Anda di halaman 1dari 8

J. Ind. Soc. Integ. Chem.

, 2013, Volume 5, Nomor 2

UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN


YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI

Helni
Bagian Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi,
Jl. Letjen Soeprapto Telanaipura Jambi
email : helni_AAK@yahoo.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang uji keseragaman volume suspensi Amoksisilin yang
direkonstitusi di apotek di kota Jambi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
ketelitian dan keterampilan tenaga farmasi di apotik di kota Jambi dalam merekonstitusi sediaan
suspensi Amoksisilin. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 30 sediaan. Pengujian dilakukan menggunakan Uji Volume Terpindahkan. Hasil
pengujian menunjukkan volume sediaan suspensi Amoksisilin 60 ml yang direkonstitusi sudah
sesuai Farmakope Indonesia edisi IV.
Kata kunci : uji volume terpindahkan, suspensi Amoksisilin

ABSTRACT
A study concerning the uniformity test volume suspense that reconstituted Amoxicillin
pharmacy in the city Jambi. The purpose of this study was to determine the skills pharmacy in
the city Jambi reconstituting suspense Amoxicillin dosage. The samples were divided into two
groups, each group consisting of 30 stocks. Test conducted using Test Volume displaced. The
test results showed the volume suspension dosage Amoxicillin 60 ml reconstituted was
appropriate Indonesian Pharmacopoeia IV edition.
Key words : test volume displaced, suspense Amoxicillin

PENDAHULUAN penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak


Penyakit infeksi masih merupakan salah memerlukan antibiotik. Intensitas penggunaan
satu masalah kesehatan masyarakat yang antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan
penting, khususnya dinegara berkembang berbagai permasalahan dan merupakan
seperti Indonesia. Salah satu obat andalan ancaman global bagi kesehatan terutama
untuk mengatasi masalah tersebut adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik.5)
antibiotika. Antibiotik merupakan obat yang Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan,

paling banyak digunakan pada infeksi yang pelayanan kefarmasian turut berkontribusi dalam
usaha menghambat resistensi. Disamping itu
disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi
pemilihan antibiotik yang tidak tepat, kesalahan
menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik
penggunaan merupakan komponen utama yang
digunakan secara tidak tepat antara lain untuk
memicu penggunaan antibiotik yang tidak rasional.7)

15
J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2

Kebanyakan bahan-bahan antibiotika tidak Dalam penelitian ini bahan dan alat yang
stabil bila berada dalam larutan untuk waktu digunakan antara lain adalah suspensi
yang lama, sehingga untuk mempertahankan Amoksisilin yang rekonstitusi Apotek, gelas
stabilitas dibuat dalam serbuk kering (dry ukur dan kain lap/tissue.
sirop). Sediaan ditambahkan air sejumlah Prosedur Penelitian
volume tertentu sesuai yang ditunjukkan pada Penentuan lokasi pengambilan sampel uji
label, kemudian dikocok sampai semua serbuk Lokasi pengambilan sampel dilakukan secara
kering tersuspensi. Air yang ditambahkan bertingkat. Dari 8 kecamatan yang ada di kota
harus tepat sehingga dihasilkan konsentrasi Jambi, dipilih dua kecamatan secara acak.
yang tepat per unit dosis.2,9) Masing-masing kecamatan ini disebut
Pelayanan Kefarmasian yang dilakukan kelompok I dan Kelompok II. Selanjutnya
oleh tenaga farmasi terkait terapi antibiotik, untuk masing masing kecamatan terpilih
dalam mewujudkan terapi antibiotik yang bijak (kelompok) ditetapkan 3 apotek yang dipilih
dan pencegahan resistensi, hendaknya secara acak.
dilakukan secara bertanggung jawab sehingga Pengambilan sampel uji.
kualitas hidup pasien meningkat. Untuk dapat Dari masing-masing apotek yang telah
meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian, ditetapkan diambil 10 sampel sediaan suspensi
tenaga farmasi perlu meningkatkan Amoksisilin volume 60 ml yang sudah
keterampilan, sikap dan pengetahuan secara direkonstitusi dalam waktu yang berbeda
berkesinambungan sejalan dengan selama dua bulan.
5,8)
perkembangan terkini. Pengujian volume sediaan sesuai Uji
Ketelitian dan keterampilan tenaga farmasi Volume Terpindahkan menurut Farmakope
salah satunya terlihat dalam merekonstitusi sediaan Indonesia edisi IV.
suspensi. Untuk menjamin jumlah sediaan yang
Gelas ukur dengan volume 100 ml disiapkan
direkonstitusi sesuai dengan volume yang tertera pada
dalam keaadaan kering dan bersih. Setelah itu
etiket dilakukan Uji Volume Terpindahkan.4)
sediaan suspensi Amoksisilin rekonstitusi dari
Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan penelitian
tentang Uji Keseragaman Volume dari sediaan kemasannya dituangkan ke dalam gelas ukur
suspensi Amoksisilin yang direkonstitusi oleh apotek secara perlahan dan hati-hati. Suspensi ini
di kota Jambi. didiamkan dahulu sekitar 30 menit, sampai
METODE terbebas dari gelembung udara. Kemudian
Bahan dan Alat volume larutan diukur dan ditentukan dengan

16
J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2

secara akurat. Prosedur yang sama dilakukan diambil dari satu wilayah kecamatan terdiri
terhadap setiap sediaan (60 sediaan). dari 3 (tiga) apotek. Setiap apotek diambil 10
Analisa Data sampel. Pengujian dilakukan dalam dua tahap.
Analisa data dilakukan berdasarkan persentase Tahap pertama untuk setiap wilayah dilakukan
penyimpangan volume sediaan suspensi, untuk pengujian untuk masing-masing apotek (10
mengetahui volume sediaan seperti yang sampel). Tahap kedua dilakukan pengujian
tertera pada etiket.4) untuk setiap wilayah (3 apotek) dengan jumlah
sampel 30. Hasil pengujian terhadap suspensi
PEMBAHASAN
Dalam pelayanan kefarmasian seperti di Amoksisilin sediaan rekonstitusi dari apotek
apotek sediaan suspensi merupakan salah satu pada dua wilayah di kota Jambi dapat dilihat
pada Tabel 1.
bentuk sediaan yang paling banyak diresepkan
Tabel 1. Distribusi suspensi Amoksisilin
oleh dokter. Salah satu sediaan suspensi adalah
berdasarkan volume pengujian (ml)
dry sirop. Sediaan ini diserahkan kepada dari sediaan rekonstitusi (Kelompok I)
pasien dengan melakukan rekonstitusi yaitu
Volume
No Lokasi N
dengan menambahkan cairan pembawa (air Min Mak Rerata
1 Apotik 10 56,50 62,00 59,50
murni) hingga menghasilkan bentuk sediaan A
cair yang cocok untuk diberikan terutama 2 Apotik 10 58,00 61,00 60.50
B
untuk anak-anak dan orang tua (lanjut usia). 3 Apotik 10 57,00 62,50 62,00
C
Penambahan air murni jumlahnya harus tepat
sampai dihasilkan sediaan sirup seperti yang
Pengujian dilakukan terhadap 30 sediaan
tertera pada etiket.
yang diambil dari 3 apotek, untuk setiap apotek
Suspensi Amoksisilin merupakan salah satu
dilakukan pengujian terhadap 10 sediaan. Hasil
sediaan antibiotik oral yang banyak tersedia
pengujian didapatkan pada lokasi A volume
baik generik maupun dengan merek dagang,
pengujian sediaan rekonstitusi suspensi
dengan volume 60 ml, 100 ml, 120 ml.6,10)
Amoksisilin terbesar adalah 62,0 ml, terendah
Pada penelitian ini yang digunakan adalah
adalah 56,50 ml dan rata-rata 59,50 ml. Pada
sediaan suspensi Amoksisilin generik volume
lokasi B pengujian sediaan rekonstitusi
60 ml dengan komposisi 125 mg/5 ml.
suspensi Amoksisilin terbesar adalah 61,0 ml,
Pengujian volume sampel dilakukan sesuai
terendah adalah 58,0 ml dan rata-rata 60,50 ml.
dengan ketentuan yang tertera pada Farmakope
Pada lokasi C pengujian sediaan rekonstitusi
Indonesia edisi IV. Dari setiap kelompok yang

17
J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2

suspensi Amoksisilin terbesar adalah 62,50 ml, kurang dari 95% volume yang tertera pada
terendah adalah 57,0 ml dan rata-rata 62,0 ml. etiket. Pada lokasi apotek B volume rata-rata
Dari hasil pengujian pada kelompok I (Tabel pengujian adalah lebih besar dari 100%, tidak
1), pada lokasi Apotek A volume rata-rata terdapat sampel yang pengujiannya kurang dari
pengujian adalah 59,50 ml artinya kecil dari 95% volume yang tertera pada etiket. Pada
100 % volume yang tertera pada etiket (60 ml), lokasi Apotek C volume rata-rata pengujian
volume paling kecil adalah 56,50 ml artinya adalah lebih besar dari 100%, tidak terdapat
kecil dari 95 % dan besar dari 90 % volume sampel yang pengujiannya kurang dari 95%
yang tertera pada etiket (60 ml). Pada lokasi volume yang tertera pada etiket.
Apotek B volume rata-rata pengujian adalah Penyimpangan Volume dari sediaan
60,50 ml yang berarti lebih besar dari 100% Rekonstitusi Kelompok I dapat dilihat pada
volume yang tertera pada etiket, volume paling Tabel 2.
kecil adalah 58,0 ml artinya besar dari 95%
Tabel 2. Distribusi frekuensi suspensi
volume yang tertera pada etiket. Pada lokasi
Amoksisilin berdasarkan persentase
Apotek C volume rata-rata pengujian adalah
penyimpangan volume sediaan rekonstitusi
62,0 ml yaitu besar dari 100% volume yang (Kelompok I)
tertera pada etiket, volume paling kecil adalah
No Penyimpangan Jumlah
57,0 ml yaitu 95% dari volume yang tertera
1 0% 4
pada etiket. Untuk pengujian sampel dari
2 0,1 % s/d 5 % 25
semua lokasi yang terdapat pada kelompok I
3 5,1 % s/d 10 % 1
(30 sampel), volume rata-rata pengujian adalah
60,67 ml yang berarti besar dari 100% volume
Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 30
yang tertera pada etiket, volume paling kecil
sediaan rekonstitusi suspensi Amoksisilin yang
adalah 56,50 ml yang berarti kecil dari 95%
volumenya menyimpang 0 % adalah 4 sediaan,
dan besar dari 90% volume yang tertera pada
yang menyimpang 0,1 % s/d 5 % adalah 25
etiket.
sediaan dan 1 sediaan yang menyimpang 5,1 %
Penyimpangan volume untuk masing-
s/d 10 %.
masing lokasi Apotek pada Kelompok I
ditemukan pada lokasi Apotek A dengan
volume rata-rata pengujian adalah kurang dari
100%, terdapat 1 sampel yang pengujiannya

18
J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2

Tabel 3. Distribusi suspensi Amoksisilin 57,50 ml artinya besar dari 95% volume
berdasarkan volume pengujian
yang tertera pada etiket. Pada lokasi
(ml) dari sediaan rekonstitusi
(Kelompok II) Apotek F volume rata-rata pengujian
adalah 61,0 ml yaitu besar dari 100%
No Lokasi N Volume
Min Mak Rerata volume yang tertera pada etiket, volume

1 Apotik D 10 56,50 62,00 60,50 paling kecil adalah 59,0 ml yaitu besar dari
2 Apotik E 10 57,50 61,50 61,00 95% volume yang tertera pada etiket.
3 Apotik F 10 59,00 62,50 61,00 Untuk pengujian sampel dari semua lokasi
yang terdapat pada kelompok II (30
Pada Tabel 3 diatas terlihat ada 10 sampel), volume rata-rata pengujian adalah
sediaan yang diuji untuk masing masing 60,83 ml yang berarti besar dari 100%
apotek. Pada lokasi D volume pengujian volume yang tertera pada etiket, volume
sediaan rekonstitusi suspensi Amoksisilin paling kecil adalah 56,50 ml yang berarti
terbesar adalah 62,0 ml, terendah adalah kecil dari 95% dan besar dari 90% volume
56,50 ml dan rata-rata 60,50 ml. Pada yang tertera pada etiket.
lokasi E pengujian sediaan rekonstitusi Pada kelompok II penyimpangan
suspensi Amoksisilin terbesar adalah 61,50 untuk masing-masing lokasi Apotek
ml, terendah adalah 57,50 ml dan rata-rata ditemukan pada lokasi Apotek D volume
61,0 ml. Pada lokasi F pengujian sediaan rata-rata pengujian adalah besar dari 100%,
rekonstitusi suspensi Amoksisilin terbesar terdapat 1 sampel yang pengujiannya
adalah 62,50 ml, terendah adalah 59,0 ml kurang dari 95% volume yang terterapada
dan rata-rata 61,0 ml. etiket. Pada lokasi apotek E volume rata-
Pengukuran pada kelompok II (Tabel rata pengujian adalah besar dari 100%,
3), pada lokasi Apotek D volume rata-rata tidak terdapat sampel yang pengukujiannya
pengujian adalah 60,50 ml artinya besar kurang dari 95% volume yang terterapada
dari 100 % volume yang tertera pada etiket. Pada lokasi Apotek F volume rata-
etiket, volume paling kecil adalah 56,50 ml rata pengujian adalah besar dari 100%,
artinya kecil dari 95 % dan besar dari 90 % tidak terdapat sampel yang pengujiannya
volume yang tertera pada etiket . Pada kurang dari 95% volume yang tertera pada
lokasi Apotek E volume rata-rata etiket. Volume paling kecil adalah 56,50
pengujian adalah 61,0 ml yang berarti ml yang berarti kecil dari 95% dan besar
lebih besar dari 100% volume yang tertera dari 90% volume yang tertera pada etiket.
pada etiket, volume paling kecil adalah

19
J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2

Tabel 4. Distribusi frekuensi suspensi mempunyai penyimpangan 5,1 – 10%


Amoksisilin berdasarkan persentase
(Tabel 4).
penyimpangan volume dari sediaan
rekonstitusi (Kelompok II) Mengacu pada Farmakope Indonesia
edisi IV untuk melakukan uji volume
No Penyimpangan Jumlah
terpindahkan, pengujian dilakukan dalam
1 0% 3
dua tahap yaitu tahap I dilakukan pada 10
2 0,1 % s/d 5 % 26
sampel kemudian dilanjutkan dengan tahap
3 5,1 % s/d 10 % 1
II dengan melanjutkan pengujian terhadap
20 sampel berikutnya sehingga total
Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari
pengujian dilakukan terhadap 30 sampel.
30 sediaan rekonstitusi suspensi
Pada penelitian ini seperti pembahasan
Amoksisilin yang volumenya menyimpang
sebelumnya pada kelompok I untuk
0 % adalah 3 sediaan, yang menyimpang
pengujian tahap I Apotik A tidak
0,1 % s/d 5 % adalah 26 sediaan dan yang
memenuhi ketentuan Farmakope Indonesia
menyimpang 5,1 % s/d 10 % adalah 1
karena rata-rata volume pengujian kurang
sediaan.
dari volume yang tertera pada etiket,
Dari kelompok I (30 sampel)
sementara apotik B dan C sudah memenuhi
ditemukan 4 sampel yang volume
ketentuan Farmakope Indonesia karena
pengujiannya sama dengan volume seperti
rata-rata volume pengujian besar dari
yang tertera pada etiket, 25 sampel yang
volume yang tertera pada etiket dan tidak
volume pengujiannya antara 57,0 ml – 63,0
ada sampel yang mempunyai volume
ml artinya penyimpangannya antara 0,1 -
kurang 90% (walaupun ada yang kurang
5%, 1(satu) sampel yang volume
dari 100%). Secara keseluruhan pada
pengujiannya antara 54,0 ml - 66,0 ml atau
pengujian tahap II sampel yang berasal
mempunyai penyimpangan 5,1 – 10%
dari kelompok I memenuhi ketentuan
(seperti pada tabel 2). Distribusi
Farmakope Indonesia karena volume rata-
penyimpangan pada kelompok II (30
rata pengukuran sama atau besar dari
sampel) adalah 3 sampel yang volume
volume yang tertera pada etiket (hasil yang
pengujannya sama dengan volume seperti
didapat 60,67 ml) dan tidak lebih dari satu
yang tertera pada etiket, 26 sampel yang
sampel yang volume pengujiannya kurang
volume pengujiannya antara 57,0 ml – 63,0
dari 95% tapi besar dari 90% volume yang
ml artinya penyimpangannya antara 0,1 -
tertera pada etiket. Pada kelompok II
5%, 1(satu) sampel yang volume
untuk pengujian tahap I Apotik D tidak
pengujiannya antara 54,0 ml – 66,0 ml atau
memenuhi ketentuan Farmakope Indonesia

