Anda di halaman 1dari 6

HYPNOBREASTFEEDING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA

IBU MENYUSUI YANG BEKERJA

Anita Rahmawati1,Bisepta Prayogi2

1STIKes Patria Husada Blitar / 081233112940, Blitar


2STIKes Patria Husada Blitar / 085749507364, Blitar

Alamat Korespondensi : Jl. Sudanco Supriyadi 168 Blitar, Telp/Fax 0342-814086


E-mail: 1)anitarahmawati2017@gmail.com, 2)bisepta87@gmail.com

Abstrak

Kesibukan ibu bekerja mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis ibu yang menghambat kelancaran
produksi ASI. Penerapan hypnobreastfeeding membuat ibu relaksasi sehingga dapat meningkatkan
hormon prolaktin dan oksitosin untuk kelancaran produksi ASI. Prosedur hypnobreastfeeding
dengan memberikan kalimat sugesti/afirmasi positif dalam pikiran bawah sadar ibu dapat
meningkatkan keyakinan ibu dalam proses menyusui. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan
pengaruh hypnobreastfeeding terhadap produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja. Rancangan
penelitian one group pretest posttest design. Sampel diambil secara consecutive sampling
didapatkan 25 ibu menyusui yang bekerja. Hypnobreastfeeding dilakukan mandiri setelah diberikan
1x workshop dan dilakukan setiap hari minimal 2x sehari sebelum menyusui. Produksi ASI diukur
selama 7 hari sebelum dan setelah hypnobreastfeeding dengan menggunakan gelas ukur
berdasarkan volume ASI perah dalam sehari. Rata-rata produksi ASI sebelum perlakuan 210 ml/hari
dan setelah perlakuan menjadi 255 ml/hari. Analisa data menggunakan paired t-test dengan nilai
signifikan α= 0,05 didapatkan nilai p=0,000 menunjukkan ada pengaruh hypnobreastfeeding
terhadap produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja. Perawat atau tenaga kesehatan lain dapat
merekomendasikan hypnobreastfeeding sebagai salah satu metode manajemen laktasi untuk
meningkatkan produksi ASI terutama pada ibu menyusui yang bekerja.
a.
b. Kata kunci: hypnobreastfeeding, ibu menyusui bekerja, produksi ASI

1. PENDAHULUAN

Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif telah direkomendasikan oleh World Health
Organization (WHO) untuk diberikan sampai umur bayi 6 bulan, namun munculnya berbagai
hambatan dalam proses menyusui membuat ibu tidak memberikan ASI eksklusif. Penyebab utama
ibu tidak bisa memberikan ASI eksklusif karena ibu bekerja. Presentase pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja hanya 26,2 %, nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja
yaitu 57,9 %. Alasan utama ibu pekerja tidak dapat memberikan ASI ekslusif karena produksi ASI
menurun atau menjadi sedikit setelah ibu mulai aktif bekerja kembali [1,2,3].
Kesibukan ibu bekerja akan mengurangi waktu ibu menyusui bayi, mempengaruhi kondisi
fisik dan psikologis ibu yang akhirnya akan menghambat kelancaran produksi ASI. Ibu yang sedang
menyusui sebaiknya tidak terlalu terbebani oleh urusan pekerjaan rumah tangga, urusan kantor dan
lainnya karena dapat mempengaruhi produksi ASI. Namun waktu cuti yang terbatas membuat ibu
terpaksa harus tetap bekerja. Kondisi harus meninggalkan bayi untuk bekerja juga dapat
menimbulkan kecemasan tersendiri pada ibu, ditambah dengan beban kerja, stress, rasa tertekan dan
rendahnya kepercayaan diri ibu akan keberhasilan menyusui dapat menurunkan produksi ASI [4,5].
Hypnobreastfeeding adalah upaya alami menggunakan energi bawah sadar agar proses
menyusui berjalan dengan nyaman lancar, serta ibu dapat menghasilkan ASI yang mencukupi
kebutuhan bayi. Prinsip Hypnobreastfeeding dengan memasukkan kalimat-kalimat afirmasi positif
untuk proses menyusui disaat ibu dalam keadaan sangat rileks atau sangat berkonsentrasi.

