Anda di halaman 1dari 1

ETIKA PUBLIC RELATIONS

Secara umum, istilah "etika" dapat dipahami sebagai hal-hal yang berkaitan dengan moralitas, kondisi
batiniah bagaimana harus bersikap etis yang timbul dari kesadaran sendiri, bersifat mutlak, dalam arti
bahwa perbuatan yang baik mendapat pujian dan perbuatan yang salah harus mendapat sanksi/hukuman,
dan berlaku pada situasi dan kondisi apapun, ada atau tidak ada orang lain yang hadir. Sedangkan “etiket”
terkait dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal, kondisi lahiriah atau formalitas
yang ditampakkan dari sikap sopan santun dan kebaikan, bersifat relatif, dalam arti bahwa yang dianggap
tidak sopan dalam (budaya) suatu daerah belum tentu di daerah lain juga dianggap tidak sopan, dan hanya
berlaku apabila ada orang lain, sehingga apabila tidak ada orang lain, maka etiket tidak berlaku.

Dalam kaitan dengan “Profesi Public Relations (PR)”, karakteristik PR Profesional antara lain: memiliki
skill/kemampuan/pengetahuan tinggi yang tidak dimiliki oleh orang umum lain, memiliki kode etik sebagai
standar moral bagi setiap profesi secara formal, tertulis, dan normatif serta memiliki jiwa pengabdian
kepada publik/masyarakat dengan penuh dedikasi profesi luhur yang disandangnya.

Artinya bahwa pada satu sisi, “Praktisi PR” harus cukup terampil, khususnya di bidang penulisan,
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menggunakan alat-alat komunikasi lain, memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang berbagai macam media, memahami proses manajeman, memiliki kemampuan
dalam memecahkan suatu masalah/mengambil keputusan, mampu mengelola opini publik, serta dapat
mengevaluasi kecenderungan perilaku dan respon publik. Disamping itu Praktisi PR juga harus memiliki
selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas,
dan imajinasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.

Atau dalam bahasa yang lebih lugas dapat dikatakan bahwa "Etika Profesi PR" setidaknya mencakup:
(i) kejujuran, yakni menyiarkan informasi dan berita berdasarkan fakta yang aktual, kenyataan, dan
kebenaran, tidak menutup-nutupi kebenaran untuk tujuan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan demi
mendapatkan suatu materi yang bernilai ekonomi maupun kepentingan-kepentingan yang sifatnya
sepihak; (ii) loyalitas, yakni tetap menjaga loyalitas pelanggan maupun organisasi/perusahaan tempatnya
bekerja, baik yang sekarang maupun yang telah lalu; dan (iii) integritas, yakni melaksanakan tugasnya
dengan bermartabat, termasuk menghindari penggunaan bahasa yang samar-samar, yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman.

Pada sisi lain, larangan utama PR Profesional antara lain: (1) melanggar kode etik profesi PR;
(2) membocorkan rahasia organisasi/perusahaan tempatnya bekerja; dan (3) memberikan informasi yang
tidak akurat, tidak sesuai fakta, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai