TATA LAKSANA
1. Tata laksana untuk pengurangan risiko jatuh di Rumah Sakit Umum DR.RM Pratomo
dengan menggunakan 3 (tiga) pengkajian yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat
usia :
a. Usia anak-anak 0 tahun sampai 14 tahun menggunakan Scoring HUMPTY DUMPTY
b. Usia dewasa mulai 15 tahun sampai 59 tahun menggunakan SCORING MORSE
c. Usia tua atau geriatri lebih dari 59 tahun menggunakan ONTARIO /SYDNEY
II. Pengkajian risiko jatuh pada dewasa dengan SKALA MORSE FALL SCALE
1. Pengkajian risiko jatuh merupakan asesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien
masuk rumah sakit
2. Pengkajian risiko jatuh dilakukan pada pasien :
a. Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan rawat inap,
pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat IGD
b. Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian risiko jatuh
dilakukan oleh perawat atau bidan asisten dokter
c. Kiriman Dokter atau bidan luar RSUD Dr.RM Pratomo atau datang sendiri yang
langsung rawat inap oleh perawat atau bidan ruangan
d. Yang akan dilakukan operasi dengan One Day Care, pengkajian risiko jatuh
dilakukan oleh perawat Instalasi Bedah Sentral
e. Bayi yang baru lahir di RSUD Dr.RM Pratomo pengkajian risiko jatuh dilakukan
oleh perawat atau bidan.
3. Kriteria pelaksana pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat/bidan dengan
pendidikan SI/DIV/DIII keperawatan atau Kebidanan yang mempunyai STR dan
bekerja minimal 6 bulan di RSUD Dr.RM Pratomo
4. Pengkajian awal dilakukan maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang perawatan dan
pengkajian ulang dilaksanakan setiap hari dengan menuliskan pada format evaluasi
risiko jatuh di status Rekam Medis pasien rawat inap
5. Tingkat Risiko
a. Skoring 0-24 (risiko rendah)
b. Skoring 25-44 (risiko sedang)
c. > 45 (risiko tinggi)
6. Keterangan :
A.Riwayat jatuh
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sakit atau terdapat riwayat
kejadian jatuh fisiologis dalam 3 bulan terakhir ini, seperti pingsan atau gangguan
gaya berjalan, berikan skor 25. Jika pasien tidak mengalami jatuh, berikan skor 0.
B.Diagnosis sekunder
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak,
berikan skor 0.
C.Alat bantu
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30.Jika pasien
menggunakan tongkat / alat penopang, berikan skor 15. Jika pasien dapat berjalan tanpa
alat bantu, berikan skor 0.
D.Terapi intravena (terpasang infus )
Jika pasien terpasang infus, berikan skor 20; jika tidak, berikan skor 0.
E. Gaya berjalan
Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan untuk bangun dari
kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya, kepalamenunduk,
pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang - total untuk menjaga
keseimbangan dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu berjalan, dan
langkah-langkahnya pendek; berikan skor 20.
Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk; tidak dapat
mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan bantuan ringan
untuk berjalan; dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 10.
Jika pasien memiliki gays berjalan normal, berikan skor 0.
F. Status mental
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya untuk
berjalan.Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap kemampuan fisiknya, berikan
skor 15.Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor 0.
7. Intervensi Pencegahan Risiko Jatuh sebagai berikut :
A. Dengan Skoring 0-24 risiko rendah :
a. Melaksanakan intervensi risiko rendah untuk semua pasien yang masuk di rumah
sakit
b. Orientasikan pasien dengan lingkungan, menunjukkan lokasi kamar mandi,
menunjukkan tentang lokasi dan cara menggunakan bel dan cara memanggil
perawat
c. Anjurkan pasien untuk meminta bantuan sebelum pasien turun
d. Secara verbal menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang intervensi
pencegahan risiko jatuh
e. Pada laporan pergantian shift mengkomunikasikan pasien yang berisiko jatuh
kepada perawat shift berikutnya
f. Berkolaborasi dengan anggota tim multidisiplin dalam perencanaan perawatan
g. Perawat pemberiankan tanda segitiga risiko jatuh warna hijau untuk risiko rendah
pada tempat tidur pasien
h. Membantu kebutuhan pasien dalam BAK dan BAB
i. Diskusikan dengan pasien kebutuhan yang masih diperlukan
j. Pastikan jalur ke kamar mandi bebas dan terang
k. Pertimbangkan untuk menempatkan pasien di tempat tidur yang dekat dengan
kamar mandi
l. Anjurkan pasien memakai alas kaki yang anti slip atau tidak licin
B. Dengan skoring 25 - 44 (risiko sedang )
a. Melaksanakan intervensi resiko rendah untuk semua pasien yang masuk rumah
sakit
b. Orientasikan pasien dengan lingkungan dan rutinitas rumah sakit. Menunjukkan
lokasi kamar mandi, menunjukkan tentang lokasi dan cara menggunakan bel dan
cara memanggil perawat
c. Anjurkan pasien untuk meminta bantuan sebelum pasien turun
d. Secara verbal menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang intervensi
pencegahan risiko jatuh
e. Pada laporan pergantian shift mengkomunikasikan pasien yang berisiko jatuh
kepada perawat shift berikutnya
f. Berkolaboasi dengan tim multidisiplin dalam perencanaan perawatan
g. Perawat memberikan tanda segitiga risiko jatuh warna kuning untuk risiko sedang
pada tempat tidur pasien dan memasang gelang warna kuning .
h. Melakukan observasi dan memberikan kenyamanan kepada pasien setiap 2 jam,
meliputi perubahan posisi , BAK atau BAB, kebutuhan makanan dan minuman,
serta memastikan kondisi pasien dalam keadaan hangat dan kering
h. Membantu kebutuhan pasien dalam BAK dan BAB dan diskusikan dengan pasien
kebutuhan yang masih diperlukan
i. Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman yaitu memberikan posisi bed
yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta ada bedplang
j. Dekatkan meja pasien agar barang-barang yang dibutuhkan bisa terjangkau
k. Peralatan dan furniture yang tidak perlu dikamar pasien dan sekitarnya harus
disingkirkan
l. Pastikan jalur ke kamar mandi bebas dan terang
m. Pertimbangkan untuk menempatkan pasien dekat dengan kantor perawat.
n. Anjurkan pasien menggunakan alas kaki yang tidak licin atau anti slip
o. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan pada saat menerima pelayanan
kesehatan
C. Dengan skoring >45 (risiko tinggi)
a. Melaksanakan intervensi resiko rendah untuk semua pasien yang masuk rumah
sakit
b. Orientasikan pasien dengan lingkungan dan rutinitas rumah sakit, dengan
menunjukkan lokasi kamar mandi, menunjukkan tentang lokasi dan cara
memanggil perawat
c. Anjurkan pasien untuk meminta bantuan sebelum pasien turun
d. Secara verbal menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang intervensi
pencegahan risiko jatuh
e. Pada laporan pergantian shift mengkomunikasikan pasien yang berisiko jatuh
kepada perawat shift berikutnya
f. Berkolaborasi dengan anggota tim multidisiplin dalam perencanaan perawatan
g. Perawat memberikan tanda segitiga risiko jatuh warna merah untuk risiko tinggi
pada tempat tidur pasien dan memasang gelang warna kuning pada lengan pasien.
h. Melakukan observasi dan memberikan kenyamanan kepada pasien setiap 2 jam,
meliputi perubahan posisi, BAK atau BAB, kebutuhan makanan dan minuman,
serta memastikan kondisi pasien dalam keadaan hangat dan kering
i. Membantu kebutuhan pasien dalam BAK dan BAB
j. Diskusikan dengan pasien kebutuhan yang masih diperlukan
k. Adanya tinjauan farmasi klinik untuk mengevaluasi penatalaksanaan obat dalam
membantu mengurangi risiko jatuh
l. Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman yaitu memberikan posisi bed
yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta terpasang bed plang
m. Meja pasien didekatkan agar barang-barang yang dibutuhkan terjangkau
n. Peralatan dan forniture yang tidak perlu di dalam kamar pasien dan sekitarnya
harus disingkirkan
o. Anjurkan pasien memakai alas kaki yang tidak licin atau anti slip
p. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan pada saat menerima pelayanan
kesehatan
q. Pertimbangkan untuk menempatkan pasien diruangan dekat kantor perawat, untuk
pengamatan dekat atau observasi ketat
r. Pastikan bel pasien dalam kondisi baik dan selalu siap pakai.