48 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk


Hypnobreastfeeding telah terbukti dapat menurunkan kecemasan ibu dan waktu pengeluaran ASI
serta meningkatkan sikap ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif [6,7].
Dasar hypnobreastfeeding adalah relaksasi, dengan relaksasi perasaan stress, cemas atau tekanan
psikologis yang sering terjadi pada ibu pekerja akan teratasi. Relaksasi memunculkan perasaan
tenang, nyaman dan bahagia yang akhirnya dapat meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin
untuk kelancaran produksi ASI. Keadaan relaksasi juga akan mengaktifkan pikiran bawah sadar ibu
sehingga ibu akan dengan mudah terpengaruh oleh sugesti positif yang akan meningkatkan
keyakinan ibu dalam proses menyusui. Keyakinan atau kepercayaan diri ibu akan kecukupan
produksi ASInya dapat meningkatkan atau mempertahankan produksi ASI ibu [8]. Tujuan penelitian
ini adalah mengidentifikasi produksi air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui yang bekerja sebelum dan
setelah hypnobreastfeeding dan menganalisis pengaruh hypnobreastfeeding terhadap produksi ASI
pada ibu menyusui yang bekerja.

2. METODE

Rancangan penelitian menggunakan one group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini
adalah semua ibu menyusui yang bekerja meninggalkan bayinya (minimal 7 jam sehari) di Kota
Blitar. Dengan metode consecutive sampling, didapatkan 25 sampel dengan kriteria inklusi ibu
menyusui dengan umur bayi > 10 hari dan < 6 bulan, ibu menyusui tidak mengkonsumsi
alkohol/merokok, menyusui 1 bayi, bayinya sehat (tidak mempunyai kelainan/cacat bawaan/
mengalami masalah kesehatan yang mengganggu proses laktasi).
Hypnobreastfeeding dilakukan mandiri oleh ibu setelah diberikan 1x workshop dan dilakukan
sesuai Standart Operasional Prosedure (SOP) setiap hari minimal 2x sehari sebelum menyusui
dengan cara mendengarkan CD hypnobreastfeeding. Setiap hari dilakukan follow up melalui telepon
untuk mengevaluasi pelaksanaan hypnobreastfeeding. Produksi ASI diukur setiap hari selama 7 hari
sebelum dan setelah hypnobreastfeeding dengan menggunakan gelas ukur berdasarkan volume ASI
perah dalam sehari. Pemerahan dilakukan pada kedua payudara sebelum ibu menyusui bayinya atau
2-3 jam setelah penyusuan dengan pompa ASI. Analisa deskriptif dengan menghitung mean, dan
standar deviasi. Tehnik Analisis data bivariat menggunakan paired t-test untuk uji beda produksi
ASI sebelum dan setelah perlakuan dengan nilai signifikan α = 0,05.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja sebelum hypnobreastfeeding

Produksi ASI ditentukan berdasarkan volume ASI perah ibu yang diukur setiap hari selama 7
hari sebelum dilakukan hipnobreastfeeding. Tabel 1 menunjukkan volume ASI perah ibu per hari
sebelum dilakukan hypnobreastfeeding mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak menentu.

Tabel 1. Produksi ASI setiap hari pada ibu menyusui bekerja sebelum hypnobreastfeeding di Kota Blitar
Produksi ASI per hari sebelum hypnobreastfeeding (ml)
N Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
24 209 208 205 214 210 212 211

Rata-rata produksi ASI perah pada 25 ibu dalam sehari sebelum hypnobreastfeeding
menunjukkan jumlah yang berubah-ubah dengan peningkatan dan penurunan yang tidak menentu.
Jumlah ASI yang dikeluarkan oleh payudara menunjukkan kelancaran ASI yang meliputi produksi
dan pengeluaran ASI, dimana produksi ASI dikendalikan oleh prolaktin dan pengeluaran ASI oleh
oksitosin. Jumlah yang berubah-ubah disebabkan karena kelancaran ASI dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor psikologis merupakan faktor yang sering mempengaruhi ibu menyusui yang bekerja.
Masalah pekerjaan atau beban kerja yang tidak menentu setiap hari membentuk kondisi psikologis
ibu yang berubah-ubah. Kesibukan pekerjaan yang tidak sama setiap hari menentukan ketersediaan
waktu ibu untuk memerah ASI sehingga mempengaruhi frekuensi memerah ASI selama bekerja.
Nilai rata-rata volume ASI per hari sebelum dilakukan hypnobreastfeeding terlihat pada tabel 2.