20
J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2

karena ada sampel dengan hasil pengujian satu sediaan suspensi kering yang paling
kurang dari 95% volume yang tertera pada banyak digunakan.11)
etiket, sementara apotik E dan F sudah Penambahan pelarut (air murni) dalam
memenuhi ketentuan Farmakope Indonesia proses rekonstitusi sediaan suspensi (dry
karena rata-rata volume pengujian tidak sirop) memerlukan ketelitian dan
kurang dari 100% volume yang tertera keterampilan. Penambahan jumlah pelarut
pada etiket dan tidak ada sampel yang yang tidak tepat, menghasilkan volume
mempunyai volume kurang 90% sediaan yang tidak sesuai dengan yang
(walaupun ada yang kurang dari 100%). tertera pada etiket. Dampaknya adalah
Secara keseluruhan pada pengujian tahap dosis sediaan untuk sekali pakai tidak
II sampel yang berasal dari kelompok II sesuai dengan ketentuan. Seiring dengan
memenuhi ketentuan Farmakope Indonesia upaya penggunaan antibiotika secara
karena volume rata-rata pengujian sama rasional khususnya dalam hal ketepatan
atau besar dari volume yang tertera pada dosis, keterampilan dan pengetahuan
etiket (hasil yang didapat 60,83 ml) dan tenaga farmasi dalam melakukan
tidak lebih dari satu sampel yang volume rekonstitusi sangat besar kontribusinya.
pengujiannya kurang dari 95% tapi besar Pemberian dosis yang tepat untuk setiap
dari 90% volume yang tertera pada etiket. kali pemakaian merupakan salah satu
Suspensi kering merupakan campuran upaya untuk menghambat resistensi.
serbuk yang mengandung bahan obat dan
KESIMPULAN
bahan pensuspensi, dengan cara
Dari hasil pengujian yang telah
menambahkan cairan pembawa dapat
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
menghasilkan bentuk suspensi yang cocok
ketelitian dan keterampilan tenaga farmasi
untuk diberikan. Sediaan suspensi dibuat
apotek di kota Jambi dalam merekonstitusi
salah satunya karena obat-obat tertentu
sediaan suspensi Amoksisilin 60 ml sudah
tidak stabil secara kimia bila ada dalam
baik dengan menghasilkan sediaan yang
larutan, tetapi stabil bila disuspensi.
sudah sesuai standar Farmakope Indonesia
Keuntungan lain dari sediaan suspensi
edisi IV.
adalah mudah digunakan dibanding
sediaan tablet terutama untuk anak-anak,
DAFTAR PUSTAKA
lebih mudah untuk memberikan dosis yang
1. Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat,
relative besar untuk orang tua, juga mudah
UGM Press, Yogyakarta.
diatur penyesuaian dosisnya untuk anak.1)
Suspensi Amoksisilin merupakan salah

21
J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2

2. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk 7. Kementerian Kesehatan Republik


sediaan Farmasi, Penerbit Universitas Indonesia, 2011, Modul Penggunaan
Indonesia, Jakarta. Obat Rasional, Jakarta
3. Departemen Kesehatan Republik 8. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Indonesia No 51 tahun 2009 tentang
edisi III Pekerjaan Kefarmasian
4. Departemen Kesehatan Republik 9. Suharmi, S., Murini, T., 2009, Bentuk
Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Sediaan Obat, Bagian Farmasi
edisi IV Kedokteran Fakultas Kedokteran UGM,
5. Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Yogyakarta.
Kesehatan Depkes RI, 2004, 10.Sweetman, S.C., 2009, Martindale The
KepMenKes tentang Standar Pelayanan Complete Drug Reference, thirty–sixth
Kefarmasian di Apotik No edition, Pharmaceutical Press, USA.
1027/Menkes/SK/IX/2004, Jakarta 11.Voigt, R., 1995, Teknologi Farmasi,
6. Kementerian Kesehatan Republik Gadjah Mada University Press,
Indonesia, 2011, Daftar Obat Esensial Yogyakarta
Nasional, Jakarta

22

Anda mungkin juga menyukai