Anda di halaman 1dari 4

44 Kemudian peneliti melakukan kunjungan ulang setiap 1 minggu sekali dan melakukan

evaluasi cara responden menkonsumsi tablet Fe, menkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan
diperoleh hasil yaitu pada hari Kamis, 09 April 2015 kadar hemoglobin mengalami kenaikan
menjadi 9,2 gr%, hari Kamis, 16 April 2015 kadar hemoglobin 9,8 gr%, hari Kamis 23 April
2015 kadar hemoglobin 11,4 gr% dan yang terakhir pada hari Jumat, 01 Mei 2015 kadar
hemoglobin menjadi 11,8 gr%.
3.

Hasil Kunjungan
Pada kunjungan pertama hari Sabtu, 04 April 2015 peneliti melakukan pengkajian data dan
diperoleh hasil bahwa berdasarkan data subyektif responden mengatakan pusing atau pandangan
menjadi kabur saat bangun dari posisi tidur ke posisi duduk, badan lemas, mudah capek dan
mudah mengantuk. Selain itu responden juga mengatakan sering mengkonsumsi tablet Fe dengan
menggunakan teh hangat. Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 32
+4
mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36,9
°C, respirasi 24x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva pucat dan kadar hemoglobin 8,6 gr%

Peneliti memberikan asuhan KIE tentang anemia pada ibu hamil, terapi obat Fe 250 mg yang
mengandung 60 mg zat besi 1x1 malam hari, B12 50 mg 2x1 siang dan sore hari, dan Kalsium
500 mg 1x1 pagi hari, membeitahu ibu cara mengkonsumsi tablet Fe yang benar serta
menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti
kankung, bayam, kacang hijau, kedelai dan lain-lain. Pada kunjungan kedua hari Kamis, 09 April
2015 responden mengatakan badannya mudah capek dan lemasnya sudah mulai berkurang. Responden
juga mengatakan mengkonsumsi tablet Fe 2 jam setelah makan, yaitu melakukan makan sore
pada pukul 17.00 WIB atau pukul 18.00 WIB dan mengkonsumsi tablet Fe pukul 20.00 WIB
sebelum tidur dengan menggunakan air putih atau air jeruk hangat. Selain itu responden
mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi yaitu minum susu kedelai setiap
hari, mengkonsumsi kacang hijau seminggu 3 kali, mengkonsumsi bayam seminggu 3 kali dan
mengkonsumsi kangkung seminggu 3 kali. Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 33
+4
mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, suhu 36,8
°C, respirasi 23x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva pucat dan kadar hemoglobin 9,2 gr%.

46 Pada kunjungan ketiga hari Kamis, 16 April 2015 responden mengatakan badannya sudah enak. Responden
mengatakan masih mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang sama dan masih mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi seperti kacang kedelai, kacang hijau, bayam dan kangkung. Peneliti
memperoleh data obyektif usia kehamilan 34
+3
mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 37
°C, respirasi 24x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva pucat dan kadar hemoglobin 9,8 gr%. Pada
kunjungan keempat hari Kamis, 23 April 2015 responden mengatakan badannya sudah sehat dan
tidak ada keluhan. Responden mengatakan masih mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang sama dan
masih mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti kacang kedelai, kacang hijau, bayam dan
kangkung. Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 35
+3
mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81x/menit, suhu 36,7
°C, respirasi 22x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva merah muda dan kadar hemoglobin 11,4
gr%. Pada kunjungan kelima hari Jumat, 01 Mei 2015 responden mengatakan tidak ada keluhan.
Responden mengatakan masih mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang sama dan masih
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti kacang kedelai, kacang hijau, bayam
dan kangkung.

47 Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 36


+4
mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 36,8
°C, respirasi 22x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva merah muda dan kadar hemoglobin 11,8
gr%.

50 Menurut Gde Manuaba, 2010 dampak atau pengaruh anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan IUGR (
Intra Uterine Growth Retardation)
, BBLR dan fetal distress. Hal ini terjadi karena pada ibu hamil dengan anemia jumlah eritrosit
atau sel darah merah akan berkurang, hal ini akan mempengaruhi jumlah hemoglobin yang
membawa oksigen dan sari-sari makanan ke janin. Apabila jumlah oksigen yang dibawa tidak
mencukupi maka pembuluh darah akan mengalami atrofi atau pengecilan, kalsifikasi bahkan
infark yang akan menyebabkan gangguan pada fungsi plasenta, sehingga jumlah oksigen dan sari-sari
makan yang dibawa melalui hemoglobin tidak mampu mencukupi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, serta dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen. Hal ini sesuai dengan
kondisi responden, dimana dalam waktu 1 bulan responden hanya mengalami kenaikan berat badan
sebanyak 0,5 kg atau total kenaikan berat badan hanya 7,5 kg yaitu dari 41 kg naik menjadi 48,5
kg. Dengan demikian, maka peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara praktik
dengan teori yang sudah ada.

51 Tabel 6 Intervensi Kunjungan Usia Kehamilan Intervensi I 32


+4
minggu KIE anemia pada ibu hamil, terapi obat Fe 250 mg yang mengandung 60 mg zat besi 1x1
malam hari, B12 50 mg 2x1 siang dan sore hari, dan Kalsium 500 mg 1x1 pagi hari, membeitahu
ibu cara mengkonsumsi tablet Fe yang benar serta menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung zat besi, seperti kankung, bayam, kacang hijau, kedelai dan lain-lain. II
33
+4
minggu evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin. III 34
+3
minggu evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin. IV 35
+3
minggu evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin. V 36
+4
minggu evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin. Menurut Proverawati, 2011 dan Tarwoto dan
Wasnindar (2007) penatalaksanaan anemia dilakukan dengan cara : a.

Melakukan anamnesa apakah ibu sudah benar cara mengkonsumsi tablet Fe. b.

Menganjurkan ibu agar menkonsumsi makanan yang mengandung zat besi baik yang berasal dari
tumbuhan dan hewani.

52 c.
Memaksimalkan penyerapan Fe atau zat besi dengan cara menganjurkan ibu untuk menkonsumsi
tablet Fe dengan makanan atau minuman yang mengandung vitamin C misalnya air jeruk atau
strawberry agar penyerapan zat besi bisa maksimal. Serta tidak menganjurkan atau melarang ibu
meminum tablet Fe dengan teh atau kopi, karena kandungan tanin dalam teh atau kopi akan
menghambat penyerapan zat besi. d.

Memberikan terapi obat, yaitu kombinasi dari 60 mg elemen zat besi dan 500 µg asam folat
untuk anemia ringan 1x1, sedangkan untuk anemia sedang 2x1. Apabila anemia berat maka
dirujuk ke instansi yang lebih tinggi untuk dilakukan transfusi darah. Dari intervensi yang
diberikan setiap minggu, maka ada perbedaan antara asuhan yang diberikan dengan teori yang
sudah ada, yaitu peneliti tidak memberikan terapi vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan
tablet Fe.
C.

Keterbatasan
Keterbatasan dalam studi kasus ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan
kadar hemoglobin dalam darah tidak dapat distandarkan dan pembandingan warna secara visual
tidak 100% akurat. Hal ini terjadi karena hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode
sahli tergantung dari ketelitian tenaga kesehatan yang memeriksa.

Anda mungkin juga menyukai