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 49


Tabel 2. Produksi ASI pada ibu menyusui bekerja sebelum hypnobreastfeeding di Kota Blitar
Produksi ASI rata-rata per hari sebelum hypnobreastfeeding (ml)
N Min. Maks. Mean Std.Deviasi
25 39 447 210 128,79

Produksi air susu ibu (ASI) optimal akan dicapai setelah bayi berusia 10-14 hari dengan
volume 700-800 ml per hari dengan frekuensi penyusuan 10-12 kali per hari. Jumlahnya akan mulai
menurun menjadi 500-700 ml per hari setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 ml per hari
setelah bayi berusia 1 tahun [9]. Bayi responden penelitian ini berusia antara >10 hari sampai kurang
dari 6 bulan sehingga jika frekuensi penyusuan 10-12 kali per hari, produksi ASI seharusnya berkisar
50-80 ml setiap penyusuan.
Produksi ASI perah setiap hari yang diukur selama satu minggu pada ibu menyusui yang
bekerja sebelum penerapan hypnobreastfeeding rata-rata 210 ml dengan frekuensi menyusui
langsung ke bayi rata-rata 6 kali dan frekuensi memerah ASI 2 kali. Jumlah rata-rata tersebut belum
mencapai produksi optimal ASI sesuai usia bayi karena bisa diasumsikan dengan rata-rata frekuensi
menyusui langsung ke bayi sebanyak 6 kali berarti jumlah produksi ASI langsung ke bayi ± 300-480
ml sehingga seharusnya volume total ASI perah ± 220-500 ml per hari. Frekuensi memerah ASI ibu
yang masih kurang menjadi salah satu penyebab produksi ASI perah belum optimal. Semua ibu
dalam penelitian ini meninggalkan bayinya lebih dari 8 jam per hari untuk bekerja tetapi rata-rata ibu
memerah ASI hanya 2 kali selama bekerja. Frekuensi optimal untuk memerah atau memompa ASI
pada ibu bekerja adalah setiap 2-3 jam sekali [10].
Berdasarkan tabel 2, nilai minimum produksi ASI perah sebelum hypnobreastfeeding 39 ml,
maksimum 447 ml dan standar deviasi 128,79, hal ini menunjukkan produksi ASI responden
memiliki rentang perbedaan yang cukup banyak. 24% ibu mempunyai produksi ASI perah dibawah
70 ml dan semuanya melakukan pemerahan 1 kali setiap hari. Frekuensi memerah yang rendah
menjadi penyebab kurangnya volume ASI perah, dapat terlihat dari jumlah ibu yang melakukan
pemerahan 1 kali/hari, semuanya melaporkan volume ASI perahnya dibawah 115 ml/hari dan 75 %
nya mempunyai volume ASI perah dibawah 70 ml/hari. Diperkuat dengan 12% ibu yang melakukan
pemerahan 5x sehari bisa mendapatkan volume ASI perah diatas 380 ml/hari. Volume ASI rata-rata
per hari dapat ditingkatkan dengan frekuensi memompa, durasi, dan kombinasi antara memerah
dengan pompa dan memerah dengan tangan [11].

3.2 Produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja setelah hypnobreastfeeding

Produksi ASI ibu setelah melakukan hypnobreastfeeding menunjukkan rata-rata produksi ASI
ibu setiap hari mengalami peningkatan konstan (tabel 3). Hal ini dapat dijelaskan bahwa kondisi
stress fisik dan psikologis yang fluktuatif pada ibu bekerja dapat dirubah menjadi kondisi selalu
relaksasi dengan hypnobreastfeeding. Begitu juga dengan keyakinan akan kecukupan ASI tertanam
semakin kuat dari hari kehari dengan hypnobreastfeeding.

Tabel 3. Produksi ASI setiap hari pada ibu menyusui bekerja setelah hypnobreastfeeding di Kota Blitar
Produksi ASI per hari sebelum hypnobreastfeeding (ml)
N Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
24 225 241 250 256 269 270 273

Jumlah rata-rata produksi ASI per hari yang diukur dalam satu minggu setelah penerapan
hypnobreastfeeding meningkat menjadi 255 ml dari volume sebelumnya rata-rata 210 ml (tabel 4).
Rata-rata frekuensi menyusui langsung dan pemerahan ASI terjadi sedikit peningkatan antara
sebelum dan setelah hypnobreastfeeding sedangkan penggunaan jenis pompa ASI dan tehnik
memompa dipertahankan tidak berubah, demikian juga dengan kebiasaan laktasi yang lain seperti,
konsumsi obat/makanan pelancar ASI, penerapan manajemen laktasi, dan penambahan susu formula.

