Nama Peserta
Nama Wahana
Topik Cedera Kepala Berat
Tanggal (kasus) 10 November 2015
Nama Pasien Tn. S
Tanggal
23 November 2015
Presentasi
Tempat
Presentasi
Objektif
Presentasi
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Laki-laki 35 tahun datang dengan penurunan kesadaran setelah kecelakaan
lalu lintas sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien merupakan rujukan
□ Deskripsi dari RS Thamrin Cileungsi, tidak ada saksi mata yang melihat kejadian
kecelakaan. Terdapat luka robek pada kepala sebelah kanan dan keluar darah
pada telinga sebelah kanan. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan cedera kepala, menangani
□ Tujuan
penyakit sampai melewati masa emergensi
□ Tinjauan □
Bahan Bahasan □ Kasus □ Audit
Pustaka Riset
2. Objektif :
a. Vital sign
KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Sopor, GCS: E1M5V2
Tekanan darah : 125/70 mmHg
Frekuensi nadi : 112 x/menit
Frekuensi nafas : 28 x /menit
Suhu : 38 0C
Sianosis (-), pucat (-), ikterik (-)
Saturasi O2 : 99%
2
b. Pemeriksaan sistemik
Kulit : Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis.
Kepala : Bentuk normal, rambut hitam, tidak mudah dicabut, luka robek pada kepala
sebelah kanan 3x0,5 cm
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, racoon eye pada mata kiri,
refleks cahaya +/+ normal.
THT : Darah (+) pada liang telinga kanan, battle sign (-)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah.
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB, kelenjar tiroid tidak membesar
Cor : S1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Datar, supel, hepar dan lien dalam batas normal, BU (+) Normal
Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksan.
Ekstremitas : Luka-luka gores pada tungkai kaki kanan dan kiri, akral hangat, refilling
kapiler baik, sianosis (-), edema (-), babinski +/+.
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin:
Leukosit : 28.000 ribu/µl
Hb : 14,3 g/dl
Ht : 41 %
Trombosit : 224.000 ribu/µl
Eritrosit : 4.4 juta/µl
3
CT SCAN KEPALA:
4
CT scan kepala tanpa kontras: gambaran perdarahan pada kepala yaitu Subdural Hematom kiri,
Contusio Cerebri, Epidural Hematom kanan, dan Fraktur Basis Cranii
5
3. Assesment (penalaran klinis) :
Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada
kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau
benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Cedera kranioserebral ialah cedera yang mengenai kepala dan otak baik yang terjadi secara
langsung atau kerusakan primer maupun tidak langsung atau kerusakan sekunder. Cedera
kranioserebral tersering adalah cedera kepala tertutup yng sebagian besar disebaban karena
kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari ketinggian, olah raga (tinju), dan lain-lain.
Manifestasi Klinis
Diagnosis cedera kepala dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Secara umum tanda dan gejala cedera kepala adalah :
1. Gangguan kesadaran
2. Konvulsi
3. Abnormalitas pupil
4. Defisit neurologis
5. Disfungsi sensorik – motorik
6. Kejang
7. Sakit kepala
8. Hipovolemik Syok.
9. Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik dapat timbul segera
atau secara lambat.
10. Pola pernafasan dapat secara progresif menjadi tidak abnormal.
11. Respon pupil negatif.
Pemeriksaan Tingkat Keparahan Trauma kepala disimpulkan dalam suatu tabel Skala Koma
Glasgow (Glasgow Coma Scale).
