PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional
dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa
bagian diluar sel seperti kutikula, serabut dan sebagainya. Protein fungsional
(enzim dan hormon) mengawasi hampir semua kegiatan metabolisme, biosintesis,
pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah
sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu yang bersel
banyak.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa transkripsi DNA
2. Apa sintesa protein
C. Tujuan
1. Untuk megetahui tentang transkripsi DNA
2. Untuk mengetahui tentang sintesa protein
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. TRANSKRIPSI DNA
1. PENGERTIAN
Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada
di dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus
menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli
tetap terlindung, sementara hasil kopinya ditugaskan untuk melaksanakan
pesan-pesan yang dikandungnya. Jika RNA rusak, akan segera diganti
dengan hasil kopian yang baru
Proses dan Tahapan Transkripsi Sel – Transkripsi sel adalah salah satu proses
biologi yang terjadi di dalam tubuh sel untuk memproduksi helai RNA. Kegiatan
transkripsi sel sendiri tidak hanya terjadi pada sel tertentu saja melainkan terjadi pada
semua sel yang ada di dalam tubuh.
Proses transkripsi bisa terjadi karena pada DNA terdapat sebuah sel yang bertugas
melakukan transkripsi sel tersebut. Sel yang memiliki tugas khusus tersebut bertugas
untuk menentukan urutan nukleotida di dalam RNA sehingga akan membentuk rantai
RNA.
Gabungan dari nukleotida tersebutlah yang akan membentuk RNA secara utuh dan
menjalankan fungsinya dengan baik. Proses transkripsi sel bahkan bisa terjadi di bagian
sel manapun, bisa terjadi di bagian inti sel dan bisa pula di bagian sitoplasma.
Transkripsi sel yang terjadi di bagian inti sel adalah jenis sel eukariota yang mana
organel sel mengandung membran terikat. Sementara untuk transkripsi sel di
sitoplasma terjadi pada jenis sel prokariota. Proses terjadinya bisa terjadi karena tidak
adanya organel seperti di sel eukariota.
Setiap gen memiliki jenis protein yang berbeda, dan protein inilah yang ikut
memberikan pengaruh terhadap proses transkripsi sel. Gen yang memiliki protein
berbeda akan memiliki sel yang berbeda pula, dan pembentukan protein ini memiliki
proses tersendiri.
Ada beberapa langkah yang terjadi di dalam proses transkripsi DNA dan berlangsung
secara bertahap, yaitu:
1. Proses Inisiasi
Proses Inisiasi adalah tahapan transkripsi DNA yang terjadi di dalam enzim Polimerase,
dan pengaturannya dipengaruhi oleh Nukleotida. Nukleotida inilah yang akan
menentukan dimana terjadinya proses awal hingga akhir dari Inisiasi yang terjadi.
2. Proses Elongasi
Protein yang bertugas untuk menguraikan untaian rantai DNA akan bekerja lebih
optimal di tahapan ini. Enzim yang dimiliki oleh rantai RNA inilah yang pada akhirnya
akan menentukan apakah rantai DNA akan terbentuk ganda ataukah menjadi rantai
tunggal. Untai rantai RNA ini disebut sebagai Messenger RNA atau mRNA.
3. Proses Terminasi
Proses Terminasi terjadi karena enzim rantai RNA yang telah melalui tahapan Elongasi
menemukan kodon terminator. Proses selanjutnya ialah enzim RNA kemudian
melepaskan mRNA dan kemudian mulai melepaskan diri dari rantai DNA.
Titik-titik yang menjadi lokasi pengikatan molekul DNA ini kemudian disebut sebagai
titik Promotor, yang kemudian terjadi pembukaan pada rantai DNA ganda. Pembukaan
rantai ganda ini kemudian menjadikan DNA tersusun oleh rantai tunggal dan menjadi
tempat molekul RNA untuk melakukan transkripsi sel.
Rantai tunggal yang terbentuk dari rantai ganda DNA ini akan menjadi pencetak rantai
RNA yang baru sebagai hasil dari proses transkripsi sel. Penggabungan antara molekul
DNA dan RNA ini kemudian untai RNA baru dengan Nukleotida yang baru pula.
Pembentukan Nukleotida RNA ini memang tidak bisa terjadi sepenuhnya hanya kepada
molekul yang bertemu dengan molekul lain yang sesuai. Tahap selanjutnya ialah
terbentuknya enzim-enzim seperti Guanin, Sitosin, Timin, dan juga Adenin yang saling
mengikat dan membentuk anak tangga baik di DNA maupun di RNA.
B. SINTESA PROTEIN
1. Proses Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan proses terbentuknya protein yang terdiri dari 2 tahap
yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.
a) Tahap transkripsi adalah tahap dimana pada saat pembentukan mRNA di dalam
nukleus dari DNA template dengan dibantu oleh enzim polimerase. Tahap
translasi adalah tahap dimana mRNA keluar dari inti sel dan bertemu dengan
tRNA lalu dibantu oleh Ribosom yang terdiri dari sub unit besar dan sub unit
kecil.
b) Transkripsi
Pada organisme eukariot (memiliki dinding inti sel), DNA terdapat pada
kromosom, artinya bahwa DNA berada si dalam inti sel. DNA akan tetap berada
di dalam sel, sedangkan protein dibuat di dalam sitoplasma. DNA tidak ikut
berperan secara langsung dalam pembuatan protein, tetapi pita double helix DNA
sangat berperan penting dalam terbentuknya mRNA.
Transkripsi adalah proses pembentukan molekul RNA dari DNA. Proses
transkripsi memerlukan kerja sekelompok enzim yang disebut dengan RNA
polimerase. Untuk memulai proses ini, dibutuhkan adanya sinyal atau tanda yang
berupa gen tertentu. Gen yang menjadi tanda itu adalah kodon AUG. Tempat
mulainya transkripsi ini disebut hulu, atau dikodekan dengan bentuk 5`. Proses
dimulainya transkripsi dikenal dengan istilah inisiasi. Pada pengakhiran proses
transkripsi, ada daerah yang disebut hilir yang sering ditandai dengan bentuk 3`.
Proses diakhirinya transkripsi dikenal dengan istilah terminasi. Proses transkripsi
selalu berjalan dari hulu ke hilir, artinya selalu berjalan menurut arah 5` ke 3`.
Gambar 2. Pemindahan kode dari 3′-5′-DNA ke m RNA
Hasil dari proses transkripsi adalah mRNA dengan kode pasangan yang terdapat
pada rantai sense DNA. Rantai RNA yang mengandung kode ini disebut pula
dengan kodon. Jadi mRNA adalah kodon. Setelah proses transkripsi selesai maka
m-RNA akan segera bergerak meningggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk
melakukan proses selanjutnya(translasi).
DNA memiliki dua untai atau dua pita, pada proses transkripsi hanya satu untai
saja yang berfungsi sebagai pencetak RNA. Pita DNA yang mencetak mRNA ini
dikenal dengan istilah DNA “sens”. Pita DNA komplementer (pelengkap) lainnya
yang tidak mencetak mRNA disebut DNA “antisens”.
Proses antara inisiasi dan terminasi adalah proses pemanjangan atau dikenal
dengan proseselongasi. Pita mRNA dengan pita DNA memiliki panjang yang
berbeda. Untaian RNA lebih pedek dari pada untaian DNA. Di dalam satu untai
DNA double helix bisa terjadi beberapa proses transkripsi yang menghasilkan
beberapa untai mRNA.
Informasi yang diterjemahkan dari DNA ke RNA adalah basa nitrogennya. Jika
pada untai DNAsens terdapat basa nitrogen adenin (A), maka pada rantai mRNA
akan diterjemahkan sebagai basa nitrogen urasil (U). Jika pada untai DNA
sens terdapat basa nitrogen guanin (G), maka pada untai mRNA akan diartikan
sebagai basa nitrogen sitosin (S). Hal ini berlaku sebaliknya. Untai inisiasi pada
DNA-pun akan diterjemahkan menjadi untai terminasi pada mRNA, dan
sebaliknya.
mRNA yang telah selesai dicetak (dalam arti telah selesai menerima informasi
genetik dari DNA) akan meninggalkan DNA, keluar dari inti sel melalui pori-pori
membran inti sel menuju sitoplasma untuk melanjutkan proses translasi. RNA
dibuat dari untai DNA. Tahap transkripsi terdiri dari tiga tahap yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi.
1) Inisiasi (Permulaan)
Inisiasi dimulai dari prometer yaitu daerah DNA yang merupakan tempat
melekatnya RNA polimerase. Promoter mencakup titik awal (start point)
transkripsi yaitu adanya nukleotida yang menunjukkan dimulainya sintesis
protein (kodon start). Promoter berfungsi untuk menentukan tempat dimulainya
transkripsi dan menentukan satu rantai DNA yang akan digunakan sebagai
cetakan.
2) Elongasi (Pemanjangan)
Elongasi terjadi saat RNA bergerak di sepanjang DNA, pilinan ganda
terbuka secara berurutan. Enzim RNA polimerase menambahkan nukleotida dari
molekul RNA yang sedang tumbuh disepanjang rantai DNA. Setelah sintesis
RNA selesai, rantai DNA terbentuk kembali dan molekul RNA baru terlepas dari
cetakkannya.
3) Terminasi (Pengakhiran)
Proses transkripsi akan berhenti setelah sampai pada terminator. Terminator
adalah urutan DNA yang berfungsi menghentikan transkripsi (kodom
terminasi).
2.3 Translasi
Pada proses ini, mRNA telah keluar dari inti sel. Sekali mRNA keluar dari
inti sel dan telah berada dalam sitoplasma, maka mRNA akan bergabung dengan
satu atau lebih ribosom yang memungkinkan asam-asam amino disusun menjadi
rantai polipeptida sesuai dengan kode genetik yang ditugaskan pada rantai
mRNA. Jadi proses translasi merupakan proses pemindahan informasi genetik
dari RNA ke protein.
Proses translasi dibantu dengan bantuan molekul-molekul perantara lain yang
terdapat didalam sitoplasma, yaitu tRNA atau RNA pemindah. tRNA berfungsi
untuk mengikat asam amino pada satu ujungnya, sedangkan ujung yang lain
mampu mengenal kodon mRNA untuk tempat melekatnya asam amino yang
diikatnya.
Asam amino yang terdapat di dalam sitoplasma akan diikat oleh tRNA.
Pengikatan ini dibantu dengan menggunakan energi yang berupa ATP (adenin
tripospat). ATP berfungsi untuk mengaktifkan asam amino agar siap untuk
diangkut ke subunit ribosom.
Gambar 4. Pemindahan kode dari 5′-3′-mRNA menjadi protein
Triplet anti-kodon terdapat pada t-RNA. Triplet ini akan berpasangan dengan
triplet kodon sambil membawa sebuah asam amino. misal GUA akan membawa
asama amino valin, UAA akan membawa asama amino tirosin. Dan dengan
bantuan ribosom asama amino-asama amino tersebut akan digabungkan dengan
ikatan peptida menjadi protein.
a) Struktur dua dimensi dari molekul tRNA yang spesifik untuk asam amino
fenilalanin. b) struktur tiga dimensi berbentuk L dari tRNA. c) bentuk yang
disederhanakan untuk tRNA . Antikoden secara konvensional ditulis 3’ → 5’
untuk menyesuaikan dengan kodon yang ditulis 5’→ 3’. Untuk pembuatan
pasangan basa, untai RNA harus antiparalel, seperti DNA. Contohnya antikodon
3’-AAG-5’ berpasangan dengan kodon mRNA 5’- UUC-3’.
