Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. ARS Acrylindo adalah industri yang memproduksi asam akrilat melalui proses
oksidasi parsial dari propilen. Berlokasi di kawasan industri PT. Pertamina Balongan
Indramayu, dimana PT. Pertamina Balongan memproduksi bahan baku propilen sebanyak
178.000 ton/tahun.
Seiring berkembangnya pertumbuhan manusia, maka berdampak pada meningkatnya
konsumsi termasuk konsumsi sandang. Industri kimia memegang peran penting untuk turut
meningkatkan kemajuan bangsa. Sektor petrokimia memang merupakan sebuah bisnis besar
yang bisa mendatangkan keuntungan besar pula. Hal ini disebabkan karena potensi pasarnya
yang besar, baik di dalam negeri maupun ekspor, salah satunya adalah asam akrilat. Asam
akrilat ini selanjutnya digunakan sebagai polimer penyerap super dan perekat untuk bahan
pembuat dry pants, kosmetik, industri kertas, industri ester akrilik, dan pembalut.
Asam akrilat telah diproduksi secara komersial dan merupakan asam penting dalam
pabrik ataupun industri kimia. Pada saat ini sebagian kebutuhan asam akrilat di Indonesia,
sebagian besar masih didatangkan dari luar negeri, diantaranya dari Cina, Jepang dan Korea
Selatan.
Semakin meningkatnya perkembangan industri kimia di Indonesia, diperkirakan
permintaan asam akrilat sebagai bahan baku maupun bahan pembantu pada tahun-tahun
mendatang juga akan meningkat. Oleh karena itu, pabrik asam akrilat perlu didirikan dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Konsumsi asam akrilat di dalam negeri. Meskipun sudah ada pabrik pembuatan asam
akrilat, namun Indonesia tetap masih mengimpor asam akrilat dari luar negeri. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumsi asam akrilat di Indonesia sangat besar sehingga pasokan
asam akrilat dari dalam negeri masih belum memenuhi permintaan pasar dalam negeri,
sehingga menghemat devisa negara.
2. Membuka lapangan pekerjaan baru pada penduduk disekitar wilayah industri yang akan
didirikan, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
3. Bahan baku asam akrilat yang selalu tersedia dan harga produk yang lebih tinggi dari
pada harga bahan baku dapat memberikan keuntungan secara ekonomi.

1
1.2 Visi dan Misi
Visi
Menjadi salah satu Industri Pembuatan Asam Akrilat terbesar di Indonesia.
Misi

1. Memproduksi dan memperdagangkan asam akrilat serta produk terkait lainnya yang
berorientasi kepada kepuasan pelanggan dan meningkatkan nilai perusahaan.
2. Mengembangkan SDM yang kompeten, profesional dan berintegritas tinggi.
3. Melaksanakan semua kegiatan bisnis dengan bertanggung jawab untuk mencegah
kecelakaan dan kerusakan lingkungan.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Studi Pasar


Orientasi pemasaran ditujukan pada pemenuhan kebutuhan asam akrilat dalam negeri
dan untuk ekspor. Daerah Indramayu merupakan daerah yang strategis untuk pendirian suatu
pabrik. Produk yang dihasilkan oleh PT. ARS Acrylindo Indonesia akan dipasarkan ke industri
yang berada di sekitar Jawa Barat, antara lain PT. Unicharm Indonesia (Karawang), PT. KAO
Indonesia (Cikarang), PT. Indonesia Pampers (Jakarta), PT. Softex Indonesia (Tangerang) dan
PT. Pindodeli Pulp and Paper Mills.

2.1.1 Supply and Demand


 Supply (Penawaran)
Dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun maka diharapkan kebutuhan akan asam
akrilat akan terpenuhi terutama pada industri-industri dengan bahan baku utama
asam akrilat. Pembuatan asam akrilat sendiri menggunakan bahan baku propilen
yang diperoleh dari PT. Pertamina Balongan yang jumlahnya sangatlah cukup untuk
proses produksi.
 Demand (Permintaan)
Kebutuhan akan asam akrilat semakin meningkat setiap tahunnya karena semakin
berkembangnya industri kimia khususnya industri petrokimia. Ditunjukkan dengan
data sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kebutuhan Ekspor-Impor Asam Akrilat di Indonesia

Tahun Impor (ton/tahun)


2011 5.725,071
2012 6.962,751
2013 7.169,595
2014 9.058.697
2015 10.335,680
Sumber : BPS 2010-2015

3
Berdasarkan tabel 2.1 maka dapat dibuat suatu persamaan linier (y= 1131,7x-2E+06)
agar dapat memberikan kebutuhan asam akrilat di Indonesia sampai tahun 2030.

2035

2030

2025

2020

2015

2010

2005

2000

Gambar 1.1 Impor asam akrilat di Indonesia

Gambar 1.2. Data Konsumsi Asam Akrilat Dunia

4
2.2 Bahan Baku dan Sumber Daya
1. Penyediaan bahan baku
Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan suatu pabrik sehingga
penyediaan bahan baku sangat diprioritaskan. Bahan baku utama pembuatan asam akrilat
adalah propilen yang diperoleh dari PT. Pertamina Balongan Indramayu, Jawa Barat.
Dengan pertimbangan dekat akan bahan baku tersebut maka biaya transportasi bahan baku
dapat dihemat.

2. Sarana transportasi
Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan bahan
baku dan pemasaran produk. Dengan adanya fasilitas jalan raya, rel kereta api, dan
pelabuhan laut yang memadai, maka pemilihan lokasi di Indramayu sangat tepat.
3. Tenaga kerja
Tersediannya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk menjalankan
mesin-mesin produksi.Dan tenaga kerja dapat direkrut dari daerah Indramayu dan
sekitarnya.
4. Penyediaan utilitas
Proses industri membutuhkan air dalam jumlah besar antara lain untuk
pendinginan, bahan baku, steam dan lain-lain. Karena itu pabrik sebaiknya terletak dekat
dengan sumber air untuk mengantisipasi adanya pengaruh musim terhadap fruktuasi
persediaan air maka dibuat juga reservoir air.

5. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi pabrik asam akrilat ini direncanakan untuk menggunakan
sumber listrik dari PLN. Dan juga tersedia unit generator untuk keadaan darurat.
Sedangkan sebagai bahan bakar boiler dan mobil container digunakan solar yang dapat
dipasok dari daerah sekitar lokasi pabrik.

5
2.3 Pemilihan Lokasi
Berikut adalah lokasi yang akan dijadikan sarana berdirinya pabrik yang ditinjau dari
berbagai faktor sehingga pemilihan lokasi dapat ditentukan pada tabel 1.2

Faktor Gresik, Jawa Timur Cilegon, Jawa Barat Indramayu, Jawa Barat
Pemasaran Diharapkan dapat Orientasi pemasaran Pemasaran asam akrilat
produk mempermudah ditujukan pada digunakan sebagai
pemasaran untuk pemenuhan kebutuhan polimer penyerap super
industri dalam negri asam akrilat dalam dan perekat untuk
dan luar negri, negri untuk ekspor. bahan pembuat dry
karena berada di Lokasi yang strategis pants dan pembalut.
jalur pantura yang untuk pembangunan Pangsa pasar yang
menghubungkan pabrik karena dekat diambil adalah pasar
gresik-Surabaya dengan Jakarta luar negri karena
yang memiliki sebagai pusat tingginya permintaan
banyak industri yang perdagangan dari luar negri sehingga
membutuhkan asam Indonesia. dibutuhkan pelabuhan
akrilat seperti pabrik sebagai sarana
kertas PT. Kertas transportasi yang
Leces Integrated memadai dengan
Pulp and Mill. menggunakan
pelabuhan milik PT.
Pertamina RU IV
Balongan Indramayu.
Sehingga dapat terjalin
kerjasama lanjut.
Penyediaan Bahan baku asam Bahan baku asam PT. Pertamina RU IV
bahan baku akrilat yakni propilen akrilat yakni propilen sebagai pemasok bahan
diperoleh dari PT. diperoleh dari PT. baku karena
Chandra Asri Chandra Asri memproduksi propilen,
Petrochemical Petrochemical lokasi yang dekat dapat
Cilegon, Jawa Barat. Cilegon, Jawa Barat menghemat biaya
dengan pertimbangan untuk transportasi.
jarak yang dekat
sehingga biaya
trasportasi bahan baku
dapat dihemat.
Utilitas Kebutuhan air Dapat dibuat reservoir Kebutuhan listrik
diperoleh dari sungai air yang berasal dari diperoleh dari PLTU 1
Bengawan Solo air sungai Ciujung Jawa Barat Indramayu.
sedangkan yang bermuara di Kebutuhan air dari
daerah Cilegon. sumber air tawar yang

6
kebutuhan listrik berasal dari sungai
diperoleh dari PLN. Cimanuk.
Tenaga kerja Jawa Timur dengan Dapat direkrut dari Ketersediaan tenaga
dan tenaga ahli kepadatan penduduk daerah Cilegon dan kerja mudah diperoleh
yang tinggi di sekitarnya dari masyarakat
Indonesia sehingga sekitar.
masalah penyediaan
tenaga kerja
diharapkan mudah
terpenuhi.

Berdasarkan beberapa faktor yang telah dipaparkan di atas maka lokasi yang tepat
untuk pendirian pabrik asam akrilat di Balongan Indramayu, Jawa Barat berdasarkan beberapa
pertimbangan.

2.4 Analisis SWOT


 Strengths (Kekuatan)
a) Kualitas produk baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kapasitas
yang besar.
b) Lokasi yang sangat strategis karena dekat dengan lokasi bahan baku dan target
pasar.
c) Memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga mengurangi nilai impor.
 Weaknesses (Kelemahan)
a) Harus lebih meningkatkan teknologi dalam proses sehingga mampu bekerja sesuai
perkembangan jaman.
b) Sumber bahan baku terbatas hanya dari PT. Pertamina (Persero) Balongan
Indramayu Jawa Barat.
 Opportunities (Kesempatan)
a) Pabrik asam akrilat masih minim di Indonesia sehingga pabrik ini dapat
memberikan keuntungan.
 Threats (Ancaman)
a) Perusahaan baru maka pemasaran produk harus lebih

7
BAB III
TEKNOLOGI PROSES
3.1 Pemilihan Proses
Beberapa proses komersial yang dapat digunakan untuk memproduksi asam akrilat
adalah sebagai berikut :

 Proses Ethylene Cyanohydrin

Merupakan proses pertama kali digunakan untuk menghasilkan asama akrilat dengan
mereaksikan hydrogen cyanide dengan ethylene oxide dengan mnggunakan katalis basa
dan diikuti dengan dehydration dan hydrolysis atau alcohoysis di bawah kondisi asam kuat.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

C2H2O + HCN basa HOCH2CH4CN CH2-CHOOR


.....(1)

 Proses Carbonylation Acetylene


Walter Rappe menemukan pembuatan asam akrilat dan esternya dengan proses
Carbonylatin Acetylene dengan carbon monoxide, air, atau alcohol dengan penambahan
nickel carbonyl. Proses reaksi di bawah pada tekanan tinggi.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

4CH=CH + 4ROH +2H + Ni(CO)4 → 4CH2=CHCOOR + Ni(H) + 2H


.....(2)

CO + CH=CH + H2O → CH2=CHCOOH CH2CHCOOR


.....(3)

 Proses Oksidasi Propylene


Proses oksidasi propylene fasa gas untuk menghasilkan asam akrilat menggunakan
katalis dan temperatur optimum.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
3
C3H6 + 2O2 → C3H4O2 + H2O
.....(4)
9
C3H6 + 2O2 → 3CO2 + H2O
.....(5)

8
Pada perancangan ini dipilih proses oksidasi propylene dengan pertimbangan :

a. Proses oksidasi propylene paling sederhana dibandingkan proses-proses lainnya.


b. Bahan baku yang digunakan berupa propylene dan udara yang mudah diperoleh dan
tersedia dalam jumlah yang cukup.

3.2 Uraian Proses

Off-Gas

Pengolahan
Air deionisasi Off-Gas Limbah
Absorber

Asam Asetat

Unit Ekstraksi

Acid Tower

Querch Air
Udara Reaktor Solvent
Tower
Steam Asam Akrilat
Propilen

Gambar 3.1 Blok Diagram Pembuatan Asam Akrilat


Pada pembuatan asam akrilat menggunakan katalis yang bertujuan agar reaksi lebih
cepat berlangsung dan hasil antara akrolein dapat dihilangkan. Propilen diumpankan dari
tangki penyimpanan dan udara sebagai sumber oksigen. Uap digunakan sebagai pnyeimbang
untuk panas dari reaksi eksoterm. Setelah umpan masuk ke dalam reactor,proses effluent
reactor menuju tower pendingin dimana reaksi oksidasi leboh lanjut dengan asam akrilat yang
dingin. Arus yang meninggalkan absorber adalah campuran asam encer. Pada unit ekstraksi
terdiri dari ekstraktor dan solvent recovery tower . pemurnian selanjutnya terjadi di Acid Tower
Extractator dimana 99% mol Asam akrilat sebagai produk bawah dan 95% mol asam asetat
sebagai prodik atas. Produk asam akrilat tidak boleh kurang dari 900C karena dapat terjadi
reaksi polimerisasi secara spontan.

3.3 Kapasitas, Bahan Baku dan Utilitas

9
Pabrik asam akrilat yang akan dibangun memiliki kapasitas 50.000 ton per tahun.
Pabrik ini akan didirikan diatas tanah seluas 10.000 m2. Bahan baku utama untuk membuat
asam akrilat yaitu propilen dan udara (NO2 dan O2), dengan katalis Antimony Chromium
Molybdenum. Adapun rincian bahan baku sebgai berikut :

- Propilen
Bahan baku utama pembuatan asam akrilat dengan proses oksidasi dari udara.
- Udara (NO2 dan O2)
Sebagai oksidator agar propilen menghasilkan asam akrilat sebagai produk utama.

Unit utilitas merupakan bagian dari unit penunjang yang menyediakan bahan-bahan
pembantu. Utilitas pada pabrik pembuatan asam akrilat antara lain :
- Unit Pengolahan Air
Air PT. ARS Acrylindo diperoleh dari hasil pengolahan air sungai Cimanuk.
Pengolahan air sungai dilakukan beberapat tahap. Tahap pertama yakni screening,
koagulasi dan flokulasi. Hasil tahap pengolahan ini yaitu raw water dan disimpan pada
raw water basin. Tahap selanjutnya, air di treatment sesuai jenis keperluan yang akan
digunakan make-up BFW, deionized water, air sanitasi, air pemadam dan cooling water
diolah dari raw water basin dengan tahapan :
1. Filtrasi
2. Softening
3. Deionisasi
4. Penambahan BFW chemical agent
Make-up cooling water diolah dari raw material basin dengan tahapan:
1. Filtrasi
2. Softening
3. Penambahan BFW chemical agent
- Unit Penyediaan Listrik
Kebutuhan listrik diperlukan untuk proses produksi, perlengkapan elektronik di kantor
dan di pabrik serta untuk proses penerangan di pabrik. Sekitar 50% kebutuhan listrik
pabrik akan disuplai oleh PLN dan terdapat generator sebagai cadangan apabila listrik
dari PLN mengalami ganggua. Total kebutuhan listik PT ARS Acrylindo sevesar
32122.86 kWh.

3.4 Jadwal Pelaksanaan Proyek

10
Pembangunan pabrik asam akrilat ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 tahun yang
meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Persiapan
Tahap persiapan hanya meliputi survey pasar, dikarenakan bahan baku pabrik berasal
dari PT. Pertamina Balongan yang memproduksi propilen.
b. Perancangan
Tahap perancangan meliputi basic design dan detailed design . Tahap basic design
meliputi pembuatan process flowsheet dan mechanical flowsheet. Setelah itu,
dilanjutkan dengan tahap detailed design yang menghasilkan flowsheet yang lebih
terperinci, seperti utility flowsheet, plant layout, equipment list, piping design,
instrumentation design, dan insulation design. Waktu yang dialokasikan adalah tiga
bulan.
c. Contracting
Tahap ini bertujuan untuk memilih kontraktor yang dapat dipercaya untuk menangani
pembangunan pabrik. Pada awalnya, invitation to bid diajukan kepada para
kontraktor. Kontrak yang ditawarkan meliputi konstruksi dan penyediaan peralatan
proses. Stelah itu, dilaksanakan seleksi kontraktor yang memenuhi syarat. Tahap ini
direncanakan berlangsung selama dua bulan.
d. Penyediaan Peralatan
Penyediaan peralatan dilakukan oleh kontraktor yang telah dipilih dan diawasi secara
langsung oleh pemilik modal. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tahap ini
adalah tiga bulan.
e. Konstruksi
Tahap ini dimulai setelah penyerahan kontrak dimana meliputi tahap konstruksi
bangun, alat perpipaan, instrumentasi dan listrik. Tahap ini dilaksanakan selama
enam bulan .
f. Tahap Percobaan
Tahap ini meliputi tahap pelatihan dan percobaan operasi. Pada tahap ini, para
karyawan pabrik diberi pendidikan mengenai bidang pekerjaan mereka masing-
masing untuk meminimalisasi kesalahan yang mungkin terjasi. Percobaan operasi
dilakukan untuk mengevaluasi apakah setiap peralatan proses telah berjalan sesuai
kondisi yang diharapkan atau tidak. Tahap ini berlangsung selama empat bulan.
g. Produksi Komersial

11
Setelah melakukan percobaan operasi dan perbaikan, maka pabrik diharapkan dapat
dimulai beroperasi secara penuh.

12
3.5 Sistem Manajemen Kerja

13
Sistem dan manajemen kerja karyawan dibuat berdasarkan kemampuan dan keterampilan
mereka serta berdasarkan kedudukan mereka dalam perusahaan. Jadwal kerja setiap karyawan
berbeda-beda berdasarkan golongannya masing-masing.

