Fisiologi Siklus Haid
Fisiologi Siklus Haid
GnRH
Hipothalamus
Anterior 2
Pituitary
LH
estrogen
1 3
Ovulated
4 secondary
oocyte
SIKLUS OVARIUM
Ovarium mengalami perubahan- perubahan dalam besar, bentuk, dan
posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu
terdapat perubahan perubahan yang diakibatkan oleh rangsangan berbagai kelenjar
endokrin.
Perubahan pada ovarium utamanya dikontrol oeleh hipofisis anterior yang
memproduksi tiga hormon utama yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH ) yang
menstimulasi pertumbuhan folikel. Luteinizing Hormone (LH) yang menstimulasi
ovulasi dan menyebabkan luteinisasi dari sel sel granulosa setelah ovum
dikeluarkan, serta prolaktin yang juga dikeluarkan oleh hipofisis anterior.
Adapun perubahan tersebut dibagi dalam:
a. Ovarium dalam masa neonatus.
Pada bayi baru lahir terdapat dua juta folikel pada kedua ovariumnya.
Diameternya kurang lebih 1 cm, dan beratnya sekitar 250 – 350 mg pada
waktu lahir. Dalam korteks hampir seluruh oosit terdapat dalam bentuk
follikel primordial.
b. Ovarium dalam masa anak anak
Pada masa anak anak ovarium masih belum berfungsi dengan baik. Ovarium
sebagian besar terdiri atas korteks yang mengandung banyak follikel
primordial. Follikel mulai berkembang akan tetapi tidak pecah dan
kemudian mengalami atresia insitu. Hormon hipofise yang diperlukan untuk
ovulasi belum berfungsui dengan baik. Pada usia kira kira 9 tahun kadar
hormon gonadotropin mulai meningkat, sehingga produksi estrogen juga
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan perkembangan kelenjar mamma
dan alat genital. Menarche biasanya terjadi kira kira 2 tahun setelah
perubahan tersebut. Usia pubertas bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor
genetik sosio- ekonomi dan kesehatan. Dalam beberapa dekade terahir usia
menarche terjadi pada usia yang lebih muda.
Dengan ultrasonografi dapat dilihat ukuran follikel antara 2 sampai 15 mm.
Oosit pada periode ini sangat aktif berkembang.
c. Ovarium dalam masa dewasa/ masa reproduksi
Masa reproduksi dimulai dari masa pubertas pada umur kira kira 12 – 16
tahun dan berlangsung kurang lebih 35 tahun. Pada ovarium terjadi
perubahan perubahan, korteks relatif lebih tipis dan mengandung banyak
folikel primordial. Folikel primordial tumbuh menjadi besar serta banyak
mengalami atresia, biasanya hanya sebuah follikel yang tumbuh terus
membentuk ovum dan pecah pada waktu ovulasi. Pada awal pubertas germ
cell berkurang dari 300.000 sampai 500.000 unit. Selama usia reproduksi
yang berkisar antara 35 – 40 tahun, 400 sampai 500 folikel akan mengalami
ovulasi. Follikel akan berkurang sampai menjelang menopause dan tinggal
beberapa ratus pada saat menopause. Kira kira 10 – 15 tahun sebelum
menopause sudah terjadi peningkatan jumlah follikel yang hilang. Ini
berhubungan dengan meningkatnya hormon FSH.
Siklus ovarium lebih lanjut dibagi menjadi fase follikular, fase ovulasi dan
fase luteal.
1. Fase Folikuler (Pertumbuhan Folikel)
Pada saat seorang anak perempuan lahir masing- masing ovum dikelilingi
oleh selapis sel granulosa, dan ovum dengan selubung sel granulosanya
disebut folikel primordial. Sesudah pubertas bila FSH dan LH dari kelenjar
hipofisis anterior mulai disekresikan dalam jumlah besar, seluruh ovarium
bersama dengan folikelnya akan mulai bertumbuh.
Pematangan folikel primordial terjadi sebagai berikut :
Mula mula sel sel sekeliling ovum yang berlipat ganda, kemudian diantara
sel sel ini timbul sebuah rongga yang berisi cairan yang disebut liquor
folliculi. Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan
sel yang menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan sel telur di
dalamnya disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dan sel sekitarnya
terdapat zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang membatasi ruang
folikel disebut membrane granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan
ovarium sekitar folikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan
yaitu theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca
externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Folikel yang matang ini
disebut folikel de Graaf . Folikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana
tempat pembuatannya terdapat di theca interna. Sebelum pubertas folikel de
Graaf hanya terdapat pada lapisan dalam dari kortek ovarium dan tetap
tinggal di lapisan tersebut. Setelah pubertas juga terbentuk di lapisan luar
dari korteks. Karena liquor follikuli terbentuk terus maka tekanan di dalam
folikel makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung
pada tekanan tinggi tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan-
perubahan nekrobiotik pada permukaan folikel. Pada permukaan ovarium sel
- sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu folikel akan pecah dan
mengakibatkan keluarnya liquor follikuli bersama dengan ovum yang
dikelilingi oleh sel sel cumulus oophorus. Keluarnya sel telur dari folikel de
Graaf disebut ovulasi.
2. Ovulasi
Ovulasi pada wanita yang mempunyai siklus menstruasi normal 28 hari,
ovulasi terjadi 14 hari sesudah terjadinya menstruasi.7 Ovulasi merupakan
pelepasan suatu oosit, yang biasanya terjadi pada hari ke 14, yang
merupakan titik tengah siklus rata- rata. Fase ini hanya memakan waktu 2
atau 3 menit. Peristiwa yang terjadi selama ovulasi adalah sebagai berikut:
Pada hari terakhir atau dua hari sebelum fase preovulatori, level estrogen
sangat tinggi. Estrogen merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi LH
dan hipotalamus untuk mengeluarkan GnRH. GnRH akan lebih menginduksi
peningkatan sekresi FSH dan LH oleh hipofisis. Oleh karena itu level FSH
meningkat dalam dua hari terakhir sebelum ovulasi, tapi level LH lebih
meningkat.
LH akan menyebabkan sekresi hormon - hormon steroid folikuler dengan
cepat yang mengandung sejumlah kecil progesteron untuk pertama kalinya.
Dalam waktu beberapa jam akan berlangsung dua peristiwa, keduanya
dibutuhkan untuk ovulasi. (1) teka eksterna (kapsul folikel) mulai
melepaskan enzim proteolitik dari lisosim yang akan melarutkan dinding
kapsul dan akibatnya yaitu melemahnya dinding, menyebabkan makin
membengkaknya seluruh folikel. (2) secara bersamaan juga akan terjadi
pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat ke dalam folikel,
dan pada saat yang bersamaan, prostaglandin setempat (hormon yang
menyebabkan vasodilatasi) akan disekresi dalam jaringan folikular. Kedua
efek ini selanjutnya akan menyebakan transudasi plasma ke dalam folikel
yang juga berperan dalam pembengkakan folikel. Akhirnya kombinasi dari
pembengkakan folikel dan degenerasi stigma mengakibatkan pecahnya
folikel disertai pengeluaran ovum. Proses inilah yang dikenal dengan
ovulasi.
Hormon Lutein
Pecahnya folikel
Evaginasi ovum
Ovulasi
15-28 Fase
15-26 postovulasi Pembentukan korpus lutem, sekresi progesteron,
Fase Luteal mukus dan glikogen di sekresikan oleh
(fase sekretori) endometrium, menyebabkan penebalan dari
endometrium, diakhiri dengan involusi korpus
27-28 luteum dan penurunan level progesteron
Fase Endometrial mengalami nekrosis dan iskemia,
Premenstrual peluruhan jaringan nekrotik dari dinding uterus,
(iskemik) bercampur dengan darah dan cairan menstruasi
yang terbentuk.
SIKLUS ENDOMETRIUM
Selama kehidupan reproduksi, endometrium terus-menerus mengalami
perubahan siklik. Setiap siklus umumnya melewati empat tahap yang sesuai dengan
aktivitas hormon ovarium dan dapat diidentifikasi melalui biopsi endometrium atau
pemeriksaan multi hormon.
Siklus endometrium terdiri dari 4 fase :
1. Fase menstruasi atau deskuamasi
Kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan korpus luteum tiba-tiba
berinvolusi dan hormon- hormon ovarium estrogen dan progesteron menurun
dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah kemudian terjadilah
menstruasi. Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan
progesteron secara tiba-tiba terutama progesteron pada akhir siklus ovarium
bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsangan terhadap sel endmetrium
oleh kedua hormon ini diikuti dengan cepat oleh involusi endometrium menjadi
kira- kira 65 % dari ketebalan semula. Pada masa ini endometrium dilepaskan
dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal
yang disebut dengan stratum basal, stadium ini berlangsung 4 hari. Dengan
haid itu keluar darah, potongan- potongan endometrium dan lendir dari serviks.
Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah
dan mencairkan potongan potongan mukosa. Hanya kalau banyak darah keluar
maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah
dalam darah haid.
Stratum
basalis
Gambar. Histologi endometrium pada fase menstruasi
3
3
2
1
(A) (B)
2
Gambar . Histologi endometrium pada (A) fase proliferasi awal dan (B) fase
proliferasi lanjut. Keterangan: 1. Stratum basalis, 2. Stratum spongiosa, 3.
Stratum kompaktum
Ovarian cycle
LH
FSH
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 1
Menstrual Phase Preovulatory Phase Luteal Phase Premenstrual
Menstrual Phase Ovulation ase
Postovulatory Phase
Menstrual cycle Estrogen Progesteron
Menstrual Fluid
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 1
Menstruation Preovulatory Phase Secretory Phase Premenstrual
Referensi :
Dr. dr. Nasrudin Andi Mappaware, S., 2016. Siklus Haid. Makassar: Blok
Reproduksi FK UMI.