1. Kelompok penjudi
2. Kelompok pelacur
4. Kelompok kejahatan
Ini merupakan sebuah perubahan kondisi sosial akibat negatif dari pembangunan
yang tidak tepat sasaran dan sangat meresahkan, karena kriminalitas di dalam masyarakat
sekarang ini bukan lagi merupakan sesuatu yang dirahasiakan lagi, melainkan sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat moderen, bahkan para pelaku
kriminalitas sekarang ini tidak lagi malu akan perbuatan yang telah mereka lakukan, tetapi
malah bangga dengan apa yang telah mereka lakukan, dengan anggapan sebagian dari
mereka “bahwa ini adalah lahan pekerjaan baru di tengah persaingan pencarian pekerjaan
yang sangat ketat di jaman moderen ini“. Hal ini juga yang akhirnya mendasari para pelaku
kriminal menjadikan perbuatan mereka lebih profesional dengan berbagai cara, bahkan
merekapun mendirikan organisasi-organisasi untuk mewadahi atau memperlancar aktifitas
mereka, walaupun tidak semua tindakan kriminal bertendensi atau bermotif ekonomi atau
mencari untung, ada juga yang bermotif dendam, nafsu, dan bahkan ada pula yang hanya
bermotif iseng belaka. Tindak kriminal di jaman moderen ini sudah sangat bervariasi,
berbeda dengan jaman dahulu yang hanya mengenal tindak kriminal hanya sebatas
pencurian, pembunuhan, pemerkosaan dan tindakan-tindakan lain yang sejenis, tetapi di
jaman moderen ini tindak kriminal juga menjadi sangat beragam, mulai dari tindak-tindak
kriminal umum semacam contoh di atas, hingga muncul juga tindak-tindak kriminal jenis
baru seperti pemalsuan uang, pemalsuan surat-surat penting, kejahatan-kejahatan dalam
dunia maya atau lebih dikenal dengan istilah cyber crime, dan masih banyak lagi. Hal ini
berakibat semakin sulitnya kasus-kasus tentang kriminal yang ada untuk dipecahkan karena
selain kasus yang ada semakin banyak, kasus-kasus tersebut juga berkaitan dengan
kemajuan teknologi yang ada. Untuk itulah diperlukan adanya penanggulangan terhadap
kejahatan atau kriminalitas, sehingga hal-hal seperti yang telah disebutkan diatas tidak perlu
terjadi. Tentu saja untuk melakukan penanggulangan diperlukan berbagai sarana dan
prasarana ditambah dengan ilmu pengetahuan yang menunjang penanggulangan terjadinya
tindak kejahatan. Dalam bidang sarana dan prasarana penanggulangan kejahatan dapat
disebutkan antara lain pihak kepolisian, adanya siskamling (sistem keamanan lingkungan),
pembentukan hansip (pertahanan sipil) atau linmas (perlindungan masyarakat), adanya pos
ronda, serta sarana dan prasarana yang lain. Sedangkan dari segi ilmu pengetahuan
terdapat beberapa ilmu penunjang untuk menanggulangi adanya tindak kejahatan, antara
lain kriminologi (mempelajari proses terjadinya kejahatan di masyarakat), kriminalistik
(mempelajari berbagai macam tindak kejahatan), ilmu pengetahuan agama (untuk
mencegah manusia berbuat jahat), pendidikan moral, dan lain sebagainya. Pencegahan
ataupun penanggulangan saja tidaklah cukup, dibutuhkan juga hal-hal untuk menghadapi
kejahatan yang telah terjadi, karena jika telah terjadi kita tidak bisa mencegah lagi,
melainkan harus mengusutnya hingga tuntas, untuk itu diperlukan ilmu pengetahuan seperti
ilmu hukum pidana (untuk menghadapi atau menentukan hukuman tindak kejahatan yang
telah terjadi) ilmu hukum acara pidana (mengatur tata cara penyelesaian kasus pidana), dan
ilmu forensik (untuk membantu mempermudah pengungkapan suatu kasus kejahatan). Jika
dilihat secara sekilas, nampaknya ilmu forensik memiliki peranan yang penting dalam
pengungkapan sebuah tindak kejahatan yang telah terjadi, terutama terhadap kasus-kasus
yang sulit dipecahkan atau membutuhkan teknik khusus dalam pengungkapannya. Hal ini
karena ilmu forensik memang diciptakan untuk mempermudah proses peradilan terutama
dalam hal pembuktian, yang mana ilmu forensik sendiri terdiri dari berbagai macam ilmu
pengetahuan seperti pathologi dan biologi, toksikologi, kriminalistik, kedokteran forensik,
antropologi, jurisprudensi, psikologi dan masih banyak lagi, sehingga orang sering menyebut
ilmu forensik sebagai ilmu dewa, karena dengan ilmu forensik kita dapat mengetahui
berbagai macam hal yang sebelumnya tidak kita ketahui (William G. Eckert, 1980: 2). Dilihat
dari hal-hal yang telah dibahas di atas sebenarnya seberapa pentingkah arti dari ilmu
forensik hingga kita terutama pihak peradilan sangat membutuhkannya? Ilmu forensik
amatlah penting bagi peradilan, terutama pihak kepolisian karena untuk membantu
memecahkan kasus atau tindak kejahatan yang terjadi, terutama kasus-kasus yang sulit
untuk menentukan tersangkanya ataupun pembuktiannya, contoh peranan dari ilmu forensik
dapat kita lihat pada kasus bom Bali, dalam kasus seperti bom Bali kita tidak akan dapat
menemukan tersangka yang sekarang ini tanpa adanya bantuan dari ilmu forensik, dengan
adanya ilmu forensik maka akhirnya dapat diketahui siapa para tersangka yang terlibat, para
tersangka tersebut dapat diketahui setelah dilakukan penelitian terhadap bukti-bukti atau
petunjuk yang ada seperti nomor rangka dan mobil apa yang digunakan untuk
pengeboman, bahan apa saja yang digunakan untuk membuat bom tersebut, sidik jari siapa
yang tertinggal pada barang bukti yang ada, menganalisa potongan tubuh yang ada untuk
menentukan identitas aslinya melaui uji deoxyribonucleic acid (DNA), dan masih banyak lagi
hal-hal yang lain, tetapi sayangnya hal-hal luar biasa tersebut tidak murni dilakukan oleh
pihak kepolisian Indonesia karena kita dibantu oleh kepolisian-kepolisian luar negeri,
terutama dari kepolisian Australia, hal ini disebabkan masih sangat tertinggalnya ilmu
pengetahuan forensik di negara kita baik dari segi ilmu maupun teknologi yang ada. Kasus
bom Bali hanyalah salah satu contoh dari kegunaan ilmu forensik, masih banyak kasus-
kasus lain yang dipecahkan oleh ilmu forensik. Dari sinilah dapat kita lihat arti pentingnya
ilmu forensik. Dari hal-hal di atas dapat kita lihat bahwa sebenarnya ilmu forensik adalah
ilmu pengetahuan yang amat vital dan penting terutama dalam hal penegakan hukum,
karena tanpa adanya ilmu pengetahuan forensik maka penegakan hukum akan berjalan
lambat sebagai akibat dari banyaknya kasus kejahatan yang tak terpecahkan. Tetapi
sepertinya hal ini kurang disadari oleh masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari
sedikitnya bahan-bahan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan forensik berbahasa
Indonesia yang khusus diterbitkan untuk khalayak umum, buku-buku yang ada masih
dikhususkan untuk para akademisi dan para praktisi di bidang ini, selain itu masih ditambah
pengetahuan masyarakat yang masih sempit terhadap arti dari ilmu pengetahuan forensik
itu sendiri, mereka menganggap ilmu pengetahuan forensik hanya sebatas pemeriksaan
mayat untuk mengetahui sebab-sebab kematiannya.
B. Perumusan Masalah
Ini untuk membangun kerja sama antar semua ahli forensik untuk
berperan optimal dan professional membantu pengungkapan fakta baik
untuk peradilan maupun non-peradilan, kata Prof. O. Diran, Ketua Forum
Komunikasi Ilmu-Ilmu Forensik.