Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan

Kumpulan Asuhan Keperawatan

Rabu, 03 September 2014

Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe II (DM Tipe II)


KONSEP DASAR DIABETES MELITUS

A.    Pengertian

          Diabetes Melitus adalah gangguan metabolism yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan

manifestasi klinis berupa hilangnya toleransi karbihidrat (Silvia Anderson Price, 1995). Diabetes Melitus adalah

gangguan metabolic kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan
ketidakadekuatan penggunaan insulin (Barbara Engram, 1999).
B.     Etiologi

      Menurut WHO tahun 1995, penyebab Diabetes Melitus (DM) diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      DM Tipe 1 (DM tergantung insulin)
a.       Faktor herediter / genetic

Kerentanan sel-sel beta terhadap penghancuran oleh virus / mempermudah perkembangan antobodi antoimun
melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel bata.

b.      Faktor infeksi virus


Berapa infeksi virus coxakie dan gondogen yang merupakan pemicu yang menetukan proses antoimun pada

individu yang peka secara genetik.


2.      DM Tipe II  (DM tidak tergantung insulin)

Terjadi paling sering pada orang dewasa dimana terjadi obesitas pada individu obesitas dapat menurunkan jumlah
reseptor insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang efektif dalam
meningkatkan efek metabolic yang biasa.

3.      DM Malnutrisi
a.  Fibro Calculous Pancreatic DM

Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga klasifikasi pancreas melalui
proses mekanik (fibrosis) / toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.

b.  Protein Defisiensi Pancreatic DM


Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel beta pankreas.
4.      DM Tipe Lain

a.  Penyakit pankreas seperti : pancreatic, Ca pancreas dll


b. Penyakit hormonal seperti acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang sel-sel beta

pankreas yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.


c.  Obat-obatan

1)      Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptoserin


2)      Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll

C.     Manifestasi Klinis

1. Poliuria
2. Polidipsi
3. Polifagia

4. Penurunan BB
5. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
6. Malaise

7. Kesemutan pada ekstremitas


8. Infeksi kulit dan pruritas
9. Timbul gejala ketoasidosis dan samnolen bila berat
D.    Patofisiologi
Pada DM tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada

permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kecil pintu masuk kedalam sel.
Pada keadaan tadi jumlah lubang kunsinya kurang, sehingga biarpun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena
lubang kuncinya (reseptor) kurang maka glukosa yang masuk sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan bahan
bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada

DM tipe 1. Perbedaannya adalah DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi juga kadar insulin tinggi / normal. Keadaan
ini disebut resistensi insulin.

E.     Penatalaksanaan
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika merekomendasikan = 50-60 % kalori yang berasal
dari karbohidrat 60-70 %, protein 12-20 %, lemak 20-30 %

2.  Latihan
Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah
3.  Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri

4.  Pendidikan
F.      Pemeriksaan Diagnostik
1.  Gula darah meningkat
a. Glukosa plasma sewaktu > 200mg / dl (11,1 mmol/L) (random)
b. Glukosa plasma puasa > 140mg / dl (7,8 mmol/L) (nuchter)

c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat ( 2 jam post
prandial)
2.  Tes toleransi glukosa
G.    Komplikasi

           Komplikasi metabolic (ketoasidosis diabetik dan hiperglikemik hiperosmolar nonketotik).


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

A.    Pengkajian
          Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data  yang akurat dan sistematis akan
membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengantisipasi kekuatan dan pertahanan pasien
serta merumuskan diagnosa keperawatan.

Pada pasien diabetes melitus, pengkajian data dasar pasien meliputi :


1. Riwayat

a.       Tinjau kembali kesehatan pasien sebelumnya dan tinjau kembali indikasi terjadinya penyakit DM.
b.      Cata keluhan yang disampaikan oleh pasien dan catat tanda-tanda vital dari pada pasien.

c.       Tinjau kembali kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit DM.
2. Data dasar

a.       Aktivitas
Gejala        :     Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.

                        Kram otot, tonus menurun


Tanda        :     Takikardia dan takipnea pada keadaan beraktivitas
                        Letargi/disorientasi, koma
                        Penurunan kekuatan otot

b.   Istirahat
Gejala        :     Gangguan tidur/istirahat

Tanda        :     Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat


c.       Sirkulasi
Gejala        :     Adanya riwayat hipertensi, MCI, kesemutan pada ekstremiitas, ulkus pada kaki, penyembuhan
yang lama.

Tanda        :     Takikardia, hipertensi


                        Nadi yang menurun / tidak ada
                        Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
d.      Eliminasi
Gejala        :     Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen.
Diare.

Tanda              :        Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria/anuria jika terjadi
hipovolemia berat)
Urine berkabut, bau busuk (infeksi)
Abdomen keras, adanya asites
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
e.       Makanan/cairan
Gejala        :     Hilang nafsu makan, mual muntah
Tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat.
Penurunan berat badan dar periode beberapa hari/minggu.

Haus.
Penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda        :     Kulit kering/bersisik, turgor jelek
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah).
Kekakuan/distensi abdomen, muntah
Bau halitosis, bau buah (nafas aseton)
f.       Pernapasan
Gejala              :        Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen/tergantung adanya
infeksi/tidak.
Tanda        :     Lapar udara
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (infeksi)

Frekuensi pernapasan
3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien diabetes melitus meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital dan head to
toe.

4. Pemeriksaan diagnostik

a.       Glukosa darah meningkat 200-100 mg/dl atau lebih


b.      Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c.       Asam lemak bebas, kadar lipid dan kolesterol meningkat

d.      Osmolalitas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mmol /L
e.       Elektrolit
1)  Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun
2) Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun.
3) Fosfor : lebih sering menurun
f.       Gemoglobin glukolisat
Kadarnya meningkat 2-4  kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan
terakhir dan karenanya sangat bermanfaat dan membedakan DKA dengan kontrol tidak dekuat versus DKA
yang berhubungan dengan insiden (misalnya ISK baru).
g.      Gas darah arteri

Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi

alkalosis respiratorik.
h.      Trombosit darah
Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis, hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap respons atau

infeksi.
i.        Ureum/kreatinin
Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)
j.        Amilase darah
Mungkin meningkat yang mengindikjasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA.
k.      Insulin darah
Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang
mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resistensi insulin
dpt berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi).

l.        Urine
Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
m.    Kultur dan sensitivitas
Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka (Doengoes, 1999).
B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari hiperglikemia
Tujuan : Kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ostostatik.

R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan ikeh hipotensi dan takikardia. Perkiraan berat ringannya hipovolemia
dapat dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke posisi
duduk.
b. Pola nafas seperti adanya pernapasan kussmaul atau pernapasan yang berbau keton.

R : Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis
respiratorius terhadap keadaan ketoasidosis. Pernapasan yang berbau aseton berhubungan dengan pemecahan
asam aseto-asetat dan harus berkurang bila ketosis harus terkoreksi.
c. Frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan alat bantu nafas dan adanya periode apnea dan munculnya
sianosis.
R : Koreksi hiperglikemia akan menyebabkan pola dan frekuensi pernapasan mendekati normal. Tetapi
peningkatan kerja pernapasan ; pernapasan dangkal, pernapasan cepat dan munculnya sianosismungkin
merupakan indikasi dari kelelahan pernapasan dan/atau mungkin pasien itu kehilangan kemampuannya untuk
melakukan kompensasi pada asidosis

d. Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.


R : Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi, demam
dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cermin dari dehidrasi.
e. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.
R : Mempertahankan hidrasi/volime sirkulasi.

2.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


Tujuan : Berat badan atau penambahan ke arah rentang biasanya yang diinginkan dengan nilai laboratorium
normal.
Intervensi :
a.   Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
R : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilitasnya)
b.  Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihasilkan pasien
R : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
c.  Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrient) danb elektrolit dengan segera jika pasien

dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan oral. Dan selanjutnya terus mengupayakan pemberian
makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransi.
R : Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik

3.   Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.


      Tujuan : Untuk peningkatan tingkat energi.
Intervensi :
a. Diskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanan dengan pasien dan identifikasi
aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
      R : Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin

sangat lemah
b. Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu.
      R : Mencegah kelelahan yang berlebihan
c.   Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan TD sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
R : Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditolerandi secara fisiologis.
4.  Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi lekosit/perubahan sirkulasi.
Data : -
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Intervensi 
        a. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah
mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi nasokomial.
b. Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang yang berhubungan dengan pasien,
meskipun pasien itu sendiri. Mencegah timbulnya infeksi nasokomial.
c. Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan

kuman.
d. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah yang tertekan. Jaga kulit tetap
kering, linen tetap kering dan kencang. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada
peningkatan resiko terjadinya iritasi kulit dan infeksi.
e.Bantu pasien melakukan oral higiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut.

f. Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.
g.Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai  penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya

sepsis.

Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup : diit, kehamilan, obesitas


Resistensi Insulin

                                                                     Sel beta pankreas rusak / terganggu                                            Defisiensi Insulin
                                                                                        Produksi insulin                                                          Glikoneogonesis
Katabolisme  protein                                                                Glukagon                                                                        Lemah

  BUN      As.amino                                                       Hiperglikemi 60 >140mmHg            hiperosmolalitas        Ketogenesis 


               As.laktat                                                                Glukosuri                                        koma                     Mual, muntah

         Glukoneogenesis                                                     Diuretic osmotic                              kalori keluar        Tdk ada nafsu

makan    
                              Sel kelaparan                                             Poliuria                                     rasa lapar                Gangguan nutrisi

<                                                                                                                                                          dari kebutuhan tubuh    


         Hilang prot. tubuh    Prod. Energy metabolisme           Dehidrasi                                    polifagia                       

Respon perd. Darah lambat              kelelahan                < volume cairan & elektrolit    < pengetahuan         perubahan
nutrisi 

          Resiko infeksi                                           syok                                                                                           > dr kbuth

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M.R


DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RUANGAN C3 RSUP PROF DR. R. D KANDOU MANADO

A. PENGKAJIAN
1.   Identitas
Nama                              : Ny. M.R
Umur                              : 49 th
Jenis kelamin                  : Perempuan
Alamat                           : Paal IV
Agama                            : Kr. Protestsn
Suku / Kebangsaan        : Manado/Indonesia
Pendidikan                     : SMP
Stasus                             : Menikah
Pekerjaan                        : IRT
Tanggal MRS                 : 17 Juni 2013
Tanggal pengkajian        : 18 Juni 2013
No. Med. Rec                 : 37.16.58
Diagnosa medis              : DM Tipe II
Penanggung Jawab
Nama                             : Tn. J.K
Umur                             : 48 th
Pekerjaan                       : Sopir
Hubungan                      : Suami
                                                                                                          
2.    :
Perempuan : menderita penyakit                                                                                 
Genogram   yang sama Ket.
                                                                                                  ____  : Hubungan
3.   Riwayat Kesehatan
a.       Keluhan utama
 Nyeri ulu hati
b.      Riwayat keluhan utama
Nyeri dirasakan sejak 4 hari SMRS disertai tidak ada nafsu makan. Nyeri seperti diiris – iris, panas (+), mual-
muntah (+), banyak kencing, konstipasi, dehidrasi.
c.       Riwayat kesehatan sekarang
Pasien tidak ada nafsu makan, mual-muntah (+), nyeri pada abdomen masih dirasakan, banyak kencing (+), panas
(+), pucat (+)
d.      Riwayat Kesehatan dahulu
Penyakit ini sudah di derita selama 2 th, hipertensi (-)
e.       Riwayat Keluarga
Ayah pasien menderita penyakit yang sama
f.       Pola Fungsi Kesehatan
1)      Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien tidak merokok dan tidak meminum alkohol serta tidak alergi makanan dan obat.
2)      Pola nutrisi dan cairan
Kondisi Sebelum MRS Saat dikaji
Selera makan/ Baik Tidak Baik / Baik
minum
Menu Nasi , ikan, sayur, buah, Bubur, extrak/ air putih
makan/minum air putih
Frekuensi 3x/hari /2000-2500/hari 5x/hari /1000-1500 ml/hari
Porsi makan/minum Dihabiskan Tidak dihabiskan
Keluhan (-) Anoreksia

