Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN
TRAUMA MEDULA SPINALIS DAN
SPINAL SHOCK
Kelompok 2/ Kelas A2
Anggota Kelompok 2
Wahyu Dwi Septinengtias 131411131014
Mardhatillah Syauqina P 131411131022
Venni Hariani 131411131034
Diana Rachmawati 131411131060
Evi Nur Laili Rahma K. 131411131079
Nadhia Putri Ulva Sari 131411133006
Marissa Ulfah 131411133010
Iftitakhur Rohmah 131411133015
Anatomi dan Fisiologi Medulla Spinalis

 Panjang: 45 cm (18 inch)


 Terdiri dari 31 pasang saraf spinal:
 8 pasang saraf servikal (C)

 12 pasang saraf thorakal (T)

 5 pasang saraf lumbal (L)

 5 pasang saraf sakral (S)

 1 pasang saraf koksigeal (Co)


TRAUMA MEDULA SPINALIS
1
Definisi
Merupakan suatu
kerusakan fungsi
neurologis yang
disebabkan oleh
benturan pada daerah
medula spinalis
(Brunner dan Suddarth,
2001).
Etiologi
Trauma

Kelainan vertebra

Keganasan yang mengakibatkan fraktur patologis

Infeksi

Osteoporosis

Kelainan kongenital

Gangguan vaskular
Patofisiologi

Trauma Langsung Cedera medula spinalis lumbal


secara langsung

Tidak Fraktur dan Gangguan pembuluh


Langsung instabilitas vertebra darah

Pelepasan glutamat, influks kalsium dan


pembentukan radikal bebas dalam sel Iskemia
neuron di medula spinalis

Nekrosis
Manifestasi Klinis

Paraplegia

Retensi dan inkontinensia urine

Gangguan kontrol kandung kemih

Penurunan tonus vasomotor

Penurunan tekanan darah


Pemeriksaan Diagnostik

Sinar X

Computed Tomography (CT Scan)

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Mielografi
Penatalaksanaan
Kortikosteroid dosis tinggi (metilprednisolon) diikuti
pemberian infus secara kontinu

Nalokson

Steroid dosis tinggi


Komplikasi

Pendarahan mikroskopik

Hilangnya sensasi, kontrol


motorik, dan refleks

Syok spinal

Hiperrefleksia otonom
Prognosis
 Pasien dengan cedera medula spinalis komplet
hanya mempunyai harapan untuk sembuh kurang
dari 5%.
 Jika kelumpuhan total telah terjadi selama 72 jam,
maka peluang untuk sembuh menjadi tidak ada.
 Jika sebagian fungsi sensorik masih ada, maka
pasien mempunyai kesempatan untuk dapat
berjalan kembali sebesar 50%.
 Secara umum, 90% penderita cedera medula
spinalis dapat sembuh dan mandiri.
Masalah Keperawataan
 Nyert akut  Nutrisi kurang dari
 Ketidakefektifan pola kebutuhan tubuh
pernapasan  Bersihan jalan napas tidak
 Disrefleksia Autonom efektif
 Shock Neurogenik  Risiko aspirasi
 PK: Syok spinal  Gangguan eliminasi urine
 Syok hipovolemik  Gangguan eliminasi fekal
 Gangguan mobilitas fisik  Risiko kekurangan volume
cairan
 Defisit perawatan diri
 Gangguan perfusi
jaringan
SPINAL SHOCK
2
Definisi
Suatu keadaan disorganisasi fungsi medulla spinalis
yang fisiologis dan berlangsung untuk sementara
waktu, keadaan ini timbul segera setelah cedera dan
dapat berlangsung dari beberapa jam hingga
beberapa minggu.
Etiologi

Spinal cord injury


Patofisiologi
 Biasanya diawali dengan trauma pada spinal.
 Syok spinal merupakan hilangnya reflek pada segmen atas
dan bawah lokasi terjadinya cedera pada medulla spinalis.
 Syak spinal akan menimbulkan hipotensi, akibat penumpukan
darah pada pembuluh darah dan kapiler organ splanknik
tonus vasomotor di medulla dan saraf simpatis yang meluas ke
medulla spinalis sampai pembuluh darah perifer secara
berurutan.
Manifestasi Klinis

Hilangnya sensasi Kontrol motorik, dan reflek dibawah cedera.

Suhu didalam tubuh akan menggambarkan suhu yang ada di


lingkungan

Tekanan darah akan menurun, sedangkan frekuensi denyut nadi


sering normal akan tetapi tetap disertai tekanan darah yang
selalu rendah
Penatalaksanaan
Mengacu pada Konsensus PERDOSSI: Penanganan
Trauma Kapitis dan Trauma spinal 2006

Konsensus Manajemen Pre Hospital


 Stabilisasi manual

 Membatasi fleksi dan gerakan-gerakan lain

 Penanganan imobilitas vertebra dengan kolar leher

dan vertebral brace


Penatalaksanaan
Konsensus Manajamen di Instalasi Gawat Darurat
1. A (airway)
2. B (breathing)
3. C (circulation)
4. Pasang folley catheter-pasang pipa naso-gastrik
5. Pemeriksaan umum dan neurologis
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Radilogi Lainnya
• Darah perifer lengkap • Foto vertebra posisi • EKG bila terdapat
• Urine lengkap AP/Lat/Odontoid aritmia jantung
• Gula darah sewaktu dengan sesuai letak lesi
• Ureum dan kreatinin • CT scan / MRI jika
• Analisa gas darah dengan foto
konvensional masih
meragukan atau bila
akan dilakukan
tindakan operasi
Komplikasi
 Neurogenic shock  ISK
 Hipoksia  Batu saluran kemih
 Gangguan paru – paru  Kontraktur
 Instabilitas spinal  Dekubitus
 Orthostatic hipotensi  Inkontinensia blader
 Ileus paralitik  Konstipasi
Prognosis
Prognosis syok spinal tergantung dari waktu dan cara
penanganan awal dan. Semakin awal ditangani dan
semakin baik penanganan baik pre hospita, waktu di
IGD maupun saat di bangsal, maka prognosis semakin
baik
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas: nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, diagnosis
medis, suku, dan identitas keluarga yang bertanggung jawab
2. Riwayat kesehatan

 Keluhan utama: kelemahan alat gerak bahkan kelumpuhan secara


total atau parsial, nyeri.
 Riwayat penyakit sekarang : pasien mengalami cidera spinal cord
karena trauma, kecelakaan, jatuh dll.
 Riwayat penyakit dahulu : Kaji penyakit degeneratif seperti
osteoporosis, osteoarthritis, dll.
 Riwayat penyakit keluarga: apakah ada keluarga dengan
penyakit serupa atau penyakit degeneratif.
 Riwayat sosial (pekerjaan dan kebiasaan) : kaji pekerjaan klien
dan kebiasaan yang dilakukan klien sehari-hari.
Asuhan Keperawatan
3. Pemeriksaan Fisik
 B1 (breath): bradikardia, napas pendek. BGA tidak normal,
saturasi oksigen <90%, sianosis.
 B2 (blood): hipotensi, tampak pucat.

 B3 (brain): kehilangan refleks sensori dan motorik, tetraplegia


dan/atau paraplegia, penurunan kesadaran, wajah klien terlihat
meringis
 B4 (bladder): gangguan eliminasi urine, distensi abdomen, retensi
urine.
 B5 (bowel): gangguan eliminasi fekal, peristaltik usus menghilang

 B6 (bone): kelemahan otot ekstremitas, gangguan mobilitas fisik.


Diagnosis Keperawatan
 Ketidakefektifan pola nafas b.d spinal cord injury (injuri
tulang belakang)
 Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
 Defisit perawatan diri b.d kerusakan neuromuskuler
 Nyeri akut b.d agen injuri (SCI)
 Gangguan perfusi jaringan b.d gangguan peredaran darah
 Konstipasi b.d gangguan peristaltik
 Retensi urin b.d hambatan reflek
 Penurunan curah jantung b.d perubahan preload dan
afterload
 Hipotermi
Intervensi Keperawatan
 Ketidakefektifan pola nafas b.d spinal cord injury
(injuri tulang belakang)
 NOC: Respiratory status : ventilation (0403)
 NIC: Respiratory monitoring (3350)
Intervensi Keperawatan
Penurunan curah jantung b.d perubahan preload
dan afterload
 NOC:

 Cardiac pump effectiveness (0400)

 Pain control (2102)

 NIC: Pain management (1400)


ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
KASUS SEMU
Tn. L usia 35th dibawa ke RS Universitas Airlangga
karena terjatuh dari pohon saat sedang menebang
pohon tersebut. Tn. L jatuh dengan posisi terlentang
kemudian merasakan berat pada kaki sebelah kanan
dan menjalar ke pinggang saat berjalan. Tn. L juga
mengeluh kaki kirinya mengalami kesemutan terus-
menerus dan tidak bisa kencing selama 10 jam
setelah kejadian. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
TD: 90/70 mmHg, N: 60x/mnt, RR: 12x/mnt, Suhu: 36
C.
Pengkajian
 Identitas
Nama : Tn. L
Usia : 35 th
Agama : Islam
Alamat : Mulyorejo
Pekerjaan : Wiraswasta
Pengkajian
 Riwayat Kesehatan  Pemeriksaan Fisik
 Keluhan Utama : nyeri  B1: RR: 12x/menit,
menjalar dari kaki sianosis.
kanan ke pinggang,  B2 : TD: 90/70 mmHg,
kaki kiri kesemutan,
susah kencing tampak pucat.
 Riwayat penyakit  B3: Somnolen
sekarang : trauma  B4: terjadi gangguan
spinal cord eliminasi urin, distensi
 Riwayat penyakit abdomen.
dahulu : tidak ada  B5: tidak ada
 Riwayat penyakit  B6: kesemutan pada
keluarga : tidak ada kaki kiri, gangguan
mobilitas fisik.
Diagnosis Keperawatan
 Nyeri akut b.d agen injuri (SCI)
 Retensi urin b.d hambatan reflek
 Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan
neuromuskuler
Intervensi Keperawatan
Nyeri akut b.d agen injuri (SCI)
 NOC: Pain control (2102)

 NIC: Pain management (1400)

Retensi urine b.d hambatan reflek


 NIC: Urinary Retention Care

Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler


 NOC: Joint Movement : Active

 NIC: Exercise therapy: ambulation


TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai