Anda di halaman 1dari 7

OPNETS adalah tools simulasi jaringan yang menyediakan

Jaringan Virtual Lingkungan dengan model yang seluruh jaringan,


termasuk router-nya, switch, protokol, server, dan
aplikasi individu. Dengan bekerja di Lingkungan Virtual Network,
IT
manajer, jaringan dan perencana sistem, dan staf operasi dapat
dengan mudah mengatasi
masalah sulit dan mendiagnosa lebih efektif, mevalidasi perubahan
sebelum mereka merancang jaringan sesungguhnya, dan rencana
untuk masa depan termasuk skenario pertumbuhan dan kegagalan.

Software ini memiliki kelebihan-kelebihan untuk mendesign


jaringan berdasarkan perangkat yang ada di pasaran,
protocol,layanan dan teknologi yang sedang nge-trend di dunia
telekomunikasi. Hasil simulasi dapat dibuat dalam beberapa
skenario sehingga dapat dijadikan dasar di dalam perencanaan suatu
jaringan berbasis paket.

Salah satu cara yang mudah untuk merencanakan suatu jaringan


berbasis paket adalah dengan mensimulasikan suatu jaringan
dengan kondisi yang serupa dengan kondisi eksisting. Jenis
perangkat switch (router, switch), jaringan transmisi, layanan,
protocol dan lainnya yang terdapat di dalam jaringan eksisting
digambarkan di dalam OPNET untuk selanjutnya di simulasikan
dalam waktu tertentu untuk dapat dilihat parameter yang
dibutuhkan. Simulasi dapat juga dilakukan untuk memprediksikan
kebutuhan di dalam suatu jaringan berbasis paket untuk beberapa
tahun ke depan berdasarkan prediksi demand, layanan ataupun
teknologi yang mungkin dipergunakan pada masa mendatang.

Dengan membuat beberapa model simulasi, prediksi kebutuhan


jaringan (BW), kebutuhan quality of service suatu layanan, jenis
perangkat yang tepat, dan lain-lain dapat digambarkan, sehingga
hasil ini dapat dipergunakan untuk suatu perencanaan suatu
jaringan berbasis IP. OPNET dapat dipergunakan untuk simulasi
jaringan paket berbasis Internet Protocol (IP), Asyncronous Transfer
Mode (ATM), Frame Relay ataupun TDM. Jenis layanan yang
disimulasikan juga beragam, baik itu internet (WEB), VoIP, File
transfer, video conference, video streaming dan lain-lain yang dapat
di setting berdasarkan kebutuhan dari pengguna simulasi. Secara
umum OPNET sudah cukup sebagai simulator berbasis paket yang
handal dan dapat dikembangkan oleh penggunaannya.
Secara khusus di dalam pengembangan jaringan di beberapa
perusahaan telko sudah mengacu kepada penggunaan teknologi
paket berbasis IP. Untuk itu simulasi jaringan berbasis paket pada
tulisan ini dibatasi pada penggunaan teknologi paket berbasis IP.

1. Komponen Jaringan jaringan berbasis IP


Untuk lebih memahami jaringan IP secara umum dan perangkat
serta komponen yang akan turut serta sebagai pembentuk jaringan
yang akan disimulasikan, kiranya perlu digambarkan beberapa
komponen utama jaringan tersebut. Komponen utama pembentuk
Jaringan IP terdiri dari perangkat-perangkat sebagai berikut:

a. Router. Merupakan komponen dasar yang berfungsi merutekan


paket IP dari pengirim menuju ke penerima. Perangkat ini bekerja
pada layer 3, yaitu melakukan pemprosesan alamat IP untuk
keperluan ruting.

b. Switch. Perangkat ini berfungsi juga untuk merutekan trafik


dengan menggunakan MAC address. Ruting yang dilakukan lebih
sederhana dari router, akan tetapi dengan pemprosesan yang
sederhana memungkinkan switch merutekan trafik dengan
kecepatan yang lebih tinggi.

c. Bridge. Perangkat ini digunakan untuk menghubungkan dua atau


lebih jaringan yang menggunakan media berbeda. Perangkat ini
bersifat multi broadcast single collision.

d. Hub. Perangkat ini hanya berfungsi sebagai pembagi saluran. Hub


tertentu juga menguatkan sinyal yang dikenal dengan hub aktif.
Sedangkan hub yang tidak menguatkan sinyal dikenal sebagai hub
pasif.

e. Server. Jaringan tidak hanya sekedar susunan perangkat-


perangkat seperti tersebut diatas, akan tetapi juga diperlukan
keberadaan aplikasi dalam jaringan tersebut. Server berfungsi
sebagai penyedia layanan aplikasi dalam jaringan.

f. Workstation. Workstasion berfungsi sebagai tempat pelanggan


jaringan menjalankan aplikasi layanan yang disediakan oleh jaringan
melalui server-servernya. Workstasion dapat berupa personal
computer atau perangkat CPE lainnya.
g. Routing. Routing adalah protokol Jaringan IP yang sangat
penting, dimana dengan keberadaan routing jaringan akan diatur
sedemikian rupa sehingga trafik yang mengalir di dalamnya dapat
diefisienkan seefisien mungkin. Sebaliknya dengan routing yang
tidak tepat akan memungkinkan jaringan menjadi kolap atau macet.

h. Transmisi. Merupakan media untuk mengirimkan trafik dari


suatu tempat ke tujuannya. Jenis transmisi yang dipergunakan
cukup beragam, dapat berupa link E-1, SDH STM-N, ataupun
langsung antar router dengan POS

1. Parameter Jaringan IP
Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat
melihat performansi dari jaringan IP adalah seperti:
Utilisasi/Okupansi, Paket Loss, Delay, dan Availibilitas.

a. Utilitisasi/Okupansi

Teknologi IP adalah teknologi connectionless oriented, dimana


proses transmisi informasi dari pengirim ke tujuannya tidak
memerlukan pendifinisian jalur terlebih dahulu, seperti halnya
teknologi connection oriented.

Dalam hal ini utilisasi/okupansi jaringan cenderung dipengaruhi


langsung oleh trafik yang ditransmisikan melewati jaringan IP
tersebut. Sebagai gambaran pada tabel di bawah ini, menunjukkan
besarnya bytes yang diperlukan untuk proses aplikasi IP.
Application Packet Size

TELNET 64 – 1518 bytes


HTTP 400 – 1518 bytes

NFS 64 – 1518 bytes

NetWare 500 – 1518 bytes

Multimedia 400 – 700 bytes

Utilisasi/Okupansi IP yang dinyatakan dalam persen, dapat dihitung


sebagai berikut :

Seiring dengan perkembangan di teknologi jaringan IP dan


kebutuhan dari layanan yang jalan di jaringan tersebut, layanan di
jaringan IP tidak lagi hanya mengenal kelas Best Effort. Jaringan IP
sudah dapat melakukan pengolahan trafik sesuai permohonan dari
pelanggan ataupun disesuaikan dengan permintaan dari suatu
layanan. Pengelolaan traffic ini dikenal dengan QoS (Quality of
Service). QoS di jaringan dapat dikelompokan terdiri atas beberapa
kelas layanan, mulai dari kelas Best Effort, kelas real time (terutama
dipergunakan oleh layanan yang memerlukan pengiriman traffic
yang real time), kelas yang membagi atas trafik yang dijamin dan
best effort, dan kelas lain

b. Paket Loss / kongesti

Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP


mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan,
dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, diantaranya yaitu:

– Terjadinya overload trafik didalam jaringan,

– Tabrakan (congestion) dalam jaringan,


– Error yang terjadi pada media fisik,

– Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa


disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer.

Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan


mempunyai nilai yang minimum.

Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi


jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai dengan versi Tiphon
yaitu seperti tampak pada tabel berikut.

Kategori performansi jaringan IP


berdasarkan packet loss (Sumber : Tiphon).

Sangat Bagus 0%

Bagus 3%

Sedang 15%

Jelek 25%

c. Delay

Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses
transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay
di dalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut:

* Packetisasi delay

Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses


pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini hanya terjadi
sekali saja, yaitu di source informasi.
* Queuing delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router
di dalam menangani transmisi paket di sepanjang jaringan.
Umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 micro
second.

* Delay propagasi

Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi,


misalnya SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut
dengan delay propagasi.

d. Jitter

Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada jaringan
IP. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban
trafik dan besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada
dalam jaringan IP. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan
akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya
congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin besar.
Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan
semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik,
nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin.

Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan


berdasarkan nilai peak jitter sesuai dengan versi Tiphon, yaitu:

Kategori performansi jaringan IP berdasarkan parameter


jitter (Sumber : Tiphon).

Kategori Degredasi Peak Jitter


Sangat Bagus 0 ms

Bagus 75 ms

Sedang 125 ms

Jelek 225 ms

Untuk instalasi dapat dilihat disini

Anda mungkin juga menyukai