3.6 Penggolongan Karyawan


Karyawan dapat dibedakan dalam tiga golongan utama, yaitu tenaga staf dan tenaga non-
staf, dan kontraktor. Tenaga staf adalah karyawan yang bertugas di bagian produksi dan non-
produksi. Tenaga non-staf adalah karyawan yang bekerja di bagian produksi, non-produksi
terutama di bagian shift sedangkan tenaga kontraktor adalah karyawan yang masa kerjanya
sesuai dengan kontrak perusahaan bukan merupakan karyawan tetap perusahaan. Upah yang
diterima untuk semua golongan adalah gaji bulanan. Tenaga non-staf terbagi menjadi empat
tingkatan berdasarkan syarat yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

a. Golongan I merupakan golongan terendah. Golongan ini merupakan tenaga kerja yang
tidak memerlukan keahlian khusus dalam pekerjaanya. Contohnya supir.
b. Golongan II dan III, ditentukan berdasarkan keahlian dan tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh masing-masing karyawan. Operator termasuk dalam golongan ini karena
merupakan tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu dalam menjalankan
tugasnya misalnya pada bagian produksi dan utilitas.
c. Golongan IV, merupakan tenaga kerja yang membutuhkan keahlian khusus dalama
pekerjaannya dan mampu mengoperasikan peralatan tertentu.

3.7 Sistem Kerja Karyawan


Karyawan staf dan non-staf masing-masing juga dibagi menjadi dua yaitu karyawan shift
dan non-shift. Pembagian ini berdasarkan waktu kerja yaitu :

a. Karyawan non-shift (daily)


Bagi karyawan non-shift dikenai 6 hari kerja dalam seminggu (senin-sabtu) dengan
waktu kerja Senin- Kamis jam 08.00-16.00 WIB, Jumat jam 08.00-15.30 WIB, Sabtu
jam 08.00-11.30 WIB. Jumlah jam kerja non-shift perminggu sebesar 19 jam.
b. Karyawan shift
Karyawan shift dikenai 4 hari kerja dengan 1 hari libur setelah hari kerja, dimana waktu
kerjanya terbagi dalam 3 shift yaitu
Shift I : 08.00 – 16.00 Shift II : 16.00 – 00.00
Shift III : 00.00 – 08.00 Jumlah jam kerja shift sebesar 24 jam/minggu

14
3.8 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan merupakan sistem terstruktur yang menunjukkan garis
wewenang dalam mengatur hubungan kerja semua komponen dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Struktur orgsnisasi dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan susunan dan hubungan yang terjadi antara kelompok aktivitas dalam
menjalankan kegiatan sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan terkoordinasi
dengan baik untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen perusahaan sangat diperlukan untuk
memperlancar berlangsungnya sistem kerja yang baik. Bentuk perusahaan yang diterapkan
adalah Perseroan Terbatas (PT).
Struktur organisasi perusahaan berbentuk staf yang dipimpin oleh Direktur utama yang
bertanggung jawab langsung terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Direktur utama ini
membawahi berbagai bidang kegiatan perusahaan. Rincian mengenai fungsi dan tugas setiap
bagian adalah sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Produksi
Bertugas dan bertanggung jawab kepada direktur produksi dalam bidang mutu dan
kelancaran produksi. Kepala bagian produksi membawahi seksi proses, seksi
pengendalian, dan seksi laboratorium.
b. Kepala Bagian Teknik
Bertanggung jawab kepada direktur produksi dalam bidang peralatan dan utilitas.
c. Kepala Bagian Keuangan
Bertugas dan bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan umum dalam
bidang administrasi dan keuangan.
d. Kepala Bagian Pemasaran
Bertugas dan bertanggung jawab lepada direktur keuangan dan umum dalam bidang
bahan baku dan pemasaran hasil produksi.
e. Kepala Bagian Umum
Bertugas dan bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan umum dalam
bidang personalia, hubungan masyarakat dan keamanan.
f. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
Tugasnya diantaranya bertanggung jawab dalam hubungan industrial,
kesejahteraan, organisasi & prosedur, dan kesehatan serta bertanggung jawab dalam
mengembangkan potensi karyawan antara lain dengan pelatihan, kursus dan
perencanaan pekerjaan.