s. Menginformasikan pada shift berikutnya bilamana pasien sering menekan bel,
pada shift sebelumnya
t. Jika intervensi risiko pencegahan risiko jatuh telah dimulai dan tidak berhasil,
gunakan restraint
u. Pemasangan tanda segitiga risiko jatuh warna merah pada tempat tidur pasien dan
gelang bewarna kuning terpasang pada gelang pasien bila risiko jatuh tinggi skor
> 45
III. Pengkajian risiko jatuh pada geriatri dengan skoring ONTARIO ATAU SYDNEY SKORING
:
1. Pengkajian risiko jatuh merupakan asesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien
masuk rumah sakit
2. Pengkajian risiko jatuh dilakukan pada pasien :
a. Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan rawat inap,
penkajian dilakukan oleh perawat IGD
b. Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian dilakukan oleh
perawat atau bidan asisten dokter
c. Kiriman dokter atau bidan luar RSUD Dr.RM Pratomo atau datang sendiri yang
langsung rawat inap oleh perawat atau bidan ruangan
d. Yang akan dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care, pengkajian risiko
jatuh dilakukan oleh perawat Instalasi Bedah Sentral
e. Bayi baru lahir di RSUD Dr.RM Pratomo pengkajian risiko jatuh oleh perawat atau
bidan
3. Kriteria pelaksana pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan dengan
pendidikan SI/DIV/DIII/Keperawatan atau kebidanan yang mempunyai STR dan
bekerja minimal 6 bulan di RSUD Dr.RM Pratomo
4. Pengkajian awal dilakukan maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang perawatan dan
pengkajian ulang dilaksanakan setiap hari (dalam 24 jam) dengan mengisi asesmen
ulang pada dokumen Rekam Medis pasien
5. Tingkat Risiko
a. Skoring 0- 5 risiko rendah
b. Skoring 6- 16 risiko sedang
c. Skoring 17- 30 risiko tinggi
6. Intervensi pencegahan risiko jatuh pada geriatri sebagai berikut :
A. Dengan skoring 0- 5 risiko rendah
a. Melaksanakan intervensi risiko rendah untuk semua pasien yang masuk di
rumah sakit
b. Orientasikan pasien dengan lingkungan dan rutinitas rumah sakit,
menunjukkan kamar mandi, menunjukkan tentang lokasi dan cara
menggunakan bel dan cara memanggil perawat
c. Anjurkan pasien untuk meminta bantuan sebelum pasien turun
d. Secara verbal menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang
intervensi pencegahan risiko jatuh
e. Pada laporan pergantian shift mengkomunikasikan pasien yang berisiko jatuh
kepada perawat shift berikutnya
f. Berkolaborasi dengan anggota tim multidisiplin dalam perencanaan perawatan
g. Perawat memberikan tanda segitiga risiko jatuh warna hijau untuk risiko
rendah pada tempat tidur pasien
h. Membantu kebutuhan pasien dalam BAK dan BAB
i. Diskusikan dengan pasien kebutuhan yang masih diperlukan
j. Urinal atau pispot harus mudah dijangkau
k. Mengevaluasi obat yang bisa atau kemungkinan menimbulkan efek samping
l. Pantau efek obat yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran, kemampuan
berjalan dan eliminasi pasien saat membuat rencana keperawatan
m. Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman yaitu memberikan posisi bed
yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta ada bedplang
n. Meja pasien didekatkan ke pasien agar barang-barang yang dibutuhkan bisa
terjangkau
o. Peralatan dan furniture yang tidak perlu di dalam kamar pasien dan sekitarnya
harus disingkirkan
p. Pastikan jalur ke kamar mandi bebas dan terang
q. Pertimbangkan untuk menempatkan pasien ditempat tidur yang dekat dengan
kamar mandi
r. Menganjurkan pasien memakai alas kaki yang tidak licin atau anti slip
B. Skoring 6- 16 risiko sedang
a. Melaksanakan intervensi resiko rendah untuk semua pasien yang masuk
rumah sakit
b. Orientasikan pasien dengan lingkungan dan rutinitas rumah sakit,
menunjukkan lokasi kamar mandi, menunjukkan tentang lokasi dan cara
menggunakan bel dan cara menggunakan bel dan cara memanggil perawat
c. Perawat memberikan tanda segitiga risiko jatuh warna kuning untuk risiko
rendah pada tempat tidur pasien dan memasang gelang warna kuning pada
pasien
d. Anjurkan pasien untuk meminta bantuan sebelum pasien turun
e. Secara verbal menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang
intervensi pencegahan risiko jatuh
f. Pada laporan pergantian shift mengkomunikasikan pasien yang berisiko jatuh
kepada perawat shift berikutnya
g. Berkolaborasi dengan anggota tim multidisiplin dalam perencanaan perawatan
h. Melakukan observasi dan memberikan kenyamanan kepada pasien setiap 2
jam, meliputi perubahan posisi, BAK atau BAB, kebutuhan makanan dan
minuman, serta memastikan kondisi pasien dalam keadaan hangat dan kering
i. Diskusikan dengan pasien kebutuhan yang masih diperlukan
j. Mengevaluasi obat yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran, kemampuan
berjalan dan eliminasi pasien saat membuat rencana keperawatan
k. Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman yaitu memberikan posisi bed
yang rendah, dengan rem pada roda terkunci, serta ada bedplangnya
l. Meja pasien didekatkan agar barang- barang yang dibutuhkan bisa terjangkau
m. Pastikan jalur ke kamar mandi bebas dan terang
n. Pertimbangkan untuk menempatkan pasien di tempat tidur yang dekat dengan
kamar mandi
o. Gunakan pencahayaan yang baik
p. Anjurkan pasien memakai alas kaki yang tidak licin atau anti slip
q. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan pada saat menerima pelayanan
kesehatan