TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Ni dan nomor atom 28. Bentuk struktur kristalnya FCC, juga bersifat magnetis dan
tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi juga dipadukan
dengan besi, krom, dan loga lainnya, dapat membentuk baja yang tahan karat yang
Didalam bijih nikel mengandung unsur-unsur lain seperti Fe, S, MgO, CaO,
dan lain sebagainya. Salah satu metode mengurangi kandungan adalah peleburan.
Pada proses ini bijih nikel dileburkan kemudian ditambahkan fluks dan gypsun
udara. Proses dikonventer menghasilkn pemurnian oksida nikel yang bebas dari
sulfur kedalam bentuk briket dan akan dilakukan proses reduksi pada suhu 1.500C
5
C. Iklim dan Curah Hujan
dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim
kemarau dapat terjadi pada bulan Juni sampai dengan November. Sedangkan musim
hujan dapat terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Juni. Pada grafik
dijelaskan bahwa curah hujan dan kelembapan tertinggi terdapat pada bulan April
30
28.71 28.94
27.32 26.97
25
23.85
20
18.92
15 14.5
12.85
10 10
8
5 4.12 4.57
6
D. Penambangan Nikel
tahun 2008 dilakukan secara tambang terbuka, saat ini penambangan difokuskan pada
Kec. Kabaena Barat, Kab. Bombana dengan penambangan menggunakan alat gali
muat Excavator Kobelco SK 330 dimuat ke alat angkut Dump Truck dan langsung di
a. Perintisan (Pioneering)
angkut dan penanganan sarana air drainase (saluran). Dalam pembuatan jalan, lebar
dan kemiringan jalan harus sesuai dengan yang direncanakan sehingga hambatan-
hambatan dalam pengangkutan bijih material dapat diatasi dan tingkat keamanan
pengguna jalan lebih terjamin. Untuk pembuatan jalan dapat dilakukan dengan
menggunakan Bulldozer.
7
b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
lahan yaitu membersihkan pohon-pohon, pembuatan jalan agar alat-alat mekanis bisa
Pada kegiatan ini, batuan yang berada diatas cadangan bahan galian bijih
2. Kegiatan Penambangan
a. Penggalian (Digging)
pertambangan. Salah satu keputusan penting yang perlu dilakukan adalah pemilihan
sistem penggalian yang cocok karena material yang digali sangat bervariasi.
8
b. Pemuatan (Loading)
dilakukan untuk memuat material hasil penggalian kedalam alat angkut. Kegiatan
akan mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara optimal
(Yanto. I, 2015).
sasaran produksi tetapi juga harus aman bagi penempatan alat beserta mobilitas
pekerja yang berada disekitarnya. Tempat kerja yang luas akan memperkecil
waktu edar alat karena ada cukup tempat untuk berbagai kegiatan, seperti
sebelum pemuatan maupun untuk tempat penimbunan sehingga kondisi tempat kerja
2. Pola Muat
Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut ditentukan
oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat angkut, apakah kedudukan alat
muat tersebut berada lebih tinggi atau kedudukan kedua-duanya sama tinggi.
9
a. Top loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk jungkit (alat muat berada di
atas tumpukan material atau berada diatas jenjang). Cara ini hanya dipakai pada alat
muat backhoe. Selain itu operator lebih leluasa untuk melihat bak dalam
menempatkan material. Berikut ini adalah pola muat top loading dapat dilihat pada
gambar 2.2.
b. Bottom Loading
Ketinggian atau letak alat angkut dump truck jungkit adalah sama. Cara ini
dipakai pada alat muat power shovel. Berikut ini adalah pola muat bottom loading
10
Gambar 2.3. Pola Muat Bottom Loading.
(Sumber: PT. TIM, 2016)
1. Waktu Edar
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan oleh alat
untuk menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka
11
a. Waktu Edar Alat Gali Muat
Merupakan total waktu pada alat gali, yang dimulai dari pengisian
kembali kosong.
Waktu edar alat angkut (dump truck) pada umumnya terdiri dari
waktu menunggu alat untuk dimuat dan waktu mengatur posisi untuk dimuati,
waktu diisi muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping, dan waktu
kembali kosong.
12
Ta5 : Waktu menumpahkan muatan (menit)
Ta6 : Waktu kembali kosong (menit)
Waktu edar yang diperoleh setiap alat mekanis berbeda, hal ini disebabkan
Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat gali muat.
Dengan ruang gerak yang cukup luas, maka pengambilan posisi dapat dilakukan
dengan mudah, seperti untuk berputar, menggambil posisi sebelum diisi muatan
atau penumpahan serta untuk kegiatan pemuatan. Dengan demikian alat tidak
perlu maju mundur untuk mengambil posisi karena ruang gerak cukup luas,
Kemampuan alat-alat mekanis untuk bekerja baik itu alat angkut maupun
alat muat sangat dipengaruhi oleh sifat fisik material seperti faktor bobot isinya
kekerasan material.
3. Kondisi alat
mempengaruhi waktu edarnya. Waktu edar alat muat yang baru tentunya akan lebih
kecil dibandingkan dengan waktu edar alat muat yang telah lama digunakan.
13
4. Kemampuan operator
digunakan. Bagi operator yang sudah berpengalaman akan dapat memperkecil waktu
5. Pengaruh cuaca
Dalam cuaca panas dan berdebu akan mengurangi jarak pandang operator,
tapi hal tersebut dapat diatasi dengan penyiraman jalan. Sedangkan apabila hujan,
2. Efisiensi Kerja
waktu yang dipakai untuk bekerja (waktu efektif) dengan waktu kerja yang
tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Efisiensi kerja ini akan mempengaruhi
kemampuan produksi dari suatu alat. Persamaan yang dapat digunakan untuk
Rumus: We = Wt – (Wtd+Whd)
We
E x100%
Wt ...........................................................................(2.3)
Keterangan : E = Efisiensi kerja (%)
We = Waktu kerja efektif (menit)
Wt = Waktu kerja tersedia (menit)
Whd = Waktu hambatan dapat dihindari (menit)
Wtd = Waktu hambatan tidak dapat dihindari (menit)
14
G. Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut
tenaga diesel engine dan full hydraulic system. Pengoperasian excavator yang efektif
adalah menggunakan metode heel and toe (ujung dan pangkal) mulai dari atas
permukaan sampai pada bagian bawah dan bagian atas bisa berputar 360 derajat.
Dalam konfigurasi backhoe ukuran lengan lebih panjang sehingga jangkauan lebih
jauh, tetapi bucket lebih kecil. Ini bukan berarti produksinya rendah karena putaran
swiing-nya bisa lebih kecil yang berarti cycle time-nya lebih pendek.
Pada konfigurasi yang lain, loading sovel biasanya lengannya lebih pendek,
akan tetapi bucket-nya lebih besar dan cycle time swing lebih lama. Hal ini bukan
berarti produksinya lebih rendah karena ukuran bucket-nya lebih besar dari pada back
hoe. Kelebihan excavator ini bisa mendistribusikan muatan ke seluruh bagian vessel
dengan merata. Artinya, lebih mudah mengatur muatan sehingga jalannya dump truck
berikut:
Rumus:
3600
Q=q× × E............................................................................(2.4)
Cm
15
Keterangan: Q = Produksi Excavator ( Ton/jam)
Cm = Waktu edar alat muat (Detik)
q = Kapasitas mangkuk alat muat ( m3)
(q1= kapasitas bucket × K= bucket fill factor)
E = Efesiensi kerja (%)
D = Density (Ton/m3)
Alat angkut dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
material pada jarak menengah sampai jarak jauh. Muatannya diisikan oleh alat
pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya, alat ini dapat bekerja sendiri.
Ditinjau dari besar muatannya, dump truck dapat dikelompokkan ke dalam dua
golongan :
Rumus:
60
Q= × E × M………………......................................................(2.5)
Cmt
16
H. Keserasian Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut
digunakan untuk menghitung tingkat keserasian kerja antara alat gali muat dan alat
mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali muat dan alat angkut, maka
produksi antara alat gali muat harus sesuai dengan produksi alat angkut.
Faktor keserasian antara alat gali muat dan alat angkut didasarkan pada
produksi alat gali muat dan alat angkut yang dinyatakan dalam match faktor (MF).
Hal ini dapat dicapai dengan penilaian terhadap cara kerja, jenis alat, kapasitas dan
kemampuan suatu alat baik untuk alat gali muat dan alat gali angkut. Untuk menilai
keserasian alat gali muat dan alat angkut dapat digunakan rumus match faktor adalah
Rumus:
Nh Cm
MF x
Nl Cmt ........................................................................................(2.6)
Adapun cara menilai faktor keserasian alat gali muat dan alat angkut adalah :
17
1. MF < 1, artinya alat gali muat bekerja kurang dari 100%, sedangkan alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu
2. MF = 1, artinya alat gali muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak terjadi
3. MF > 1, artinya alat gali muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja
kurang dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
guna menunjang penambangan itu sendiri disamping meningkatkan efisiensi kerja dan
produktivitas alat gali muat dan alat angkut. Walaupun demikian dalam penggunaan
perlu dilakukan secara tepat agar kemampuan alat dapat digunakan secara optimal
Sehubungan hal tersebut, maka sekiranya perlu diadakan estimasi jumlah dan
keserasian alat yang dibutuhkan agar pencapaian target produksi bisa optimal. Untuk
dapat mengestimasikan jumlah alat yang dibutuhkan, maka terlebih dahulu harus
diketahui perolehan waktu edar alat gali muat dan alat angkut dan jumlah alat yang
18
Rumus:
Cmt
M= …………………………………………………….......(2.7)
nxCm
19