2. Riwayat Pengobatan :
-
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
-
4. Riwayat Keluarga : keluarga tidak ada sakit seperti ini.
1
5. Lain-lain : -
6. Pemeriksaan :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis
Tanda vital
Nadi : 88 x/menit reguler
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 37,4 C (aksilla)
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Kepala
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, diameter 3
mm, reflek cahaya +/+, injeksi konjungitva
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), Tyroid: tidak membesar, nodul (-)
Paru
Retraksi (-), Vesikuler, Rh (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni, regular, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-), massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
Palpasi : nyeri tekan epigastrik (-), nyeri tekan kanan bawah (+), ketok CVA (+),
PSOAS(+)
Ekstremitas:
Akral hangat, edema tungkai (-)
Pemeriksaan penunjang
Hasil lab:
Leukosit : 17.000
2
Daftar Pustaka :
1. Abdullah, M. & Jeffri G., 2012, Dispepsia, Continuing Medical Education, 39 (9), 647.
2. Andre, Y., Rizanda M., & Arina W. M., 2013, Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Depresi pada Penderita
Dispepsia Fungsional, Jurnal Kesehatan Andalas, 2 (2), 73.
3. Aribowo, H & Andrifiliana, 2011, Infeksi Luka Operasi (Surgical Site Infection), Yogyakarta, SMF Bedah RSUP
Dr. Sarjito
4. Ariola,2006, Principles and Methods of Research, diterjemahkan oleh Steph Ellen, Rex Bookstore, Inc
5. ASHP, 1999, ASHP Therapeutic Guidelines on Antimicrobial Prophylaxis in Surgery.
6. BMJ Group, 2009, British National Formulary, GGP Media GmbH, Possneck, Germany.
7. Cameron, John L, 1997, Terapi Bedah Mutakhir Edisi IV, diterjemahkan oleh Widjaja Kusuma, 291, Jakarta,
Binarupa Aksara.
Etiologi
Appendicitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendix sehingga terjadi
kongseti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi. Appendicitis umumnya
terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab obstruksi yang paling sering adalah fecolith. Fecolith
ditemukan pada sekitar 20% anak dengan appendicitis. Penyebab lain dari obstruksi
appendiks meliputi: Hiperplasia folikel lymphoid Carcinoid atau tumor lainnya Benda asing
(pin, biji-bijian) Kadang parasit 1 Penyebab lain yang diduga menimbulkan Appendicitis
adalah ulserasi mukosa appendix oleh parasit E. histolytica.
3
Appendicitis terjadi dari proses inflamasi ringan hingga perforasi, khas dalam 24-36 jam
setelah munculnya gejala, kemudian diikuti dengan pembentukkan abscess setelah 2-3 hari
Appendicitis dapat terjadi karena berbagai macam penyebab, antara lain obstruksi oleh
fecalith, gallstone, tumor, atau bahkan oleh cacing (Oxyurus vermicularis), akan tetapi paling
sering disebabkan obstruksi oleh fecalith dan kemudian diikuti oleh proses peradangan. Hasil
observasi epidemiologi juga menyebutkan bahwa obstruksi fecalith adalah penyebab terbesar,
yaitu sekitar 20% pada ank dengan appendicitis akut dan 30-40% pada anak dengan perforasi
appendiks.
Nyeri awal ini bersifat nyeri dalam, tumpul, berlokasi di dermatom Th 10. Adanya
distensi yang semakin bertambah menyebabkan mual dan muntah, dalam beberapa jam
setelah nyeri. Jika mual muntah timbul lebih dulu sebelum nyeri, dapat dipikirkan diagnosis
lain5. Appendiks yang obstruksi merupakan tempat yang baik bagi bakteri untuk berkembang
biak. Seiring dengan peningkatan tekanan intraluminal, terjadi gangguan aliran limf, terjadi
oedem yang lebih hebat. Akhirnya peningkatan tekanan menyebabkan obstruksi vena, yang
mengarah pada iskemik jaringan, infark, dan gangrene. Setelah itu, terjadi invasi bakteri ke
dinding appendiks; diikuti demam, takikardi, dan leukositosis akibat kensekuensi pelepasan
mediator inflamasi dari jaringan yang iskemik. Saat eksudat inflamasi dari dinding appendiks
berhubungan dengan peritoneum parietale, serabut saraf somatic akan teraktivasi dan nyeri
akan dirasakan lokal pada lokasi appendiks, khususnya di titik Mc Burney’s. Nyeri jarang
timbul hanya pada kuadran kanan bawah tanpa didahului nyeri visceral sebelumnya.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum
Untuk pasien yang dicurigai Appendicitis : Puasakan dan Berikan analgetik dan
antiemetik jika diperlukan untuk mengurangi gejala dan Penelitian menunjukkan bahwa
pemberian analgetik tidak akan menyamarkan gejala saat pemeriksaan fisik. n Pertimbangkan
DD/ KET terutama pada wanita usia reproduksi dan Berikan antibiotika IV pada pasien
dengan gejala sepsis dan yang membutuhkan Laparotomy Perawatan appendicitis tanpa
operasi n Penelitian menunjukkan pemberian antibiotika intravena dapat berguna untuk
Appendicitis acuta bagi mereka yang sulit mendapat intervensi operasi (misalnya untuk
pekerja di laut lepas), atau bagi mereka yang memilki resiko tinggi untuk dilakukan operasi
Rujuk ke dokter spesialis bedah.
4
ginekologi dari Appendicitis acuta sangat mudah dengan menggunakan laparoskop.
4. Plan
Diagnosis klinis :Dari anamesis dan pemeriksaan fisik, maka pasien ini di diagnosis
dengan Appendisitis.
Pengobatan :
Paracetamole 1000 mg tab
Ranitidine 50 mg iv
Ivfd RL 20tpm
Rencana operasi