3)      Pola eliminasi


Sebelum MRS Saat dikaji
Kondisi
BAB BAK BAB BAK
Frekuensi 2x/hari 4-5x/hari (-) 6-8x/hari
Konsistensi Lembek (-) Keras (-)
Warna Kuning kecok Kuning (-) Kuning
Bau Khas Khas (-) Khas
(-) (-) konstipasi Banyak
Keluhan
kencing

4)      Pola aktivitas dan latihan


Sebelum MRS Saat dikaji
Kondisi
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi ü ü
Berpakaian ü ü
Mobilisasi ü ü
Pindah ü ü
Ambulasi ü ü
Naik tangga ü ü
Ket. 0 = mandiri, 1 = dibantu sebagian, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat, 4 = Tidak mampu
5)      Pola kognitif perceptual
Status mental     : Sadar
Bicara     : Normal
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Kemampuan membaca   : Baik
Kemampuan komunikasi / Interaksi       : Baik
Pendengaran & penglihatan       : Normal
6)      Pola istirahat dan tidur
Kondisi Sebelum MRS Saat dikaji
Frekuensi 2x/hari 1x/hari
Tidur siang 1-2 jam/hari -
Tidur malam 7-8 jam/hari 5-6/hari
Keluhan (-) Insomnia

7)      Pola konsep diri


Peran sebagai ibu dan istri terganggu, pasien cemas akan  keluarganya
8)      Pola koping-intoleransi stress
Pasien menggunakan pola koping yang adaptif yaitu pasien berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhannya.

9)      Pola peran-hubungan


Pasien memiliki peran sebagai ibu & istri di rumah, hubungan antar keluarga dan masyarakat baik
10)  Pola seksual-reproduksi
Pasien terakhir menstruasi bulan lalu
11)  Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Kr. Protestan, dia selalu berdoa kepada Tuhan Y.M.E

4.   Pemeriksaan Fisik


a. KU              : Lemah
   Kesadaran    : Compos Mentis
TTV              : TD :110/80 mmHg           R        : 20x/mnt
                       N    : 88x/mnt                   S        : 37,5°C
b. Sistem Integumen
     Pucat (-), kulit kering, turgor lambat
c. Kepala
   Warna rambut hitam, penyebaran merata, rambut oval & kering
d. Mata
              Penglihatan normal, konjungtiva anenis (+), sklera interik (-)
e. Telinga
              Secret (+), pendengaran baik
f. Hidung
    Secret (+), penciuman baik
g. Mulut & Faring
    Keadaan  mulut baik, bau mulut (-), bibir kering
h. Ekstremitas Atas              : Pada tangan basian kiri terpasang IVFD
                                              Ecosol NaCl 0,9 %

    Ekstremitas Bawah          : Normal

i. Abdomen
   Benjolan (-), pembesaran hepar (-)

5.   Pemeriksaan Penunjang


a.   Terapi obat-obatan
      Ranitidin 2 x 1 amp IV
      Ceftriaxone 2 x 1gr IV (hari.3)
      Metformin 3 x 1 tab
      PCT 3 x 500 mg tab
      DMP 3 x 100 mg tab
      IVFD NaCl 0,9 à20 gtt/ menit

b.     Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik


            No.         Parameter                Hasil                    Satuan                     Nilai Rujukan
                           Hematologi
            1.            Leukosit                16.400                   /mm^3                     4000-10.000
            2.            Eritrosit                   5,06                      10^6/mm^3             4,25-5,40
            3.            Hemoglobin            14,1                      g/dL                        12,0-16,0
            4.            Hematokrit             41,0                      %                            37,0-47,0
            5.            Trombosit               348                       10^3/mm^3             150-450
                           Kimia klinik
            6.            GDS                       164                       mg/dL                     70-125
            7.            Natrium Darah        135                       meg/dL                   135-152
            8.            Kalium Darah         3,4                        meg/dL                   3,5-4,5
            9.            Chlorida Darah       104                       meg/dL                   98-109
                           Parasitologi
            10.          Malaria                    (-)

