Anda di halaman 1dari 29

PENDAHULUAN

Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk tingkat pertama.


Puskesmas sebagai unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan merupakan
ujung tombak dalam pelayanan kesehatan dalam menunjang kebehasilan untuk mencapai visi
Indonesia sehat 2010.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Sebagai unit pelaksana teknis: melaksanakansebagiantugasDinaskesehatanKab/kota.

Visi
Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010 yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes yang
bermutu serta adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator kecamatan sehat


Indikator pencapaian:
•Lingkungan sehat
•Perilaku sehat
•Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
•Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Misi
•Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
•Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
•Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan
•Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya

Tujuan
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasiolnal yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal
diwilayah kerja puskesmas
Fungsi
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
 Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan kesehatan
 Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya
 Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat


Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga& masyarakat:
–Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat
–Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan
–Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan

3. Pelayanan kesehatan strata pertama


Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan
a. Pelayanan kesehatan perorangan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Kedudukan
•Sistem Kesehatan Nasional--> sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan
masyarakat) strata pertama•Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota--> unit pelaksana teknis dinas
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota•Sistem Pemerintah Daerah--> unit pelaksana teknis dinas kesehatan kab/kota
yang merupakan unit struktural pemda kab/kota

UPAYA PUSKESMAS
A.Upaya kesehatan wajib puskesmas
1.Upaya kesehatan ibu, anak& kb
2.Upaya promosi kesehatan
3.Upayakesehatan lingkungan
4.Upaya perbaikan gizi
5.Upaya pencegahan & pemberantasan penyakitmenular
6.Upaya pengobatan dasar

B.Upaya kesehatan pengembangan puskesmas


Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan
Puskesmas

ISI
♥ Masukan
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
manajemen
Menurut (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) input ada 3 macam:
1. Sumber (resources)
2. Tatacara (prosedures)
3. Kesanggupan (capacity)
Sumber
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa.
Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1) Sumber tenaga (labour resources), dibagi menjadi:
a.Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
b.Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

2) Sumber modal (capital resources), dibagi menjadi:


a.Modal bergerak (working capital): uang, giro
b.Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan

3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang
tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
Tatacara
Tatacara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
dimiliki dan yang diterapkan.

Kesanggupan
Kesanggupan (capacity) adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.

Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M: Man, Money,
Material, Method.
Untuk organisasi yang mencari keuntungan, macam input ada 6M: Man, Money,
Material, Method, Machinery, Market.

Puskesmas
 Man
Keberhasilan puskesmas sangat dipengaruhi oleh penataan dan pengelolaan tenaga untuk
melaksanakan kegiatan pokok puskesmas. Keberhasilan puskesmas dalam menjalankan
program ditentukan oleh sumber daya manusia yang seimbang antara tenaga pengobatan
disatu pihak dengan tenaga promotif dan preventif dipihak lain.

Ditetapkan untuk satu Puskesmas sekurang-kurangnya harus ada:


a. 1 orang bidan atau perawat bidan
b. 1 orang perawat atau pembantu perawat
c. 2 orang petugas P3M
d. 1 orang petugas sanitasi
e. 1 orang juru tulis

Jika jumlah tenaga cukup, maka susunan tenaga tersebut ialah:


a. 1 orang dokter
b. 1 orang bidan
c. 1 orang perawat
d. 2 orang pembantu perawat
e. 1 orang petugas sanitasi
f. 2 orang petugas P3M
g. 1 orang laboran
h. 1 orang perawat kesehatan masyarakat untuk 3 Puskesmas
i. 1 orang dokter gigi untuk 5 Puskesmas
j. 1 orang perawat gigi
k. 1 orang juru tulis

Berikut ini kami paparkan peran utama sesuai fungsi profesi dari masing-masing petugas
puskesmas.

A. PETUGAS MEDIS :
1. Dokter Umum : melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu, posyandu
2. Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel, pustu
3. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada kunjungan
dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan
penyakit dalam
B. PETUGAS PARA MEDIS :
1. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan
2. Perawat Umum : pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan keperawatan
umum
3. Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan gigi
4. Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat
5. Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan institusi lainnya
6. Sarjana Farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan
7. Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi, penyuluhan, pencegahan dan
pelacakan masalah kesehatan masyarakat
C. PETUGAS NON MEDIS :
1. Administrasi : pelayanan administrasi pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas
2. Petugas Dapur : menyiapkan menu masakan dan makanan pasien puskesmas
perawatan
3. Petugas Kebersihan : melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan lingkungan
puskesmas
4. Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan rawat inap
5. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel di luar gedung
puskesmas
MASALAH
Masalah utama dalam pengelolaan tenaga kesehatan adalah distribusi SDM yang tidak merata
sehingga kekurangan tenaga dalam puskesmas tertentu. Juga yang tak kalah bermasalahnya
adalah Over-staffing untuk tenaga nonprofesional (non tekhnis) dan under-staffing untuk
tenaga profesional (tenaga tekhnis). Disisi lain banyak dokter yang bekerja sebagai kepala
puskesmas (struktural) dan sebagai dokter yang praktek (fungsional), kekurangan jumlah
tenaga adalah akar masalah yang sebenarnya.
Untuk menunjang seluruh upaya pembangunan kesehatan diperlukan tenaga yang
mempunyai sikap nasional, profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berilmu dan
terampil. Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang perlu ditingkatkan kualitas, kemampuan
serta persebarannya agar merata dan dapat mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan disetiap tingkatan khususnya dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
Bila peningkatan kualitas dapat dijalankan secara bertahap maka peningkatan pelayanan
kesehatan dapat dicapai sepenuhnya.

 Money
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama didalam
peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja barang.
1. pemerintah
 Dana anggaran pembangunan
 Dana anggaran rutin
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, diajukan dalam daftar
usulan kegiatan ke pemerintah kabupaten dan dibahas bersama DPRD kabupaten.
Penanggung jawab anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas.
2. pendapatan puskesmas
Masyarakat wajib dikenakan kewaqjiban membiayai upaya kesehatan perseorangan dan
besarnya di tentukan oleh Peraturan Daerah masing-masing, disebut dana retribusi.
3. sumber lain, antara lain dari:PT ASKES, JAMSOSTEK, JPS

 Material
Komponen lain didalam sumber daya kesehatan yang paling penting adalah ketersedian
sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas bangunan yang
menggambarkan unit sarana pelayanan kesehatan yang bermutu baik bangunan utama,
pendukung dan sanitasi kesehatan lingkungan. Pembangunan sarana kesehatan harus
dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan laboratorium beserta
reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi, kendaraan roda empat dan
kendaraan roda dua.
Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa katagori yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu),
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis
kesehatan lainnya, setiap pembangunan unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi
keterjangkauan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, pembangunan unit
pelayanan berdasarkan katagori diatas harus dapat berpedoman terhadap populasi penduduk
yang akan dilayani sehingga fungsi unit pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target
yang yang diharapkan. Selain fasilitas pelayanan kesehatan tersebut juga dibangun dan
dikembangkan fasilitas pelayanan berbasis masyarakat antara lain Pondok Bersalin Desa
(Polindes) dan POSKESDES.

 Method
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti
sebagai alat untuk mencapai tujuan.

♥ Proses
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena fungsi ini akan
menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan merupakan landasan
dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak
mungkin fungsi manajemen iainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan
mai.ajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan
yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan
merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif.
Batasan perencanaan. Di bidang kesehatan, perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses
untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutu'nan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Manfaat Perencanaan :
Melalui perencanaan program akan dapat diketahui:
1) Tujuan dan cara mencapainya.
2) Jenis/struktur organisasi yang dibutuhkan.
3) Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya.
4) Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
5) Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Selain itu perencanaan juga mempunyai keuntungan dan kelemahan.

Keuntungan dengan tersusunnya perencanaan yang baik:


1. Perencanaan menyebabkan berbagai macam aktifitas organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu dapat dilakukan secara teratur.
2. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
3. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai.
4. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya,
terutama fungsi pengawasan.

Kerugiannya ialah:
1. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-fakta
tentang masa yang akan datang.
2. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak.
3. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis.
4. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif.
5. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil.

Langkah-langkah Perencanaan
Sebagai suatu proses, perencanaan mempunyai beberapa langkah penting. Ada lima langkah
penting yang perlu dilakukan pada setiap menjalankan fungsi perencanaan.
1. Analisis situasi. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta
2. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah.
Terbatasnya sumber daya dan kemampuan organisasi, serta kompleksnya permasalahan yang
dihadapi, mengharuskan para manajer untuk menetapkan prioritas masalah yang perlu
dipecahkan.
3. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
Perumusan tujuan ini akan dapat dilakukan apabila rumusan masalah pada langkah 2 sudah
dilakukan dengan baik.
4. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program. Kajian
terhadap hambatan ditujukan yang bersumber di dalam organisasi dan yang bersumber dari
lingkungan masyarakat dan sektor lain.
5. Menyusun rencana kerja operasional (PJCO).

PROSES ANALISIS DATA DALAM SUATU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Data  Analitis  Presentasi  Informasi  Perencanaan  pelaksanaan program 


pemantauan  evaluasi

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan cukup
penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) dapat dipadukan dan
diatur uniuk dapat digunakan seefisien mungkin untuk mencapai nijuan organisasi yang telah
ditetapkan. Agar dapat melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan baik seorang manajer
perlu memahami berbagai prinsip pengor -ganisasian.

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan


mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, dan
pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan.
organisasi dapat dipandang sebagai wadah kerjasama sekelompok orang (organisasi sifatnya
statis) dan sebagai suatu proses kerjasama dan bagaimana tata cara staf mencapai tujuan
(organisasi sifatnya Dinamis). Organisasi juga dapat dipandang sebagai alat pimpinan untuk
mencapai tujuan organisasi.

Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui:
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2. Hubungan organisatoris antar orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan
yang dilakukannya.
3. Pendelegasian wewenang.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.

Langkah-langkah pengorganisasian :
Ada enam langkah atau aspek penting dalam fungsi pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi
perencanaan.
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
Dari sini akan ada pembagian tugas (depanementasi, bidang-bidang,
seksi-seksi dsb).
3. Menggolongkan kegiatan-kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang praktis
(elemen kegiatan). Pembagian tugas staf harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh
staf.
4. Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas yang diperlukan. Pengaturan ruang kerja adalah salah satu contohnya.
5. Penugasan personil yang cakap (memilih staf yang dipandang mampu melaksanakan
tugas).
6. Mendelegasikan wewenang.

Tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur
organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti Puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga
yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang
sifatnya integratif perlu diterapkan. Dengan mengguna-kan prinsip kerja integrasi diharapkan
semua kegiatan pokok Puskesmas dapat diselesaikan.
Contohnya seperti dalam kegiatan imunisasi. Juru imunisasi hanya satu tetapi sasaran
penduduk dan wilayahnya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini staf lainnya juga
diberikan tugas memh.-.nm melaksanakan kegiatan imunisasi sehingga semua penduduk
sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif.
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi
puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I,
adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar
tidak terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh
terhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi dan tata kerja :
Struktur organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan
dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan
perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya
imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan
penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

Wewenang dalam Organisasi


Wewenang: adalah kekuasaan atau hak untuk memerintah atau meminta orang lain berbuat
sesuatu. Wewenang seseorang dalam sebuah organisasi dibatasi melalui uraian tugasnya
sesuai dengan fungsi Jan kedudukan staf di dalam sebuah organisasi.
Wewenang dapat didelegasikan kepada staf bawahan, tetapi manajer tetap bertanggung jawab
penuh terhadap wewenang yang telah didelegasikan kepada staf bawahannya. Untuk
meningkatkan preduktifitas kerja staf, manajer sebaiknya mengatur agar wewenang yang
diberikan kepada staf dan tanggung jawab yang melekat pada tugas-tugasnya berimbang.
Berdasarkan wewenang, akan dapat dibedakan tipe-tipe organisasi (lini, staf, lini dan staf atau
panitia).
1.Wewenang Lini (Linie authority)
Wewenang yang mengalir secara vertikal yaitu pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan
organisasi yang menggunakan wewenang lini disebut organisasi lini
2.Wewenang staf (staff authority)
3. Wewenang staf dan lini
Perpaduan antara wewenang lini dan staf merupakan bentuk struktur organisasi yang paling
umum dianut saat ini. Bentuk pelimpahan wewenang di jajaran organisasi kesehatan dan
kerjasamanya dengan Departemen Dalam Negeri akan dikenal empat jenis pola kerja
kerjasama yaitu:
a) Sentralisasi
b) Desentralisasi
c) Dekonsentrasi
d) Perbatuan (Medebewyn)

3. Pelaksanaan
Fungsi manajemen merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah dituangkan
dalam fungsi pengorganisasian untuk mencaoai tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada
fungsi perencanaan. Oleh karena itu fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakan semua sumber daya untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati. Dalam meggerakan dan mengarahkan sumber daya manusia
dalam suatu organisasi, peran pimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf
merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer. Fungsi aktuasi ini
merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja sama diantara staf pelaksana program
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Penentuan masalah  penetapan tujuan  penetapan tugas dan sumber daya penunjang 
menggerakan dan mengarahkan  menilai keberhasilan sumber daya manusia

Tujuan fungsi aktuasi


- Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
- Menggembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
- Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
- Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
- Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Aktuasi lebih memusatkan pada pengelolaan sumber daya manusia. Fungsi aktuasi haruslah
dimulai dari diri manajer. Manajer harus menunjukan kepada stafnya bahwa ia mempunyai
tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai
kemampuan bekerja sama dengan orang lain secara harmonis. Ia harus bersifat objektif dalam
menghadapi berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif terhadap perbedaan
dan persamaan karakter stafnya baik secara individu maupun kelompok manusia.

Kegagalan manajer menumbuhkan motivasi stafnya merupakan hambatan utama fungsi


aktuasi. Hal ini dapat terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan
hubungan antar manusia. Seorang manajer yang berhasil akan menggunakan pengetahuannya
tentang perilaku manusia untuk menggerakan stafnya agar mereka bekerja secara optimal dan
lebih produktif.

Teori Abraham H Maslow membahas tentang jenjang kebutuhan manusia, sebagai berikut:
- Keseimbangan faali
- Rasa aman dan tentram
- Diterima oleh lingkungan sosialnya
- Diakui
- Menunjukan kemampuan diri

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh kepada perubahan
perilaku orang lain baik secara langsung maupun tidak. Manajer yang ingin
kepemimpinannya lebih efektif, ia harus mampu:
- Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja dan banyak membaca
- Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi
- Menggerakan stafnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok
organisasi sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya dan tanggung jawab
yang melekat pada setiap tugas.

Sifat-sifat pemimpin:
- Memberi semangat pengikutnya
- Menyelesaikan pekerjaan dan menggembangkan pengikutnya
- Menunjukan kepada pengikutnya bagaimana menjalankan suatu pekerjaan
- Memikul tanggung jawab
- Memperbaiki kegagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas

Motivasi staf
Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994)
motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang
tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi
terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang
dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi
positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan
yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas,
karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain – lain. Sedangkan
motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan,
intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak
yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu
yang lama.
Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang
dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan
untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.

Komunikasi
1) Proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan
pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama.
Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu
pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.
2) Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage),
penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal.
Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal
adalah nilai – nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal
meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.
3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Tahapan komunikasi :
a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan
keputusan
b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi.
Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg
dipimpinnya.
c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratan
komunikasi.
e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi:


 Credibility
 Content
 Context
 Continue & consistent
 Clarity
 Channel
 Capability of the audience

Beberapa aspek komunikasi yang perlu diperhatikan manajer untuk lebih mengefektifkan
kepemimpinannya
- Kurangi kesimpang siuran arus informasi dalam organisasi
- Sesuaikan dengan pengalaman penerima informasi
- System umpan balik perlu dikembangkan
- Penggunaan media
- Komunikasi langsung juga perlu sering dilakukan antara pemimpin dan staf
Semua bentuk komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan puskesmas haruslah bersifat
dua arah dan mempunyai tujuan yang jelas untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan program kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

Jenis – jenis pengembangan staff :


1. Pelatihan induksi
Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program,
kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing – masing pekerja selam atiga hari
pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma –
norma.
2. Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan
tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.
3. Kelanjutan pendidikan
Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar
keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi
peningkatan praktek keperawatan.

Konsep – konsep pengembangan staff


1. Daya saing
Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya
dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.
2. Minat
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
3. Kebutuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran
tertentu.
4. Pembelajaran teknis
Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor
yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.

Pengarahan
Proses pengarahan:
- Menyusun perintah
- Melaksanakan pelatihan
- Motivasi
- Memelihara ketertiban dan kepatuhan
Manfaat pengarahan:
- Informasi tepat dan lengkap
- Terhindar berbuat kesalahan
- Proses belajar mengajar
- Suasana kerja menguntungkan

MASALAH
Masalah pada penatalaksanaan dipengaruhi oleh banyak faktor, maka dari itu pelaksanaan
harus dilakukan dengan sebaik mungkin dalam hal kepemimpinan, motivasi, komunikasi,
pengarahan, pengawasan dan supervisi. Ini semua harus berjalan secara seimbang agak dapat
tercipta keadaan yang harmonis dan perencanaan yang sudah disusun dapat dijalankan
dengan baik.

4. Pengawasan dan pengendalian


Fungsi pengawasan dan pengendalian memiliki kaitan yang erat dengan ketiga fungsi
manajemen lainnya terutama perencanaan. Melalui fungsi ini maka standart keberhasilan
selalu harus dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika
ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangan dapat dideteksi secara
dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang dan efektifitas
tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebuh terjamin.
Tugas seorang manajer perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi
- Standart kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf. Bila hal ini
dapat dilaksanakan, staf akan dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmennya terhadap kegiatan program sehingga penerapan standart pengawasan
dapat dilakukan secara lebih objektif.

Ada 2 jenis standart pengawasan yaitu:


- Norma: didasarkan pada masa lau dalam pelaksanaan program yang sejenis atau
dalam situasi yang sama
- Criteria: standart yang diharapkan dari upaya-upaya pelayanan tertentu.

Manfaat pengawasan
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan program telah dilaksanakan sesuai dengan
standart atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan
Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengertian dan pengetahuan staf dalam
melaksanakan tuganya.
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya telah mencukupi kebutuhan dan telah
digunakan secara benar
- Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
- Dapat diketahui staf yang perlu dibeikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjut

Proses pengawasan
- Mengukur hasil yang telah dicapai
- Membandingkan dengan hasil yang telah dicaoai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan sebelumnya
- Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan factor-faktor penyebab
terjadinya penyimpangan.

Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dapat dikembangkan oleh pimpinan sebelum


kegiatan program dilaksanakan sehingga fungsi pengawasan lebih banyak bersifat
pencegahan (deteksi sini untuk mencegah terjadinya penyimpangan). Pengawasan juga dapat
dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung  formatif untuk mengurangi kesalahan
staf dan lebih mengembangkan motivasi mereka. Hal ini juga dapat dilaksanakan pada akhir
program untuk mengetahi produktifitas kerja staf dan kualitas pekerjaannya.

Objek pengawasan:
- Objek tentang kualitas dan kuantitas barang atau jasa. Ini merupakan objek
pengawasan yang bersifat fisik.
- Keuangan.
- Pelaksanaan program lapangan sesuai dengan Rencana Kerja Operasional yang dibuat
oleh masing-masing staf
- Hal-hal yang bersifat strategis
- Pelaksanaan kerjasama dengan pihak kecamatan, peraturan daerah tentang
penggunaan anggran tersebut

Cara mendapatkan data untuk melakukan pengawasan:


- Pengamatan langsusng
Supervise oleh pimpinan kelapangan untuk mengamati kegiatan staf dan
membandingakan dengan standart. Data tentang pelaksanaan suatu program yang
diperoleh melalui cara seperti ini mempunyai kualitas yang terbaik, tetapi memerlukan
motivasi yang baik juga dari pimpinan untuk turun kelapangan (objektif)
- Laporan lisan
Pimpinan juga mendapatkan data langsusng tentangg pelaksanaan program dengan
mendengarkan secara lisan staf. Dengan cara ini, pimpinan hanya memperoleh informasi
terbatas tentang kemajuan program.
- Laporan tertulis
Staf penanggung jawab program diminta membuat laporan singkat tentang hasil
kegiatannya. Informasi hanya terbatas pada hal-hal yang dianggap penting oleh staf.
System pencatatan dan pelaporan program secara rutin dibuat dapat dimanfaatkan oleh
pimpinan untuk lebih mengembangkan program.

Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar
professional dan dapat diterima oleh klien.
- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang
telah ditetapkan (Azwar, 1996)
- Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional,
praktek keperawatan professional.
3. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien,
sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak
menyenangkan.
- Syarat pelayanan berkualitas
Efficacy
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)

- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu


a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
c) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.
e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu
pelayanan.

Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi program. Perbedaannya pada sifat,
sumber data, siapa yang melaksanakannya dan waktu pelaksanaan. Antara evvaluasi dan
pengawasan memiliki persamaan yaitu keduanya bertujuan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan program melalui perbaikan fungsi manajemen.

Prinsip – prinsip evaluasi :


1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah
laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk
valuasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang
diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang
tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam
pelaksanaan kerja.

Alat evalausi :
1. laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan ayng sederhana
3. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian grafik (Henderson, 1984)

 Formatif
Evaluasi terhadap input biasanya dilaksanakan sebelum kegiatan program dimulai untuk
mengetahui apakah pemilihan sumber daya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini juga
bersifat pencegahan.
 Promotif
Evaluasi proses dilaksanakan pada saat kegiatan yang sering berlangsung untuk mengetahui
apakah metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi antar staf sudah
berkembang dengan baik.
 Summative
Evaluasi terhadap output dilaksakan setelah program selesai untuk mengetahui apakah out
put effect atau out program sudah sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya.

Perbandingan evaluasi dan pengawasan


Criteria Evaluasi Pengawasan
Sumber data Data primer dan sekunder Data primer
Pelaksana Pihak luar (agar lebih Pihak dalam (manajer)
objektif)
Waktu Biasanya dilaksanakan Setiap saat sesuai dengan
setelah kegiatan selesai fungsi seorang manajer
dilaksanakan. Evaluasi juga
sering dilakukan sebelum
(evaluasi terhadap input atau
selama kegiatan berlangsung/
evaluasi proses)
Sifat Formatif: evaluasi proses Formatif
Sumatif: evaluasi terhadap Sebagai bagian dari upaya
hasil/dampak manajer untuk perbaiki
tugas-tugas staf, kualitas dan
produktifitas kerjanya

♥ Lingkungan
 Segala sesuatu yang di luar daripada system dan tidak dikelola oleh system, tetapi
mempengaruhi system yang ada

1. Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik ini
dapat bersumber dari:
 Udara
 keadaan tanah
 geografis
 air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit
 zat kimia atau polusi
 radiasi, dll.
MASALAH
Mengingat Puskesmas berperan dalam meningkatkan mutu masyarakat di bidang kesehatan,
maka kemudahan untuk menjangkau lokasi Puskesmas merupakan salah satu hal penting
yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut.
Puskesmas yang memadai tidak hanya memperhatikan jumlah atau kapasitas pelayanannya
tetapi juga meperhatikan tingkat aksesibilitasnya. Tingkat aksesibilitas tersebut tentunya
mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi Puskesmas. Ketidakterjangkauan
umumnya terjadi karena jauhnya jarak tempuh dan terlampau besarnya jumlah masyarakat
yang menjadi tanggung jawab sebuah Puskesmas. Lokasi Puskesmas yang mudah untuk
dijangkau dari segi transportasi, tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat
untuk mengunjunginya.

2. Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis adalah segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme
yang hidup. Lingkungan biologis meliputi:
 agen penyakit
 reservoir penyakit
 vektor sebagai transmisi
 tumbuhan dan hewan.

3. Lingkungan Sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.
Lingkungan sosial ini meliputi:
 Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem
ekonomi yang berlaku
 Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
 Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat
 Kebiasaan hidup masyarakat
 Kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem
kehidupan sosial lainnya.
 Mata pencaharian dan tingkat pendapatan

MASALAH
Pada wilayah dimana puskesmas itu ada, pendapatan masih rendah, jadi hal ini juga
menyebabkan hambatan dari berjalannya program-program dari puskesmas.

4. Lingkungan Budaya
Lingkungan Budaya adalah lingkungan yang berisikan berbagai paham/keyakinan serta
komponen karya manusia sebagai hasil aktivitas dan interaksi yang terjadi selama kurun
waktu tertentu membentuk tatanan masyarakat . Lingkungan budaya meliputi norma, nilai,
ide, adat, serta simbol-simbol yang bermakna. Termasuk didalamnya adalah tingkat
pendidikan dari masyarakat setempat.
MASALAH
Karena tingkat pendapatan yang masih rendah, jadi kemungkinan tingkat pendidikan pada
wilayah tersebut juga masih rendah. Dan ini mempengaruhi sikap, perilaku dan pengetahuan.
Ini juga merupakan hambatan.