c. Ribosom
Ribosom memudahkan pemasangan yang spesifik antara antikodon tRNA
dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Ribosom tersusun dari subunit
kecil dan subunit besar, subunit tersebut dibangun oleh protein-protein dan
molekul RNA yang disebut RNA ribosom. Pada eukariotik, subunit tersebut
disintesis di nucleus. Gen RNA ribosom pada DNA kromosomal ditranskripsi,
dan RNA tersebut diproses dan disusun dengan protein-protein yang diambil dari
sitoplasma. Sub unit ribososm yang dihasilkan kemudian diekspor melaui pori-
pori nucleus ke sitoplasma. Baik pada eukariota maupun prokariota, subunit besar
dan kecil bergabung untuk membentuk ribosom fungsional hanya ketika kedua
subunit tersebut terikat pada molekul mRNA. Karena sebagian sel mengandung
ribuan ribosom, rRNA merupakan tipe RNA yang paling banyak.
Walaupun ribosom eukariota dan prokariota mirip dalam struktur dan fungsinya,
ribosom eukariota sedikit lebih besar dan sedikit berbeda dengan ribosom
prokariota dalam komposisi molekulernya. Perbedaan tersebut memiliki pengaruh
medis yang penting. Obat-obat tertentu dapat melumpuhkan ribosom prokariota
tanpa menghambat kemampuan ribosom eukariota membuat protein. Obat ini
termasuk tetrasiklin dan streptomisin, digunakan sebagai antibiotic untuk
melawan infeksi bakteri.
Struktur suatu ribosom mereflesikan fungsinya untuk mengumpulkan mRNA
dengan tRNA pembawa asam amino. Selain satu tempat pengikatan pengikatan
untuk mRNA, tiap ribosom memiliki tiga tempat pengikatan untuk tRNA. Berikut
merupakan gambar anatomi ribosom:
2.4 Translasi meliputi tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi
1. Tahap inisiasi (Permulaan), yaitu mRNA yang telah keluar dari inti sel
(nukleus) dan sudah berada di sitoplasma akan bersatu dengan sub unit kecil
ribosom. Ribosom akan menempel pada mRNA yang memiliki kodon AUG.
Kodon ini merupakan kodon penanda yang menandai akan dimulainya sintesis
protein. Kodon AUG adalah kode kodon untuk asam amino metionin. Kodon
AUG biasanya ada di ujung 5`. Setelah ditemukan kodon ini, maka akan
dilanjutkan dengan tahapan translasi selanjutnya, yaitu tahap elongasi atau
perpanjangan.
Gambar 8. Tahap inisiasi translasi
Keterangan :
a.tRNA membawa antikodon AAA & asam amino (fenilalanin)
b.Antikodon AAA berpasangan dengan kodon mRNA
c.Pembentukan ikatan peptida
d.Pemanjangan rantai polipeptida & ribosom siap menerima tRNA selanjutnya.
3.Tahap terminasi (Penghentian sintesis protein), pada tahap ini terjadi karena
terdapat kode-kode yang menandai mRNA untuk menghentikan proses
pengangkutan asam amino. Kode-kode itu berbentuk kodon UAA, UAG, atau
UGA. Jika salah satu kodon itu ditemukan oleh tRNA, maka secara langsung
proses sintesis protein akan terhenti karena tRNA tidak mengikat asam amino
kembali.
Setelah selesai tahap terminasi, maka secara otomatis ribosom akan berpisah
antara sub unit besar dan sub unit kecilnya, serta asam amino akan membentuk
zat lain yang sedang dibutuhkan oleh sel. Sub unit besar dan sub unit kecil akan
bersatu kembali jika akan dilakukan proses sintesis kembali. Berikut merupakan
gambar proses sintesis protein yang meliputi transkripsi dan translasi sampai
terbentuk polipeptida yang berupa rantai.
BAB III
A. KESIMPULAN
Virginia borden maier. 2010, Biology science for life with physiology. Edisi ketiga.
Pearson International edition