c.     Hasil Pemeriksaan Urinalisis


                           Parameter                Hasil                    Satuan                     Nilai Rujukan
                           Epitel                      10-12                   /1 pk                         0-1
                           Silinder                      -                        /1pk                          -
                           Eritrosit                   4-6                       /lpb                           0-1
                           Leukosit                  10-15                   /1pb                          1-5
                           Berat jenis               1,010                                                     1,010-1030
                           pH                           5                                                            5-8
                           Leukosit                  +++                                                       +
                           Nitirt                       -                                                            -
                           Protein                    -                                                            -
                           Glukosa                  ++                                                         normal
                           Keton                      +                                                           -
                           Urobilinogen           normal                                                   0,1-1
                           Bilirubin                  -                                                            normal
                           Darah/Eri                -                                                            -

ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS : Pasien Keturunan, gaya hidup Gangguan nutrisi <
mengatakan tidak dari kebutuhan tubuh
ada nafsu makan Resistensi Insulin
karena nyeri pada
ulu hati Pankreas terganggu

DO : Tampak meringis Defisiensi insulin


dan gelisah
Glikoneogonesis
Pola Nutrisi  
Selera makan : Tdk
baik Lemah
Frekuensi : 3x/hari
Menu makan : Bubur Ketogenesis
Porsi makan : Tdk
dihabiskan Mual, muntah

Tdk ada nafsu makan

Gangguan nutrisi < dari


kebutuhan tubuh

2. DS : Pasien Keturunan, gaya hidup Kekurangan volume


mengatakan cairan
pasien sering BAK Resistensi Insulin
DO : Pasien tampak
lemah Pankreas terganggu
Pola Eliminasi  
Frekuensi : 6-8x/hari
Warna : Kuning Glukagon
Bau : Khas
TTV Hiperglikemi
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt Diuretic osmotic
R : 20x/mnt
S : 37,5°C Poliuria
 

Dehidrasi
 

Kekurangan volume cairan


No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
1. Gangguan nutrisi Kebutuhan 1. Kaji pola nutrisi Tgl. 18 Juni 2013 S : Pasien
kurang dari kebutuhan nutrisi pasien dan Jam : 11.30 mengatakan tidak
tubuh b/d anoreksia pasien perubahan yang 1. Mengkaji pola nutrisi ada nafsu makan
DS : Pasien mengatakan terpenuhi terjadi pasien dan nyeri masih
tidak ada nafsu KH :     R : mengetahui    - selera makan : Tidak dirasakan
makan karena nyeri Pasien dapat pola nutrisi klien baik
pada ulu hati mencerna serta intake      Frekuensi : 5x/hari O : Pasien tampak
DO : Tampak meringis jumlah kalori makanan      Menu makan : Bubur lemah
dan gelisah 2. Timbang berat     Porsi : Tdk dihabiskan
badan 2. Menimbang BB A : Masalah belum
Pola Nutrisi     R :    -65 Kg teratasi
Selera makan : Tdk baik Mengidentifikasi 3. Mengkaji tingkat nyeri
Frekuensi : 5x/hari intake makanan abdomen, mual- P : Lanjutkan
Menu makan : Bubur 3. Kaji tingkat muntah Intervensi
Porsi makan : Tdk nyeri, mual-     -nyeri (+)
dihabiskan muntah Nyeri 3
    R :      Mual-muntah (+)
mengidentifikasi Jam : 14.00
penyebab 4. Memberikan
anoreksia makanan porsi kecil
4. Berikan tapi sering
makanan porsi -Pasien makan
kecil tapi sering 5x/hari. Pada jam 7
   R : porsi lebih dan 10 pagi, jam 12
kecil siang dan jam 4 sore,
meningkatkan dan jam 7 malam.
masukan 5.  Berkolaborasi dengan
mkakanan dokter dlm pemberian
5. Kolaborasi diet dan pola makan
dengan dokter pasien
dalam pemberian      -1500 kalori setiap kali
diet dan pola makan
makan pasien
(1500 kalori setiap
kali makan)
R : mengurangi
faktor penyebab
hiperglikemia

2. Kekurangan volume Hidrasi 1. Pantau TTV Tgl 18 Juni 2013 S : Pasien


cairan tubuh b/d adekuat    R : Hipovolemia Jam : 13.00 mengatakan masih
diuresis osmotic KH : dapat 1. Memantau TTV sering BAK
DS : Pasien mengatakan -TTV Stabil dimanifestasi    TD : 110/80 mmHg
pasien sering BAK -Haluaran oleh hipotensi    N : 88x/mnt O : Pasien tampak
DO : Pasien tampak urine tepat 2. Pantau masukan    R : 20x/mnt lemah
lemah dan keluaran    S : 37,5°C
urine 2. Memantau masukan A : Masalah belum
Pola Eliminasi     R : memberikan dan keluaran urine teratasi
Frekuensi : 6-8x/mnt perkiraan    Cairan masuk : 1000-
Warna : Kuning kebutuhan akan 1500ml/hari P : Lanjutkan
Bau : Khas cairan     BAK : 6-8x/hari Intervensi
TTV 3. Kolaborasi 3. Berkolaborasi dengan
TD : 110/80mmHg dengan dokter dokter dalam
N : 88x/mnt dalam pemberian pemberian obat
R : 20x/mnt obat    - obat metformin 3x1
S : 37,5°C    R : Obat yang tab
menurunkan
kadar gula dapat
mengurangi
poliuria
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal Dx Implementasi Evaluasi
Rabu / 19 Juni 1 1. Mengkaji pola nutrisi pasien S : Pasien mengatakan tdk
2013    - selera makan : Tdk baik ada nafsu makan  tapi  nyeri
     Frekuensi : 5x/hari sudah berkurang
     Menu makan : Bubur
    Porsi : Tdk dihabiskan O : Pasien tampak lemah
2. Menimbang BB
-65 Kg A : Masalah belum teratasi
3. Mengkaji tingkat nyeri
abdomen, mual-muntah P : Lanjutkan Intervensi
- nyeri berkurang (2) 1, 2, 3, 4, 5
       mual (+), muntah (-)
4. Memberikan makanan porsi
kecil tapi sering
-Pasien makan 5x/hari. Pada
jam 7 dan 10 pagi, jam 12
siang dan jam 4 sore, dan jam
7 malam.
5. Berkolaborasi dengan dokter
dlm pemberian diet dan pola
makan pasien
    -1500 kalori setiap kali makan

2 1. Memantau TTV S : Pasien mengatakan 


TD : 110/80 mmHg masih sering BAK
N : 80x/mnt
R : 20x/mnt O : Tampak lemah
S : 36,8°C
2. Memantau masukan dan A : Masalah belum teratasi
keluaran urine
   Cairan masuk : 1000- P : Lanjutkan Intervensi
1500ml/hari 1, 2, 3,
    BAK : 6-8x/hari
3. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
   - obat metformin 3x1 tab

Kamis/ 20 1 1. Mengkaji pola nutrisi pasien S : Pasien mengatakan 


Juni 2013    - selera makan : Baik pasien sudah makan seperti
     Frekuensi : 5x/hari biasanya
     Menu makan : Nasi, sayur,
buah O : Pasien tampak tenang
    Porsi : Dihabiskan
2. Menimbang BB A : masalah teratasi
-65 Kg
3. Mengkaji tingkat nyeri P:-
abdomen, mual-muntah
- nyeri (-)
       mual- muntah (-)
4. Memberikan makanan porsi
kecil tapi sering
-Pasien makan 5x/hari. Pada
jam 7 dan 10 pagi, jam 12
siang dan jam 4 sore, dan jam
7 malam.
5. Berkolaborasi dengan dokter
dlm pemberian diet dan pola
makan pasien
    -1500 kalori setiap kali makan
2 1. Memantau TTV S : Pasien mangatakan
TD : 110/70 mmHg BAKnya sudah normal
N : 84x/mnt
R : 22x/mnt O : Pasien tampak rileks
S : 36,5°C
2. Memantau masukan dan A : masalah teratasi
keluaran urine
   Cairan masuk : 1000- P:-
1500ml/hari
    BAK : 6-8x/hari
3. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
   - obat metformin 3x1 tab