♥ Dampak
Dampak program yang diukur dengan peningkatan status kesehatan masyarakat. Ada empat
indikator yaitu :
 Tingkat dan jenis morbiditas (kejadian sakit)
 Mortalitas ( tingkat kematian spesifik berdasarkan sebab penyakit tertentu) Indikator
yang paling peka untuk menentukan status kesehatan masyarakat disuatu wilayah :
IMR dan MMR)
 Fertilitas ( tingkat kelahiran, tingkat kesuburan)
 Life expentancy  semakin tinggi, semakin baik
Dampak program itu tidak diukur langsung oleh pihak Puskesmas, melainkan oleh Depkes
RI, BKKBN, atau lembaga lain melalui survei kesehatan rumah tangga (SKRT), survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Surkernas yang dilakukan setiap 5 tahun sekali
Program Imunisasi sebagai salah satu point dalam 7 pesan Presiden Republik Indonesia
terdiri dari 10 macam imunisasi dengan sasaran bayi usia < 1 tahun, yaitu : HB PID, BCG,
DPT-HB 1,2 dan 3, Polio 1,2,3 dan 4 serta Campak.
Imunisasi selain diberikan pada sasaran bayi usia <1 tahun juga diberikan pada sasaran murid
sekolah dasar dan yang setingkat sekolah dasar, yaitu pada murid kelas 1 sampai dengan
kelas 3, serta bagi wanita usia subur (WUS) dengan rentang usia 15-39 tahun.
Sedangkan jenis imunisasi yang diberikan dan jenis penyakit yang dapat dicegah adalah
sebagai berikut :
1. Untuk bayi < 1 tahun
a. BCG, untuk mencegah TBC
b. HB PID, untuk mencegah Hepatitis B
c. DPT-HB ( Combo ), untuk mencegah Diphteri, Batuk Rejan, Tetanus dan Hepatitis B.
d. Polio, untuk mencegah penyakit Polio.
e. Campak, untuk mencegah penyakit Campak ( Gabagen, Tampeg ).
2. Untuk anak usia sekolah dasar
a. Imunisasi DT, mencegah penyakit Diphteri dan Tetanus serta Imunisasi Campak untuk
mencegah Penakit Campak,
b. Imunisasi TT , mencegah Penyakit Tetanus.
3. Untuk WUS
Diberikan imunisasi TT untuk melengkapi status T5 ( TT Long Life ), memberikan
perlindungan dari Penyakit Tetanus pada ibu dan bayi yang dilahirkan.
Jadwal pemberian masing-masing jenis imunisasi adalah :
a. Untuk sasaran bayi < 1 tahun :

Umur Jenis Imunisasi Jenis / lokasi

0 Bulan HB Suntikan (di paha kiri)

BCG, Suntikan (lengan kiri)


1 Bulan
Polio 1 Tetes (mulut)
DPT/HB 1, Suntikan (paha kanan),
2 Bulan
Polio 2 Tetes (mulut)
DPT/HB 2, Suntikan (paha kanan),
3 Bulan
Polio 3 Tetes (mulut)
DPT/HB 3, Suntikan (paha kanan),
4 Bulan
Polio 4 Tetes (mulut)

9 Bulan Campak Suntikan (lengan kanan)

***) Jadwal adalah jadwal terbaru.


Jadwal tersebut diatas adalah jadwal pemberian imunisasi untuk bayi yang lahir di rumah.
Sedangkan jika bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan ( RS / RB / Praktek swasta ) maka
pada saat bayi berusia 0 bulan ( < 7 hari usia bayi ) akan diberikan imunisasi HB, BCG dan
Polio1, sedangkan pemberian imunisasi lainnya sama dengan jadwal diatas.
b. Untuk sasaran murid sekolah dasar dan WUS :

Vaksin Umur Sasaran Jml Dosis Jenis / lokasi

WUS ( 15 – 39
TT 5 kali Suntikan (lengan kiri)
tahun )

Siswa kelas
DT 1 kali Suntikan (lengan kiri)
1 SD

Siswa Kelas
TT 1 kali Suntikan (lengan kiri)
2 SD
Siswa Kelas
TT 1 kali Suntikan (lengan kiri)
3 SD

Pada keadaan tertentu imunisasi tidak dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Keadaan ini tidak merupakan hambatan untuk melanjutkan imunisasi. Vaksin
yang sudah diterima oleh anak tidak menjadi hilang manfaatnya tetapi tetap sudah
menghasilkan respon imunologis sebagaimana yang diharapkan tetapi belum mencapai hasil
optimal. Sehingga kadar antibodi yang dihasilkan masih dibawah ambang kadar yang
memberi perlindungan (protective level) atau belum mencapai kadar antibodi yang bisa
memberikan perlindungan untuk kurun waktu yang panjang (life long immunity)
sebagaimana bila imunisasinya lengkap.
Imunisasi adalah primer preventif (spesific protection)  1 antigen hanya dapat melindungi 1
penyakit saja.
MASALAH
Bila imunisasi tidak dilakukan maka imunitas anak turun dan anak akan mudah terkena
penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Jika angka kesakitan
tinggi maka angka kematianpun akan meningkat. Ini merupakan dampak secara langsung,
sedangkan secara tidak langsung yaitu akan menurunkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.