15
Manager Sumber Daya Manusia membawahi bagian penggajian & benefit,
organisasi & prosedur serta kesehatan
g. Kepala Bidang Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja
Memiliki tanggung jawab diantaranya :
- Menciptakan lingkungan yang bersih dengan mengupayakan pengurangan dan
pemantauan emisi udara dan limbah yang dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
- Menerapkan sistem manajemen lingkungan.
- Menciptakan citra perusahaan yang berwawasan lingkungan.
- Mengidentifikasi, menganalisa dan mengendalikan bahaya serta melaksanakan
audit K-3
- Melakukan pengawasan penggunaan peralatan keselamatan kerja.
- Menciptakan sistem penaggulangan kebakaran yang handal bagi operasi pabrik
melalui pengadaan perangkat keras maupun perangkat lunak.
- Memberikan penjelasan tentang pencegahan dan penanggulangan kecelakaan pada
semua pekerja.

16
BAB IV
ANALISIS KEUANGAN

Pada perancangan pabrik asam akrilat ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi
dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang ini menguntungkan dari segi
ekonomi atau tidak. Bagian terpenting dari perancangan ini adalah estimasi harga dari alat-alat,
karena harga digunakan sebagai dasar untuk estimasi analisis ekonomi dimana analisis
ekonomi dipakai untuk mendapatkan perkiraan atau estimasi tentang kelayakan investasi
modal dalam kegiatan produksi suatu pabrik dengan meninjau kebutuhan modal investasi,
besarnya laba yang akan diperoleh, lamanya modal investasi dapat dikembalikan dalam titik
impas. Selain itu, analisis ekonomi juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang
akan didirikan dapat menguntungkan atau tidak jika didirikan.

Data dan Asumsi Estimasi :

Tabel 4.1 Data Faktor Estimasi Manufactoring Cost


Komponen Rentang Faktor Faktor Alasan
Raw material - - Sesuai item terhitung
Utilities - - Sesuai item terhitung
Operating labor - - Sesuai item terhitung
Interest - - Sesuai item terhitung
Labor Related Cost 42-95 60 Nilai tengah dari
rentang
Operator Related 12-38 26 Nilai tengah dari
Cost rentang
Sales Related Cost 4.5-37 20 Nilai tengah dari
rentang

Data asumsi :
1. Suku bunga 14%
2. CE Index 2016 adalah 556.8
3. Tidak ada nilai sisa
4. Pajak 20% dari keuntungan kotor
5. Peminjaman modal 15% dari TCI
6. Kapasitas produksi tahun pertama dan kedua tidak sama dengan 100%
7. Umur pabrik 20 tahun
8. Jumlah hari libur operator adalah 24 hari/tahun
9. Jumlah shift kerja adalah 3 shift dengan jumlah operator sebanyak 30 orang untuk
setiap shift.

17
4.1 Plant Cost Estimation
Biaya investasi awal PT. ARS Acrylindo dihitung berdasarkan penentuan faktor
pengali terhadap total biaya peralatan utama pada masing-masing komponen investasi yang
didaftarkan.

Tabel 4.2 Estimasi Biaya Investasi


Total Plant Cost $ 10,488,358
Other Capital Requirement (OCR)
Off-site facilities 0-0.30 0.2 $ 2,097,672
Start-up 0.05-0.10 0.08 $ 839,069
Working capital 0.10-0.20 0.1 $ 1,048,836
Plant Cost (PC) $ 13,425,098
Total Cost Investment $ 14,473,934

TPC = $10,488,358
PC = TPC + off site facilities + start up = $10,488,358 + $2,097,672 + $839,069 =
$13,425,098
TCI = PC + working capital = $13,425,098 + $1,048,836 = $14,473,934
4.2 Production Cost Estimation
Biaya produksi meliputi biaya produksi variable dan biaya produksi tetap seperti
berikut :
Tabel 4.3 Estimasi Biaya Produksi
Variable Production Costs
Raw Material $ 85,169,750
Utilities $ 1,391,135
Sales Related Cost $ 24,863,034
Fixed Costs
Labor Operating $ 140,119
Labor Related Cost $ 84,072
Capital Related Cost $ 3,490,526
Depreciation $ 671,255
Biaya Produksi Variabel (BPV) $ 111,423,919
Biaya Produksi Tetap (BPT) dengan $ 3,714,716
depresiasi
Biaya Produksi Tetap (BPT) tanpa depresiasi $ 3,043,461

