Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS MEI 2017

ILMU KESEHATAN OBGIN

LAPORAN KASUS
TUMOR ADNEXA

Ayu Wulandari
10542 0280 11

1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era timbulnya ancaman berbagai macam penyakit menular,


hendaknya jangan mengabaikan pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi
di fasilitas pelayanan kesehatan (FPK) untuk mencegah kejadian luar biasa.Pola
penyebaran ISPA yang utama adalah melalui droplet* yang keluar dari
hidung/mulut penderita saat batuk atau bersin.Penularan juga dapat terjadi melalui
kontak (termasuk kontaminasi tangan oleh sekret saluran pernapasan, hidung, dan
mulut) dan melalui udara dengan jarak dekat saat dilakukan tindakan yang
berhubungan dengan saluran napas.

Karena banyak gejala ISPA yang tidak spesifik dan tes diagnosis cepat
tidak selalu tersedia, maka etiologi kadang sering tidak diketahui dengan
segera.Dengan demikian, FPK menghadapi tantangan untuk memberikan
pelayanan kepada pasien ISPA dengan etiologi dan pola penularan yang diketahui
atau pun tidak diketahui.Penting bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat saat menangani pasien ISPA
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi kepada diri
sendiri, petugas kesehatan yang lain, pasien maupun pengunjung.
Beberapa ISPA dapat menyebabkan KLB dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi, sehingga menyebabkan kondisi darurat pada kesehatan
masyarakat dan menjadi masalah internasional. Langkah-langkah perlindungan
lainnya diindikasikan untuk ISPA yang berpotensi menjadi KLB seperti SARS,
flu burung pada manusia, atau patogen lain yang belum diketahui pola
penyebarannya.(WHO 2008)

2
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak. Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29
episode per anak/tahun di Negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di
negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat156 juta episode baru di dunia per
tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di Negara berkembang. Kasus
terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10juta)dan
Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta episode.Dari semua kasus
yangterjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah
sakit.Episodebatuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun
(Rudan et al BulletinWHO 2008).ISPA merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan pasien di Puskesmas(40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%).
Hasil survei morbiditas yang dilaksanakan oleh subdit ISPA dan
Balitbangkesmenunjukkan angka kesakitan 5,12%, namun karena jumlah sampel
dinilai tidakrepresentatif maka subdit ISPA tetap menggunakan angka WHO yaitu
10% darijumlah Balita. Angka WHO ini mendekati angka SDKI 2007 yaitu
11,2%. Jikadibandingkan dengan hasil penelitian oleh Rudan,et al (2004) di
negara berkembangtermasuk Indonesia insidens pneumonia sekitar 36% dari
jumlah Balita. Faktor risikoyang berkontribusi terhadap insidens pneumonia
tersebut antara lain gizi kurang, ASIekslusif rendah, polusi udara dalam ruangan,
kepadatan, cakupan imunisasi campakrendah dan BBLR.
Sejak tahun 2000, angka cakupan penemuan pneumonia Balita berkisar
antara 20%-36%. Angka cakupan tersebut masih jauh dari target nasional yaitu
periode 2000-2004 adalah 86%, sedangkan periode 2005-2009 adalah 46%-
86%.(pedoman pengendalian ISPA 2011)
Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatanmasyarakat,
walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dankematian diare
yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatanmengalami
penurunan, namun penyakit diare ini masih sering menimbulkanKLB yang cukup
banyak bahkan menimbulkan kematian. Angka tingkat kematian yang dirilis
UNICEF tahun 2012 menunjukkan bahwa secara global sekitar 2.000 anak di
bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat diare. Laporan
Riskesdastahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan

3
penyebabkematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita ( 25,2%),
sedangkanpada semua golongan umur merupakan penyebab kematian yang ke
empat(13,2%).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas
KesehatanKota Makassar tahun 2012, jumlah kasus diare sebanyak 29.265 orang
atausebesar 52,7% menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 37.940
kasus(Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012)
B. Tujuan

Tujuan umum

Meningkatkan cakupan kunjungan pneumonia dan diare anak di


Puskesmas Tarakan sesuai dengan kriteria WHO tahun 2009.

Tujuan khusus

1. Melakukan identifikasi masalah dgn melihat indikator SPM di puskesmas.

2. Melakukan penilaian besar masalah dengan rumus interval

3. Menentukan besar masalah dari masing-masing indikator

4. Menentukan kegawatan masalah dari aspek keganasan, tingkat urgensi dan


biaya.

5. Menghitung kemudahan penanggulangan

6. Menghitung PEARL FAKTOR

7. Menentukan prioritas masalah dengan rumus NPD & NPT

8. Mengidentifikasi penyebab masalah untuk masalah dengan prioritas


tertinggi

9. Melakukan pengkajian dimensi mutu

10. Melakukan analisis penyebab masalah

11. Melakukan paired comparison

4
12. Membuat tabel kumulatif dari hasil paired comparison untuk penyelesaian
masalah

13. Menentukan penyebab masalah yang perlu diselesaikan berdasar nilai


kumulatif

14. Membuat rencana kegiatan

15. Menentukan kriteria mutlak dari rencana kegiatan

16. Menentukankriteria keinginan dari rencana kegiatan

17. Menentukan program yang akan dilaksanakan

18. Membuat PLAN OF ACTION

19. Melakukan Lokakarya Mini Puskesmas (Pleno)

C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan terhadap pasien pneumonia
dan diare balita khususnya bidang promosi kesehatan sehingga dapat
tercapai derajat kesehatan anak yang optimal di wilayah kerja Puskesmas
Tarakan
2. Bagi Mahasiswa
Memperoleh pengalaman sehingga dapat menjelaskan konsep public
health dan menejemen puskesmas dengan cara membuat laporan modul
satu di Puskesmas Tarakan
3. Bagi Masyarakat
Memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik terutama pada
pelayanan kesehatan anak.

5
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TARAKAN

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Puskesmas Tarakan berada dalam wilayah kecamatan Wajo, dengan


wilayah kerja meliputi 4 kelurahan yaitu kelurahan Malimongan dengan luas 0,41
km2, kelurahan Malimongan Tua 0,41 km2, kelurahan Mampu 0,4 km2, dan
kelurahan Butung 0,27 km2

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Tarakan adalah:

1. Sebelah utara berbatas dengan Jl.Nusantara


2. Sebelah selatan berbatas dengan Jl.Yoss Sudarso
3. Sebelah timur berbatas dengan Jl.Satando
4. Sebelah barat berbatas dengan Jl. Banda

B. KEADAAN DEMOGRAFIS

Jumlah Penduduk di wilayah Kerja Puskesmas tarakan sebanyak 17.839


jiwa di 4 kelurahan. Jumlah Penduduk di Kecamatan Wajo per Desember 2013
adalah 35.127 jiwa dimana penduduk laki-laki sebanyak 17.65 jiwa, sedangkan
jumlah Penduduk Wanita sebanyak 17.470 jiwa. Berikut rincian data penduduk
menurut Kelurahan & Jenis Kelamin.

6
C. TINGKAT PENDIDIKAN DAN MATA PENCAHARIAN

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tarakan


bervariasi mulai dari tingkat perguruan tinggi, SLTA ,SLTP, Tamat SD, hingga
tidak sekolah. Adapun mata pencaharian penduduk sebagian besar berturut-turut
adalah PNS,ABRI,Pedagang,Buruh harian dan lain-lain.

D. UPAYA KESEHATAN

Poli KIA P2M DAP WC


Gigi UR

KAMAR
LAB
PERIKSA

KAMAR KARTU
KAMAR
SUNTIK
KAMAR OBAT

Denah Lantai I

Ruang R.TU R.Petugaas


Wc
Ka.PKMM PHBS, Gizi

AULA/ KANTOR

Denah lantai II

7
Puskesmas tarakan memiliki 14 ruangan yang terdiri dari ruangan
pengambilan kartu,ruang pemeriksaan dokter, ruang pengambilan obat, ruang
suntik, laboratorium, ruang pemeriksaan gigi dan mulut, ruang KIA dan KB,ruang
P2M, ruang kepala Puskesmas, ruang Aula, Dapur dan 2 buah WC.

Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tarakan sebanyak 22 orang,


jumlah Posyandu aktif sebanyak 16 Posyandu, Jumlah kader posyandu sebanyak
75 Orang.Jumlah Kadero aktif 54 Orang.

Tabel 1
Jumlah Tenanga Kesehatan yang ada di Puskesmas Tarakan

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 2
3 Bidan 4
4 Perawat 6
5 Perawat Gigi 2
6 Sanitarian 1
7 Pelaksana Gizi 1
8 Laboran 1
9 Asisten Apoteker 1
10 Tenaga Teknis 2
Jumlah 22

Berikut adalah struktur organisasi Puskesmas Tarakan:

Kepala Puskesmas

Tata Usaha

8
 Bendahara
 Inventaris

Unit Unit Unit Unit Lingkunga, Unit Perwatan: Unit Penunjang: Unit Pelaksana
Pencagahan PEmeliharaan Pemeliharaan Penyuluhan & Khusus:
Peberantasan Kes Rujukan: Kes.Rujukan: PSM: Pelayanan Kartu Farmasi
penykit: Kesehatan Mata
KIA Kes.Gigi & Kamar Periksa Laboratorium
Kes.Lingkungan
Imunisasi KB Mulut
Kesehatan Jiwa
Perkesmas Kamar Tindakan
TB Paru Gizi Pelayanan
Darurat
Kusta/Diare UKS PKM/Posyandu
Usila Rujukan
DHF
E. VISI DAN MISI PUSKESMAS TARAKAN
1. Visi Puskesmas Tarakan

Puskesmas Tarakan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,


terjangkau dan berorientasi kepada keluarga dan masyarakat agar trcapai
Indonesia Sehat 2015.

2. Misi Puskesmas Tarakan


a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu, paripurna dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat.
b. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
sehingga masyarakat bisa mandiri.
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan
kesehatan.
d. Meningkatkan kesejahteraan pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan.
e. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan dalam pengembangan kesehatan masyarakat.

Visi dan misi tersebut dilakukan dengan cara melaksanakan:

a. Enam Upaya Kesehtan Wajib, yaitu:


1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehtan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

9
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan
b. Lima Upaya Kesehatan Pengembangan, yaitu:
1) Upaya Kesehata Sekolah
2) Upaya Perawatan Kesehtan Masyarakat
3) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5) Upaya Kesehtan Mata
6) Upaya Kesehtan Pengobatan Tradisional

F. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS TARAKAN

Pasien Datang

Pengambilan Kartu

Pemeriksaan Poliklinik Umum Dengan Tindakan


Penunjang
Poliklinik Gigi

KIA
Laboratorium Kamar Tindakan
Imunisasi

Apotek

Gambar Alur Pelayanan Di Puskesmas Tarakan

10
1. Tempat Pengambilan Kartu dan Kamar Kartu
a. Menerima pasien
b. Menyediakan dan memberikan kartu bagi pengunjung baru
c. Menyediakan dan memberikan buku control pada pasien
d. Pencatatan dan pelaporan jumlah pasien yang datang berkunjung ke
puskesmas
2. Poliklinik Umum/Kamar Periksa

Sepuluhdiagnose terbanyak pada fasilitas kesehatan Puskesmas Tarakan bulan


September 2014 :

No Nama Penyakit Jumlah Kasus


1 Hipertensi 72
2 ISPA 45
3 Osteoarthritis 41
4 Common cold 32
5 Dyspepsia 25
6 Dermatitis 21
7 Gangguan jaringan lunak 18
8 Diabetes Melitus 18
9 Hiperkolesterol 10
10 Faringitis 8

3. Poliklinik Gigi
4. Kamar Tindakan

Adapun tindakan yang dilakukan berupa:

a. Ganti perban
b. Cross insisi
c. Hecting dan aff hecting
d. Sirkumsisi
e. Merawat luka
5. Apotek

11
Melayani setiap hari senin-sabtu mulai pukul 08.00-12.00,kamar obat diawasi
oleh seorang apoteker. Kegiatan di Apotek:
a. Tempat pengambilan obat
b. Mengatur pengadaan obat sesuai Kebutuhan
c. Membuat laporan tentang pemakaian Obat
6. P2M (Pemberantasan penyakit Menular)
a. Menginformasikan benar tidaknya laporan dari masyarakat tentang wabah
penyakit yang ada dan timbul didaerah tertentu
b. Melaksana posyandu secara rutin
c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada Masyarakat
d. Pelaksana kegiatan ini juga berupa penyuluhan kesehtan kepada
masyarakat baik di puskesmas dan di posyandu
7. KB (Keluarga Berencana)
a. Penyuluhan KB
b. Penggunaan Alat kontrasepsi
8. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Di puskesmas Tarakan, kegiatan di KIA dilakukan setiap hari senin dan sabtu
pada pukul 08.00-12.00, dimana ibu-ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya
baik yang baru memeriksakan pertama kali maupun berulang.

9. Imunisasi

Kegiatan imunisansi dilakukan sekali dalam seminggu, yaitu pada hari kamis
pada pukul 08.00- 11.30.kegiatan ini diikuti ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia
1 bulan-1 tahun.

Hal utama yang diperhatikan sebelum pemberian imunisasi adalah


penyimpanan vaksin yang benar sehingga vaksin yang diberikan nanti masih
dalam kondisi baik dan tidak membahayakan.

Adapun jenis vaksin: Freezer, DPT,BCG,Polio,Campak,Hepatitis B Tunggal.

10. Gizi
a. Penimbagan berat badan balita

12
b. Pemberian makanan tambahan
11. Laboratorium
a. Pemeriksaan urine, GDS, tes kehamilan
b. Pemeriksaan golongan Darah

13
14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Ispa dan Diare

NO INDICATOR SPM TARGET PENCAPAIAN SELISIH


1 Cakupan Penemuan dan 100 % 41,7 % 58,3 %
Penanganan diare
2 Cakupan Penemuan dan 100 % 31,8 % 68,2 %
Penanganan ISPA
(Pneumonia)
3 Cakupan pelayanan anak 100 % 36,4 % 63,6 %
balita
4 Cakupan Kesehatan siswa 100 % 0% 100 %
SD
5a Cakupan desa siaga 100 % 100 % 0%
5b Penyuluhan PHBS 100% 10% 90%
6 Cakupan kunjungan bayi 100 % 47,5 % 52,5 %

B. KRITERIA A ( besar masalah )

N = 1+3,3 log 6

= 1 + 3,3 (0,7)

= 3,56

=4

Interval =Nilai Tertinggi – Nilai Terendah


Jumlah Kelas
=100-52,5 / 4

=11,87

15
BESAR MASALAH

BESAR MASALAH
INTERVAL
INDIKATOR 52,5- 64,38– 76,26– 88,14 –
NO NILAI
SPM 64,37 76,25 88,13 100
NILAI
2,5 5 7,5 10
Cakupan
1 Penemuan dan X 2,5
Penanganan diare
Cakupan
Penemuan dan
2 Penanganan X 5
ISPA
(Pneumonia)
Cakupan
3 pelayanan Anak X 2,5
balita
Cakupan
4 Kesehatan siswa X 10
SD
Penyuluhan
5a. X 10
PHBS
Cakupan
6 X 2,5
kunjungan bayi

16
C. KRITERIA B
KEGAWATAN MASALAH

Tingkat Biaya yang


No Indikator SPM Keganasan Nilai
urgensi dikeluarkan
Cakupan Penemuan
1 dan Penanganan 3,4 4,4 4,08 3,96
diare
Cakupan Penemuan
2 dan Penanganan 3,4 4.6 4 4
ISPA (Pneumonia)
Cakupan pelayanan
3 3,5 3,5 3,2 3,4
anak balita
Cakupan Kesehatan
4 4,2 3,7 3,2 3,7
siswa SD
5a. Penyuluhan PHBS 4,7 3,5 4,2 4,1
Cakupan kunjungan
6 3,9 3 3 3,3
bayi

D. KRITERIA C

KEMUDAHAN PENANGGULANGAN

NO MASALAH KESEHATAN KEGANASAN


Cakupan Penemuan dan
1 4+4+3+4+3+3+4+3+4+3+3+4 = 2,9
Penanganan Diare
Cakupan Penemuan dan
2 3+4+4+3+3+4+4+4+3+3+4+4= 3,6
Penanganan ISPA (Pneumonia)
3 Cakupan pelayanan anak balita 4+4+3+3+3+4+3+3+3+4+3+3 = 3,3
4 Cakupan Kesehatan siswa SD 4+3+3+2+3+3+3+3+3+3+3+3 = 3
5a. Penyuluhan PHBS 4+4+4+3+3+3+3+4+5+5+4+4 = 3,8
6 Cakupan kunjungan bayi 3+3+3+2+3+3+3+3+4+3+3+3 = 3

17
E. KRITERIA D

MENGHITUNG PEARL FAKTOR

NO INDICATOR SPM P E A R L NILAI


1 Cakupan Penemuan dan 1 0 0 0 1 0
Penanganan diare
2 Cakupan Penemuan dan 1 1 1 1 1 1
Penanganan ISPA
(Pneumonia)
3 Cakupan pelayanan anak 1 1 1 1 1 1
balita
4 Cakupan Kesehatan siswa 1 1 1 1 1 1
SD
5a. Penyuluhan PHBS 1 1 1 1 1 1
6 Cakupan kunjungan bayi 1 1 1 1 1 1

F. PENILAIAN PRIORITAS MASALAH

Cakupan Penemuan dan Penanganan Diare

NPD = (A+B) C = (2,5 + 11,88) 2.9 = 41,47

NPT = (A+ B) C. D (2,5 + 11,88) 2.9 X 0 = 0

Cakupan Penemuan dan Penanganan ISPA (Pneumoni)

NPD = (A+B) C = (5 + 12) 3,6 = 61,2

NPT = (A+ B) C. D = (5 + 12) 3 X 1 = 61,2

Cakupan pelayanan anak balita

NPD = (A+B) C = (2,5+ 10,2) 3.3 = 41,9

NPT = (A+ B) C. D = (2,5+ 10,2) 3.3 X 1 = 41,9

Cakupan Kesehatan siswa SD

18
NPD = (A+B) C = (10 + 11,1) 3 = 63,3

NPT = (A+ B) C. D = (10 + 11,1) 3 X 1 = 63,3

Penyuluhan PHBS

NPD = (A+B) C = (10 + 12,4) 3.8 = 85,12

NPT = (A+ B) C. D = (10 + 11,1) 3.8 X 1 = 85,12

Cakupan kunjungan bayi

NPD = (A+B) C = (2,5 + 9,9) 3 = 37,2

NPT = (A+ B) C. D = (2,5 + 9,9) 3 X 1 = 37,2

G. Prioritas Masalah
1. Penyuluhan PHBS
2. Cakupan Kesehatan siswa SD
3. Cakupan Penemuan dan Penanganan Ispa (Pneumonia)
4. Cakupan pelayanan anak balita
5. Cakupan Penemuan dan Penanganan Diare
6. Cakupan kunjungan bayi

19
H. Identifikasi Penyebab Masalah Dengan Analisis Pendekatan Sistem

KEMUNGKINAN PENYEBAB
KOMPONEN
MASALAH
INPUT MAN Kurangnya sumber daya petugas
pelaksana program
MONEY Tidak ada masalah

MATERIAL Kurangnya pamflet atau poster yang


mempromosikan tentang PHBS, ISPA
dan diare
METODE Penyuluhan atau sosialisasi tentang
PHBS, ISPA dan diare yang sistematis
dan terprogram belum ada
MARKETING Kurangnya penyuluhan atau sosialisasi
yang disampaikan petugas pada
masyarakat
LINGKUNGAN 1. Tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai PHBS yang masih
rendah
2. Tingkat pengetahuan masyarakat
tentang etika batuk untuk pasien
yang masih rendah
3. Tingginya polusi di wilayah
kasus, khususnya akibat asap
rokok
4. Keadaan lingkungan seperti
selokan yang kotor dan
pemukiman penduduk yang sangat
padat dan tidak tertata dengan
baik
PROSES P1 SOP tentang ISPA dan diare sudah ada,
namun kurang terperinci.

20
P2 Tidak tercapainya target WHO

P3 Tidak ada masalah

I. Dimensi Mutu

Ya Tidak Tidak Presentase


No Dimensi mutu
berlaku
A Akses pelayanan
a. Apakah pelayanan kesehatan 1 0 0 100 %
mudah di jangkau ?
b. Apakah transportasi menuju 1 0 0 100 %
pelayanan kesehatan mudah
? 1 0 0 100 %
c. Apakah biaya pelayan
kesehatan terjangkau ? 1 0 0 100 %
d. apakah waktu pelayanan
tepat waktu ?
B Hubungan antar individu
a. Apakah petugas 1 0 0 100 %
memperlakukan anda
secara baik ?
b. Apakah petugas 1 0 0 100 %
menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti 1 0 0 100 %
c. Apakah petugas
mendengarkan dengan
seksama keluhan anda ? 1 0 0 100 %
d. Apakah petugas
memberikan pengertian
atau penjelasan yang baik

21
mengenai keadaan anda ? 1 0 0 100 %
e. Apakah petugas tidak
mengerjakan hal lain saat
melayani anda ? 1 0 0 100 %
f. Apakah ibu puas dengan
pelayanan petugas ?
C Kenyamanan
a. Apakah jumlah trmpat duduk 1 0 0 100 %
di ruang tunggu memadai ?
b. Apakah keadaan ruang 1 0 0 100 %
pemeriksaan nyaman, bersih
dan tidak pengap?
D Kompetensi teknis
a. Apakah petugas menanyakan 1 0 0 100 %
identitas anda dengan
lengkap ?
b. Apakah dokter turun 1 0 0 100 %
langsung memeriksa ?
c. Apakah petugas melakukan 1 0 0 100 %
pencatatan hasil
pemeriksaan lengkap ?
E Informasi
a. pelayanan kesehatan yang 1 0 0 100 %
diberikan ?
b. Apakah pasien memahami 1 0 0 100 %
penjelasan petugas ?
F Efisiensi
a. Apakah petugas tempat 1 0 0 100 %
pelayanan kesehatan selalu
ada saat anda datang pada
jam kerja ? 1 0 0 100 %
b. Apakah prosedur pelayanan

22
rumit ?
c. Apakah petugas bekerja 1 0 0 100 %
sesuai tugasnya selama jam
kerja ?
d. Apakah petugas datang tepat 1 0 0 100 %
waktu ?

G Kontinuitas
a. Apakah anda mendapatkan 1 0 0 100 %
kartu berobat yang harus
dibawa ketika periksa
kembali ke puskesmas ?

J. Analisis Penyebab Masalah

A. Kurangnya sumber daya petugas pelaksana program

B. Penyuluhan atau sosialisasi tentang ISPA dan diare yang sistematis dan
terprogram belum ada.

C. Kurangnya sosialisasi (pamflet / poster ) yang disampaikan petugas


kepada masyarakat.

D. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PHBS yang masih rendah

E. Tingginya polusi di wilayah kasus, khususnya akibat asap rokok

F. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang etika batuk untuk pasien yang


masih rendah

G. Keadaan lingkungan seperti selokan yang kotor dan pemukiman


penduduk yang sangat padat dan tidak tertata dengan baik

23
K. Table Paired Comparison

A B C D E F G Total

A A A D E F G 2

B C B E B G 2

C C C C C 4

D D D D 3

E F G 0

F G 0

G 0

Total vertikal 0 0 1 1 2 2 4

Total horizontal 2 2 4 3 0 0 0

Total 2 2 5 4 2 2 4 21

L. Tabel Kumulatif

C 4 5/21 x 100% 23,8% 23,8%


D 4 4/21 x 100% 19,04% 42,84%
G 4 4/21 x 100% 19,04% 61,88%
A 3 2/21 x 100% 9,52% 71,4%
B 2 2/21 x 100% 9,52% 80,92%
E 2 2/21 x 100% 9,52% 90,44%
F 2 2/21 x 100% 9,52% 100%
JUMLAH 21 100%

24
Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah yang berupa
rendahnnya cakupan kunjungan pneumonia dan diare anak, cukup menyelesaikan
5 penyebab karena penyebab tersebut belum mencapai 80%, diantarannya adalah

1. Kurangnya sosialisasi (pamflet / poster ) yang disampaikan petugas


kepada masyarakat.

2. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PHBS yang masih rendah

3. Keadaan lingkungan seperti selokan yang kotor dan pemukiman


penduduk yang sangat padat dan tidak tertata dengan baik

4. Kurangnya sumber daya petugas pelaksana program

5. Penyuluhan atau sosialisasi tentang ISPA dan diare yang sistematis dan
terprogram belum ada.

M. Rencana Kegiatan :

A. Melakukan sosialisasi (pamflet/poster) atau penyuluhan mengenai


penceghan ISPA dan Diare.

B. Penambahan jumlah petugas kesehatan dan melakukan pelatihan kepada


petugas kesehatan.

C. Penyuluhan sistematis di puskesmas dan posyandu mengenai PHBS.

N. Kriteria Mutlak

KEGIATAN OU
KEGIA KETERAN
TPU
TAN MAN MONEY MATERIAL METHOD MARKETING GAN
T
Dapat
A 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
B 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
C 1 1 1 1 1 1
dilakukan

25
O. KRITERIA KEINGINAN

Mudah (60) Berkembang (40) Berkelanjutan (20) €

A 6X60=360 6X40 =240 6X20 = 120 720

B 6X60=360 6X40 =240 6X20 = 120 720

C 6X60=360 6X40 =240 6X20 = 120 720

Berdasarkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, maka hanya 3 rencana


kegiatan di atas yang dapat dijadikan rencana kegiatan / Plan of Action (POA),
yaitu :

A. Melakukan sosialisasi (pamphlet/poster) atau penyuluhan mengenai


penceghan ISPA dan Diare.

B. Penambahan jumlah petugas kesehatan dan melakukan pelatihan kepada


petugas kesehatan.

C. Penyuluhan sistematis di puskesmas dan posyandu mengenai PHBS.

26
No TUJUAN Kegiatan Sasaran Indicator keberhasilan program Waktu PIC Sumber Ket
dana
1. Meningkatkan kinerja - Penambahan jumlah Petugas 8 orang kader terlatih dalam Bulan Kepala Dinas
petugas kesehatan petugas program kesehatan melakukan penyuluhan, yang November- puskesmas Kesehatan
dalam pencegahan, dengan mengaktifkan di masing-masing 2 orang bertugas desesember Kota
penemuan dan kembali kader –kader puskesmas pada 4 kelurahan wilayah kerja Makassar
penanganan penyakit dan petugas kesehatan PKM Tarakan
ISPA (pneumonia) dan - Pelatihan sosialisasi
diare atau penyuluhan bagi
petugas kesehatan

2. Meningkatkan - Penyuluhan mengenai Warga 4 Dalam waktu 1 bulan dilaksanakan Bulan Kepala Dinas
pengetahuan keluarga perilaku hidup bersih kelurahan minimal 2 kali penyuluhan tentang November- program Kesehatan
terhadap perilaku dan sehat khususnya wilayah PHBS, pengetahuan masyarakat desesember PKM Kota
hidup bersih dan sehat. pencegahan ISPA kerja tentang kebiasaan Cuci Tangan Tarakan Makassar
(pneumonia) dan diare PKM Pakai Sabun, penggunaan air dan
Tarakan jamban yang bersih, serta kerja
bakti untuk kebersihan lingkungan
4 kelurahan wilayah kerja PKM
Tarakan

27
BAB IV

KESIMPULAN

Pengendalian ISPA telah dikembangkan sejak tahun 1984 namun hingga saat ini
penyakitISPA masih merupakan masalah kesehatan karena pneumonia merupakan
penyakit pembunuhutama Balita di dunia dan nomor dua di Indonesia tetapi masih
sedikit perhatian terhadapupaya pengendalian di Indonesia.

28
Lampiran

Contoh Family Folder

29
Contoh Salah Satu Keadaan Lingkungan Dan Rumah Wilayah
Kerja Puskesmas Tarakan

30
31
32
33
34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai