Oleh :
Pembimbing:
DEPARTEMEN GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul “Scurvy (Defisiensi Vitamin C)”.
Penyelesaian penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK sebagai dosen pembimbing
yang telah bersedia membimbing dan memberikan masukan serta
kritikan membangun hingga makalah ini dapat diselesaikan.
2. Seluruh konsulen dan staff di Departemen Gizi Universitas Sumatera
Utara yang telah membantu penulis selama menjalani proses
kepaniteraan klinik.
Penulis menyadari dalam penyelesaian makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan
yang membangun dari semua pihak di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap kiranya makalah ini dapat memberikan
manfaat dan sumbangsih bagi institusi dan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang Scurvy.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Kasus
Seorang pria berusia 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan letargi,
anoreksia, lelah, lemah, serta ruam perifokuler. Dalam 6 bulan terakhir, pasien
mengalami penurunan BB sebanyak 5-6 kg. Pada pemeriksaan fisik,
ditemukan beberapa hematoma spontan pada ekstremitas bawah.
3
Makan siang : sandwich (salad, telur, ham dan keju, atau selai kacang dan
pisang) dan 2% susu.
Makan malam: lasagna, sepotong kecil steak
Selingan makanan :biskuit.dan bir yang dikonsumsi 8-10 botol/hari
Pasien tidak mengonsumsi suplemen atau vitamin. Diet buah dan sayuran
segar sangat jarang. Dia tidak suka makan seafood atau ikan. Oleh karena
itu,pasien diberikan multivitamin harian dan100 mg Tiamin setiap hari
Hasil biopsi kulit menunjukkan bukti hiperkeratosis folikular, perdarahan
perifolikular fokal,dan corkscrew hair juga ditemukan.
4
(Recommended Dietary Allowance) untuk vitamin C adalah 100-120 mg / hari
untuk mencapai saturasi tingkat seluler dan mengurangi risiko penyakit
jantung, stroke dan kanker pada individu sehat secara optimal. Banyak
manfaat kesehatan dikaitkan dengan vitamin C yaitu antioksidan, anti
aterogenik dan anti karsinogenik.1
Asam askorbat sangat penting untuk pembentukkan kolagen normal,
defek pada struktur kolagen berasal dari defisiensi vitamin yang banyak
manifestasi metabolik dan klinik skorbut. Vitamin C diperlukan dalam
hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin, bahan penting dalam
pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang
mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada
tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi, membran kapiler kulit dan tendon.
Dengan demikian vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,
perdarahan dibawah kulit dan perdarahan gusi. Vitamin C merupakan agen
pereduksi kuat yang dengan mudah dioksidasi dan dihancurkan dengan
pemanasan.
Keadaan berkurangnya vitamin C disebut scurvy yang akan
menyebabkan kegagalan sintesis kolagen dan pembentukan osteoid yang
mengakibatkan osteoporosis dan disertai perdarahan subperiostal dan
submukous. Penyakit ini berefek pada sel dan jaringan dari asal mesoderm,
terutama pada sistem tulang. Gejala klinis scurvy terlihat pada 8-12 minggu
setelah asupan vitamin C yang kurang dan tidak teratur. Gejala berat dari
penyakit ini jarang terjadi tapi gejala ringan dan subklinik lebih sering terjadi.
Tahap awal sering ditandai dengan malaise, kelelahan, dan kelesuan. Bila
asupan tidak adekuat terjadi selama 1-3 bulan, maka dapat menyebabkan
anemia, mialgia, nyeri tulang, mudah memar, bengkak, petekie, perdarahan
perifolikular, corkscrew hair, masalah gusi, penyembuhan luka yang buruk,
perubahan mood, serta depresi. Perdarahan perifolikular sering ditemukan
pada ekstremitas bawah, karena kapiler tidak mampu menahan tekanan
5
hidrostatis. Tahap akhir umumnya lebih parah dan mengancam nyawa, yaitu
edema generalisata, ikterus berat, hemolisis, perdarahan spontan akut,
neuropati, demam, kejang, dan kematian. 2
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Scurvy
2.1.1. Definisi Vitamin C dan Scurvy
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan dengan udara (oksidasi). Vitamin C tidak stabil dalam larutan
alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. 1 Scurvy adalah penyakit yang ditandai
dengan kegagalan dari pembentukan osteoblastic, dengan hasil berkurangnya tulang
seperti osteoporosis dan menyebabkan pendarahan superiosteal dan submukosa.
Penyakit ini disebabkan kekurangan vitamin C (asam askorbat) dan meyebabkan
kekurangan sintesis kolagen yang ditemukan pada anak-anak usia 6 bulan dan 1
tahun.2
2.1.2 Etiologi dan Faktor Risiko
Terdapat banyak faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit scurvy.
Namun pada prinsipnya disebabkan karena kurangnya kadar vitamin C yang
terkandung dalam asupan makanan sehari-hari. Hal itu dapat terjadi pada keadaan-
keadaan seperti :
a) Bayi yang hanya mendapatkan susu buatan dan bukan ASI dalam 1 tahun
pertama.
b) Kebiasaan mengkonsumsi makanan junk food dan alkoholisme.
c) Ketidakmampuan ekonomi untuk menyediakan buah-buahan dan sayuran
yang kaya vitamin C.
d) Perokok berat karena kurangnya absorbsi vitamin C dan meningkatnya proses
katabolisme.
e) Wanita hamil, menyusui dan penderita tirotoksikosis. Orang-orang dengan
nafsu makan rendah atau gangguan kejiwaan (anoreksia dan bulimia).
7
f) Ketidaktahuan masyarakat yang memasak atau merebus buah-buahan dan
sayuran dalam suhu yang tinggi.
Gusi berdarah
Gigi longgar
Mulut
Perdarahan petekie
Perdarahan intraocular
Mata
Anemia sedang-berat
Darah
8
Tabel 2. Manifestasi Klinis Scurvy pada infant dan anak-anak.5
Gejala Tersering Gejala Lainnya
Iritabilitas generalisata Anoreksia
Nyeri tekan ektremitas Demam ringan
Paralisis semu terutama pada Diare ringan, terkadang berdarah
ektremitas inferior Perdarahan petekial pada kulit
Melibatkan Costochondral
junction seperti beading tulang
rusuk.
Perdarahan sekitar erupsi gigi
Anemia
2.1.4. Diagnosa
Terdapat 3 kriteria utama dalam penegakkan diagnosis scurvy yaitu:
1. Terdapat riwayat konsumsi Vitamin C yang inadekuat.
2. Terdapat manifestasi klinis dari scorbutic state.
3. Terdapat indikator biokimia seperti kadar vitamin C yang rendah dalam darah
maupun urin.5
Pemeriksaan biokimia dari vitamin C yang paling lazim dilakukan adalah
penentuan kadar asam askorbat dalam serum (plasma). Studi sebelumnya
menunjukkan adanya hubungan linear antara kadar asam askorbat dalam plasma
dengan asupan vitamin C dan tanda-tanda scurvy baru muncul apabila kadar asam
askorbat whole blood berada di bawah angka 0,3 mg/100ml. Selain itu,
pemeriksaan kadar asam askorbat dalam sel darah putih menunjukkan hubungan
erat dengan cadangan vitamin dalam jaringan dimana penurunan kadarnya
merupakan sebuah penunjuk awal dari scurvy.Tabel 3 menunjukkan nilai ambang
dari pemeriksaan kadar asam askorbat sebagai indikator resiko dari defisiensi
9
vitamin C (scurvy).Pada pasien scurvy, perlu dilakukan pemeriksaan yang
menyeluruh untuk mengetahui ada tidaknya underlying disease or comorbids
yang menyertai penyakitnya.5
2.1.5. Penatalaksanaan
Secari garis besar, tujuan dari penatalaksanaan scurvy adalah memperbaiki
kadar vitamin C yang inadekuat, Hal ini dapat dicapai dengan cara memperbaiki diet,
serta memberikan suplemen vitamin C. Penatalaksanaan nutrisi dari scurvy akan
dibahas lebih lanjut dalam subbab berikutnya. Suplementasi vitamin C (tersedia
dalam bentuk tablet 500 mg) diberikan setiap minggu (bila mungkin setiap hari)pada