Tabel 4. Produksi ASI pada ibu menyusui bekerja setelah hypnobreastfeeding di Kota Blitar
Produksi ASI rata-rata per hari sebelum hypnobreastfeeding (ml)
N Min. Maks. Mean Std.Deviasi

50 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk


25 47 550 255 145,04

Peningkatan nilai rata-rata volume ASI perah terjadi pada hampir semua (92 %) ibu meskipun
dengan nilai yang bervariasi. Rata-rata nilai peningkatannya sebanyak 46,5 ml. Berdasarkan
karakteristik ibu, dari 12 ibu yang mengalami peningkatan volume ASI perah diatas rata-rata, 10
(83%) ibu bekerja sebagai guru/dosen, 2 (17%) sebagai tenaga kependidikan dan 10 (83%) ibu
memiliki tingkat pendidikan tinggi (diploma, sarjana dan magister). Sedangkan dari 13 ibu yang
berkerja sebagai guru/dosen, 10 ibu (77 %) mengalami peningkatan volume ASI perah diatas rata-
rata dan dari 19 ibu yang berpendidikan tinggi, 10 (53%) ibu mengalami peningkatan volume ASI
perah diatas rata-rata.
Jenis pekerjaan dan pendidikan ibu dalam penelitian ini merupakan faktor yang diasumsikan
ikut mempengaruhi peningkatan volume ASI perah. Pendidikan merupakan faktor utama pembentuk
pengetahuan. Pendidikan dan pengetahuan menentukan sikap seseorang dalam berfikir untuk
pengambilan keputusan dalam pemberian ASI. Dengan dasar pengetahuan yang baik, ibu lebih
mudah menerima sugesti afirmasi positif kecukupan ASI yang diberikan melalui hypnobreastfeeding
sehingga efek yang dihasilkan lebih kuat. Pengetahuan ibu yang baik ditambah dengan penerapan
hypnobreastfeeding mampu meningkatkan proses menyusui. Jenis pekerjaan guru/dosen dalam
penelitian ini dianggap menjadi faktor penting yang ikut mempengaruhi peningkatan volume ASI
perah, namun sebenarnya hal ini lebih dititik beratkan pada suasana tempat kerja maupun teman kerja
yang mendukung proses menyusui. Terlihat pada 2 ibu yang bekerja sebagai tenaga kependidikan
mampu menghasilkan ASI diatas nilai rata-rata. Dalam penelitian ini, beberapa ibu berasal dari
tempat kerja yang sama, merupakan guru sekolah menengah di jurusan kesehatan dan juga dosen
program pendidikan keperawatan menjadikan mereka lebih termotivasi untuk meningkatkan
produksi ASI melalui penerapan hypnobreastfeeding sehingga ibu lebih mudah mencapai kondisi
terhipnotis (trance). Niat yang kuat merupakan syarat awal ibu dalam melakukan hypnobreastfeeding
[12,13,14].
Peningkatan volume ASI perah yang cukup tinggi yaitu 100 ml atau lebih dilaporkan oleh 2
(8%) ibu. Selain efek relaksasi hypnobreastfeeding, frekuensi menyusui langsung ke bayi dan
pemerahan ASI yang meningkat diasumsikan menjadi faktor penyebabnya, dimana kedua ibu
tersebut melakukan pemerahan 4-5 kali sehari dan frekuensi menyusui langsung ke bayi 8 kali.
Frekuensi memompa untuk pengosongan payudara secara simultan dan komitmen/keyakinan ibu
dapat meningkatkan produksi ASI. Keyakinan ibu dapat dibangun dari afirmasi positif yang
diberikan dalam hypnobreastfeeding [14,15].
Penurunan volume perah rata-rata meskipun hanya 4-5 ml tetapi juga dialami oleh 2 (8 %) ibu.
Kedua ibu melaporkan selama menerapkan hypnobreastfeeding selalu tertidur sejak pada tahap awal
(fase induksi) sehingga tidak pernah mendengarkan runtutan proses hypnobreastfeeding sampai
selesai termasuk pada kalimat afirmasi positif. Ibu juga mengeluh mendapat beban tugas di tempat
kerja lebih banyak dari biasanya saat penelitian berlangsung sehingga ibu merasakan kelelahan dan
jadwal yang padat membuat ibu hanya bisa 1 kali memerah ASI selama bekerja, selain itu juga karena
sulitnya mencari tempat memerah yang nyaman dan privasi di tempat kerja. Keterbatasan waktu
memerah ASI dan tidak tersedianya fasilitas laktasi merupakan penghambat yang sering terjadi pada
wanita pekerja untuk tetap memerah ASI selama jam kerja [10].
Penggunaan susu formula sejak bayi lahir, frekuensi menyusui dan pemerahan ASI yang
jarang menunjukkan kurangnya niat ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Lama kerja yang lebih
dari 10 jam, kurang dukungan dari suami/keluarga dan tempat kerja ditambah niat ibu yang kurang
mengindikasikan bahwa penerapan hypnobreastfeeding ibu belum optimal meskipun ibu mengaku
telah melaksanakan hypnobreastfeeding dengan frekuensi sebanyak ketentuan dalam standar
operasional prosedur (SOP).

3.3 Pengaruh hypnobreastfeeding terhadap produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja

Dari hasil uji menggunakan paired t-test menunjukkan nilai p= 0,000 berarti ada perbedaan
yang signifikan produksi ASI sebelum dan setelah penerapan hypnobreastfeeding. Sebagai suatu
metode yang mampu menciptakan situasi persuasif di alam bawah sadar seseorang,

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 51


hypnobreastfeeding mampu meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri ibu untuk memproduksi
dan memberikan ASI kepada bayi. Kepercayaan diri ibu bisa dibangun melalui kalimat afirmasi
positif yang diberikan kepada ibu saat ibu sudah dalam kondisi trance yaitu kondisi ibu telah
mencapai pikiran alam bawah sadar.

Tabel 9. Pengaruh hypnobreastfeeding terhadap produksi ASI pada ibu menyusui bekerja.
Min. Maks. mean Std.Deviasi
Pre 39 447 210 128,79
Post 47 550 255 145,04
Paired t-test p= 0,000 α = 0,05

Kalimat afirmasi dalam hypnobreastfeeding seperti “saat ini anda adalah ibu yang sehat dan
percaya diri”, “payudara anda mampu memberikan makanan yang terbaik untuk buah hati”, “ASI
anda lancar dan mampu memproduksi ASI anda dengan baik”,”anda semakin yakin bahwa payudara
anda mampu memproduksi ASI dengan lancar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi anda”,
diucapkan terus menerus oleh terapis dalam rekaman CD hypnobreastfeeding. Suara tersebut
didengarkan berulangkali oleh ibu sehingga tertanam kuat dalam pikiran bawah sadar ibu dan setiap
saat selalu membangkitkan motivasi dan kepercayaan diri ibu untuk menyusui. Tingkat kepercayaan
diri menyusui ibu yang tinggi akan membentuk pola pemberian ASI eksklusif sehingga meskipun
ketika terkendala ibu bekerja, ibu akan berupaya untuk memberikan ASI dengan sering menyusui
bayi saat bersama bayi dan melakukan pemerahan ASI saat ibu bekerja. [16]. Induksi merupakan
tahap dasar hypnobreastfeeding yaitu membuat seseorang dalam kondisi trance atau membawa alam
pikiran dari conscious mind ke subconscious mind. Dalam penelitian ini, tahap induksi dicapai
melalui tehnik relaksasi otot, relaksasi nafas dan relaksasi pikiran. Semua tehnik relaksasi didapatkan
dengan mengikuti instruksi terapis/penghipnotis yang suaranya telah terekam dalam CD
hypnobreastfeeding lengkap dengan iringan alunan musik yang lembut.
Beban kerja dan juga peran sebagai ibu yang harus dijalani oleh ibu menyusui bekerja
menimbulkan keletihan fisik dan ketegangan emosi/stress psikologis. Terpisah dengan bayi karena
bekerja telah mengurangi durasi ibu dalam menyusui sehingga menyebabkan ibu kehilangan
kepercayaan diri akan kemampuannya menghasilkan ASI yang cukup untuk kebutuhan bayi. Kondisi
psikologis yang tidak tenang/stress memicu peningkatan kortisol dan kotekolamin yang dapat
menghambat pelepasan prolaktin dan oksitosin. Jika terjadi kondisi sebaliknya yaitu dalam tahap
induksi hypnobreastfeeding, efek relaksasi, ketenangan fisik, pikiran, dan kenyamanan dapat
dirasakan oleh ibu sehingga terjadi positif feedback mechanism berupa respon peningkatan pelepasan
oksitosin dan prolaktin oleh pituitary. Kondisi psikologis ibu menentukan kelancaran produksi ASI
dan hypnobreastfeeding berpengaruh terhadap kecemasan serta lama pengeluaran ASI dimana
hypnobreastfeeding dapat menurunkan kecemasan secara signifikan dan mempercepat pengeluaran
ASI [17,18,6].

