PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Plasenta previa adalah plaenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.1 Plasenta
previa adalah lokasi plasenta dekat atau di atas ostium uteri interna dan
berhubungan dengan peningkatan kelahiran prematur serta mortalitas dan
morbiditas perinatal.2
2.2 Epidemiologi
Insiden plasenta previa telah meningkat selama 30 tahun terakhir. Insiden yang
dilaporkan rata-rata 0,3 persen atau 1 kasus per 300 hingga 400 kelahiran. Frekuensi
di Parkland Hospital dari 1988 hingga 2003 untuk hampir 250.000 kelahiran adalah
2,6 per 1000. Untuk periode 2004 hingga 2015, naik menjadi 3,8 per 1000.
Frekuensi yang sama juga dilaporkan dari Austria, Finlandia, dan Israel.3
2.3 Etiologi
a. Dropping down teori : ovum yang dibuahi turun dan ditanam di segmen
bawah. Reaksi desidua yang buruk di segmen uterus bagian atas mungkin
menjadi penyebabnya. Kegagalan zona pelusida menghilang pada waktunya
bisa menjadi kemungkinan hipotetis. Hal ini menjelaskan pembentukan
pusat plasenta previa.
b. Aktivitas chorionic persisten dalam desidua capsularis dan perkembangan
selanjutnya menjadi kapsuler plasenta yang bersentuhan dengan desidua
vera segmen bawah dapat menjelaskan pembentukan derajat plasenta previa
yang lebih rendah.
c. Defective decidua : hasil penyebaran vili korio diatas area yang luas di
dinding uterus untuk mendapatkan nutrisi. Selama proses ini, tidak hanya
plasenta yang menjadi membran tetapi juga masuk ke dalam segmen bawah.
2
Plasenta previa seperti itu dapat menginvasi desidua atau miometrium yang
mendasari untuk menyebabkan plasenta accreta, increta atau percreta.
d. Permukaan plasenta yang besar, seperti pada kembar dapat meluas ke
segmen bawah Rahim.
2.4 Klasifikasi
a. Faktor intrinsik
- Tingkat paritas yang tinggi
- Umur ibu saat hamil
3
- Ras ibu
b. Faktor intrinsik
- Riwayat merokok
- Penggunaan kokain
- Obat-obatan kontrasepsi
c. Faktor fetal
- Gemelli
- Janin laki-laki
d. Riwayat plasenta preia sebelumnya
e. Riwayat operasi daerah uterus ataupun caesarean sebelumnya
Gejala yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri.3 Pendarahan diyakini terjadi dari gangguan pembuluh darah plasenta dalam
hubungannya dengan perkembangan dan penipisan dari segmen bawah rahim.6 Jika
plasenta terletak menutupi ostium uteri internum, pembentukan segmen bawah
uterus dan pembukaan ostium uteri internum akan menyebabkan perobekan
perlekatan plasenta. Perdarahan ini diperhebat dengan ketidakmampuan bawaan
serat miometrium di segmen bawah rahim untuk berkontraksi menutup pembuluh
darah yang robek.3 Antara 70% - 80% pasien dengan plasenta previa akan memiliki
setidaknya satu episode perdarahan. Sekitar 10% - 20% pasien datang dengan
kontraksi uterus sebelum berdarah, dan kurang dari 10% tetap asimtomatik sampai
kehamilan aterm. Dari mereka yang berdarah, sepertiga ibu hamil akan datang
sebelum 30 kehamilan minggu, sepertiga antara 30 dan 36 minggu, dan sepertiga
lainnya setelah 36 minggu. Pendarahan onset awal (<30 minggu) memberikan
risiko terbesar untuk transfusi darah dan berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas perinatal.6
2.7 Diagnosis
4
dapat ditegakkan secara pasti melalui pemeriksaan klinis, kecuali jika sebuah jari
dimasukkan melalui serviks dan plasenta dipalpasi. Pemeriksaan serviks dengan
jari seperti demikian tidak diperbolehkan, kecuali perempuan tersebut berada di
dalam ruang operasi dengan persiapan lengkap untuk pelahiran caesar segera,
karena sentuhan jari yang paling lembut sekalipun dapat menyebabkan perdarahan
hebat.
Penentuan letak plasenta yang cepat dan akurat dapat dicapai dengan
menggunakan teknik sonografi standar. Hal ini biasanya dilakukan dengan
transabdominal sonografi. Jika plasenta jelas menutupi leher rahim atau jika terletak
jauh dari segmen bawah, pemeriksaan memiliki kepekaan yang sangat baik dan
nilai prediktif negatif. Wanita gemuk mungkin menyebabkan keterbatasan
visualisasi segmen bawah rahim. Dan juga, pada kandung kemihn yang penuh
mungkin secara langsung dapat memanjang serviks dan menekan segmen bawah
rahim untuk memberi kesan bahwa plasenta berada diatas serviks. Jika lokasi
plasenta tetap sulit sitentukan, sonografi transvaginal adalah metode yang paling
akurat digunakan. Hal ini aman dilakukan, bahkan ketika ada pendarahan.3
2.8 Penatalaksanaan
5
intravena yang besar seharusnya ditempatkan, dan denyut jantung janin harus
dipantau terus menerus.4
Pada keadaan yang kelihatan stabil dalam rawatan di luar rumah sakit
hubungan suami isteri dan kerja rumah tangga dihindari kecuali jika setelah
pemeriksaan ultrasonografi ulangan, dianjurkan minimal untuk mengurangi
kegiatan setelah 4 minggu, memperlihatkan ada migrasi menjauhi ostium uteri
6
internum. Bila hasil USG tidak demikian, pasien tetap dinasihati untuk mengurangi
aktifitas fisiknya dan melawat ke tempat jauh tidak dibenarkan sebagai antisipasi
terhadap per darahan ulang sewaktu-waktu.
Selama rawat inap mungkin perlu diberikan transfusi darah dan terhadap
pasien dilakukan pemantauan kesehatan janin dan observasi kesehatan maternal
yang ketat berhubung tidak bisa diramalkan pada pasien mana dan kapan
perdarahan ulang akan terjadi. Perdarahan pada plasenta previa berasal dari ibu
karenanya keadaan janin tidak sampai membahayakan. Pasien dengan plasenta
previa dilaporkan berisiko tinggi untuk mengalami solusio plasenta (rate rasio13,8),
seksio sesarea (rate ratio 3,9), kelainan letak janin (rate ratio 2,8), dan perdarahan
pascasalin (rate ratio 1,7). Sebuah laporan menganjurkan pemeriksaan maternal
serum alfa feto protein (MSAFP) dalam trimester kedua sebagai upaya mendeteksi
pasien yang perlu diawasi dengan ketat. Bila kadar MSAFP naik tinggi lebih dari 2
kali median (2.0 multiples of the median) pasien tersebut mempunyai peluang 50 %
memerlukan rawatan dalam rumah sakit karena perdarahan sebelum kehamilan 30
minggu, harus dilahirkan prematur sebelum 34 minggu hamil, dan harus dilahirkan
atas indikasi hipertensi dalam kehamilan sebelum kehamilan 34 minggu. Pada lebih
kurang 20 % pasien solusio plasenta datang dengan tanda his. Dalam keadaan janin
masih prematur dipertimbangkan memberikan sulfas magnesikus untuk menekan
his buat sementara waktu sembari memberi steroid untuk mempercepat pematangan
paru janin. Tokolitik lain seperti beta-mimetics, calcium channel blocker tidak
dipilih berhubung pengaruh efek samping bradikardia dan hipotensi pada ibu. De-
7
menunjukkan paru janin telah matang, terminasi dapat dilakukan dan jika perlu
melalui seksio sesarea.1
2.9 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang
menderita plasenta previa, di antaranya ada yang bisa menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak dan fatal :
8
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Anamnesa Pribadi
Nama : Ny. F
Umur : 36 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Status : Menikah
No. RM : 01.06.39.04
Ny.F, usia 39 tahun, G3P2A0, suku Jawa, agama Islam, pendididkan SMA,
pekerjaan Ibu rumah tangga, i/d Tn.H, usia 40 tahun, suku Jawa, agama Islam,
pendidikan SMP, pekerjaan Wiraswasta, datang ke RSUD Pirngadi dengan:
9
Dengan diagnosan Prev.SC 1x + Plasenta Previa Totalis
+MG+KDR(27-28) minggu + persentasi bokong +AH+
Anemia dan diberikan tranfusi darah sebanyak 7
kantong.keluar darah terjadi kembali pada tanggal
19/08/2018jam 00.00 keluar darah segar + bekuan
darah.Riwayat trauma (-), riwayat perut terasa nyeri (-),
riwayat perut mules menjalar ke pinggang , makin lama makin
kuat dan sering (-),riwayat keluar air-air (-),Riwayat trauma (-
),Riwayat keputihan (-), riwayat postcoital (-),riwayat minum
jamu / obat-obatan (-),Riwayat diurut-urut (-),riwayat kuret (-
).pasien mengaku hamil kurang bulan dan gerakan janin masih
di rasakan.
C. Riwayat Haid
HPHT : 02/02/2018
TTP : 09/11/2018
ANC : 1x ke SpOG,1x ke bidan
D. Riwayat Persalinan
10
E. Pemeriksaan Fisik
BB : 65 kg
TB : 155 cm
Nadi : 90 x/Menit
B. Pemeriksaan Khusus
Kepala
11
Paru : Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : (-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, clubbing finger (-), oedem pretibial
(-/-)
C.Pemeriksaan obstetri
Pemeriksaan luar :
Pemeriksaan dalam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG TAS
o Janin tunggal, presentasi bokong, anak hidup
o FM (+), FHR (+) 144 x/menit
o BPD : 77,1 mm
o HC : 292,3 mm
o AC : 280,2 mm
o FL : 54,6 mm
o EFW : 1771 gram
o MVF : 3,76 cm
Kesan : Placenta previa totalis +IUP (30) minggu + Persentasi Bokong + Anak
Hidup
12
Laboratorium (19 Agustus 2018)
Darah Rutin
KGD
Fungsi Ginjal
Imunologi
Elektrolit
13
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA
Bedrest Total
O2 Nasal kanul 2-3 L/i
IVFD Nacl 20 gtt/i
Inj.Ceftriaxone 1 gr /12 jam
Nifedipine 3 x 10 mg
RENCANA
PROGNOSIS
Ibu : bonam
Anak : bonam
14
FOLLOW UP PASIEN
Keluhan - - -
TFU 3 jari di bawah pusat 3 jari di bawah pusat 3 jari di bawah pusat
15
Totalis+ MG + KDR Totalis+ MG + KDR Totalis+ MG + KDR
(28-30) Minggu + PB (28-30) Minggu + (28-30) Minggu +
+ AH PB + AH PB + AH
16
FOLLOW UP PASIEN
Keluhan - - -
TFU 3 jari di bawah pusat 3 jari di bawah pusat 3 jari di bawah pusat
17
Totalis+ MG + KDR Totalis+ MG + KDR Totalis+ MG + KDR
(28-30) Minggu + PB (28-30) Minggu + (28-30) Minggu +
+ AH PB + AH PB + AH
18
BAB IV
ANALISIS KASUS
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22