LAPORAN KASUS
TUMOR ADNEXA
Ayu Wulandari
10542 0280 11
1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karena banyak gejala ISPA yang tidak spesifik dan tes diagnosis cepat
tidak selalu tersedia, maka etiologi kadang sering tidak diketahui dengan
segera.Dengan demikian, FPK menghadapi tantangan untuk memberikan
pelayanan kepada pasien ISPA dengan etiologi dan pola penularan yang diketahui
atau pun tidak diketahui.Penting bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat saat menangani pasien ISPA
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi kepada diri
sendiri, petugas kesehatan yang lain, pasien maupun pengunjung.
Beberapa ISPA dapat menyebabkan KLB dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi, sehingga menyebabkan kondisi darurat pada kesehatan
masyarakat dan menjadi masalah internasional. Langkah-langkah perlindungan
lainnya diindikasikan untuk ISPA yang berpotensi menjadi KLB seperti SARS,
flu burung pada manusia, atau patogen lain yang belum diketahui pola
penyebarannya.(WHO 2008)
2
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak. Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29
episode per anak/tahun di Negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di
negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat156 juta episode baru di dunia per
tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di Negara berkembang. Kasus
terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10juta)dan
Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta episode.Dari semua kasus
yangterjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah
sakit.Episodebatuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun
(Rudan et al BulletinWHO 2008).ISPA merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan pasien di Puskesmas(40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%).
Hasil survei morbiditas yang dilaksanakan oleh subdit ISPA dan
Balitbangkesmenunjukkan angka kesakitan 5,12%, namun karena jumlah sampel
dinilai tidakrepresentatif maka subdit ISPA tetap menggunakan angka WHO yaitu
10% darijumlah Balita. Angka WHO ini mendekati angka SDKI 2007 yaitu
11,2%. Jikadibandingkan dengan hasil penelitian oleh Rudan,et al (2004) di
negara berkembangtermasuk Indonesia insidens pneumonia sekitar 36% dari
jumlah Balita. Faktor risikoyang berkontribusi terhadap insidens pneumonia
tersebut antara lain gizi kurang, ASIekslusif rendah, polusi udara dalam ruangan,
kepadatan, cakupan imunisasi campakrendah dan BBLR.
Sejak tahun 2000, angka cakupan penemuan pneumonia Balita berkisar
antara 20%-36%. Angka cakupan tersebut masih jauh dari target nasional yaitu
periode 2000-2004 adalah 86%, sedangkan periode 2005-2009 adalah 46%-
86%.(pedoman pengendalian ISPA 2011)
Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatanmasyarakat,
walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dankematian diare
yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatanmengalami
penurunan, namun penyakit diare ini masih sering menimbulkanKLB yang cukup
banyak bahkan menimbulkan kematian. Angka tingkat kematian yang dirilis
UNICEF tahun 2012 menunjukkan bahwa secara global sekitar 2.000 anak di
bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat diare. Laporan
Riskesdastahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan
3
penyebabkematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita ( 25,2%),
sedangkanpada semua golongan umur merupakan penyebab kematian yang ke
empat(13,2%).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas
KesehatanKota Makassar tahun 2012, jumlah kasus diare sebanyak 29.265 orang
atausebesar 52,7% menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 37.940
kasus(Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012)
B. Tujuan
Tujuan umum
Tujuan khusus
4
12. Membuat tabel kumulatif dari hasil paired comparison untuk penyelesaian
masalah
C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan terhadap pasien pneumonia
dan diare balita khususnya bidang promosi kesehatan sehingga dapat
tercapai derajat kesehatan anak yang optimal di wilayah kerja Puskesmas
Tarakan
2. Bagi Mahasiswa
Memperoleh pengalaman sehingga dapat menjelaskan konsep public
health dan menejemen puskesmas dengan cara membuat laporan modul
satu di Puskesmas Tarakan
3. Bagi Masyarakat
Memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik terutama pada
pelayanan kesehatan anak.
5
BAB II
A. KEADAAN GEOGRAFIS
B. KEADAAN DEMOGRAFIS
6
C. TINGKAT PENDIDIKAN DAN MATA PENCAHARIAN
D. UPAYA KESEHATAN
KAMAR
LAB
PERIKSA
KAMAR KARTU
KAMAR
SUNTIK
KAMAR OBAT
Denah Lantai I
AULA/ KANTOR
Denah lantai II
7
Puskesmas tarakan memiliki 14 ruangan yang terdiri dari ruangan
pengambilan kartu,ruang pemeriksaan dokter, ruang pengambilan obat, ruang
suntik, laboratorium, ruang pemeriksaan gigi dan mulut, ruang KIA dan KB,ruang
P2M, ruang kepala Puskesmas, ruang Aula, Dapur dan 2 buah WC.
Tabel 1
Jumlah Tenanga Kesehatan yang ada di Puskesmas Tarakan
Kepala Puskesmas
Tata Usaha
8
Bendahara
Inventaris
Unit Unit Unit Unit Lingkunga, Unit Perwatan: Unit Penunjang: Unit Pelaksana
Pencagahan PEmeliharaan Pemeliharaan Penyuluhan & Khusus:
Peberantasan Kes Rujukan: Kes.Rujukan: PSM: Pelayanan Kartu Farmasi
penykit: Kesehatan Mata
KIA Kes.Gigi & Kamar Periksa Laboratorium
Kes.Lingkungan
Imunisasi KB Mulut
Kesehatan Jiwa
Perkesmas Kamar Tindakan
TB Paru Gizi Pelayanan
Darurat
Kusta/Diare UKS PKM/Posyandu
Usila Rujukan
DHF
E. VISI DAN MISI PUSKESMAS TARAKAN
1. Visi Puskesmas Tarakan
9
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan
b. Lima Upaya Kesehatan Pengembangan, yaitu:
1) Upaya Kesehata Sekolah
2) Upaya Perawatan Kesehtan Masyarakat
3) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5) Upaya Kesehtan Mata
6) Upaya Kesehtan Pengobatan Tradisional
Pasien Datang
Pengambilan Kartu
KIA
Laboratorium Kamar Tindakan
Imunisasi
Apotek
10
1. Tempat Pengambilan Kartu dan Kamar Kartu
a. Menerima pasien
b. Menyediakan dan memberikan kartu bagi pengunjung baru
c. Menyediakan dan memberikan buku control pada pasien
d. Pencatatan dan pelaporan jumlah pasien yang datang berkunjung ke
puskesmas
2. Poliklinik Umum/Kamar Periksa
3. Poliklinik Gigi
4. Kamar Tindakan
a. Ganti perban
b. Cross insisi
c. Hecting dan aff hecting
d. Sirkumsisi
e. Merawat luka
5. Apotek
11
Melayani setiap hari senin-sabtu mulai pukul 08.00-12.00,kamar obat diawasi
oleh seorang apoteker. Kegiatan di Apotek:
a. Tempat pengambilan obat
b. Mengatur pengadaan obat sesuai Kebutuhan
c. Membuat laporan tentang pemakaian Obat
6. P2M (Pemberantasan penyakit Menular)
a. Menginformasikan benar tidaknya laporan dari masyarakat tentang wabah
penyakit yang ada dan timbul didaerah tertentu
b. Melaksana posyandu secara rutin
c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada Masyarakat
d. Pelaksana kegiatan ini juga berupa penyuluhan kesehtan kepada
masyarakat baik di puskesmas dan di posyandu
7. KB (Keluarga Berencana)
a. Penyuluhan KB
b. Penggunaan Alat kontrasepsi
8. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
Di puskesmas Tarakan, kegiatan di KIA dilakukan setiap hari senin dan sabtu
pada pukul 08.00-12.00, dimana ibu-ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya
baik yang baru memeriksakan pertama kali maupun berulang.
9. Imunisasi
Kegiatan imunisansi dilakukan sekali dalam seminggu, yaitu pada hari kamis
pada pukul 08.00- 11.30.kegiatan ini diikuti ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia
1 bulan-1 tahun.
10. Gizi
a. Penimbagan berat badan balita
12
b. Pemberian makanan tambahan
11. Laboratorium
a. Pemeriksaan urine, GDS, tes kehamilan
b. Pemeriksaan golongan Darah
13
14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH
N = 1+3,3 log 6
= 1 + 3,3 (0,7)
= 3,56
=4
=11,87
15
BESAR MASALAH
BESAR MASALAH
INTERVAL
INDIKATOR 52,5- 64,38– 76,26– 88,14 –
NO NILAI
SPM 64,37 76,25 88,13 100
NILAI
2,5 5 7,5 10
Cakupan
1 Penemuan dan X 2,5
Penanganan diare
Cakupan
Penemuan dan
2 Penanganan X 5
ISPA
(Pneumonia)
Cakupan
3 pelayanan Anak X 2,5
balita
Cakupan
4 Kesehatan siswa X 10
SD
Penyuluhan
5a. X 10
PHBS
Cakupan
6 X 2,5
kunjungan bayi
16
C. KRITERIA B
KEGAWATAN MASALAH
D. KRITERIA C
KEMUDAHAN PENANGGULANGAN
17
E. KRITERIA D
18
NPD = (A+B) C = (10 + 11,1) 3 = 63,3
Penyuluhan PHBS
G. Prioritas Masalah
1. Penyuluhan PHBS
2. Cakupan Kesehatan siswa SD
3. Cakupan Penemuan dan Penanganan Ispa (Pneumonia)
4. Cakupan pelayanan anak balita
5. Cakupan Penemuan dan Penanganan Diare
6. Cakupan kunjungan bayi
19
H. Identifikasi Penyebab Masalah Dengan Analisis Pendekatan Sistem
KEMUNGKINAN PENYEBAB
KOMPONEN
MASALAH
INPUT MAN Kurangnya sumber daya petugas
pelaksana program
MONEY Tidak ada masalah
20
P2 Tidak tercapainya target WHO
I. Dimensi Mutu
21
mengenai keadaan anda ? 1 0 0 100 %
e. Apakah petugas tidak
mengerjakan hal lain saat
melayani anda ? 1 0 0 100 %
f. Apakah ibu puas dengan
pelayanan petugas ?
C Kenyamanan
a. Apakah jumlah trmpat duduk 1 0 0 100 %
di ruang tunggu memadai ?
b. Apakah keadaan ruang 1 0 0 100 %
pemeriksaan nyaman, bersih
dan tidak pengap?
D Kompetensi teknis
a. Apakah petugas menanyakan 1 0 0 100 %
identitas anda dengan
lengkap ?
b. Apakah dokter turun 1 0 0 100 %
langsung memeriksa ?
c. Apakah petugas melakukan 1 0 0 100 %
pencatatan hasil
pemeriksaan lengkap ?
E Informasi
a. pelayanan kesehatan yang 1 0 0 100 %
diberikan ?
b. Apakah pasien memahami 1 0 0 100 %
penjelasan petugas ?
F Efisiensi
a. Apakah petugas tempat 1 0 0 100 %
pelayanan kesehatan selalu
ada saat anda datang pada
jam kerja ? 1 0 0 100 %
b. Apakah prosedur pelayanan
22
rumit ?
c. Apakah petugas bekerja 1 0 0 100 %
sesuai tugasnya selama jam
kerja ?
d. Apakah petugas datang tepat 1 0 0 100 %
waktu ?
G Kontinuitas
a. Apakah anda mendapatkan 1 0 0 100 %
kartu berobat yang harus
dibawa ketika periksa
kembali ke puskesmas ?
B. Penyuluhan atau sosialisasi tentang ISPA dan diare yang sistematis dan
terprogram belum ada.
23
K. Table Paired Comparison
A B C D E F G Total
A A A D E F G 2
B C B E B G 2
C C C C C 4
D D D D 3
E F G 0
F G 0
G 0
Total vertikal 0 0 1 1 2 2 4
Total horizontal 2 2 4 3 0 0 0
Total 2 2 5 4 2 2 4 21
L. Tabel Kumulatif
24
Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah yang berupa
rendahnnya cakupan kunjungan pneumonia dan diare anak, cukup menyelesaikan
5 penyebab karena penyebab tersebut belum mencapai 80%, diantarannya adalah
5. Penyuluhan atau sosialisasi tentang ISPA dan diare yang sistematis dan
terprogram belum ada.
M. Rencana Kegiatan :
N. Kriteria Mutlak
KEGIATAN OU
KEGIA KETERAN
TPU
TAN MAN MONEY MATERIAL METHOD MARKETING GAN
T
Dapat
A 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
B 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
C 1 1 1 1 1 1
dilakukan
25
O. KRITERIA KEINGINAN
26
No TUJUAN Kegiatan Sasaran Indicator keberhasilan program Waktu PIC Sumber Ket
dana
1. Meningkatkan kinerja - Penambahan jumlah Petugas 8 orang kader terlatih dalam Bulan Kepala Dinas
petugas kesehatan petugas program kesehatan melakukan penyuluhan, yang November- puskesmas Kesehatan
dalam pencegahan, dengan mengaktifkan di masing-masing 2 orang bertugas desesember Kota
penemuan dan kembali kader –kader puskesmas pada 4 kelurahan wilayah kerja Makassar
penanganan penyakit dan petugas kesehatan PKM Tarakan
ISPA (pneumonia) dan - Pelatihan sosialisasi
diare atau penyuluhan bagi
petugas kesehatan
2. Meningkatkan - Penyuluhan mengenai Warga 4 Dalam waktu 1 bulan dilaksanakan Bulan Kepala Dinas
pengetahuan keluarga perilaku hidup bersih kelurahan minimal 2 kali penyuluhan tentang November- program Kesehatan
terhadap perilaku dan sehat khususnya wilayah PHBS, pengetahuan masyarakat desesember PKM Kota
hidup bersih dan sehat. pencegahan ISPA kerja tentang kebiasaan Cuci Tangan Tarakan Makassar
(pneumonia) dan diare PKM Pakai Sabun, penggunaan air dan
Tarakan jamban yang bersih, serta kerja
bakti untuk kebersihan lingkungan
4 kelurahan wilayah kerja PKM
Tarakan
27
BAB IV
KESIMPULAN
Pengendalian ISPA telah dikembangkan sejak tahun 1984 namun hingga saat ini
penyakitISPA masih merupakan masalah kesehatan karena pneumonia merupakan
penyakit pembunuhutama Balita di dunia dan nomor dua di Indonesia tetapi masih
sedikit perhatian terhadapupaya pengendalian di Indonesia.
28
Lampiran
29
Contoh Salah Satu Keadaan Lingkungan Dan Rumah Wilayah
Kerja Puskesmas Tarakan
30
31
32
33
34
35
36
37
38