Table 1 Skala Koma Glasgow
Eye Opening
RESPON
MATA ≥ 1 TAHUN 0-1 TAHUN
4 Mata terbuka dengan spontan Membuka mata spontan
Mata membuka setelah
3 diperintah Membuka mata oleh teriakan
Mata membuka setelah diberi
2 rangsang nyeri Membuka mata oleh nyeri
1 Tidak membuka mata Tidak membuka mata
6
Best Motor Response
RESPON
MATA ≥ 1 TAHUN 0-1 TAHUN
6 Menurut perintah Belum dapat dinilai
5 Dapat melokalisir nyeri Melokalisasi nyeri
4 Menghindari nyeri Menghindari nyeri
3 Fleksi (dekortikasi) Fleksi abnormal (decortikasi)
2 Ekstensi (decerebrasi) Eksternal abnormal
1 Tidak ada gerakan Tidak ada respon
Best Verbal Response
RESPON
MATA >5 TAHUN 2-5 TAHUN 0-2 TAHUN
Orientasi baik dan mampu Menyebutkan kata-kata
5 berkomunikasi yang sesuai Menangis kuat
Disorientasi tapi mampu Menyebutkan kata-kata
4 berkomunikasi yangtidak sesuai Menangis lemah
Menyebutkan kata-kata yang Kadang-kadang menagis /
3 tidak sesuai (kasar, jorok) Menangis dan menjerit menjerit
Mengeluarkan suara
2 Mengeluarkan suara Mengeluarkan suara lemah lemah
1 Tidak ada respon Tidak ada respon Tidak ada respon
Berdasarkan Skala Koma Glasgow, berat ringan trauma kapitis dibagi atas;
1. Trauma kapitis Ringan, Skor Skala Koma Glasgow 14 – 15
2. Trauma kapitis Sedang, Skor Skala Koma Glasgow 9 – 13
3. Trauma kapitis Berat, Skor Skala Koma Glasgow 3 – 8
7
b) Trauma Kepala Sedang
Dengan Skala Koma Glasgow 9 - 12, lesi operatif dan abnormalitas dalam CT-scan dalam 48 jam
rawat inap di Rumah Sakit. Pasien mungkin bingung atau somnolen namun tetap mampu untuk mengikuti
perintah sederhana. Konkusi, muntah ataupun kejang dapat terjadi. Terdapat defisit neurologis fokal.
UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic untuk pasien cedera kepala meliputi hal-hal dibawah ini:
1. CT-scan (dengan tanpa kontras)
2. MRI
3. Angiografi berkala
4. EEG berkala
5. Foto rontgen
6. PET
7. Pemeriksaan CFS
8. Kadar elektrolit
9. Skrining toksikologi
10. Analisa Gas Darah
8
Dari anamnesis seorang laki-laki 35 tahun datang dengan penurunan kesadaran setelah
kecelakaan lalu lintas sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien merupakan rujukan dari RS
Thamrin Cileungsi, tidak ada saksi mata yang melihat kejadian kecelakaan. Terdapat luka robek
pada kepala sebelah kanan dan keluar darah pada telinga sebelah kanan. Keluhan disertai demam.
Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik pasien tampak sakit berat, penurunan kesadaran, tanda vital
didapatkan peningkatan nafaas, nadi dan suhu. Terdapat luka robek di kepala sebelah kanan dan
keluar darah pada telinga sebelah kanan. Racoon eye pada mata kiri. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan peningkatan leukosit. Dari pemeriksaan penunjang CT scan kepala
tanpa kontras didapatkan gambaran perdarahan pada kepala yaitu Subdural Hematom kiri,
Contusio Cerebri, Epidural Hematom kanan, dan Fraktur Basis Cranii
4. Plan :
Rontgen Thorax
Persiapan operasi craniotomy
Tatalaksana :
Konsul kepada dr Spesialis Bedah Syaraf :
1. Pro operasi craniotomy Rawat ICU
2. IVFD RL 20 tpm
3. Inj. Ceftriaxone 1x2gr
4. Inj. Ketorolac 3x1 amp
5. Inj. Transamin 3x1 amp
6. Inj Vit K 3x1
7. Drip manitol 200cc selanjutnya 4x125cc
8. Inf OMZ 2x1
9. Jika gelisah Inj Haldol ½ amp iv, ½ amp drip dalam RL
10. Permintaan PRC 500cc + FFP 300cc
Edukasi
Pendidikan :
Keluarga dijelaskan tentang penyakit yang diderita oleh pasien adalah cedera kepala berat
dan diperlukan penanganan operatif sebagai salah satu penatalaksanaannya.
Konsultasi :
Dilakukan konsul kepada dokter spesialis bedah syaraf untuk dilakukannya operasi
craniotomy serta konsul kepada dokter spesialis anestesi.