Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ARGUMENTASI

Pelanggaran Kode Etik Ketua DPR RI Ditinjau dari


Ilmu Kalam

Disusun oleh:
BELLA AZIS DEWANTI PUTRI
15522076

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TAHUN 2015
Pelanggaran Kode Etik Ketua DPR RI Ditinjau dari Ilmu
Kalam

Ketua DPR RI saat ini adalah Setya Novanto atau publik biasa memanggilnya Setnov. Ia
merupakan politikus kawakan Golkar. Ia menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Golkar pada
periode kepemimpinan Aburizal Bakrie alias Ical yang disahkan pada Musyawarah Nasional Riau
2009. Saat ini Setnov berada di kubu Ical hasil Munas Bali 2014 dengan jabatan Wakil Ketua
Umum Partai Golkar.
.

Setnov bukan tergolong legislator vokal di DPR. Namun dia jelas bukan wajah baru di
parlemen. Menjadi anggota DPR persis setahun setelah Soeharto jatuh dan sejak itu kursi
Dewan tak pernah lepas dari genggamannya.
.

Berarti Setnov telah menyandang jabatan wakil rakyat selama empat periode berturut-
turut, yakni 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014 sebagai Ketua Fraksi Golkar, dan kini 2014-2019
menjabat Ketua DPR. Ia terpilih dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II.
Setya Novanto membangun relasi (politik)nya bak membangun jaring laba-laba yang
kuat. Tapi belakangan jaring itu berbanding lurus dengan banyaknya kasus-kasus yang berputar
di sekitarnya. Dimulai dari kasus pengalihan hak tagih Bank Bali, penyelundupan beras Vietnam,
impor limbah beracun, proyek pembangunan venue Pekan Olahraga Nasional 2012 yang
menjerat Gubernur Riau Rusli Zainal, hingga disebut Nazaruddin dalam kasus KTP elektronik.
Ditambah saat ini Setya Novanto begitu tersohor dengan terbongkarnya kasus “Papa Minta
Saham” yang merupakan rekaman pembicaraannya dengan presiden direktur PT Freeport.
Kasus “Papa Minta Saham” tersebut semakin menguatkan bahwa Setya Novanto telah
melakukan pelanggaran kode etik sebagai Ketua DPR RI.
Kembali ke dalam pembicaraan ilmu kalam. Konsep ilmu kalam dapat ditelusuri dari akar
katanya. Secara etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar
dengan menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas
atau logika.
Menurut Syekh Muhammad Abduh, ilmu kalam ialah ilmu yang membahas tentang
wujud Allah, sifat-sifat wajib yang ada bagi-Nya, sifat-sifat jaiz yang disifatkan bagi-Nya, dan
sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu, ilmu kalam juga membahas tentang rasul-rasul
Allah untuk mentapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal-hal yang jaiz
yang dihubungkan kepada diri mereka.
Aliran-aliran yang berada dalam ilmu kalam ada banyak macamnya, di antaranya adalah
Aliran Khowarij, Aliran Murji’ah, Aliran Syi’ah, Aliran Jabariyah, Aliran Qadariyah, Aliran
Mu’tazilah, dan Aliran Ahu Sunnah Wal Jamaah/Sunni. Tetapi saat ini penulis hanya terfokus
pada dua aliran saja yaitu Aliran Jabariyah dan Aliran Qadariyah.
1. Aliran Jabariyah
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung pengertian
memaksa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari
kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu.
Salah satu sifat dari Allah adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan
secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia
mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).
Menurut Harun Nasution, Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa
segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah.
Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan
kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini
manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan.
Ada yang mengistilahlkan bahwa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan
Tuhan sebagai dalangnya.
Dasar pemahaman pada aliran jabariyah ini dijelaskan Al Qur’an di antaranya :
 QS. Al-saffat; 96 “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu”.
 QS. Al Insan; 30 “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila
dikehendaki Allah”.
2. Aliran Qadariyah
Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari bahasa Arab,
yaitu qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara termenologi
istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diinrvensi
oleh Allah. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi
segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan
manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya.
Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa
manusia-manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan
berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka
yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki
kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan,
mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk.
Dasar pemahaman pada aliran qadariyah ini dijelaskan Al Qur’an di antaranya :
 QS. Al Ra’ad ; 11, “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan diri mereka sendiri”
 QS. Al-Kahfi ; 29 “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir”.

Dilihat dari pengertiannya di atas, penulis menyimpulkan bahwa Setya Novanto


termasuk ke dalam golongan aliran qadariyah. Mengapa demikian? Karena menurut penulis,
Setya Novanto adalah pribadi yang menjunjung tinggi kebebasan dan kekuasaan dalam
melakukan segala hal dalam kehidupan di dunia dengan sesuka hati tanpa memandang ajaran
Nabi Muhammad SAW. dan tidak mengindahkan larangan dari Allah SWT. Hal tersebut
berakibat terjeratnya ia ke dalam banyak kasus hukum karena upayanya untuk terus
memperkaya diri sendiri (dengan cara haram) dianggap sangat merugikan rakyat dan negara
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai