Anda di halaman 1dari 10

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS

FUNGSI TERMINAL PEMATANG PUTI


JUPRIYADI(1)
KHAIRUL FAHMI, MT(2)
ANTON ARIYANTO, M.Eng(2)
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
Email: Jupriyadifull@yahoo.co.id

ABSTRAK

Dalam rangka mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efesien pemerintah telah
menyediakan banyak fasilitas yang diharapkan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh
masyarakat. Namun kenyataan dapat dilihat dari sekian banyak fasilitas yang ada, masih banyak
yang tidak difungsikan sebagai mana mestinya oleh masyarakat. Salah satunya Terminal yang
merupakan tempat pergantian awal perjalanan dan akhir perjalananan, pergantian moda dari
satu moda ke moda yang lain.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis hierarki proses (AHP)
dengan pengamatan dan wawancara langsung pada sasaran penelitian. subyek penelitian adalah
para stakeholder yang terlibat dalam penentuan efektifitas Terminal yaitu penumpang (user).
Pemerintah (regulator) dan pengemudi/pengusaha (operator).

Berdasarkan analisa yang dilakukan, diperoleh hasil untuk masing-masing kriteria yaitu sebagai
berikut : Kebijakan pemerintah daerah = 37 %, Fasilitas dan manajemen = 25%, Aksessibilitas =
19%, Kenyamanan dan keamanan = 18%.

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah Pemerintah kabupaten Rokan Hulu sendiri
satu kabupaten yang terletak di provinsi Riau, sepertinya sangat mengabaikan tentang pentingnya
2
kabupaten Rokan Hulu memiliki luas 7.449.85 km pembangunan suatu Terminal, dari sumber
dengan jumlah penduduk pada data tahun 2010 informasi dan data-data yang cukup relevan dari
berjumlah 475.011 jiwa tersebar di 16 kecamatan. berbagai sumber bahwa dikabupaten Rokan Hulu
kabupaten Rokan Hulu saat ini sedang berbenah hanya ada satu terminal yang tergolong masih aktif,
diri diberbagai sektor kehidupan guna mencapai yaitu terminal Pematang Puti yang terletak di
visi kabupaten Rokan Hulu yaitu: “Kabupaten yang kecamatan Ujung Batu. Dalam pengamatan secara
Terbaik Di Provinsi Riau Tahun 2016”. Dari visi singkat yang dilakukan penulis dari lokasi Terminal
tersebut artinya kabupaten Rokan Hulu dimasa Pematang Puti , bahwa terminal Pematang Puti
mendatang semakin memiliki bagian penting dalam tidak dipergunakan secara efektif, tidak efektifnya
perdagangan,jasa dan segala sektor yang ada. fungsi Terminal Pematang Puti tersebut antara lain
dapat dilihat sebagai berikut:

(1). Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian


(2). Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian
a. Dari sisi penumpang; tidak ada 2. Memberikan bahan masukkan bagi para
penumpang yang memanfaatkan pengambil keputusan solusi yang tepat
terminal pematang puti guna dalam upaya meningkatkan efektifitas fungsi
mendapatkan jasa transportasi. Terminal Pematang Puti.
b. Dari sisi pengusaha dan operator; 2. LANDASAN TEORI
seluruh operator yang ada di kecamatan 2.1. Defenisi Efektifitas
Ujung Batu tidak memanfaatkan Pengertian efektifitas secara umum
terminal guna melayani penumpang. menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya
suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal
Mengacu pada beberapa fenomena
tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas
permasalahan di atas, maka dalam Penelitian ini
menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa
akan di angkat suatu kajian mengenai Analisa
: “Efektifitas adalah suatu ukuran yang
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi
menyatakan seberapa jauh target
terminal Pematang Puti, adapun studi kasus dalam
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.
studi ini adalah pada terminal Pematang Puti
Dimana makin besar presentase target yang
kecamatan Ujung Batu.
dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.
1.1. Tujuan Dan Manfaat 2.2. Terminal Angkutan Umum
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
penelitian ini adalah:
22 Tahun 2009, menjelaskan bahwa Terminal
1. Menganalisa faktor-faktor yang
adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang
mempengaruhi terhadap efektifitas terminal
digunakan untuk mengaturkedatangan dan
Pematang Puti.
keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang
2. Menentukan penyelesaian yang tepat untuk
dan/barang, serta perpindahan moda angkutan.
mengoptimalkan kembali fungsi terminal
Pematang Puti. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi
jalan secara keseluruhan, Terminal angkutan umum
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
merupakan simpul utama dalam jaringan dimana
1. Memberikan informasi kepada pengambil sekumpulan lintasan rute secara keseluruhan
keputusan mengenai faktor-faktor yang bertemu, dengan demikian Terminal angkutan
mempengaruhi efektifitas Terminal Pematang umum merupakan komponen utama dari jaringan
Puti. transportasi jalan yang mempunyai peran dan
2. Memberikan bahan masukkan bagi para fungsi yang cukup signifikan. Karena kelancaran

pengambil keputusan solusi yang tepat dalam yang ada pada Terminal disamping akan
upaya meningkatkan efektifitas fungsi mempengaruhi efesiensi dan efektifitas sistem
Terminal Pematang Puti. angkutan umum secara keseluruhan. Untuk itu
1.2. Batasan Masalah diperlukan pelayanan yang baik yang dapat
1. Memberikan informasi kepada pengambil berfungsi secara efektif dan efesiensi dalam
keputusan mengenai faktor-faktor yang mengantisipasi kebutuhan pergerakan didalam
mempengaruhi efektifitas Terminal terminal. Dan untuk mengoptimalkan fungsi

Pematang Puti. terminal, maka kapasitas Terminal cukup memadai,


Terminal harus dapat menghasilkan mobilitas yang menara pengawas yang berfungsi sebagai
tinggi melalui penyedian fasilitas-fasilitas yang tempat untuk memantau pergerakan
memadai. kenderaan dan penumpang dari atas menara.
g. Pos pemeriksaan KPS (Kartu Pengawasan
2.3. Fasilitas Teminal Penumpang
Setempat), yaitu pos yang biasanya berlokasi
Biasanya didalam Terminal terdapat fasilitas- dipintu masuk dari Terminal yang berfungsi
fasiitas yang disediakan bagi penumpang dan memeriksa terhadap masing-masing angkutan

penghantar atau penjemput, kendaraan atau umun yang memasuki Terminal.


pengemudi, dan pengelola. Sesuai dengan Pasal 2 h. Loket penjualan tiket, yaitu suatu ruangan
Bab II Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor yang dipergunakan oleh masing-masing
31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi perusahaan untuk keperluan penjualan tiket
Jalan, fasilitas Terminal terdiri dari Fasilitas utama bus yang melayani perjalanan dari terminal
dan fasilitas penunjang, adalah sebagai berikut: yang bersangkutan.
i. Rambu-rambu lalu-lintas dan petunjuk
1. Fasilitas Utama, Fasilitas utama merupakan informasi yang berupa petunjuk jurusan, tarif
suatu fasilitas yang mutlak dimiliki dalam dan jadwal perjalanan, hal ini harus tersedia
suatu Terminal, antara lain: karena sangat penting karena memberikan
a. Areal keberangkatan, yaitu pelataran yang informasi bagi penumpang baik yang
disediakan bagi kenderaan angkutan meninggalkan maupun tiba di Terminal yang
penumpang umum untuk menaikkan bersangkutan sehingga tidak tersesat dan
penumpang (loading) dan untuk memulai terkesan semberawut.
perjalanan. 2. Fasilitas penunjang, selain fasilitas utama
b. Areal kedatangan, atau pelataran yang dalam sistem Terminal terdapat pula fasilitas
disediakan bagi kenderaan angkutan penunjang sebagai fasilitas pelengkap, yang
penumpang umum untuk menurunkan antara lain:
penumpang (unloading) yang dapat pula a. Ruang informasi dan pengaduan, yaitu untuk
merupakan akhir dari perjalanan. memberikan informasi kepada para
c. Areal menunggu, yaitu pelataran yang penumpang maupun pengaduan apabila terjadi
disediakan bagi kenderaan angkutan sesuatu terhadap penumpang, misalnya
penumpang umum untuk beristirahat dan siap kehilangan barang, banyaknya calo, para
untuk menuju jalur keberangkatan. awak angkutan umum menaikkan tarif
d. Areal lintas, yaitu pelataran yang disediakan angkutan diatas tarif angkutan yang berlaku.
bagi kenderaan angkutan penumpang umum b. Ruang pengobatan, tempat memberikan
untuk beristirahat sementara dan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
menaikkan atau menurunkan penumpang. c. Ruang penitipan barang.
e. Areal tunggu, yaitu pelataran tempat d. Ruang istirahat sopir.
menunggu yang disediakan bagi orang yang e. Docking kenderaan umum.
akan melakukan perjalanan dengan kenderaan f. Musholla.
angkutan penumpang umum. g. Kamar mandi atau WC (water closed).
f. Bangunan kantor Terminal, yaitu suatu h. Kios atau kantin.
bangunan yang biasanya di gabung dengan
i. Telepon umum. 2.5. Penetapan Kriteria Efektifitas Terminal
j. Taman dan lain-lain.
2.4. Aksesibilitas Pada dasarnya efektifitas merupakan
pencerminan hubungan antara fasilitas yang telah
Aksesibilitas dapat diartikan sebagai berikut ( Allan disediakan dan manfaat yang dicapai dari
Black, 1981): penyediaan fasilitas tersebut. Krishmono (1998)
menjelaskan dalam kondisi yang ideal dan
1. Merupakan suatu konsep yang optimum dimana keluaran akhir dari penyediaan
menggabungkan/mengkombinasikan sistem fasilitas pada lokasi pelayanan umum mempunyai
tata guna lahan secara geografis dengan arah tujuan kedalam suatu sistem sehingga
sistem jaringan transportasi yang efektifitas berdasarkan tujuan dalam sistem
menghubungkannya, dimana perubahan tata pelayanan umum dapat dianalisa dengan kerangka
guna lahan, yang menimbulkan zona-zona dan yang jelas, terstruktur dan sistematis. Pengertian ini
jarak geografis di suatu wilayah atau kota, bermakna bahwa konsep efektifitas pelayanan
akan mudah dihubungkan oleh penyediaan umum dapat dilakukan berdasarkan pada tujuan
prasarana atau sarana angkutan. penyedia fasilitas pada lokasi pelayanan umum
2. Mudahnya suatu lokasi dihubungkan dengan tersebut.
lokasi lainnya lewat jaringan transportasi lainnya
lewat transportasi yang ada, berupa prasarana Terminal melalui penyediaan fasilitas bagi
jalan dan alat angkut yang bergerak diatasnya. angkutan umum dilandasi oleh :
Dengan perkataan lain: suatu ukuran kemudahan
dan kenyamanan mengenai cara lokasi petak 1. Pandangan berbagai elemen komponen

(tata) guna lahan yang saling berpencar, dapat tentang efektifitas Terminal.

berinteraksi (berhubungan) satu sama yang lain. 2. Kriteria atau faktor-faktor yang

Dan mudah atau sulitnya lokasi-lokasi tersebut mempengaruhi efektifitas Terminal, Faktor

dicapai melalui sistem jaringan transportasi, internal Terminal dan eksternal Terminal.

merupakan hal yang sangat subjektif, kualitatif, 3. Metode yang tepat untuk menetakan

dan relatif. Artinya, yang mudah bagi seseorang efektifitas fungsi Terminal sebagai tolak ukur

belum tentu mudah bagi orang lain. pernyataan keberhasilan Terminal dalam
mencapai tujuan.
Sistem jalan masuk dan keluar kenderaan
diterminal harus lancar dan dapat bergerak Maka dalam penelitian ini ditetapkan

dengan mudah. Jalan masuk dan keluar calon kriteria-kriteria Penilaian efektifitas fungsi

penumpang kendraan umum harus terpisah Terminal Pematang Puti, sebagai berikut :
dengan jalan keluar masuk kenderaan pribadi.
1. KebijakanPemerintah Daerah (PEMDA)
Kenderaan didalam terminal harus dapat bergerak
mengenai Terminal, kriteria penilaian
tanpa halangan yang tidak perlu. Sistem sirkulasi
berdasarkan peraturan dan kebijakan yang
ini jaga harus ditata sedemikian rupa sehingga
dikeluarkan pemerintah daerah mengenai
rasa aman, lancar dan tertib dapat dicapai.
Terminal, kriteria ini didasarkan karena
dikabupaten Rokan Hulu belum adanya
PERDA (peraturan daerah) mengenai Jalan Jendral Sudirman km 4 Kecamatan Ujung
terminal. Batu. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja,
2. Aksesibilitas, kriteria penilaian yang dengan pertimbangan Terminal Pematang Puti
berdasarkan suatu kemudahan sirkulasi adalah prasarana transportasi yang tidak digunakan
angkutan umum untuk masuk dan keluar di sesuai dengan fungsinya.
dalam dan di sekitar Terminal, kemudahan
3.2. Metode Pengumpulan Data
dalam sirkulasi yang aman dan nyaman bagi
penumpang untuk mendapatkan transit atau Indentifikasi permasalah dilakukan dengan
pertukaran bus sesuai dengan tujuan pengumpulan data untuk memperoleh gambaran
perjalanan didalam lokasi Terminal. yang lebih baik terhadap penyebab permasalahan,
3. Fasilitas dan manajemen Terminal, kriteria maka diperlukan informasi yang sesuai dengan
penilaian ini berdasarkan ketersediaan dan maksud dan tujuan penelitian. Dalam pengumpulan
pengatur fasilitas yang aman dan nyaman data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan
untuk naik dan turun bagi penumpang sesuai data sekunder baik yag bersifat kualititatif maupun
dengan lajur menurut tujuan bus, tiketing, kuantitatif.
tempat menunggu, restoran, dan pertokoan,
telepon umum, tempat solat, toilet,p3k, dan 1. Data primer mencakup :

sebagainya. a. Hasil tinjauan lapangan terhadap kondisi

4. Kenyamanan lingkungan, kriteria penilaian Terminal Pematang Puti Ujung Batu, lokasi-

berdasarkan kondisi didalam dan sekitar lokasi pool, kantor-kantor administrasi

Terinal yang menyangkut kenyamanan perusahaan angkutan umum, kondisi jalan,

lingkungan yang diakibatkan dari limbah kondisi lalu lintas dan persimpangan menuju

buangan kenderaan dan penumpang (oli lokasi Terminal.

bekas, sampah), kebisingan dan getaran, b. Hasil penggalian pendapat atau informasi para

kualitas udara yang mengganggu lingkungan responden yaitu dengan melakukan

sekitar (asap kenderaan, toilet dan kamar wawancara langsung tak terstruktur dengan

mandi dan dapur rumah makan), penempatan (tanpa kuesioner) dan terstruktur (dengan

rumah makan khas daerah dan kondisi kuesioner) kepada para pengambil

drainase yang bersih dan lancar. keputusan/kebijakan dilingkungan

5. Keamanan lingkungan, kriteria penilaian pemerintahan kabupaten Rokan Hulu, para

berdasarkan situasi lingkungan didalam pengguna jasa angkutan umum dan para

terminal yang aman dari tindak kriminal penyedia jasa angkutan umum.

(pencopet, penodong, pembunuhan, c. Data atau informasi yang diperoleh dari dinas

pemerkosaan dan tindak kriminal lainnya). dan instansi terkait antara lain :

3. METODOLOGI PENELITIAN  Data perencanaan Terminal Pematang Puti

3.1. Lokasi Penelitian Ujung Batu.


 Data kendaraan masuk dan keluar pertahun.
Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi  Data jumlah penumpang.
Efektifitas Terminal Pematang Puti mengambil  Data jenis kendaraan yang masuk (jenis dan
studi kasus Terminal Pematang Puti Ujung Batu, plat nomor).
dimana lokasi Terminal tersebut tepatnya berada di  Sirkulasi kendaraan di Terminal.
 Peta Siteplan.  Kasie. Angkutan dan kasie. Terminal.
2. Data sekunder mencakup : 2. Untuk kebutuhan analisa pengguna Terminal
a. Data atau informasi yang diperoleh dari dinas dalam hal ini adalah operator dan user, yang
dan instansi terkait, rujukan yang berupa hasil diwakili oleh :
studi atau penelitian sebelumnya, dan dari a. Komponen operator diwakili oleh pengusaha
tinjauan pustaka yang relevan dengan dan pengemudi dengan jumlah responden 16
penelitian ini. orang, yang terdiri :
b. Melakukan pengamatan lapangan, review  Bus besar dengan trayek AKAP (FA.Medan
hasil studi yang sama di Terminal Pematang Jaya, PT.ALS, PO.Rhema Abadi,
Puti dan permasalahan didaerah lain. PO.Handoyo). Berjumlah 10 orang.
c. Menentukan waktu pengumpulan data dan  Bus engan trayek AKDP (Sari Kencana,
wawancara, yaitu satu hari mewakili hari Silvana Abadi, Muda Raya, Putri Rohul).
sibuk (kamis) dan satu hari mewakili hari Berjumlah 6 orang.
tidak sibuk (jumat) dengan waktu 14 jam (jam b. Komponen user yang berjumlah 24 orang,
6.00 s/d 20.00). yang terdiri daripengguna jasa angkutan
3.3. Metode Pemilihan Responden umum yang berada dilokasi pool, kantor
administrasi perusaahaan angkutan dan
Pemilihan responden pada penelitian ini
didalam terminal.
dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling
3.4. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data
dengan pertimbangan bahwa responden adalah
Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaku yang mempunyai kepentingan terhadap
efektifitas fungsi Terminal Pematang Puti
permasalahan tersebut.Pemilihan responden
berdasarkan banyak kriteria penilaian dianalisa
operator dan user sebagai pengguna jasa layanan
dengan menggunakan metode Proseses Hierarki
yang jumlahnya dapat mewakili keseluruhan
Analitik (PHA). Berdasrkan kerja PHA,
pengguna jasa layanan yang dalam hal ini melihat
penelitian ini diawalli dengan pengumpulan data
dan merasakan dari suatu permasalahan yang
dan informasi yang digunakan untuk menyusun
terjadi. Adapun jumlah responden yang dipilih
struktur hirarki. Struktur hirarki disusun sesuai
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
dengan kebutuhan dan didasarkan pada
kepada responden. Rendward (2006), menyatakan
pembobotan pengaruh kepentingan masing-
bahwa jumlah sampel minimum yang dapat
masing komponen terhadap penilaian kriteria-
digunakan survey stated preference adalalah 30
kriteria efektifitas fungsi terminal Pematang Puti.
buah dan dianjurkan jumlah sampel yang diambil
Data yang diperoleh dari responden kemudian di
75-100 sampel agar hasilnya tepat.
proses menggunakan microsorf excel.
1. 4 sebagai
Untuk kebutuhan analisa dalam hal ini 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
subyeknya adalah komponen regulator, 4.1. Gambaran Umum
diwakili oleh :
Kabupaten Rokan Hulu Terletak ditengah
a. Dinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hulu
pulau Sumatera disebelah Utara Bukit Barisan
berjumlah 3 orang :
tepatnya pada posisi 0°25’20” LU-100°25’41 LU
 Kepala Dinas Perhubungan.
dan 100°02’56”-100°56’59 BT. Kabupaten yang
 Kasubdis Lalu-lintas dan Angkutan.
satu ini diberi julukan ‘negeri seribu suluk’.
Sebelum penjajah Belanda, wilayah Rokan Hulu transportasi teratur dikabupaten Rokan Hulu
terdiri dari dua wilayahyaitu wilayah Rokan Kanan mengakibatkan kondisi transportasi Khususnya di
terdiri dari kerajaan Tambusai, Kerajaan Rambah kecamatan Ujung Batu terkesan tidak teratur dan
dan Kerajaan Kepenuhan, sedangkan Wilayah mengakibatkan sistem pergerakan transportipun
Rokan Kiri terdiri dari Kerajaan Rokan IV Koto, tidak menentu.
Kerajaan Kunto Darussalam serta beberapa
4.3. Kebijakan Pemerintah Daerah
kampung dari Kerajaan Siak. (sumber: dinas
kebudayaan dan pariwisata kabupaten rokan hulu) Pentingnya sistem transportasi yang mampu
mengendalikan seluruh infrastruktur yang telah
Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah
disediakan merupakan hal yang sangat didambakan
satu kabupaten di provinsi Riau dengan ibu kotanya
oleh seluruh pengguna transportasi, tentunya untuk
terletak di Pasir Pangaraian. Berdasarkan
mencapai hal tersebut pemerintah daerah harus
Permendagri No.66 Tahun 2011, Kabupaten Rokan
mempersiapkan aturan mengenai transportasi untuk
Hulu memiliki luas wilayah sebesar 7.588,13 km²
mewujudkan antara moda trasportasi jalan,sungai
dengan jumlah penduduk sebanyak 513.500 jiwa.
dan terminal sebagai upaya rangka memantapkan
Secara administratif, kabupaten ini memiliki 16
perwujudan sistem trasportasi yang yang benar-
daerah kecamatan, 7 daerah kelurahan dan 149
benar bisa dipertanggung jawabkan.
daerah desa. Secara geografis, Kabupaten Rokan
Hulu memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Dari hasil pencarian informasi yang
dilakukan oleh penulis, bahwasanya di kabupaten
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Rokan Hulu sampai saat ini belum ada
Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu, Provinsi
mengeluarkan PERDA (Peraturan Daerah)
Sumatera Utara
mengenai Transportasi dan Terminal. Maka hal
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
tersebutlah yang menjadi tidak teraturnya sistem
Kampar
Transportasi di kabupaten Rokan Hulu.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Pasaman dan Pasaman Barat, Propinsi sebagaiman peran pemerintah daerah dalam
Sumatera Barat otonomi daerah yang dijelaskan di Kebijakan
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Perhubungan Darat, Direktorat Jendra Perhubungan
Bengkalis dan Rokan Hilir Darat, yaitu:
4.2. Kondisi Transportasi
1. Mendorang daerah untuk menyusun
Sistem jaringan pergerakan merupakan perencanaan transportasi darat yang sinergis
elemen yang turut membentuk struktur tata ruang dengan rencana transportasi nasional.
kota karena berperan dalam menghubungkan pusat- 2. Penyesuaian rencana trasportasi nasional
pusat pelayanan dan satuan kegiatan kota. dengan kebijakan perencanaan transportasi di
daerah.
Kondisi transportasi dikabupaten Rokan
3. Menjadi pedoman bagi perencanaan
Hulu untuk menghubungkan antar wilayah masih
transportasi daerah.
sangat minim, kondisinya juga sangat
memprihatinkan. Kurangnya perhatian Pemerintah
Daerah dalam mengupayakan sistem pergerakan
4. Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya Pematang Puti Ujung Batu sebagai salah satu
forum kerja sama antar daerah dalam rangka Terminal tipe C dikabupaten Rokan Hulu harusnya
perencanaan transportasi nasional . difungsikan dan dirawat selayaknya Terminal tipe
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia sesuai C, namun kenyataan dilapangan banyak fasilitas
kualifikasi dan kompetensi. yang tidak difungsikan dan pengatur dalam
4.4. Aksessibilitas operasinya terkesan dilakukan dengan tidak baik,
dimana hal ini salah satu penyebab tidak efektifnya
Dari pengamatan dilapangan untuk
fungsi Terminal Pematang Puti Ujung Batu.
akssesibilitas sama sekali tidak terlihat,
dikarenakan tidak ada aturan yang mengatur dan Dengan metode PHA pembobotan otoritas
terkesan Terminal hanya tepat pembayaran masing-masing komponen dilakukan dengan
distribusi dan tanpa pengawasan oleh pihak menganalisajawaban koesioner dengan pengguna
berwewenang, apakah pengawasan tentang jasa angkutan dan pengusaha/operator angkutan
kendaraan maupun kapasitas muatan sama sekali umum, kemudian data tersebut dianalisi dengan
tidak dipedulikan. langkah-langkah sebagai berikut :

4.5. Kenyamanan dan keamanan Terminal. 1. Penilaian Relatif Responden


Penilaian ini diberikan responden untuk
Kenyamanan lingkungan Terminal Pematang
mendapatkan tingkat kepentingan masing-masing
Puti ditinjau dari kebersihan dan polusi masih
komponen. Data responden pertama dimasukkan
dalam keadaan baik dan kondisi ini akibat belum
menjadi matriks perbandingan berpasangan yang
efektifnya dari fungsi terminal Pematang Puti.
dapat dilihat pada tabel 5.4. kemudian data diolah
Kondisi keamanan penumpang atau calon
untuk menghasilkan penilaian relatif tingkat
penumpang dan pengemudi pada saat berada
kepentingan masing-masing komponen.
didalam Terminal adalah satu penilaian yang
4.7. Analisa Matriks
mempengaruhi tercapainya tujuan atau sasaran
Pada tahap ini akan ditentukan kriteria yang
penyelenggaraan Terminal Pematang Puti yang
dilakukan dengan memoerhatikan bobot dari
efektif. Kondisi keamanan Terminal Pematang Puti
kriteria rekapitulasi data koesioner setiap
berdasarkan informasi dari data yang diperoleh dari
responden, yaitu : pegusaha/operator (responden
instansi POLSEK Ujung Batu bahwa belum pernah
1s/d16), pengguna transportasi(responden
terjadi tindak kriminal tapi melihat kondisi
17s/d40). analisa matriks dengan metode matriks
lingkungan sekitar Terminal Pematang Puti yang
berpasangan antara kriteria-kriteria untuk
sepi diduga membuat para pengguna jasa layanan
memperoleh penilaian pebobotan dari masing-
merasa takut untuk masuk kedalam Terminal.
masing kriteria.

4.6. Fasilitas dan Manajemen Terminal


bobot dari kriteria penilaian, sesuai dengan urutan
Ketersediaan fasilitas dalam suatu terminal sebagai berikut :
dimaksudkan adalah suatu yang diberikan dalam
a. Kebijakan pemerintah daerah : 0,37 x
hal ini fasilitas yang tersedia yang dapat
100% = 37 %
memberikan pelayanan kepada angkutan umum,
b. Fasilitas dan manajemen : 0,25 x
penumpang maupun calon penumpang. Terminal
100% = 25%
c. Aksessibilitas : 0,19 x b. Fasilitas dan Manajemen Terminal.
100% = 19% Pengelola dimana dalam hal ini pemerintah
d. Kenyamanan dan keamanan : 0,18 x daerah kabupaten Rokan Hulu harus
100% = 18%. memperbaiki fasilitas dan manjemen terminal.
5. PENUTUP Pada terminal penumpang sekurang-
5.1. kesimpulan sekurangnya harus memiliki fasilitas utama
dan fasilitas penunjang untuk melayani
Berdasarkan analisis bobot kriteria penentuan
seluruh aktifitas Terminal Pematang Puti.
efektifitas fungsi Terminal Pematang Puti, urutan
c. Aksessibilitas
kriteria masing-masing yaitu Kebijakan pemerintah
Dengan melakukan perbaikan terhadap jalan-
daerah = 37 %, Fasilitas dan manajemen = 25%,
jalan di dalam lokasi terminal; perbaikan tata
Aksessibilitas = 19%, Kenyamanan dan keamanan
letak lokasi perhentian/pemberangkatan
= 18%.
angkutan umum baik AKAP,AKDP, dan
Hasil analisa setiap kriteria menunjukkan angkutan kota; pemasangan papan
bahwa kebijakan pemerintah daerah, Fasilitas dan informasi/petunjuk mengenai jurusan dan tarif
manajemen, Aksessibilitas, Kenyamanan dan bagi seluruh angkutan yang memberikan
keamanan penyebab utama tidak efektifnya fungsi pelayanan di Terminal Pematang Puti.
Terminal Pematang Puti. Tidak efektif d. Kenyamanan dan keamanan
mengandung arti bahwa Terminal Pematang Puti Dengan menempatkan petugas terminal pada
tidak mampu memberikan pelayanan yang setiap areal keberangkata, menunggu dan
memuaskan bagi pengguna jasa dan pengemudi kedatangan angkutan umum; menyediakan

angkutan umum. pos informasi dan pengaduan akibat rasa tidak


aman di dalam wilayah terminal; pemasangan
5.2. Saran batas-batas aman yang diperbolehkan bagi
penumpang agar tidak terjadi konflik dengan
Pemerintah sebagai pengelola Terminal perlu
kenderan angkutan umum; penertiban
memperhatikan beberapa kriteria khusus agar
terhadap pedagang kaki lima yang berjualan
Terminal Pematang Puti dapat berfungsi sebagai
didalam terminal; pengawasan terhadap faktor
prasarana lalu lintas yang dapat memberikan
muat angkutan umum untuk engindari adanya
pelayanan maksimal kepada masyarakat pengguna
penumpang berdiri dan menimbulkan
Terminal antara lain penumpang dan operator.
kerawanan terhadap pencopetan dan
Kriteria tersebut antara lain :
koordinasi yag baik dengan pihak kepolisian.
a. Kriteria Kebijakan Pemerintah Daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah daerah harus membuat aturan
mengenai transportasi maupun aturan tentang Abubakar , (1995). Menuju Tertib Lalu Lintas,
Terminal dengan membuat dan mengajukan Jakarta.
PERDA (peraturan pemerintah). Dengan adanya Allan Black, John(1985). Urban Transport
pengaturan tentang seluruh aturan transportasi Planning. Croom Helm,London.
akan terwujudlah aktifitas transportasi yang indah C. Jotin Khisty B. Kent Lall, (2006), Dasar-dasar
dan teratur. Rekayasa Trasportasi,Erlangga Jakarta.
Data Base Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Sakti Adji Adisasmita, 2012, Perencanaan
Kabupaten Rokan Hulu (2004). Infrstruktur TransportasiWilayah.
Fidel Miro, (2004), Perencanaan Transportasi, Tamin,O.Z., (1997). Perencanaan dan Pemodelan
Erlangga Jakarta. Transportasi. PenerbitITB, Bandung
Keputusan Mentri Perhubungan Republik Transportasi Multimoda, 2012, Kementrian
Indonesia tentang trasportasiJalan. Perhubungan RepublikIndonesia.
Pedoman Pengelolaan Terminal, 2010, Kementrian Undang-undang No.22 Tahun 2009, Tentang Lalu-
Pekerjaan Umum. Peraturan Pemerintah lintas dan AngkutanJalan Direktorat
No.43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Perhubungan Darat, Jakarta.
lalu lintasJalan.

Anda mungkin juga menyukai