Anda di halaman 1dari 14

SKOLIOSIS

Juli 2, 2012 pada 12:36 pm · Filed under referat

I. PENDAHULUAN

Skoliosis berasal dari bahasa Yunani yaitu “Crookednes” atau kebengkokan. Skoliosis
mempengaruhi ikatan sendi dan otot yang mengenai tulang belakang, yang menyebabkan
tulang belakang, tulang rusuk dan tulang panggul bengkok. Banyak penyebab yang berbeda
dari scoliosis. Sebagian besar deformitas skoliosis adalah idiopatik (penyebab tidak
diketahui). Namun yang lain dapat kongenital disertai dengan gangguan atau sindroma
neuromuscular, atau kompensator dari ketidakcocokan panjang kaki atau kelainan intraspinal.

Seringkali seseorang dengan skoliosis telah mengalami kondisi ini sejak masa kanak-kanak,
namun karena skoliosis berkembang sangat cepat, kebanyakan kasus skoliosis tidak
terdiagnosa sampai usia 10-14 tahun. Pada skoliosis, tulang belakang melengkung abnormal
dari sisi ke sisi menyerupai bentuk “S”, dapat dilihat ketika kelengkungannya semakin parah
dan juga mengakibatkan ketidaknyamanan. Jika kelengkungannya sudah menjadi sangat
parah akhirnya dapat menganggu fungsi pernafasan dan jantung. Juga dapat merusak
persendian tulang belakang serta rasa sakit di masa tua.

Kebanyakan pasien dengan skoliosis diobati tanpa melalui tindakan operasi, walaupun
terkadang operasi dibutuhkan. Pengobatan skoliosis lebih efektif bila penyebab diketahui
lebih dini.

II. DEFINISI

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang di bidang frontal yang abnormal ke arah
samping yang dapat terjadi pada segmen cervical (leher), thoracal (punggung), maupun
lumbal (pinggang). Kurva yang terbentuk mungkin cembung ke kanan (lebih sering pada
kurva level dada) atau ke kiri (lebih umum pada kurva punggung bawah). Tulang belakang
mungkin berputar sekitar sumbunya, merusak bentuk tulang iga. Skoliosis sering
diasosiasikan dengan kifosis dan punggung melengkung.

Secara sederhana, skoliosis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1) Skoliosis Struktural :

Terjadi kelengkungan atau rotasi tulang belakang ke arah samping pada satu sisi dan
termasuk jenis skoliosis terburuk oleh karena dapat menjadi progresif.

Skoliosis struktural dibagi menjadi :

a) Idiopatik skoliosis

b) Congenital

c) Neuromuskular
2) Skoliosis Fungsional :

Terjadi kelengkungan namun tidak terfiksasi dan tidak progresif. Skoliosis fungsional ini
adalah skoliosis sekunder terhadap ketidaksesuaian panjang lengan.

Skoliosis dapat diukur dari derajat kelengkungannya. Orang yang menderita skoliosis dengan
kelengkungan < 25° diperkirakan hanya akan mengalami asimetri pada arah tulang belakang
saja. Pada anak-anak yang mengalami kelengkungan dengan derajat yang cukup besar maka
dapat mengalami kelengkungan antara 25°-40° dan dapat mengalami kelainan bentuk selama
masa pertumbuhannya. Penderita skoliosis dengan kelengkungan sebesar 300 pada masa
remaja dapat mengalami kelengkungan yang semakin meningkat hingga mencapai 600. Itulah
sebabnya penderita skoliosis harus segera menjalani terapi-terapi pengobatan atau treatment
lainnya yang cukup bermanfaat untuk menghindari prognosa yang buruk

III. EPIDEMIOLOGI

Pada suatu populasi, hampir 2%nya mengalami kelainan tulang belakang, yaitu skoliosis.
Kelainan tulang belakang ini, skoliosis, juga dapat disebabkan secara kongenital. Jika ada
salah satu anggota keluarga mengalami skoliosis, kemungkinan akan terjadinya skoliosis
pada anggota keluarga lain akan semakin besar (sekitar 20%).

Dari seluruh kasus skoliosis yang terjadi, 85% di antaranya berupa skoliosis non reversible,
yang penyebabnya tidak diketahui atau disebut juga dengan skoliosis idiopatik. Skoliosis
idiopatik terbagi dalam empat kelompok, yaitu: jenis infantile yang muncul pada bayi sejak
lahir hingga usia 3 tahun, jenis juvenile yang terdapat pada anak usia 3 tahun hingga usia
awal pubertas, jenis adolescent yang terdapat pada remaja usia pubertas hingga akhir pubertas
(akhir masa pertumbuhan), dan jenis adult yang terdapat pada usia di atas 20 tahun.

Sekitar 4% dari seluruh anak-anak usia 10 tahun hingga 14 tahun mengalami skoliosis. Dan
40 % sampai 60% di antaranya ditemukan pada anak perempuan. Pada remaja wanita juga
sering terjadi skoliosis yang menyebabkan nyeri dan radang sendi punggung.
V. PENYEBAB

Skoliosis terlihat sebagai komplikasi dari banyak penyakit neuromuskular. Kelainan bentuk
skoliosis dapat terjadi secara struktural atau fungsional.

Terdapat 3 penyebab terjadinya skoliosis :

1) Congenital (bawaan) :

Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan pembentukan tulang belakang atau tulang
rusuk yang menyatu.

Skoliosis congenital sekunder terhadap perkembangan vertebra yang abnormal. Anomali


dapat disebabkan oleh kegagalan pembentukan vertebra parsial. Anomali yang paling lazim
dari kategori ini adalah hemivertebra. Malformasi vertebra juga bisa disebabkan oleh
kegagalan segmentasi, yang paling jelas adalah batang unilateral yang tidak bersegmen.

Anomali-anomali vertebra ini dapat menyebabkan skoliosis struktural nyata sejak kehidupan
dini. Batang unilateral yang tidak berseragam, terutama mempunyai resiko progresivitas
lengkung yang cepat. Skoliosis congenital dapat berhubungan dengan anomali congenital dari
sistem organ-organ lain terutama ginjal dan jantung.

Gambar : Skoliosis kongenital pada bayi laki-laki usia 13 bulan

2) Neuromuskuler

Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan / kelumpuhan akibat beberapa penyakit berikut
:

a) Cerebral Palsy

b) Distrofi otot

c) Polio

d) Osteoporosis juvenile
Gambar Skoliosis Neuromuskuler

3) Idiopatik

Penyebabnya tidak diketahui. Dapat diperoleh melalui beberapa ciri genetik. Bentuk skoliosis
ini tampak pada tulang belakang yang sebelunya tumbuh lurus selama bertahun-tahun.

Skoliosis idiopatik dapat melumpuhkan anak-anak (paling banyak menyerang bayi laki-laki
antara lahir sampai usia 3 tahun), anak muda (menyerang kedua jenis kelamin antara 4-10
tahun), atau orang dewasa (biasanya menyerang anak perempuan usia 10 sampai usia subur).

Skoliosis idiopatik bertambah parah selama pertumbuhan. Kelaianan ini biasanya


asimptomatik pada usia remaja, tetapi kurvatura berat dapat menimbulkan gangguan fungsi
paru atau nyeri pinggang bagian bawah pada tahun-tahun selanjutnya.

V. GAMBARAN ANATOMI

Secara Anatomis, penderita skoliosis menderita berbagai kelainan, seperti :

1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.


2. Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya.
3. Mengalami nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan lebih besar) dapat menyebabkan gangguan
pernafasan.

Lokasi terjadinya skoliosis pada umumnya di daerah sekitar rongga dada atau pada rongga
dada hingga daerah pinggang. Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang
membengkok dan pada tulang punggung bagian bawah, tulang belakang melengkung ke kiri,
sehingga bahu kanan tampak lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih
tinggi dari pinggul kiri.

Gambar: Berbagai contoh lokasi skoliosis

VI. DIAGNOSA

A. Anamnesa

Pasien datang dengan keluhan kosmetik karena terdapat perbedaan antara bahu kanan dan
kiri, Pada Skoliosis jarang yang mengeluh tidak nyaman atau nyeri, tetapi pada skoliosis yang
berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60°) bisa menyebabkan gangguan
pernafasan karena menurunkan kapasitas paru-paru, selain itu juga dapat terjadi sakit
punggung, sakit pada pinggang dan paha, radang tulang belakang degeneratif, gangguan
sendi, gangguan jantung, kesulitan jalan. Bila skoliosis disebabkan oleh tumor atau lesi pada
spinal cord dapat menimbulkan nyeri punggung. Biasanya terjadi kelelahan pada tulang
belakang setelah duduk atau berdiri lama.

Pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan pada pasien antara lain :

1. “Pada umur berapa kelengkungan tulang belakang pertama kali terlihat?”

(Penting untuk menentukan prognosis dan derajat keparahan skoliosis)

1. “Siapa yang pertama kali mengetahuinya?”


(orang tua/guru/dokter)

1.
1. “Bagaimana keadaan ibunya ketika sedang mengandung dulu?”

(apakah ada kelainan atau suatu masalah ketika kehamilan dulu)

1.
1. “Apakah pasien mengalami perkembangan yang normal?”

(berjalan, berbicara)

1.
1. “Apakah ada riwayat keluarga yang menderita Skoliosis Atau masalah tulang
belakang lainnya?”

(karena 20 % akan mewarisi kelainan ini, bila dalam keluarganya ada yang menderita
skoliosis)

1.
1. “Apakah pasien mengalami nyeri punggung?”

(Biasanya Soliosis pada anak atau remaja tidak menimbulkan nyeri.Bila terdapat
nyeri,pemerikan selanjutnya harus dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan
yang lain.)

B. Inspeksi

Terdapat ciri- ciri penting, yaitu :

1.
1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.
2. Bahu kanan dan bahu kiri tidak simetris. Bahu kanan lebih tinggi daripada
bahu kiri.
3. Pinggang yang tidak simetris, salah satu pinggul lebih tinggi atau lebih
menonjol daripada yang lain.
4. Ketika membungkuk ke depan, terlihat dadanya tidak simetris.
5. Badan miring ke salah satu sisi, paha kirinya lebih tinggi daripada paha kanan
.
6. Ketika memakai baju, perhatikan lipatan baju yang tak rata ,batas celana yang
tak sama panjang.
7. Untuk Skoliosis yg Idiopatik kemungkinan terdapat kelainan yang
mendasarinya, misalnya neurofibromatosis yang harus diperhatikan adalah
bercak “café au lait” atau Spina Bifida yang harus memperhatikan tanda hairy
patches (sekelompok rambut yg tumbuh di daerah pinggang).
8. Pasien berjalan dengan kedua kaki lebar.
9. Perut menonjol.
10. Sedangkan pada kasus yang berat dapat menyebabkan :
1. i. Kepala agak menunduk ke depan
2. ii. Punggung lurus dan tidak mobile
3. iii. Pangggul yang tidak sama tinggi

Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada
punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih
tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri. Selain itu
pada inspeksi dapat dilihat bila penderita disuruh membungkuk maka akan terlihat perbedaan
secara nyata ketinggian walaupun dalam keadaan tegap bisa dalam keadaan normal.

C. Palpasi

“The Adam’s Forward Bending test”

Pemeriksaan dilakukan dengan melihat pasien dari belakang yaitu dengan menyuruhnya
membungkuk 90° ke depan dengan lengan menjuntai ke bawah dan telapak tangan berada
pada lutut.. Temuan abnormal berupa asimetri ketinggian iga atau otot-otot paravertebra pada
satu sisi, menunjukan rotasi badan yang berkaitan dengan kurvatura lateral. Skoliosis
torakalis kanan akan menunjukkan lengkung konveks ke kiri pada daerah torak yang
merupakan tipe kurva idiopatik yang umum. Deformitas tulang iga dan asimetri garis
pinggang tampak jelas pada kelengkungan 30° atau lebih.

Jika pasien dilihat dari depan asimetri payudara dan dinding dada mungkin terlihat. Tes ini
sangat sederhana, hanya dapat mendeteksi kebengkokannya saja tetapi tidak dapat
menentukan secara tepat kelainan bentuk tulang belakang. Pemeriksaan neurologis (saraf)
dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau reflex.

D. Pemeriksaan Penunjang

 Rontgen tulang belakang / plain foto


 Test

a. Metode Cobb

Test ini digunakan untuk mengukur sudut kelengkungan dari tulang belakang .

Caranya:

– Mengukur sudut Cobb dengan menggambar garis tegak lurus dari lempeng ujung
superior dari vertebra paling atas pada lengkungan (mengukur dari puncak T9 )

– Dan garis tegak lurus dari lempeng akhir inferior vertebra paling bawah dari
lengkungan (mengukur dari alas L3 )

– Perpotongan dari kedua garis ini membentuk suatu sudut yang diukur.
Gambar Metode Cobb

VII. PENGOBATAN

Jenis terapi yang dibutuhkan untuk skoliosis tergantung pada banyak faktor. Sebelum
menentukan jenis terapi yang digunakan, dilakukan observasi terlebih dahulu. Terapi
disesuaikan dengan etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan, dan ada tidaknya
progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian tergantung pada deteksi dini dari
skoliosis.

A. Obat

Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan
kemungkinan infeksi baik dari alat ataupun pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis.

Obat yang digunakan antara lain :

1. Analgesik

 Asam Asetil Salisilat 3 x 500 mg


 Paracetamol 3 x 500 mg
 Indometacin 3 x 25 mg
2. NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)

B. Fisioterapi

1. Terapi panas, dengan cara mengompres


2. Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25°-40° dengan
skeletal yang tidak matang (immature). Alat penyangga tersebut antara lain :

“Penyangga Milwaukee”

Alat ini tidak hanya mempertahankan tulang belakang dalam posisi lurus, tetapi alat ini juga
mendorong pasien agar menggunakan otot-ototnya sendiri untuk menyokong dan
mempertahankan proses perbaikan tersebut. Penyangga harus dipakai 23 jam sehari. Alat
penyangga ini harus terus digunakan terus sampai ada bukti objektif yang nyata akan adanya
kematangan rangka dan berhentinya pertumbuhan tulang belakang selanjutnya.

Gbr. Alat penyangga Milwaukee untuk meluruskan

tulang belakang pada anak yang bertumbuh

“Penyangga Boston”

Suatu penyangga ketiak sempit yang memberikan sokongan lumbal atau torakolumbal yang
rendah. Penyangga ini digunakan selama 16-23 jam sehari sampai skeletalnya matur. Terapi
ini bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang tidak dikehendaki oleh
pasien.
Gbr. Alat penyangga Boston dapat digunakan pada skoliosis

bagian lumbal atau torakolumbal.

3. Terapi Stimulasi Otot-Otot Skoliosis

Kunci dari terapi ini adalah rehabilitasi dari otot dan ligamen yang menyangga tulang
belakang. Rehabilitasi otot harus melalui sistem saraf pusat dengan tujuan agar pasien dapat
meningkatkan kekuatan otot sehingga otot dapat menyangga tulang belakang dengan posisi
yang benar tanpa bantuan alat penyangga.
C. Tindakan Pembedahan

Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien skeletalnya imatur, operasi
direkomendasikan. Lengkung dengan sudut besar tersebut, progresivitasnya meningkat secara
bertahap, bahkan pada masa dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah memperbaiki
deformitas dan mempertahankan perbaikan tersebut sampai terjadi fusi vertebra. Beberapa
tindakan pembedahan untuk terapi skoliosis antara lain :

1. Penanaman Harrington rods (batangan Harrington)

Batangan Harrington adalah bentuk peralatan spinal yang dipasang melalui pembedahan yang
terdiri dari satu atau sepasang batangan logam untuk meluruskan atau menstabilkan tulang
belakang dengan fiksasi internal. Peralatan yang kaku ini terdiri dari pengait yang terpasang
pada daerah mendatar pada kedua sisi tulang vertebrata yang letaknya di atas dan di bawah
lengkungan tulang belakang.

Keuntungan utama dari penggunaan batangan Harrington adalah dapat mengurangi


kelengkungan tulang belakang ke arah samping (lateral), pemasangannya relatif sederhana
dan komplikasinya rendah. Kerugian utamanya adalah setelah pembedahan memerlukan
pemasangan gips yang lama. Seperti pemasangan pada spinal lainnya , batangan Harrington
tidak dapat dipasang pada penderita osteoporosis yang signifikan.
2. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset

Peralatan Cotrell-Dubousset meliputi pemasangan beberapa batangan dan pengait untuk


menarik, menekan, menderotasi tulang belakang. Alat yang dipasang melintang antara kedua
batangan untuk menjaga tulang belakang lebih stabil.

Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset spinal dikerjakan oleh dokter ahli bedah yang
berpengalaman dan asistennya

D. Larangan

 Tidak boleh mengangkat barang-barang berat

Posisi salah posisi benar

E. Tindakan Yang Dapat Membantu Skoliosis

 Mengangkat pinggul yang miring


 Peregangan tulang belakang
 Latihan pernapasan
 Yoga

DAFTAR PUSTAKA

David J Dandy MA MD FRCS Essential Othopaedics and Trauma, Second Edition. 1993

Sabiston. Buku Ajar Bedah, 1994. Bagian 2, 392-396

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15. 1996. 2360-2364, 689-692, EGC

Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2; Editor R. Sjamsuhidayat, 832-834, EGC

Sylvia A Price, Lorraine M Wilson . Patofisiologi, Edisi 6, EGC


Sylvia A Price, Lorraine M Wilson. Patofisiologi, Edisi 2 Bagian 2, 391-392, EGC

Gerald B Merenstein, David W Kaplan. Buku Pegangan Pediatri, Edisi 17, 685-687

Priguna Sidharta M D Phd. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, 211-213, Dian Rakyat

Kumpulan Dokter-Dokter. Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui Disease Penyakit. Buku
I, 224-228, Gramedia Grasindo

Kumpulan Dokter-Dokter. Medical Treatments / Terapi Medis, 303-305, Gramedia Grasindo

http://www.iscoliosis.com

http:/www.orthop.washington.edu/uw/scoliosis

http://www.scoliosis-assoc.org/

http://en.wikipedia.org/wiki/Scoliosis

http://www.rad.washington.edu/mskbook/scoliosis.html

http://www.medicastore.com

http://www.otkin.nl
http://www.balipost.co.id

Anda mungkin juga menyukai