Anda di halaman 1dari 4

GAMBARAN SPIRITUALITAS PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG

MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO


PURWOKERTO

AGUS SAPTO NUGROHO

G1D013083

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja dan merupakan
salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia. Menurut
Dorland (2012) kanker merupakan pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal
melebihi batas normal dan dapat menyerang jaringan sekitarnya. Berdasarkan data
dari Kementrian Kesehatan (2015), kanker merupakan salah satu penyebab kematian
terbesar di seluruh dunia. Kanker pada tahun 2012 menyebabkan kematian sekitar 8,2
juta dan diperkirakan akan meningkat 22 juta dalam dua dekade berikutnya. Menurut
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015) kanker
menduduki prevalensi tertinggi pada penduduk semua umur, tahun 2013 penderita
kanker serviks di Indonesia sebesar 1,4 % atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Menurut Handayani (2012) dalam satu tahun sekitar 15.000 kasus kanker serviks
terjadi di Indonesia. Sebanyak 40 wanita yang terdiagnosis kanker serviks 20
diantarannya meninggal dunia. Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke-empat
prevalensi dan estimasi jumlah penderita kanker serviks setelah Provinsi Kepulauan
Riau, Maluku Utara dan D.I. Yogyakarta.
Menurut Baze, Monk & Herzog (2008), diagnosis kanker serviks merupakan
salah satu trauma emosional bagi perempuan. Penderitaan yang dialami oleh individu
yang mengalami kanker pada fase terminal memiliki tiga komponen yaitu kehilangan
otonomi, berkurangnya harga diri, dan hilangnya harapan yang menunjukkan bahwa
sudah tidak adanya makna hidup bagi individu dengan kanker. Kanker serviks baru
dapat didiagnosa secara jelas pada stadium lanjut. Diagnosis yang telah ditegakkan
membuat tim medis untuk bertindak cepat untuk prognosis yang lebih baik. Salah
satu penanganan kanker serviks adalah dengan kemoterapi.
Kemoterapi merupakan pengobatan yang bertujuan untuk membunuh sel
kanker dengan obat anti kanker. Pemberian kemoterapi secara rutin dapat
mengakibatkan kondisi status fungsional pasien memburuk (Nurwijaya, Andrijono,
Suheimi, 2010). Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker,
namun tidak hanya sel kanker, tetapi juga sel-sel yang ada di seluruh tubuh (Fauziana,
2011). Efek atau dampak yang ditimbulkan dari frekuensi pemberian kemoterapi
adalah supresi sumsum tulang, gejala gastrointestinal (mual, muntah, penurunan berat
badan, kontsipasi dan diare) serta gejala lain seperti alopesia, fatigue, perubahan
emosi, dan perubahan pada sistem saraf. Dampak kanker serviks dan pengobatannya
terutama kemoterapi bukan hanya mempengaruhi aspek fisiologis saja, melainkan
berdampak pada aspek psikologis, sosial dan spiritual (Nagla et al, 2010).
Kompleksnya masalah yang dialami oleh individu yang mengalami kanker
menyebabkan munculnya kebutuhan spiritual (Susanti, 2009). Spiritualitas
merupakan bagian terpenting yang mampu mempengaruhi sehat sakitnya seseorang.
Spritualitas bukan saja sebatas agama, melainkan kebutuhan untuk mencari arti dan
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, dan kebutuhan untuk memberi
dan mendapatkan maaf (Yani, 2008). Menurut Stoll (2012) spiritual memiliki dua
konsep dimensi yaitu dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa yang menuntun kehidupan seseorang, dan dimensi horizontal adalah hubungan
seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan. Hasnani
(2012), penderita kanker serviks yang memiliki tingkat spiritualitas yang rendah
cenderung lebih depresif dibandingkan penderita yang memiliki tingkat spiritualitas
yang baik. mengalami kanker terutama kanker serviks, akan membuat kebutuhan
spiritual diperlukan. Balboni (2007) menjelaskan bahwa dari 230 penderita kanker,
156 penderita kanker (68%) melaporkan spiritualitas adalah salah satu hal yang
paling penting. Pentingnya spiritualitas dalam pelayanan kesehatan dapat dilihat dari
definisi kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan
empat unsur kesehatan yaitu sehat fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Prof. Margono Soekarjo Purwokerto
yang dilakukan oleh peneliti, data pasien kanker serviks pada tahun 2017 dari Januari
sampai September terdapat 3.646 pasien rawat jalan, 596 pasien rawat inap, dan 391
pasien menjalani kemoterapi. Pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi pada
bulan September berjumlah 62 pasien.
Hasil wawancara peneliti dengan 15 pasien kanker serviks yang menjalani
kemoterapi mayoritas mengeluhkan mual, pusing, muntah, dan susah tidur. Dari 15
pasien kanker serviks, terdapat 13 orang yang memiliki spiritualitas cukup baik. Hal
tersebut ditandai dengan hubungan dengan Tuhan yang lebih dekat, percaya bahwa
penyakitnya akan sembuh, adanya dukungan dari keluarga, merasakan kenyamanan
di lingkungannya, dan merasa tenang saat bersama kerabat, teman, dan keluarga.
Berdasarkan latar belakang di atas, spiritualitas seseorang itu sangat penting
karena dapat mempertahankan keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk
mendapatkan kekuatan untuk menghadapi stress emosional, penyakit fisik, kematian
dan penting untuk meningkatkan status kesehatan seseorang. Selain itu, spiritualitas
dapat membangkitkan harapan dan rasa percaya diri pada seseorang yang sedang
sakit yang dapat meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh sehingga mempercepat
proses penyembuhan (Hawari, 2002). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
menganalisa tentang gambaran spiritualitas pasien kanker srviks yang menjalani
kemoterapi mengingat pentingnya spiritualitas dalam proses penyembuhan kanker
serviks.

Anda mungkin juga menyukai