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1. Gangguan nutrisi kurang Kebutuhan 1. Kaji pola nutrisi Tgl. 18 Juni 2013 S : Pasien
dari kebutuhan tubuh b/d nutrisi pasien pasien dan perubahan Jam : 11.30 mengatakan tidak
anoreksia terpenuhi yang terjadi 1. Mengkaji pola ada nafsu makan dan
DS : Pasien mengatakan KH :     R : mengetahui pola nutrisi pasien nyeri masih
tidak ada nafsu makan Pasien dapat nutrisi klien serta    - selera makan : dirasakan
karena nyeri pada ulu mencerna intake makanan Tidak baik
hati jumlah kalori 2. Timbang berat badan      Frekuensi : O : Pasien tampak
DO : Tampak meringis dan     R : Mengidentifikasi 5x/hari lemah
gelisah intake makanan      Menu makan :
3. Kaji tingkat nyeri, Bubur A : Masalah belum
Pola Nutrisi mual-muntah     Porsi : Tdk teratasi
Selera makan : Tdk baik     R : mengidentifikasi dihabiskan
Frekuensi : 5x/hari penyebab anoreksia 2. Menimbang BB P : Lanjutkan
Menu makan : Bubur 4. Berikan makanan    -65 Kg Intervensi
Porsi makan : Tdk porsi kecil tapi sering 3. Mengkaji tingkat
dihabiskan    R : porsi lebih kecil nyeri abdomen,
meningkatkan mual-muntah
masukan mkakanan     -nyeri (+)
5. Kolaborasi dengan Nyeri 3
dokter dalam      Mual-muntah (+)
pemberian  diet dan Jam : 14.00
pola makan pasien 4. Memberikan
(1500 kalori setiap kali makanan porsi
makan) kecil tapi sering
R : mengurangi faktor -Pasien makan
penyebab 5x/hari. Pada jam
hiperglikemia 7 dan 10 pagi, jam
12 siang dan jam
4 sore, dan jam 7
malam.
5.  Berkolaborasi
dengan dokter
dlm pemberian
diet dan pola
makan pasien
    -1500 kalori setiap
kali makan

2. Kekurangan volume cairan Hidrasi 1. Pantau TTV Tgl 18 Juni 2013 S : Pasien
tubuh b/d diuresis osmotic adekuat    R : Hipovolemia dapat Jam : 13.00 mengatakan masih
DS : Pasien mengatakan KH : dimanifestasi oleh 1. Memantau TTV sering BAK
pasien sering BAK -TTV Stabil hipotensi    TD : 110/80 mmHg
DO : Pasien tampak lemah -Haluaran 2. Pantau masukan dan    N : 88x/mnt O : Pasien tampak
urine tepat keluaran urine    R : 20x/mnt lemah
Pola Eliminasi     R : memberikan    S : 37,5°C
Frekuensi : 6-8x/mnt perkiraan kebutuhan 2. Memantau A : Masalah belum
Warna : Kuning akan cairan masukan dan teratasi
Bau : Khas 3. Kolaborasi dengan keluaran urine
TTV dokter dalam    Cairan masuk : P : Lanjutkan
TD : 110/80mmHg pemberian obat 1000-1500ml/hari Intervensi
N : 88x/mnt    R : Obat yang     BAK : 6-8x/hari
R : 20x/mnt menurunkan kadar 3. Berkolaborasi
S : 37,5°C gula dapat mengurangi dengan dokter
poliuria dalam pemberian
obat
   - obat metformin
3x1 tab
Konny Liane Rako di 16.24
Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Beranda
Lihat versi web
Im a simple Girl, love Jesus, my family and my friends..

Konny Liane Rako


Ikuti 73

Im simple girl, love Jesus Christ, my family, friends :)


love all about Korean Wave,.
want be a profesional Nurse ^^
#pray can change all things

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai