PENDAHULUAN
Penyakit trofoblas mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi ganas
dan menimbulkan berbagai bentuk metastase keganasan dengan berbagai variasi.
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
dibandingkan dengan negara-negera Barat. Di negara-negara Barat dilaporkan 1:2000
kehamilan. Frekuensi mola umumnya pada wanita di Asia lebih tinggi sekitar 1: 120
kehamilan. Di Amerika Serikat dilaporkan insidensi mola sebesar 1 pada 1000-1200
kehamilan. Di Indonesia sendiri didapatkan kejadian mola pada 1 : 85 kehamilan.
Biasanya dijumpai lebih sering pada usia reproduktif (15-45 tahun); dan pada
multipara. Jadi dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita mola akan
lebih besar. Mola hidatidosa terjadi pada 1-3 dalam setiap 1000 kehamilan. Sekitar
10% dari seluruh kasus akan cenderung mengalami transformasi ke arah keganasan,
yang disebut sebagai gestational trophoblastic neoplasma ((Prawirohadjo, 2009,
Sumapraja, 2005; Manuaba, 2007).
Di negara maju, kematian karena mola hidatidosa hampir tidak ada, mortalitas
akibat mola hidatidosa ini mulai berkurang oleh karena diagnosis yang lebih dini dan
terapi yang tepat. Akan tetapi di negara berkembang kematian akibat mola masih cukup
1
tinggi yaitu berkisar antara 2,2% dan 5,7%. Kematian pada mola hidatidosa biasanya
disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi, eklamsia, payah jantung dan tirotoksikosis
(Sumapraja, 2005).