Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

A. Definisi
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK) (Depkes, 2010).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin,
2005).

B. Tujuan
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi
2. Mendeteksi dini dan menatalaksanaan komplikasi medis, bedah atau
obstetri selama kehamilan.
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menyiabkan
nifas dengan normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan social
(Kusmiyati, 2008).

1
C. Tanda dan gejala kehamilan serta pemeriksaan
1. Presumatif
a. Amemore
b. Perubahan payudara
c. Mual dan muntah
d. Frekuensi beremih meningkat, disebabkan oleh fundus uteri menekan
dinding vesika urinaria
e. Leukorea
f. Tanda chadwiek’s
g. Quickening
2. Probabilitas
a. Pertumbuhan dan perubahan uterus
b. Tanda hegar’s yaitu melunaknaya sistem bawah uterus
c. Ballotement, yaitu lentingan janin di uterus saat palpasi
d. Braxton hick’s, adanya kontraksi selama kehamilan.
e. Perubahan dan pembesaran abdomen
f. Striace gravidarum
g. Pigmentasi pada linea nigra.
3. Absolut
a. Terdengar DJJ
b. Teraba bagian janin oleh pemeriksa
c. Terlihat hasil konsepsi dengan USG
d. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa

D. Kebijakan program
1. Standart minimal asuhan antenatal (10T)
a. Timbang berat badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (LILA)

2
d. Ukur tinggi fundus uteri

Usia Kehamilan Sesuai Minggu Jarak Dari Simfisis

22 – 28 Minggu 24 – 25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin


f. Skreening Imunisasi TT dan berikan jika perlu
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera diberikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan pertama dan dilakukan pada
minggu ke 4. Interval dan lama perlindungan tetanus toxoid yaitu:
Imunisasi Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
TT Pemberian Imunisasi
TT1 - Langkah awal pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit tetanus

TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 6 tahun

TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun

TT5 12 bulan setelah TT4 25 Ahun

g. Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai


usia kehamilan 20 minggu)
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
1) HB
2) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab)
3) Pemeriksaan Protein Urin
4) Pemeriksaan Urin Reduksi

3
5) Informasi Kunjungan Kehamilan

Kunjugan Waktu Informasi Penting


Trimester Sebelum minggu  Membangun hubungan saling percaya
Pertama ke 14 antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemis kekurangan zat
besi, penggunaan praktik tradisional yang
merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (giat,
latihan dan kebersihan, dsb)

Trimester Sebelum minggu Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan


kedua ke 28 khusus mengenai preeklampsia ( tanya ibu
tentang gejala – gejala preeklapmsia, pantau
TD, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria)
Trimester Antara minggu 28 Sama seperti diatas, ditambah palpasi
ketiga – 36 abdominal untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Trimester Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
ketiga yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran dirumah sakit.

4
E. Konsep Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
1. Anatomi sistem reproduksi wanita eksternal

Gambar 1.1 Sistem reproduksi wanita eksternal

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri
dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum,
orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena.Homolog embriologik dengan skrotum pada
pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura
posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut.Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut
saraf.

5
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva,
dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior
vagina.Homolog embriologik dengan penis pada pria.Terdapat juga
reseptor androgen pada clitoris.Banyak pembuluh darah dan ujung
serabut saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labia minora. Berasal dari sinus urogenital..
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan
tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen
normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat
berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae..
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix
uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral.
Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix
anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina
memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis.Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.Fungsi vagina : untuk
mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk
kopulasi (persetubuhan).

6
2. Anatomi sistem reproduksi wanita internal

Gambar 1.1 Sistem reproduksi wanita internal

a. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa).Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi,
retensi dan nutrisi konseptus.Pada saat persalinan dengan adanya
kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi
dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks
uteri.
b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari
3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum
(luar, arah vagina) dilapisi epitelskuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
c. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan
muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam
arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam

7
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus
uteri berada di atas vesica urinaria.Proporsi ukuran corpus terhadap
isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita (gambar).
d. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,
serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

f. Salping / Tuba Falopii


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.Sepasang tuba
kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum
dari ovarium sampai cavum uteri.Dinding tuba terdiri tiga lapisan :
serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan
epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars
ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan
karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap
bagiannya (gambar).
g. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet.
h. Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi
implantasi di dinding tuba bagian ini.Pars infundibulum

8
(distal).Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale
pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.Fimbriae
berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan
ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
i. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
j. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kiri-kanan.Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan
jalan pembuluh darah dan saraf.Terdiri dari korteks dan
medula.Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikelmenjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan
terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis
dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel,
progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan
pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae
“menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium
terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium.Vaskularisasi dari
cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

3. Fisiologi kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi
dan berakhir sampai permulaan persalinan
4. Proses kehamilan :
Fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma.Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3
fase yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiate

9
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki – laki)
1) Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4
sel , 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel
– sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat
morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona
pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel
dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista
(4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar
disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga
trofoblast bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6
hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.

2) Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan.
Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian
anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang
berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat

10
ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok –
kelok.Jaringan ini mengandung banyak cairan.

F. Pathway
Kehamilan

Peningkatan Rahim membesar


progesterone Payudara besar

Diafagma
Tonus otot meningkat Prolaktin tertekan
meningkat

HCL menurun
peristaltic menurun Sensitif
meningkat Ekspansi
paru

Mual, muntah
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
Pola napas
tidak efektif
Perubahan Risiko defisit
nutrisi kurang volume cairan
dari kebutuhan

G. Komplikasi
Macam-macam komplikasi:
1. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini
2. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:

11
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
e. Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik misalnya
komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran)

H. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
a. Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah
rontok/tidak.
b. Muka : bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan
ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
c. Mata : konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera
icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis.
d. Hidung : simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
e. Mulut dan gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi
menandakan ibu kekurangan kalsium.
f. Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu
kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak.
g. Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada
areola mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui.
Adakah striae gravidarum
h. Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.

12
i. Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes
melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi
jalannya persalinan.

2. Palpasi
Tujuannya untuk mengetahui umur kehamilan, untuk mengetahui bagian
bagian janin, untuk mengetahui letak janin, janin tunggal atau tidak,
sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul,
adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin.
a. Dada :Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada
usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu
b. Abdomen :
1) Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU
dan bagian yang teraba di fundus uteri.Pengukuran tinggi fundus
uteri
a) Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
b) 12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
c) 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
d) 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
e) 24 minggu TFU setinggi pusat
f) 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
g) 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
h) 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xyphoideus
i) 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
j) Tanda kepala : keras, bundar, melenting
k) Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.

13
2) Leopold II : Menentukan letak punggung janin padaletak
memanjang dan menentukan letak kepala pada letak lintang
3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum
4) Leopold IV :Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP
c. Ekstremitas : Adanya pitting oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga preeklampsi dan diabetes
melitus.

3. Auskultasi
Tujuan: menentukan hamil atau tidak, anak hidup atau mati, membantu
menentukan habitus, kedudukan punggung anak, presentasi anak tunggal/
kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
a. Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau
TBC yang dapat memperberat kehamilan.
b. Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.

4. Perkusi
Reflek patella negatif menandakan ibu kekurangan vit B1.

I. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Pemeriksaan penunjang rontgen
c. Pemeriksaan

J. Rencana Asuhan Klien Antenatal Care


1. Pengkajian
1. Dimulai dari biodata umum
2. Alasan datang
Apakah untuk kontrol atau kunjungan ulang ataupun ada keluhan.
3. Tinggi badan

14
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
4. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg.Bila terdapat BB yang berlebihan,
perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.
5. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan
BBLR.
6. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada
saat hamil (TM I dan III)sering buang air kecil, (TM II dan III), (TM
I,II, dan III)Hemoroid Keputihan Sembelit, (TM II dan III)Kram kaki,
napas sesak, Nyeri ligamentum rotundum, (TM I)Pusing/sinkop, mual
muntah (II dan III).sakit punggung
7. Riwayat kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi
medis/sebaliknya.Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh
kehamilan.Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.
8. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1). Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti
hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan
kabur, dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
2). Persalinan

15
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur,
perdarahan dan ditolong oleh siapa.Jika wanita pada kelahiran
terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini
mungkin melahirkan pervaginam.
3). Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi.Kesehatan
fisik dan emosi ibu harus diperhatikan.
4). Riwayat haid
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi /
kandungan, meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada
wanita indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun),
lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid (
lebih awal atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya
darah, HPHT(membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran),
keluhan saat haid
5). Riwayat pernikahan
Ditanyakan menikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama
menikah dan berapa lama menikah. Jika hamil diluar nikah dan
kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu
akan sangat membenci kehamilannya.
9. Riwayat kehamilan sekarang
Tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda,
obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat, usia berapa merasakan
gerakan janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada
usia 18 minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi
yang didapat.
10. Riwayat KB
Apakah selama ini ibu menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan
KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama, keluhan selama ikut KB dan
rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui
apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.

16
11. Pola nutrisi
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester
akhir membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata –rata 3,5 mg/hari,
fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3xmakan
dengan komposisi 1 entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe,
satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan buah.
12. Pola istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun
malam untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan
istirahat ibu hamil malam + 8-10 jam/hari, siang + 1-2 jam/hari.
13. Pola eliminasi
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar.Sedangkan untuk
BAK ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering
kencing.
14. Pola aktifitas
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun tidak terlalu
lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya,.
15. Pola seksual
Trimester I tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan
abortus.
16. Riwayat psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial,
persepsi tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan.
Bagaimana dukungan keluarga.

17
K. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Pemberian tablet Fe.
a. Ketentuan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil, yaitu:
b. Sehari 1 tablet selama minimal 90 tablet.
c. Dimulai pada waktu pertama kali pemeriksaan hamil.
d. Diberikan tanpa pemeriksaan Hb.
e. Bila bumil telah melahirkan tapi Fe yang dimakan belum mencukupi
90 tablet, maka harus diteruskan sampai selesai.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pada saat kunjungan awalkaji riwayat pasien
b. Lakukan hitungan darah lengkap
c. pada kunjungan awalBila pasien hamil, periksa kadar hematokrin pda
awal kunjungan , yaitu 28 minggu kehamilan dan 4 minggu setelah
memulai terapi.
d. Beritahukan pasien mengenai Pencegahan anemia
1) Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat hewani
seperti hati, ikan, daging, dan sumber nabati seperti: sayuran hijau,
tempe, tahu dan buah-buahan yang berwarna.
2) Hindarkan pantangan terhadap makanan yang keliru yang dapat
merugikan kesehatan ibu seperti ikan, telur, buah-buahan tertentu.
3) Bila nafsu makan ibu berkurang, makanlah makanan yang segar
seperti buah, sayur bening, sayur segar lainnya.
4) Selama hamil makanlah beraneka ragam setiap hari dalam jumlah
cukup dan makanan yang aman bagi kesehatan.\
5) Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak daripada saat
tidak hamil.
6) Selama hamil sebaiknya tidak melakukan pekerjaan yang berat.
7) Memodifikasi lingkungan untuk perbaikan gizi.

18
L. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 a. Perubahan frekuensi agen injury Nyeri akut
pernapasan
b. Perilaku distraksi (mondar- biologi
mandir akitifitas berulang )
c. Gelisah
d. Meringis
e. Menangis
f. Sikap melindungi area nyeri
g. Melaporkan nyeri secara
verbal
h. Gangguan tidur
2 a. Nyeri abdomen Proes kehamilan Perubahan nutrisi
b. Menghindari makanan
c. BB dibawah berat ideal nausea (mual ) kurang dari
d. Bisng usus hiperaktif kebutuhan tubuh
e. Kurang minat pada makanan
f. Membrane mokusa pucat
g. Mual
h. Bibir pucat
i. Mokusa kering
j. LILA dibawah normal
3 a. Pusing perubahan napsu Defisit volume
b. Muntah
makan, mual dan cairan
c. Torgur Kulit kering
d. Badan terlihat lemah muntah
e. Kelemahan
f. Haus
g. Penurunan torgur kulit
h. Membrane mokusa kering
i. Takikardi
j. Temparatur suhu tubuh
meningkat
k. Hematokrit meningkat
4 a. Sesak nafas
b. nafas penndek tersengal-
sengal
c. adanya otot bantu nafas
d. nadi cepat
e. Pernafasan Cuping Hidung

19
M. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungna dengan agen injury biologi

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

proses kehamilan perubahan napsu makan, mual dan muntah

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual

dan muntah

4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

N. Intervensi Keperawatan
No. Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji secara
berhubungan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri komprehensif
dengan Agen injury berkurang dengan kriteria hasil: tentang nyeri
biologi Indikator ER IR meliputi: lokasi,
1. Mengenali faktor karakteristik, dan
penyebab onset, durasi,
2. Menggunakan metode frekuensi, kualitas,
pencegahan intensitas/beratnya
3. Menggunakan metode nyeri, dan faktor-
pencegahan non analgetik faktor presipitasi
untuk mengurangi nyeri 2. Kaji pengalaman
4. Menggunakan analgetik individu terhadap
sesuai kebutuhan nyeri, keluarga,
5. Melaporkan gejala pada dengan nyeri kronis
tenaga kesehatan 3. Evaluasi tentang
6. Mengenali gejala-gejala keefektifitan dari
nyeri tindakan
7. Mencatat pengalaman mengontrol nyeri
tentang nyeri sebelumnya yang telah
8. Melaporkan nyeri yang digunakan
sudah terkontrol 4. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
Keterangan: penyebab, berapa
1. Tidak dilakukan sama sekali lama terjadi, dan
2. Jarang dilakukan tindakan
3. Kadang dilakukan pencegahan
4. Sering dilakukan 5. Berikan analgetik
5. Selalu dilakukan sesuai anjuran
6. Beritahu dokter jika
tindakan berhasil
atau terjadi keluhan

20
2 Perubahan nutrisi Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Tentukan asupan
kurang dari selama … x 24 jam diharapkan nutrisi nutrisi per 24 jam
kebutuhan tubuh terpenuhi secara adekuat. 2. Kaji tentang
berhubungan kriteria hasil : pengetahuan
dengan perubahan Indikator ER IR kebutuhan diet
napsu makan, mual 1. Mengikuti diet yg 3. Berikan informasi
dan muntah dianjurkan tertulis diet prenatal &
2. Mengkonsumsi Zat besi/ suplemen
vitamin 4. Tanyakan keyakinan
Keterangan diet sesuai budaya
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2. Defisit volume Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Auskultasi DJJ
cairan berhubungan selama … x 24 jam diharapkan ]cairan 2. Tentukan beratnya
dengan perubahan terpenuhi secara adekuat dengan kriteria mual/muntah
napsu makan, mual hasil : 3. Tinjau riwayat
dan muntah Indikator ER IR (gastritis,
1. Mengidentifikasi & kolesistiasis)
melakukan kegiatan 4. Anjurkan
untuk menurunkan mempertahankan
frekwensi & asupan cairan
keparahan
mual/muntah
2. Mengkonsumsi cairan
sesuai kebutuhan
3. Mengidentifikasi
tanda & gejala
dehidrasi
Keterangan
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

21
4 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan AIRWAY
efektif selama ...x 24 jam,diharapkan pola nafas
MANAGEMEN
efektif .
berhubungan 1. Buka jalan nafas
dengan Kriteria hasil:
gunakan teknik chin
hiperventilasi Indikator IR ER
ditandai dengan: 1. Frekuensi lift atau jaw thrust
1. Sesak nafas nafas sesuai bila perlu
disertai nafas yang
diharapkan. 2. Observasi TTV
pendek
tersengal- 2. Bernafas 3. Posisikan pasien
sengal mudah
3. Tidak untuk
2. Menggunakan
otot didapatkan memaksimalkan
pernafasan nafas pendek
4. Tidak ventilasi (semi
tambahan:ada
nya otot bantu ditemukan fowler ).
nafas penggunaan
otot-otot 4. Berikan oksigen
3. nadi (N) 98X/
menit tambahan sesuai kebutuhan
4. Rispirasi (RR) Keteranagan:
5. Ajarkan pasien nafas
30X/ menit
1. Keluhan ekstrim
dalam dan batuk
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang efektif
4. Keluhan ringan
6. Lakukan suction bila
5. Tidak ada keluhan
perlu
7. Monitor respirasi
dan O2.
8. Kolaborasi tindakan
torakosintesis.

22
DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI.(2010). Buku Acuan Persalinan Normal.Jakarta : DEPKES RI


Manuaba, I.B.G.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Kusmiayati, Y., Wahyuningtias, H.P., Sujiyatini. (2008). Perawatan Ibu


Hamil.Yogyakarta : Fitramaya

Syaifuddin, abdul B. (2005).Buku Panduan Praktis pelayanan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9.
Jakarta :EGC

23

Anda mungkin juga menyukai