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan ada pengaruh hypnobreastfeeding
terhadap produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja (P=0,000) dengan nilai rata-rata produksi
ASI sebelum hypnobreastfeeding 210 ml/hari menjadi 255 ml/hari setelah hypnobreastfeeding. Rata-
rata produksi ASI sebelum hypnobreastfeeding setiap hari mengalami fluktuatif yang tidak menentu
sedangkan setelah hypnobreastfeeding mengalami peningkatan secara konstan. Frekuensi memerah
dan menyusui bayi diasumsikan ikut berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan peningkatan produksi ASI yang hanya
dipengaruhi oleh hypnobreastfeeding.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wulansari, S and M.S. Pramono. 2014. Hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja PKM Tanah Kali Kedinding Surabaya. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 17(1): 9-15.

52 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk


[2] Rahmawati, M.D. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada
ibu menyusui di kelurahan Pedalangan kecamatan Banyumanik kota Semarang. Jurnal
KesMaDaSKa. 1(1): 8-17.
[3] Abdullah, G.I., and D. Ayubi. 2013. Determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 7(7): 296-303.
[4] Astuti, I. 2013. Determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui. Jurnal Health
Quality. (4)1: 60-68.
[5] Kurniawan, B. 2013. Determinants keberhasilan pemberian air susu ibu eksklusif. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. 27(4): 236-240.
[6] Kusmiyati, Y. & H.P.Wahyuningsih. 2014. Pengaruh hypnobreastfeeding terhadap
kecemasan dan waktu pengeluaran ASI pada ibu post partum primipara di Yogjakarta. Jurnal
Teknologi Kesehatan. 12(2): 1-6.
[7] Mulyana. N. & S.N.Azizah. 2014. Pengaruh hypnobreastfeeding terhadap sikap ibu hamil
trimester 2 dalam pemberian ASI eksklusif di desa ujungjaya kabupaten Sumedang. E-
Journal STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi. No. 201408-008.
[8] Syamsinar, S., S. Dode, and E.W.Ferrial. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kelancaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum di R.nifas RS Tk II Pelamonia Makassar.
E-library STIKes Nani Hasanuddin. 2(5): 135-144.
[9] Wiji, R.N. 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogjakarta: Nuha Medika.
[10] Novayelinda, R. 2012. Telaah Literatur: Pemberian Asi Dan Ibu Bekerja. Jurnal Ners
Indonesia. 2(2): 177-184.
[11] Morton, J., J.Y. Hall, R.J. Wong, L Thairu, W.E. Benitz and W.D. Rhine. 2009. Combining
hand technique with electric pumping increases milk production in mother of preterm infants.
Journal of Perinatology. 29: 757-764.
[12] Widiyanto, S., D. Aviyanti, and M.Tyas A. 2012. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan
Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Sikap terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah. 1(2): 25-29.
[13] Putriningrum, R., A. Khoiriyah, and T. Umarianti. 2015. Pengaruh pengetahuan dan
Hypnobreastfeeding pada ibu hamil trimester III terhadap proses menyusui. Jurnal Dinamika
Kebidanan. 5(1).
[14] Armini, N.W. 2016. Hypnobreastfeeding Awali Suksesnya ASI Eksklusif. Jurnal Skala
Husada. 13(1). 21-29
[15] Kent, J.C., D.K. Prime, and C.P. Garbin. 2012. Principles for Maintaining or Increasing
Breast Milk Production. JOGNN. 41: 114-121.
[16] Taqwim, M.A., and Anggorowati. 2014. Hubungan Kepercayaan diri dengan pola pemberian
air susu ibu pada Ibu Menyusui yang Bekerja di kelurahan Mangkang kulon wilayah kerja
puskesmas Mangkang kota Semarang. Jurnal Keperawatan Maternitas. 2(2): 77-83.
[17] Guyton, A., and J.E. Hall. 2010. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 12th Ed.
Philadelphia: Elsevier.
[18] Kamariyah, N. 2014. Kondisi Psikologi Mempengaruhi Produksi Asi Ibu Menyusui di Bps
Aski Pakis Sido Kumpul Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 7(12): 29-36

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 53

Anda mungkin juga menyukai