♥ Umpan balik
LOKAKARYA MINI PUSKESMAS
Lokakarya Mini Puskesmas adalah suatu forum pertemuan yang diikuti oleh petugas
Puskesmas dan jaringannya termasuk Poskesdes, atau pada kondisi
tertentu dapat mengundang lintas sektor seperti Kecamatan, Kepala Desa/Kelurahan, PKK,
termasuk unsur tokoh masyarakat. Pada Lokakarya Mini
Puskesmas dilakukan pembahasan mengenai:
a. Penyusunan Perencanaan Bulanan, yang merupakan bagian dari perencanaan tahunan yang
telah disusun pada awal tahun dan akan dilaksanakan pada bulan tersebut. Perencanaan
bulanan ini lebih dikenal dengan Plan of Action (POA) atau Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK)
bulanan, yang minimal berisikan tentang jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, sasaran,
target, lokasi, pelaksana, dan pembiayaan.
b. Laporan hasil kegiatan periode satu bulan. Karena dalam Lokakarya Mini yang dibahas
adalah kegiatan yang akan dilaksanakan, maka laporan
yang dibahas adalah laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan atau laporan bulan
sebelumnya. Rekapitulasi laporan hasil kegiatan tersebut disusun laporan bulanan kegiatan
sesuai dengan format yang sudah ada dalam SP2TP atau SP3
atau format lain yang berlaku di wilayah tersebut. Hasil rekapitulasi laporan bulanan tersebut
kemudian dievaluasi dengan membandingkan antara hasil pencapaian dibandingkan dengan
target sehingga dapat dinilai tingkat keberhasilan kegiatan (cakupan kegiatan). Dalam
melaksanakan evaluasi juga dilakukan analisis sederhana tingkat keberhasilan termasuk
analisis
masalah dan penyebabnya serta langkah-langkah pemecahan masalah dan dukungan lintas
sektor terkait.
Agar mudah dimengerti oleh semua petugas termasuk peserta lintas sektor, maka hasil
pencapaian kegiatan di Puskesmas secara umum dipaparkan dalam bentuk grafik/tabel, atau
dikenal dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Di Puskesmas sudah dikenal beberapa
PWS, antara lain PWS KIA, PWS Imunisasi, PWS Gizi, dan lainlain.
Untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang telah disusun dalam forum
Lokakarya Mini Puskemas dan mengetahui apakah perencanaan yang disusun sudah
dilaksanakan dengan tepat, maka dilakukan kegiatan pembinaan dan supervisi oleh Kepala
Puskesmas dan atau petugas yang ditetapkan sebagai pembina wilayah.

Tempat Kegiatan
Lokakarya Mini Puskesmas diadakan di Aula Puskesmas
Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama
dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta lintas sektoral.

2. Tujuan Khusus
a. Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan terlaksa
b. Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka pemantauan
hasil kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari
setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah
binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
c. Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran
serta masyarakat secara terpadu.
d. Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka mengkaji kegiatan
kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.
Manfaat
Manfaat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada bulan lalu dan untuk
merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim.


Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan Puskesmas sendiri,
dalam rangka meningkatkan kerjasama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi
Puskesmas.
4. Lokakarya Bulanan Puskesmas.
Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim, setiap
awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan
rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan daerah binaan. Bilaman
dijumpai masalah, dibahas dan dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja
bulan berikutnya bagi setiap tenaga.

5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral.


Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang dilaksanakan dalam satu
pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan manfaat bersama dari upaya pembinaan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan.
Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan
mengembanngkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam rangka
peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.

Harapan
Peningkatan pelayanan kesehatan, laporan kegiatan tepat waktu

KESIMPULAN
Puskesmas merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang saat ini menjadi ujung
tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Puskesmas merupakan suatu kesatuan
organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dengan usaha-usaha kesehatan pokok.
Puskesmas juga membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain yang terkait dan juga
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti masukan, proses, dan umpan balik.
Hambatan-hambatan yang dialami oleh puskesmas harus segera diatasi supaya fungsi
puskesmas dapat berjalan dengan semestinya.

Anda mungkin juga menyukai