pasien scurvy atau pasien dengan resiko tinggi dimana intevensi lainnya tidak
tersedia/ memadai.Disamping itu, bila terdapat underlying disease lainnya maka perlu
diberikan terapi yang sesuai.5
10
2.1.6. Penatalaksanaan Nutrisi
11
Tabel 4. Angka Kecukupan Vitamin berdasarkan usia 8
Kebutuhan Vitamin C
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan
Buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk, lemon,
anggur, jambu guava, kiwi, tomat, stroberi, wortel, brokoli, bayam, paprika, dan
cabai.7
Pengobatan scurvy adalah dengan mengonsumsi vitamin C. Tujuan terapi
adalah menaikkan saturasi vitamin C dalam tubuh. Untuk pengobatan scurvy,
dosis vitamin C yang diberikan pada dewasa adalah 800-1000 mg/hari, setidaknya
satu bulan, dilanjutkan dengan dosis 400 mg/hari sampai pemulihan. Dengan
demikian, perbaikan dapat terlihat dalam kurun waktu 24 jam.
12
2.1.7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien scurvy, antara lain:
1. Anemia
2. Mialgia
3. Nyeri tulang
4. Petekie
5. Perdarahan perifolikular,
6. Corkscrew hair
7. Masalah gusi
8. Penyembuhan luka yang buruk.
Tahap akhir umumnya lebih parah dan mengancam nyawa, yaitu edema
generalisata, ikterus berat, hemolisis, perdarahan spontan akut, neuropati, demam,
kejang, dan kematian.2
2.1.8. Pencegahan
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menambah kebutuhan vitamin C tubuh5:
1. Mengonsumsi biji-bijian setelah berkecambah
2. Kandungan vitamin C terbaik berada di produk alami yaitu buah dan sayur
segar serta produk fermentasi.
3. Mencegah kehilangan vitamin C pada bahan makanan, dengan :
a. Pemakaian air yang minimal untuk mencuci buah/sayur.
b. Jangan memotong sayur terlalu kecil sebelum dimasak.
c. Hindari memasak bahan makanan bervitamin C terlalu lama.
d. Memasak dengan api tinggi untuk mempersingkat waktu.
e. Jangan menyimpan bahan makanan terlalu lama.
4. Menambahkan suplemen vitamin C pada makanan.
13
BAB 3
Kesimpulan
Vitamin C (asam askorbat) merupakan salah satu vitamin yang penting untuk
kebutuhan fisiologis manusia. Vitamin C berasal dari buah-buahan segar,
sayuran dan juga tablet sintetis. Banyak manfaat kesehatan dikaitkan dengan
vitamin C yaitu antioksidan, anti aterogenik dan anti karsinogenik,dan lain
sebagainya.1
Scurvy (defisiensi vitamin C) yang tidak ditangani selalu fatal dan kematian
oleh karena scurvy sudah jarang ditemukan di zaman modern. Penanganan
dengan tepat secara medikamentosa maupun melalui diet akan memberikan
penyembuhan yang cepat dan sempurna pada semua gejala yang terjadi. Dengan
dosis pemberian yang tepat, perdarahan spontan akan berhenti < 1 hari, nyeri
otot dan tulang akan berangsur-angsur membaik dalam beberapa hari,
perdarahan dan pembengkakan gusi akan membaik dalam 2-3 hari. Tindakan
utama yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit scurvy adalah
dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara teratur dalam
jumlah yang cukup. Selain itu menghindari faktor pemicu timbulnya scurvy yaitu
seperti merokok, alkoholisme, anorexia, dan lain-lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
15