Revisi Ketiga
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2013
CARA SEDERHANA MEMILIH UJI HIPOTESIS
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berusaha menggambarkan berbagai karakteristik data.
Tergantung dari skala ukur yang dimiliki oleh data anda, apakah nominal, ordinal,
interval atau rasio.
1. Variabel NOMINAL atau ORDINAL
Berkaitan dengan gambaran karakteristik data dengan skala ukur nominal
atau ordinal, dikenal istilah FREKUENSI tiap kategori (n) dan
PERSENTASE tiap kategori (%) yang umumnya disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik.
2. Variabel INTERVAL atau RASIO
Berkaitan dengan gambaran karakteristik data dengan skala ukur interval
atau rasio, dikenal istilah UKURAN PEMUSATAN dan UKURAN
PENYEBARAN. Beberapa parameter untuk ukuran pemusatan adalah
MEAN, MEDIAN dan MODUS. Beberapa parameter untuk ukuran
penyebaran adalah STANDAR DEVIASI, VARIANS, KOEFISIEN VARIANS,
INTERKUARTIL, RANGE dan MINIMUM MAKSIMUM. Data variabel
dengan skala pengukuran numerik umumnya disajika dalam bentuk tabel
dan grafik (histogram).
Statistik Analitik
Statistik analitik berkaitan dengan uji hipotesis. Uji hipotesis yang sesuai akan
membawa kita pada pengambilan kesimpulan yang benar. Tabel berikut ini adalah
tabel uji hipotesis untuk statistik analitik. Dengan berpedoman pada tabel tersebut
sebenarnya anda sudah dapat menentukan uji hipotesis yang sesuai dengan data
yang anda miliki.
1
Jenis Hipotesis
Skala Hubungan
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok Korelasi
Variabel
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
Berpasangan Berpasangan
Chi Square Chi Square Contingency
Nominal McNemar atau Cochran atau Coefficient
Fisher Fisher atau
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
Ordinal McNemar atau Cochran atau atau
Fisher Fisher Gamma
Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Paired T Test Independent T Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
Keterangan:
Semua uji hipotesis pada baris Interval atau Rasio adalah uji parametrik. Tanda
panah dan uji hipotesis tepat diatasnya menunjukkan uji non parametrik jika syarat
uji parametrik tidak terpenuhi
Dengan demikian, anda dapat menentukan uji hipotesis dengan berpedoman pada
tabel Uji Hipotesis dengan syarat anda harus memahami beberapa istilah berikut:
1. Skala ukur variabel: nominal, ordinal, interval dan rasio
2. Jenis hipotesis: hubungan atau korelasi
3. Jumlah kelompok: 2 kelompok atau >2 kelompok
4. Pasangan: berpasangan atau tidak berpasangan
5. Syarat uji parametrik dan non parametrik
2
Berdasarkan kategori inilah anda dapat membedakan variabel nominal dan
variabel ordinal. Variabel nominal mempunyai kategori yang ”sederajat” atau ”tidak
bertingkat” (contoh: variabel jenis kelamin dengan kategori pria dan wanita),
sedangkan variabel ordinal mempunyai kategori yang ”tidak sederajat” atau
”bertingkat” (contoh: variabel kolesterol dengan kategori kadar kolesterol baik,
sedang dan buruk).
JENIS HIPOTESIS
Hipotesis hubungan menjawab apakah antara dua atau lebih variabel terdapat
hubungan atau tidak, sedangkan hipotesis korelasi akan mengukur seberapa
besar hubungannya.
Agar terminologi yang dipergunakan seragam, maka disepakati bahwa istilah
correlation diterjemahkan menjadi korelasi, sedangkan association diterjemahkan
menjadi hubungan.
3
a. Tidak menjadi syarat untuk uji kelompok yang berpasangan
b. Menjadi syarat tidak mutlak untuk uji 2 kelompok yang tidak
berpasangan
c. Menjadi syarat mutlak untuk uji >2 kelompok yang tidak berpasangan
TOPIK KHUSUS
Nilai p dan Confidence Interval
Anda dapat menggunakan 2 cara dalam menarik kesimpulan pada uji hipotesis
yaitu dengan menghitung nilai p dan menghitung nilai confidence interval.
Sehingga perlu diketahui juga mengenai Ho (hipotesis nol) dan Ha (hipotesis
alternatif).
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian yang harus dijawab secara empiris.
Ho (hipotesis nol) adalah hipotesis yang menunjukkan TIDAK ADA perbedaan
antar kelompok atau TIDAK ADA hubungan antara variabel atau TIDAK ADA
korelasi antar variabel.
Ha (hipotesis alternatif) adalah hipotesis kebalikan dari hipotesis nol, yang akan
disimpulkan bila hipotesis nol ditolak.
Nilai p menunjukkan besarnya kemungkinan hasil yang diperoleh karena faktor
peluang bila hipotesis nol benar.
Confidence interval menunjukkan taksiran rentang nilai pada populasi yang
dihitung dengan nilai yang diperoleh pada sampel.
Bila pada uji hipotesis ditemukan nilai p<0,05 (artinya bermakna secara statistik)
maka pada perhitungan confidence interval nilai 0 tidak akan tercakup di dalam
nilai intervalnya (artinya bermakna secara statistik).
SPSS akan secara otomatis menghitung nilai p untuk semua uji hipotesis.
4
LATIHAN 1
MEMASUKKAN DATA
Anda memperoleh data sebagai berikut dan ingin memasukkannya kedalam
program SPSS.
5
j. Measure adalah skala ukur variabel (nominal, ordinal, scale).
Dalam program SPSS, variabel interval dan rasio disebut sebagai
variabel scale.
4. Pada tabel di atas, anda diminta untuk memasukkan 4 variabel, yaitu nama
(string), jenis kelamin (nominal), nilai (ordinal) dan umur (numerik).
5. Untuk variabel nama:
a. Name isi dengan mengetik ”nama”.
b. Type isi dengan mengaktifkan pilihan string.
c. Width isi dengan 15 (untuk keseragaman). Pemilihan lebar kolom
tergantung dari berapa karakter nama terpanjang.
d. Decimals tidak aktif.
e. Label isi dengan ”Nama Responden”.
f. Values tidak diisi.
g. Missing tidak aktif.
h. Columns isi dengan 15 (untuk keseragaman).
i. Align tidak diubah.
j. Measure tidak diubah.
6. Untuk variabel jenis kelamin:
a. Name isi dengan mengetik ”sex”.
b. Type isi dengan mengaktifkan pilihan numeric.
c. Width isi dengan 15 (untuk keseragaman).
d. Decimals pilih 0.
e. Label isi dengan ”Jenis Kelamin Responden”.
f. Values klik sisi kanan kolom sehingga muncul window baru.
Ketik ”1” pada kotak Value.
Ketik ”Perempuan” pada kotak Value Label.
Klik Add.
Ketik ”2” pada kotak Value.
Ketik ”Laki-laki” pada kotak Value Label.
Klik Add.
Proses telah selesai, klik OK.
g. Missing tidak aktif.
h. Columns isi dengan 15 (untuk keseragaman).
i. Align tidak diubah.
j. Measure tidak diubah.
7. Untuk variabel nilai:
a. Name isi dengan mengetik ”nilai”.
b. Type isi dengan mengaktifkan pilihan numeric.
c. Width isi dengan 15 (untuk keseragaman).
d. Decimals pilih 0.
e. Label isi dengan ”Nilai Responden”.
f. Values klik sisi kanan kolom sehingga muncul window baru.
Ketik ”1” pada kotak Value.
Ketik ”Buruk” pada kotak Value Label.
Klik Add.
6
Ketik ”2” pada kotak Value.
Ketik ”Sedang” pada kotak Value Label.
Klik Add.
Ketik ”3” pada kotak Value.
Ketik ”Baik” pada kotak Value Label.
Klik Add.
Proses telah selesai, klik OK.
g. Missing tidak aktif.
h. Columns isi dengan 15 (untuk keseragaman).
i. Align tidak diubah.
j. Measure tidak diubah.
8. Untuk variabel umur:
a. Name isi dengan mengetik ”umur”.
b. Type isi dengan mengaktifkan pilihan numeric.
c. Width isi dengan 15 (untuk keseragaman).
d. Decimals pilih 0.
e. Label isi dengan ”Umur Responden”.
f. Values tidak diisi (karena variabel umur tidak memiliki kategori).
g. Missing tidak aktif.
h. Columns isi dengan 15 (untuk keseragaman).
i. Align tidak diubah.
j. Measure tidak diubah.
9. Aktifkan Data View, klik View pada barisan di sisi atas window, kemudian
klik Value Lables, selanjutnya perhatikan perubahan apa saja yang terjadi
pada Data View.
10. Masukkan isi tabel yang ada di halaman 6 sebelum ini ke dalam Data
View.
11. Jika sudah selesai simpan data anda dengan klik File pada barisan di sisi
atas window, kemudian klik Save as ...
12. Beri nama file anda dengan Lat_1.
7
LATIHAN 2
MENGUBAH DATA DARI SATU SKALA KE SKALA LAIN
Dari data yang telah diperoleh pada latihan 1, anda ingin mengkategorikan umur
responden menjadi 3 kelompok, yaitu responden yang berumur <20 tahun, 20-22
tahun dan >22 tahun (dalam hal ini berarti anda mengubah variabel numerik
menjadi variabel ordinal).
8
LATIHAN 3
STATISTIK DESKRIPTIF untuk VARIABEL
NOMINAL dan ORDINAL
Sebuah penelitian dilakukan terhadap 100 pasien di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD A.W. Sjahranie Samarinda. Anda memperoleh data status
Menopause pada pasien tersebut. Karena skala ukur variabel Menopause adalah
nominal, maka anda ingin mengetahui statistik deskriptif untuk sebaran
Menopause dalam bentuk tabel dan grafik.
9
Frequencies
10
LATIHAN 4
STATISTIK DESKRIPTIF untuk VARIABEL
INTERVAL dan RASIO
Sebuah penelitian dilakukan terhadap 100 pasien di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD A.W. Sjahranie Samarinda. Anda memperoleh data jumlah
Paritas dari pasien tersebut. Karena skala ukur variabel Paritas adalah rasio, maka
anda ingin mengetahui statistik deskriptif untuk ukuran penyebaran dan pemusatan
angka Paritas serta penyajiannya dalam bentuk histogram.
Frequencies
11
12
LATIHAN 4A
UJI NORMALITAS KOLMOGOROV-SMIRNOV dan
SHAPIRO-WILK
Sebuah penelitian dilakukan terhadap 100 pasien di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD A.W. Sjahranie Samarinda. Anda memperoleh data jumlah
Paritas dari pasien tersebut. Karena skala ukur variabel Paritas adalah rasio, maka
anda ingin apakah sebaran data mempunyai sebaran normal atau tidak secara
analitik. Uji Kolmogorov-Smirnov dipergunakan untuk sampel yang besar,
sedangkan Uji Shapiro-Wilk untuk sampel yang kecil.
13
Explore
14
LATIHAN 5
INDEPENDENT T TEST
Jenis Hipotesis
Skala Hubungan
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok Korelasi
Variabel
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
Berpasangan Berpasangan
Chi Square Chi Square Contingency
Nominal McNemar atau Cochran atau Coefficient
Fisher Fisher atau
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
Ordinal McNemar atau Cochran atau atau
Fisher Fisher Gamma
Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Paired T Test Independent T Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
15
varians untuk data ini berarti adalah sama, hal ini berarti untuk t test
memakai baris yang ke-1 (equal variances assumed).
c. Pada kotak t-test for Equality Variances Assumed untuk kolom Sig.
(2-tailed) terlihat angka 0.022.
d. Karena nilainya < 0.05 maka diambil kesimpulan “terdapat perbedaan
signifikan jumlah paritas antara kelompok pasien Kanker Serviks
dengan yang tidak”. Karena hasil dari tabel pertama menunjukkan
Mean untuk kelompok Kasus adalah 3.40 dan untuk kelompok
Kontrol adalah 2.55, maka dapat dinyatakan bahwa rerata jumlah
paritas pada kelompok pasien Kanker Serviks lebih tinggi daripada
kelompok kontrol.
T-Test
Keterangan: untuk tabel “Independent Samples Test” dilakukan “transpose rows and
columns” agar muat untuk ditampilkan dalam modul pelatihan
16
LATIHAN 6
PAIRED T TEST
Jenis Hipotesis
Skala Hubungan
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok Korelasi
Variabel
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
Berpasangan Berpasangan
Chi Square Chi Square Contingency
Nominal McNemar atau Cochran atau Coefficient
Fisher Fisher atau
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
Ordinal McNemar atau Cochran atau atau
Fisher Fisher Gamma
Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Paired T Test Independent T Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
17
d. Karena nilainya < 0.05 maka diambil kesimpulan “terdapat perbedaan
signifikan kadar Hemoglobin dalam darah pada pasien BPH sebelum
dan sesudah menjalani operasi TURP”. Karena hasil dari tabel
pertama menunjukkan Mean untuk kelompok Preoperasi adalah
14.400 dan untuk kelompok Postoperasi adalah 13.076, maka dapat
dinyatakan bahwa rerata kadar Hemoglobin pasien BPH sebelum
operasi lebih tinggi daripada sesudah operasi.
T-Test
Keterangan: untuk tabel “Paired Samples Test” dilakukan “transpose rows and columns”
agar muat untuk ditampilkan dalam modul pelatihan
18
LATIHAN 7
UJI MANN-WHITNEY
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
19
b. Output kedua: Test Statistics, menunjukkan hasil Uji Mann-Whitney.
Pada baris Asymp. Sig. (2-tailed) terlihat angka 0.313.
c. Karena nilainya > 0.05 maka diambil kesimpulan “tidak terdapat
perbedaan jumlah paritas antara kelompok pasien Kanker Serviks
dengan yang tidak”.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
20
LATIHAN 8
UJI WILCOXON
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
21
NPar Tests
22
LATIHAN 9
UJI ANOVA
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
23
Oneway
24
LATIHAN 10
UJI KRUSKAL-WALLIS
Jenis Hipotesis
Skala Hubungan
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok Korelasi
Variabel
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
Berpasangan Berpasangan
Chi Square Chi Square Contingency
Nominal McNemar atau Cochran atau Coefficient
Fisher Fisher atau
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
Ordinal McNemar atau Cochran atau atau
Fisher Fisher Gamma
Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Paired T Test Independent T Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
25
b. Output kedua: Test Statistics, menunjukkan hasil uji Kruskal-Wallis
secara keseluruhan, terlihat angka 0.797 pada baris Asymp. Sig.
Karena nilainya > 0.05 maka diambil kesimpulan ”tidak ada
perbedaan jumlah paritas antara kelompok pengguna kontrasepsi
hormonal (lebih atau sama dengan 5 tahun, kurang dari 5 tahun dan
tidak menggunakan)”.
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
26
LATIHAN 11
UJI FRIEDMAN
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
Sebuah penelitian dilakukan terhadap 20 ekor mencit. Anda ingin mengetahui ada
tidaknya perbedaan penurunan berat badan mencit antara pengukuran bulan
pertama, bulan kedua dan bulan ketiga setelah diberi pakan ikan asin yang
mengandung formalin. Rencananya akan dipakai statistik non parametrik karena
sampelnya memiliki distribusi yang tidak normal serta besar sampel yang kecil.
Berdasarkan tabel Uji Hipotesis, maka dipakai Uji Friedman.
27
nilainya < 0.05 maka diambil kesimpulan “ada perbedaan penurunan
berat badan mencit antara pemeriksaan bulan pertama, bulan kedua
dan bulan ketiga setelah diberi pakan ikan asin yang mengandung
formalin”.
NPar Tests
Friedman Test
28
LATIHAN 12
UJI CHI-SQUARE
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
29
a. Output pertama: Case Processing Summary, menunjukkan ada
tidaknya data yang missing.
b. Output kedua: Crosstabulation, menunjukkan tabel silang antara
Paritas dan Kanker Serviks.
c. Output ketiga: Chi-Square Tests, menunjukkan hasil uji Chi-square,
terlihat angka 0.042 pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) dan baris
Pearson Chi-Square. Karena nilainya < 0.05 maka diambil
kesimpulan “terdapat hubungan antara paritas lebih dari 5 anak
dengan terjadinya Kanker Serviks”.
d. Output keempat: Risk Estimate, menunjukkan hasil perhitungan
Odds Ratio (OR) untuk desain penelitian Case Control Study. Terlihat
value = 2.591 dengan lower = 1.016 dan upper = 6.610. Hasil
dinyatakan bermakna jika angka lower dan upper semuanya berada
diatas angka 1. Penulisan hasil ini adalah OR = 2.591 (95% CI =
1.016-6.610). Maksud dari angka ini adalah perempuan dengan
paritas lebih dari 5 anak berisiko 2.591 kali untuk terkena Kanker
Serviks.
e. Jika desain penelitian ini adalah Cohort atau Cross Sectional, akan
menunjukkan hasil perhitungan RR (Relative Risk) untuk Cohort atau
PR (Prevalence Ratio) untuk Cross Sectional (ingat bahwa rumus
keduanya adalah sama). Terlihat Terlihat value = 1.509 dengan lower
= 1.062 dan upper = 2.146. Hasil dinyatakan bermakna jika angka
lower dan upper semuanya berada diatas angka 1. Penulisan hasil ini
adalah RR atau RP (tergantung desain penelitiannya) = 1.509 (95%
CI = 1.062-2.146).
30
Crosstabs
31
LATIHAN 13
UJI FISHER
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
32
b. Output kedua: Crosstabulation, menunjukkan tabel silang antara
Menopause dan Ekspresi Gen CYP1A1.
c. Output ketiga: Chi-Square Tests, menunjukkan hasil uji Chi-square.
Lihat pada keterangan paling bawah “b2 cells (50.0%) have expected
count less than 5. The minimum expected count is 2.57.”
d. Jika terdapat paling tidak satu sel yang memiliki expected count
kurang dari 5, maka tidak dapat dilakukan Uji Chi-Square, sehingga
harus dilakukan Uji Fisher.
e. Terlihat angka 0.004 pada kolom Exact Sig. (2-sided) dan baris
Fisher’s Exact Test. Karena nilainya < 0.05 maka diambil kesimpulan
“terdapat hubungan antara ekspresi gen CYP1A1 yang positif
dengan status yang telah menopause”.
33
Crosstabs
34
LATIHAN 14
UJI McNEMAR
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
35
d. Karena nilainya < 0.05 maka diambil kesimpulan “terdapat perbedaan
tingkat pengetahuan pasien di Puskesmas Palaran sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan berbasis multimedia kepada mereka”.
Crosstabs
36
LATIHAN 15
UJI COCHRAN
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
37
NPar Tests
Cochran
38
LATIHAN 16
UJI PEARSON
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
39
c. Keterangan: Kekuatan korelasi untuk 0.00 – 0.19 adalah sangat
lemah, 0.20 – 0.39 adalah lemah, 0.40 – 0.59 adalah sedang, 0.60 –
0.79 adalah kuat dan 0.80 – 1.00 adalah sangat kuat.
Correlations
40
LATIHAN 17
UJI SPEARMAN
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
41
c. Keterangan: Kekuatan korelasi untuk 0.00 – 0.19 adalah sangat
lemah, 0.20 – 0.39 adalah lemah, 0.40 – 0.59 adalah sedang, 0.60 –
0.79 adalah kuat dan 0.80 – 1.00 adalah sangat kuat.
Nonparametric Correlations
42
LATIHAN 18
UJI SOMER’S D dan GAMMA
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
Sebuah penelitian dilakukan terhadap 100 responden ibu rumah tangga untuk
mengetahui bagaimana korelasi antara tanggapan terhadap rasa sirup multivitamin
dengan tingkatan harga jual untuk sirup tersebut. Berdasarkan tabel Uji Hipotesis,
maka digunakan Uji Somer’s d dan Gamma. Uji Somer’s d digunakan jika salah
satu variabel merupakan variabel bebas dan yang satunya variabel terikat. Uji
Gamma digunakan jika kedua variabel setara.
43
c. Output ketiga: Directional Measures, menunjukkan hasil uji Somer’s
d. Lihat pada baris Harga Sirup Dependent untuk Approx. Sig.
menunjukkan angka 0.004 yang berarti korelasinya bermakna serta
untuk Value menunjukkan angka -0.431 yang menunjukkan korelasi
negatif dengan kekuatan korelasi yang sedang.
d. Output keempat: Symmetric Measures, menunjukkan hasil uji
Gamma. Lihat untuk Approx. Sig. menunjukkan angka 0.004 yang
berarti korelasinya bermakna serta untuk Value menunjukkan angka
-0.608 yang menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi
yang kuat.
e. Keterangan: Kekuatan korelasi untuk 0.00 – 0.19 adalah sangat
lemah, 0.20 – 0.39 adalah lemah, 0.40 – 0.59 adalah sedang, 0.60 –
0.79 adalah kuat dan 0.80 – 1.00 adalah sangat kuat.
44
Crosstabs
45
LATIHAN 19
UJI CONTINGENCY COEFFICIENT dan LAMBDA
Jenis Hipotesis
Hubungan
Skala
Ukur 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel Tidak Tidak Korelasi
Berpasangan Berpasangan
Berpasangan Berpasangan
Contingency
Chi Square Chi Square
Coefficient
atau atau
Nominal McNemar Cochran atau
Fisher Fisher
Lambda
Chi Square Chi Square Somers’d
atau atau atau
McNemar Cochran
Fisher Fisher Gamma
Ordinal Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Interval Independent T
Paired T Test Anova Anova Pearson
atau Rasio Test
46
c. Output ketiga: Directional Measures, menunjukkan hasil uji Lambda.
Lihat pada baris Kanker Serviks Dependent untuk Approx. Sig.
menunjukkan angka 0.344 yang berarti korelasinya tidak bermakna
(karena > 0.05) serta untuk Value menunjukkan angka 0.155 yang
menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.
f. Output keempat: Symmetric Measures, menunjukkan hasil uji
Contigency Coefficient. Lihat untuk Approx. Sig. menunjukkan angka
0.042 yang berarti korelasinya bermakna (karena < 0.05) serta untuk
Value menunjukkan angka 0.185 yang menunjukkan korelasi positif
dengan kekuatan korelasi yang lemah.
g. Keterangan: Kekuatan korelasi untuk 0.00 – 0.19 adalah sangat
lemah, 0.20 – 0.39 adalah lemah, 0.40 – 0.59 adalah sedang, 0.60 –
0.79 adalah kuat dan 0.80 – 1.00 adalah sangat kuat.
47
Crosstabs
-o0o-o0o-o0o-
48