Pada biaya produksi tetap terdapat interest. Intereset adalah total pembayaran
pinjaman. PT. ARS Acrylindo meminjam dana sebesar 15% dari Total Cost Investment di Bank
Mega denhan suku bunga sebesar 14%. PT. ARS Acrylindo direncanakan memiliki umur
pabrik selama 20 tahun.

18
BPV = Raw material + Utilities + SRC = $85,169,750 + $1,391,135 + $24,863,034
BPV = $111,423,919
BPT dengan depresiasi = labor operating + LRC + CRC = $140,119 + $84,072 + $3,490,526
BPT dengan depresiasi = $3,714,716
BPT tanpa depresiasi = BPT dengan depresiasi – depresiasi = $3,714,716 - $671,255
BPT tanpa depresiasi = $3,043,461

Interest :
Total peminjaman = 15% x TCI = 0,15($14,473,934) = $2,171,090
Cicilan/tahun = total peminjaman/umur pabrik = $2,171,090/20 = $151.198
Asumsi pinjaman dikurangi 5% setiap tahunnya, untuk tahun kedua :
%sisa pinjaman = 100% - 5% = 95%
Sisa pinjaman = %sisa pinjaman x total peminjaman = 0,95($2,171,090) = $2,062,535
Total bunga = suku bunga x total peminjaman = 0,14($2,171,090) = $303,953
Bunga/tahun = total bunga/umur pabrik = $303,953/20 = $151,198
Total pembayaran hutang = cicilan + bunga = $108,555 + $151,198 = $123,752

4.3 Feasibility Analysis


Untuk menghindari kemungkinan buruk yang terjadi tetap dilakukan analisis awal
kelayakan proyek. Analisis ini dilakukan dengan mengestimasikan profitabilitas pada Return
on Investment (ROI), Payback Period (PP), Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return
(IRR), dan Present Value (PV).
Sebelumnya dilakukan perhitungan Annual Net Profit (ANP). ANP dapat dihitung
dengan cara mengurangi keuntungan kotor dengan depresiasi dan pajak. % pajak PT. ARS
Acrylindo sebesar 20% dari keuntungan kena pajak. Kapasitas produksi PT. ARS Acrylindo
pada tahun ke 1 sebesar 80%, tahun ke 2 90% dan tahun 3 sampai 20 sebesar 100%.

Untuk tahun ke 3 pada kapasitas 100%


Sales = 100% x penjualan = $124,315,171
BP = BPT + (%kapasitas x BPV) + Total pembayaran hutang = $3,043,461 +
1($111,423,919) + $123,752 = $114,591,133
Keuntungan kotor = sales - BP = $124,315,171 - $114,591,133 = $9,724,039

19
Keuntungan kena pajak = keuntungan kotor – depresiasi = $9,724,039 - $671,255 =
$9,052,784
Pajak = %pajak x keuntungan kena pajak = 0,2($9,052,784) = $1,810,557
Keuntungan bersih = keuntungan kena pajak – pajak = $9,052,784 - $1,810,557 = $7,242,227

1. Return on Investment (ROI)


Return on investment (ROI) menunjukan laju pengembalian modal. ROI merupakan
indikator yang paling sederhana untuk menentukan profitability dari sebuah investasi.
ROI juga merupakan perbandingan antara pemasukan bersih per tahun dengan investasi
total. Pabrik dikatakan layak jika ROI > MARR.

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 $ 7,087,532


𝑀𝐴𝑅𝑅 = = 𝑥 100% = 48,97%
𝑇𝐶𝐼 $14,473,934

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ $7,242,227


𝑅𝑂𝐼 = = 𝑥 100% = 50,04%
𝑇𝐶𝐼 $14,473,934

2. Payback Period (PP)


Merupakan lama waktu yang dibutuhkan oleh pabrik sejak awal beroperasi untuk
meinvestasi awal dari pendapatan yang diperoleh. Pabrik dikatakan layak jika PP <
PPacceptable.
𝑃𝐶
PPacceptable =
(𝑀𝐴𝑅𝑅 𝑥 𝑇𝐶𝐼) + 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
$13,425,098
= = 1,73 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
(0,4897𝑥 $14,473,934) + $671,255
Asumsi nilai sisa = 0
CF = Depsresiasi + keuntungan bersih = $671,255 + $7,242,227 = $7,913,482
𝑇𝐶𝐼 − 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎 $14,473,934 − $1,048,836 − $0
𝑃𝑃 = =
𝐶𝐹 $7,913,482
= 1.7 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

3. Break Event Point (BEP)


Titik dimana kapasitas produksi PT. ARS Acrylindo yang dihasilkan dapat menutupi
seluruh biaya produksi tanpa adanya keuntungan maupun kerugian setelah dan sebelum
depresiasi.

20
𝐵𝑃𝑇 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
𝐵𝐸𝑃 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 − %𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝐵𝑃𝑉
$3,714,716
= 𝑥 100% = 29%
$124,315,171 − 1( $111,423,919)

𝐵𝑃𝑇 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖


𝐵𝐸𝑃 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 − %𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝐵𝑃𝑉
$3,043,461
= 𝑥 100% = 24%
$124,315,171 − 1( $111,423,919)

4. Internal Rate of Return (IRR)


Angka discounted rate (tingkat suku bunga) pada saat Net present Value (NPV) = 0,
dimana PT. Ars Acrylindo masih bisa menguntungkan sebesar 33%. Pabrik dikatakan
layak jika IRR > suku bunga.

Ambil suku bunga 14% dan 25%. Manghitung discounted factor (df) pada I = 14%
df = (1 + i)-tahun ke = (1 + 0,14)-3 = 0,675
Menghitung present value (PV)
PV = CF x df = $7,913,482 x 0,675 = $5,341,375
Menghitung df dan PV dengan cara yang sama yaitu pada i= 25%
Mencari Net present Value (NPV) pada masing-masing suku bunga dengan
menjumlahkan PV tiap tahun.
NPVi=14% = $5,341,375
NPVi=25% = $4,051,703
Mencari IRR dengan cara interpolasi

𝐼𝑅𝑅 − 𝑖, 1 0 − 𝑁𝑃𝑉𝑖, 1
=
𝑖, 2 − 𝑖, 1 𝑁𝑃𝑉𝑖, 2 − 𝑁𝑃𝑉𝑖, 1

𝐼𝑅𝑅 − 14% 0 − $35,335,239


= = 33%
25% − 14% $14,504.936 − $35,335,239

5. Present Value (PV)


Pabrik dikatakan layak jika PV > 0 diakhir umur proyeknya.

6. Sensitivity analysis
Analisis sensitivitas dilakukan untuk memperhatikan tingkat sensitivitas kelayakan
proyek terhadap perubahan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam analisis
ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah sales, biaya produksi, bahan baku, dan utilitas
seperti ditunjukan pada gambar 4.1

21
Gambar 4.1 Sensitivity analysis

Berdasarkan Gambar 4.1, sales dan nbiaya produksi terjadi perubahan yang signifikan
jika %variasi diubah. Sedangkan untuk bahan baku dan utilitas tidak berpengaruh
dengan berubahnya %variasi. Sehingga sales dan biaya produksi sangat
memperngaruhi kelayakan proyek PT. ARS Acrylindo.

22
BAB V
KESIMPULAN

23
LAMPIRAN

Gambar 1. Plot Plant Pabrik Asam Akrilat PT. ARS Acrylindo

24
Gambar 2. Tata Letak Pabrik Asam Akrilat PT. ARS Acrylindo

25
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pabrik Asam Akrilat PT. ARS Acrylindo

TAHUN
NO Jenis-Jenis Kegitan
2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
1 PERSIAPAN
Survey Pasar dan Bahan Baku
Studi Kelayakan
Studi keuangan dan Pembiayaan
Penentuan Lokasi dan Pembebasan Tanah
Penentuan Konsultan dan Kontraktor
2 PERANCANGAN
Perancangan Dasar Konseptual
Perancangan Detail
3 PEMBELIAN PERALATAN
4 KONSTRUKSI
Konstruksi Bangunan Sipil
Konstruksi Peralatan
Konstruksi Perpipaan
Instrumen dan Listrik
5 PEREKRUTAN
6 PERCOBAAN OPERASI
Pelatihan Operator
Percobaan Operasi dan Start-Up
7 COMMERCIAL OPERATION

26

Anda mungkin juga menyukai