkan dan dipel

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

4.1 Pekerjaan Pasangan Batu Bata


4.1.1 Ling kup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pasangan dan plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar.
4.1.2 Syarat-syarat
Standar Umum Pekerjaan ini harus mengikuti persyaratan pekerjaan beton.
4.1.3 Bahan-bahan
a. Semen portland type I atau II yakni Semen Andalas Indonesia.
b. Agregat halus seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton.
c. Agregat kasar seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton.
d. Air seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton.
e. Batu bata harus digunakan batu bata biasa dari tanah liat buatan pabrik dengan ukuran 6 x
12 x 24 cm dan harus kuat. Tidak mudah patah, dibakar dengan baik, mempunyai ukuran yang
tepat, bentuk yang teratur tidak mempunyai cacat dan mempunyai kekuatan tekan minimum
30 kg/cm2.
4.1.4 Pemasangan dan Tata Kerja :
a. Adukan semen harus diaduk dengan mesin pengaduk seperti yang dipersyaratkan dalam
pekerjaan beton.
b. Semua pemasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus dan jarak
sama. Sebelum dipasang batu bata harus dibasahi dengan air. Tebal spesie adalah 1 cm - 2 cm.
c. Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang steek setiap jarak 75 cm sesuai gambar
bestek.
d. Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah pasangan kedap air denganperbandingan 1
semen : 2 pasir (1 Pc : 2 Ps) dimulai dari sloof sampai 30 cm di atas lantai dan 20 cm dibawah
lantai.
e. Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir (1 Pc : 4 Ps) berada di atas pasangan kedap
air tersebut.
f. Benda-benda yang tertanam, pasang semua penulangan, baut-baut, angker dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk pekerjaan lain ditempatkan pada tempat yang telah
ditentukan.
g. Perawatan :
Sebelum diplester pasangan bata harus dibasahi terlebih dahulu dengan air. Contoh : Pelaksana
harus memberikan contoh dari batu bata yang digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas.

4.2 Pekerjaan Plesteran


4.2.1 Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
Plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar.

4.2.2 Syarat-syarat :
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
a. Semua permukaan pasangan batu bata, kecuali bagian-bagian yang tidak perlu diplester
seperti yang tercantum dalam dan gambar.
b. Semua kolom, balok, dinding dan langit-langit dari beton.

4.2.3 Bahan-bahan :
a. Semen Portland (PC) Tipe II seperti yang disyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No.
5-2049-1994 dan ASTM C.150-84.
b. Agregates :
- Pasir seperti yang tercantum dalam Pasal 4 kecuali bahwa pasir harus dicuci dan kecuali
apabila ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
- Pasir untuk lapisan terakhir harus bersih dicuci dan jenis silikat putih.
c. Air bersih, bebas dari minyak-minyak, asam alkali dan barang-barang organic lainnya (PUBI-
1982).

4.2.4 Penyerahan dan Penyimpanan :


a. Bahan-bahan jadi harus dalam bungkus dan ikatan asli yang masih ada nama dan merk dari
pabrik.
b. Simpanlah bahan-bahan untuk plesteran, sehingga tidak kena tanah, jauh dari tembok basah
dan harus ditutup rapat sehingga tidak kena air.

4.2.5 Tata Kerja :


a. Pemeriksaan permukaan yang akan diplester:
- Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yangberhubungan sebelum
melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran
semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik. - Bila
Pelaksana mulai mengerjakan pekerjaan ini tanpa berhubungan/melaporkan adanya alat-alat
yang tidak memenuhi syarat kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran, Pelaksana
bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil pekerjaan tersebut. Setiap perbaikan yang
diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan buruk sebelumnya, harus dikerjakan oleh
Pelaksana tanpa adanya biaya tambahan. - Persiapan dinding yang akan di plester.
1. Semua siar dipermukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam 9 - 10 mm.
2. Permukaan dinding beton yang diplesteran harus /diketrik (dibuat kasar) agar bahan
plesterannya dapat merekat.
3. Semua pekerjaan yang akan diplesteran harus disikat sampai bersih dan disiram air sebelum
bahan plesterannya ditempelkan (permukaan dindingnya harus dipelihara kelembabannya
selama seminggu
semenjak penempelan plesterannya.
b. Mencampur plesteran
- Ukurlah bahan-bahan dengan tepat dan campuran menurut proporsi yangsesuai. Cara
pengukuran harus disetujui oleh Pengawas/Kuasa Pengguna Anggran.
- Campurlah lebih dahulu bahan-bahan kering sebelum diberi air.
- Pergunakan alat-alat pencampur mekanis dari type yang disetujui untuk segala macam
campuran plesteran.
- Campuran plesteran dengan jumlah air yang sesuai sehingga diperoleh campuran yang baik.
- Tidak diizinkan untuk memakai kembali adukan yang sudah mengeras.
c. Proporsi Plesteran :
Plesteran semen portland (pc)
- Standar berdasarkan volume ; 1 bagian semen ; 4 bagian pasir
- Trassram berdasarkan volume ; 1 bagian semen ; 2 bagian pasir
Plesteran trassraam dilakukan pada daerah 30 cm diatas dan 20 cm dibawahpermukaan tanah
atau pada daerah yang basah.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
d. Penggunaan :
- Permukaan beton ; tebal min. 0,05 cm dan max. 0,8 cm.
- Permukaan batu bata ; tebal min. 1,5 cm dan max. 2 cm.
- Logam pelindung plesteran :
Tempelkan tepat pada pasangan batu bata dengan menggunakan baut-baut pengikat
sedemikian rupa sehingga lurus dan tidak miring. Logam pelindung harus rata dengan
plesteran sekitarnya.
e. Perawatan :
Jagalah agar permukaan yang baru diplester tetap basah selama 48 jam. Basahilah secukupnya
tiap-tiap plesteran, bila plesteran tersebut mulai mengeras, untuk mencegah kerusakan.
Lindungilah plesteran dari penguapan yang berlebihan selama udara panas dan kering.
f. Penambalan :
Sesudah pekerjaan selesai dilakukan, penambalan dan pelaburan yang dibutuhkan, tambalkan
sebaik-baiknya agar tambalan tidak tampak. Pekerjaan yang sudah selesai harus bersih dan
tidak ada kerusakan.
g. Perlindungan untuk pekerjaan lain :
Tutuplah pekerjaan lain dengan kantung semen atau yang lain. Singkirkan sisa-sisa plesteran
yang masuk dalam lubang-lubang yang disiapkan untuk panel listrik

PASAL 5
PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA

5.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Kosen Pintu dan Jendela
b. Pintu Panel dan Jendela
c. Jalusi / Lubang angin
5.2 Bahan-bahan dan Peralatan
5.2.1 Bahan – bahan yang diperlukan adalah :
No Bahan Jenis Spesifikasi
1. Kayu Pintu Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5
2. Kayu Jendela Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5
3. Kayu Jalusi Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5
4. Kosen Jendela Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5
6.Kaca Asahi t=5 mm Standar pabrik
5.2.2 Peralatan yang diperlukan :
a. Ketam
b. Gergaji
c. Palu
d. Alat bantu lainnya
5.3 Peraturan dan Syarat – Syarat
5.3.1 Peraturan yang digunakan adalah Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI
– 5) bila tidak ditentukan lain oleh perencana.
5.3.2 Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan
yang sekwalitas.
5.3.3 Bahan kayu yang digunakan untuk pembuatan kozen, pintu dan jendela adalah kayu klas
1 atau sejenis seumantok atau damar laut.
5.3.4 Kozen, pintu dan jendela harus diketam rapi dengan ukuran bersih didapat sesuai dengan
gambar.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
5.3.5 Bila kosen, pintu dan jendela rakitan dari Pabrik, Kontraktor diwajibkan member contoh
terlebih dahulu.
5.3.6 Pemasangan kosen, pintu jendela harus baik, tegak lurus, siku – siku, di ambil ukuran atas
dan bawah sama. Setelah dipasang pintu, jendela dapat dibuka dan
ditutup dengan sempurna.
5.3.7 Pemasangan kosen pada pasangan batu bata harus diperkuat dengan angker /dock 3/8”
8 buah setiap kosen, tergantung pada ukuran kosen tersebut.
5.3.8 Seluruh bentuk / model dari kosen, pintu dan jendela serta ventilasi harus sesuai gambar
rencana.
5.3.9 Kaca harus memenuhi specifikasi Sbb :
a. Kaca harus mutu baik
b. Ketebalan kaca 5 mm
c. Warna akan ditentukan kemudian
d. Merek dipakai Asahi Mas Setara
5.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan
5.4.1 Tentukan dan perhatikan tempat yang akan dipasang kosen sesuai dengan bentuk/model.
5.4.2 Stell kosen atas pasangan batu bata atau balok beton, kemudian diperkuat
denganbekesting / sokongan.
5.4.3 Cor kolom atau balok praktis pada pinggir kosen.
5.4.4 Setelah 7 hari sokongan dapat dibuka kembali karena beton sudah menyatu dengan
kosen.
5.4.5 Daun pintu dan jendela dipasang setelah semua kosen, siap dipasang pada tempatnya

PASAL 6
PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND

6.a. RANGKA KUDA-KUDA


6.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan Rangka kuda – kuda Baja Ringan Smar Truus
b. Lisplank papan

6.2 Bahan – bahan dan Peralatan


10.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :
a. Rangka Kuda Kuda baja Ringan, Lisplank Kayu.
c. Baut, Moor dan Plat besi

NO Bahan Jenis / Type Specifikasi


1. Rangka Kuda Kuda Baja Ringan Baja Ringan Standar Pabrik
Zincalume 75/100

2. Baut, plat Besi dan Paku Besi Baja Standar Pabrik


Galvanis
3. reng C-35 Standar Pabrik
Zincalume

4. Papan Kayu Lisplank Baik PKKI 1961NI-5

6.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah


a. Mesin Potong
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
b. Mesin gerinda
c. Mesin Bor
d. Palu
e. Water Pas
f. Meteran
g. Alat bantu

6.3 Peraturan dan Syarat – Syarat


6.3.1 Peraturan yang digunakan adalah peraturan Kontruksi dan standar pabrik.
6.3.2 Jenis bahan yang disebutkan diatas harus dipakai bahan – bahan yang sekwalitas.
Bahan rangka baja ringan yang digunakan untuk rangka kuda dan gording adalah Jenis baja
ringan standar pabrik yang telah mempunyai Lesensi SII dan telahBmempunyai sertifikat
produksi.
6.3.3 Semua sambungan harus menggunakan baut.

6.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


6.4.1 Sebelum memulai pekerjaan ini harus diperhatikan tempat peletakkan, lebar bentangan,
derajat kemiringan dan lain - lain yang diperlukan agar sesuai dengan kuda – kuda yang
direncanakan.
6.4.2 Sesuai dengan gambar rencana pilih ukuran yang yang pasti kemudian dipotong – potong
sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan.
6.4.3 Untuk memudahkan dalam pelaksanaan, sambungan dan merakit kuda – kuda
dilaksanakan dibawah atau pada permukaan tanah.
6.4.4 Apabila perakitan dibawah sudah sempurna dinaikan ke atas pada tumpuan yang telah
ditentukan.
6.5.5 Setelah semua rangka kuda – kuda naik keatas barulah diperkuat pada perletakan.
Selanjutnya dipasang ikatan angin antara satu rangka kuda – kuda dengan kuda – kuda lainnya,
Jarak antara kuda kuda Max 1,2 Meter.
6.5.6 Lesplank kayu dibuat sejajar dengan permukaan lantai atau diselang dengan air/ Water
phas.

6.b.PEKERJAAN PENUTUP ATAP


6.1 Lingkup pekerjaan
Lingkup Pekerjaan ini adalah :
a. Pemasangan Atap Seng genteng metal
b. Pemasangan Rabung seng metal dan Talang Patahan

6.2 Bahan dan Peralatan


6.2.1 Bahan – bahan yang digunakan adalah :
NO Bahan Jenis / Type Specifikasi
1. Seng Genteng Metal 0.35 Disesuaikan Standar Pabrik
2. Rabung Seng Genteng Disesuaikan Standar Pabrik
Metal Metal 0.35

6.2.2 Peralatan yang digunakan adalah:


a. Gunting Seng / Mesin Potong
b. Bor Mesin
c. Palu
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
6.3 Peraturan dan Syarat – Syarat
6.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah brosur atau standar dari pabrik.
6.3.2 Apabila jenis, merk dan type belum yang disebutkan diatas tidak ada maka dapat dipakai
bahan yang sekwalitas.
Bahan utama pekerjaan ini adalah jenis atap genteng metal dengan ketentuan:
a. Ringan, namun kuat tidak membebani konstruksi
b. Anti karat, terbuat dari bahan pilihan dan lapisan pelindung mencegah karat.
b. Anti bocor, bahan dan konstruksi pemasangannya menutup kemungkinan adanya
kebocoran, bahkan rembesan air sedikitpun.
c. Teknologi pengecatan yang tinggi pada dua bahagian sehingga warna tidak pudar dan tetap
awet.

6.3.3 Kontraktor diwajibkan memberikan contoh – contoh untuk mendapatkan persetujuan


pengawas dan perencana. Penggunaan alat bantu dan teknis pelaksanaan pemasangan agar
sesuai dengan petunjuk dari pabrik atau agen.

6.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


6.4.1 Setelah pemasangan kuda-kuda selesai baru dimulai pemasangan atap seng metal.
6.4.2 Pemasangan atap dilaksanakan mulai dari atas ke bawah. Bila seng lebih pada bagian atas
dipotong dengan menggunakan gunting seng.
6.4.3 Pemasangan atap dan pemakuan harus mengikuti standard atau pedoman yang sudah
dikeluarkan oleh pabrik.
6.4.4 Selesai pemasangan atap dilaksanakan pemasangan rabung seng dan talang patahan.

. 6.c.PEKERJAAN PLAFOND

6.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada semua ruangan dan emperan
keliling bangunan.
6.2. Persyaratan Bahan
6.2.1.Rangka langit-langit induk dipakai furing 0,35.
6.2.2.Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan selasar digunakan Triplek dengan
ketebalan 4 mm.

6.3 Pedoman Pelaksanaan


6.3.1Rangka langit-langit dipasang dengan jarak 90 cm utuk top cross dan 40 cm untuk
dbottom cross.
12.3.2 Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
12.3.3.Langit-langit dari bahan triplex tebal 4 mm/asbes dipasang pada rangka ini, dengan
memakukannya menggunakan sekrup. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada triplex yang
cacat, pecah harus diganti dengan triplex baru.
12.3.4. Pada tepi bidang dipasang list profil sesuai dengan bill of quantity

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
PASAL 7
PEKERJAAN PENGECATAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pengecatan adalah sbb :
a. Pengecatan dinding
b. Pengecatan kozen, Pintu dan Jendela

7.2 Bahan – bahan dan Peralatan :


7.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :
No Bahan Jenis Spesifikasi
1. Cat Air / Cat Tembok Cat Tembok Exterior dan Interior Standar Pabrik
2. Cat Minyak KW II Standar Pabrik
3. Dempul Tembok Kwalitas II Standar Pabrik
4. Dempul Kayu Kwalitas II Standar Pabrik
5. Kertas Gosok Standar Pabrik
7.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :
b. Kuas Roling
c. Skrap
d. Skrap Dempul

7.3 Peraturan dan Syarat – Syarat


7.3.1 Peraturan Pengecatan dan bahan sesuai standar yang dikeluarkan oleh pabrik.
7.3.2 Apabila merk bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan / merk yang
berk walitas.
7.3.3 Cat minyak digunakan kwalitas baik mudah lengket dan mengering.
7.3.4 Dempul kayu dan beton digunakan kwalitas Baik mudah lengket bila ditempelkan.
7.3.5 Semua cat diatas harus kwalitas baik dan tidak mudah pudar sekurang – kurangnya 2
tahun lamanya baik pengecatan bahagian luar maupun bahagiandalam.
7.3.7 Pengecatan sebaiknya dilakukan sampai 3 kali ulang atau sampai seluruh
pengecatan mendapat hasil yang baik tidak kelihatan lagi bercak – bercak semua
Permukaan kayu.
7.3.8 Dinding yang masih ada cat lama harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan kertas pasir (Amplas) sampai bersih dan nampak permukaan dinding kembali.
7.3.9 Urutan Pengecatan adalah sbb :
a. Dinding, Plafond : Plamur, cat dasar 1 kali dan cat warna tambah 2 kali
b. Kayu : Plamur, cat dasar 1 kali dan cat warna 3 kali
c. Tryplek : Dempul, sanding kemudian pewarna baru disemprot dengan clear.

7.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


7.4.1 Sediakan bahan cat kemudian konsultasikan dengan pengawas.
7.4.2 Seluruh permukaan dinding digosok seluruhnya sampai bersih dengan kertas Amplas.
7.4.3 Kemudian didempul atau diplamin Pada tempat yang diperlukan selanjutnya digosok
dengan Amplas sampai rata.
7.4.4 Selanjutnya di cat dengan menggunakan kuas atau kompressor di ulang – ulang sampai
rata.
7.4.5 Bahan Cat sebelum digunakan harus dicairkan dengan menggunakan air bersih atau
tihner tergantung jenis cat.
7.4.6 Untuk pengecatan yang tingginya melebihi 1,5 m harus dibuat bangku atau perancah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
PASAL 8
PEKERJAAN PENGGANTUNG & KUNCI

8.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Penggantung & Kunci adalah :
a. Pemasangan kunci
b. Engsel
c. Greder
d. Hak Angin
e. Tarikan Jendela
f. Alat – alat Penggantung lainnya
8.2 Bahan – bahan dan Peralatan
8.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :
No Bahan Jenis Spesifikasi
1. Kunci Pintu Yale / 2 x Putar (Setara) Standar pabrik
2. Engsel Nylon Ring (Setara) Standar pabrik
3. Hak Angin Standar pabrik
4. Tarikan Jendela Standar pabrik
5. Mor / baut Standar pabrik
6. Grendel Standar pabrik

8.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Paku
b. Obeng
c. Pahat
d. Gergaji
e. Alat – alat bantu Lainnya

8.3 Peraturan dan Syarat – syarat


8.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah brosur atau standarisasi pabrik.
8.3.2 Bila merk bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan / merk sekwalitas.
Sebelum dipasang alat penggantung dan kunci tersebut haru diperlihatkan contoh oleh
kontraktor kepada pengawas.
8.3.3 Jenis, type dan kwalitas dari alat penggantung & kunci harus sesuai dan serupa dengan
yang sudah ada pada bangunan tersebut.
8.3.4 Untuk setiap pintu harus dipasang 3 buah engsel dengan ukuran 4″x 3″ dan untuk
setiap jendela harus dipasang 2 buah engsel dengan ukuran 3″ x 2,5″.
8.3.5 Pada setiap daun jendela harus dipasang 2 buah Hak Angin, 2 grendel dan 1 buah
tarikan.

8.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


8.4.1 Pintu dan jendela harus terlebih dahulu di stell dengan sempurna, apabila kebesaran
harus dikecilkan dengan menggunakan ketam.
8.4.2 Selanjutnya dipasang engsel pada tempat yang telah ditentukan dengan menggunakan
mor putar.
8.4.3 Hubungan antara kozen dan jendela tidak boleh ada renggang, maksimal renggang yang
diizinkan 2 – 5 mm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
PASAL 9
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

9.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik adalah
a. Pemasangan jaringan listrik
b. Pemasangan Lampu
c. Pemasangan Bok Skring & Panel
d. Pemasangan saklar dan, Stop Kontak Dll.

9.2 Bahan – bahan dan Peralatan


9.2.1 Bahan yang digunakan adalah :
No Bahan Jenis Spesifikasi
1. Kabel NYA, NYM Standar Pabrik
2. Lampu TL dan HE Standar Pabrik
3. Saklar Broco/Setara Standar Pabrik
4. Stop Kontak Broco/Setara Standar Pabrik
5. Fitting Broco/Setara Standar Pabrik
6. Pipa Standar Pabrik
7. Box Skering Standar Pabrik
8. Panel Standar Pabrik

9.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Pahat
b. Paku
c. Tester Listrik
d. Obeng
e. Tang

9.3 Peraturan dan Syarat –syarat


9.3.1 Peraturan yang digunakan adalah peraturan dan standarisasi Listrik Indonesia.
9.3.2 Instalasi listrik harus dikerjakan oleh pihak yang ahli atau pihak Instalatur Ahli dan telah
mempunyai sertifikat baik dari pihak PLN, Instalatur juga harus mendapat persetujuan dari
Direksi. Dalam hal ini pihak kontraktor tetap bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil
pekerjaan pemasangan instalasi tersebut. Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan
diatas tidak ada maka boleh dipakai bahan yang sekwalitas.

9.3.3 Pemasangan instalasi listrik harus menggunakan sistem tegangan 220 Volt (sesuai dengan
yang telah ada). Dari panel listrik utama, didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang
memerlukannya. Semua peralatan seperti panel – panel, stop kontak, sesuai dengan peraturan
yang ada.

9.3.4 Komponen – komponen bahan instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai dengan
NI-6.
9.3.5 Sistem Pengabelan Yang dimaksud dengan sistem pengabelan ialah instalasi kabel
lengkap dengan pipa – pipa, clips, juntion boxes, cable racks, cable traya yang lain yang
dipergunakan penyelesaian instalasi kabel. Cabel – cabel primer, sekunder, maupun yang ke
lampu dan stop kontak harus dipilih dari materai yang tersebut dalam spesifikasi dan gambar,
produk dari pabrik – pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN. Kabel – kabel yang
dipasang menurut cara yang tertera dibawah ini.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
- NYA : Pemasangan harus didalam pipa pelindung baik diluar maupun di dalam dan pada
pemasangan di bawah tanah diberi pipa pelindung yang tahan kerusakan mekanis.
- NYM : pemasangan didalam tembok harus didalam pipa pelindung , sedangkan pemasangan
diluar tembok tanpa pelindung dengan menggunakan pemegang kabel (klem - sadel).

9.3.6 Lampu-lampu
Gambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu, sedangkan
untuk lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar Arsitektur. Lampu-lampu
harus dari type yang cocok dipasang ditempat yang tepat secara baik. Bagi lampu TL harus
memenuhi syarat sebagai berikut, yaitu:
a. Body atau box dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, di cat putih didepan, abu-abu
dibelakang.
b. Balast merek sinar atau sejenisnya.
c. Starter merek philips atau sejenisnya
d. Fitting
e. Tabung merek Toshiba atau Philips, warna daylight
f. Capasitor merek philips atau sejenisnya, bagi TL 40 Watt/220 Volt besarnya
2,5 micro F + 10 % + lampu pijar 40 watt dan Lampu Pijar 10 watt.
g. Pengabelan di dalam harus disolder atau dengan terminal.
h. Kap merek Sun.

9.3.7 Stop Kontak.


Gambar-gambar hanya menunjukkan letak kira-kira dari pada stop kontak dan harus
disesuaikan dengan gambar Arsitek. Untuk saklar lampu dan stop kontak dipakai merk Broco.
Jika tidak ditentukan lain dipasang 140 cm diatas lantai. Stop kontak harus sejenis terbenam
(inbouw) dengan 3 terminal (satu untuk pertahanan) dan tertutup warna putih.

9.3.8 P a n e l L i s t r i k
a. Body panel listrik harus dibuat dari besi plat, dengan tebal paling sedikit 1,5 mm.
Pelaksanaan pembuatan dilas yang kokoh dan rapi, di cat abu-abu muda dan pengeringan
dengan oven, didasari dengan cat dasar.
b. Komponen panel adalah produksi dari pabrik yang memenuhi syarat/standar yang diakui
internasional seperti DIN, VDE, AIEE atau JIS. Pemasangan komponen didalam body
sedemikian rupa harus mudah dibongkar dan dipasang kembali bila mana diadakan perawatan.
c. Pengabelan didalam panel paling kecil menggunakan kabel perpenampang 2,5 mm dan
dilaksanakan dengan menggunakan sepatu kabel (cable lug). Sambungan kabel kebeban harus
dengan blok terminal dan tiap-tiap terminal harus diberi tanda (huruf atau angka-angka) hingga
mudah waktu penyambungan kabel kebeban.

9.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


9.4.1 Sebelum panel dilakasanakan terlebih dahulu pipa resnil dipasang pada dinding batu bata,
kemudian di hirup dengan plastrium.
9.4.2 Letak kabel, saklar, stop kontak, lampu dan panel diletakkan sesuai gamba rencana atau
petunjuk pengawas.
9.4.3 Sebelum pelaksanaan plafond jaringan kabel resik diletakkan pada lagur – lagur plafond.
9.4.4 Pemasangan lampu, saklar dan stop kontak seluruhnya dipasang setelah pekerjaan
pengecatan dilaksanakan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
PASAL 10
PEKERJAAN LAIN-LAIN

10.1 Pekerjaan lain – lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus
segera ditanyakan langsung pada pengawas.
10.2 Pekerjaan lain – lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga
akanmemperoleh pekerjaan yang sempurna.
10.3 Pekerjaan lain – lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar dibuat
gambarAs build drawing serta diajukan addendum (perubahan).

PASAL 11
PENUTUP

11.1 Pemborong membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat belu
dimulai, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan, pada pandangan yang sama 4
(empat) arah muka, belakang, samping kiri dan samping kanan. Selain itu laporan harian serta
semua Berita acara yang diperlukan.
11.2 Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus
dibuat gambar As Build Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari Direksi.

Juli 2010 Disetujui oleh


Disusun oleh PPTK DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN
CV.INOCHI CONSULTANT OLAH RAGA KOTA BANDA ACEH

Ricky Andre,ST Syaridin, SPd. MPd


Direktur NIP : 132 131 181

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA
ACEH

Anda mungkin juga menyukai