Glukosa
Glukosa
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
9
http://repository.unimus.ac.id
10
3. Pemeriksaan penyaring
Pemeriksaan penyaring menurut Kesehatan (2014) sebagai berikut :
Pemeriksaan penyaring yang ditujukan pada seorang yang memiliki
risiko DM namun belum menunjukkan adanya gejala DM. Pemeriksaan
penyaring sendiri bertujuan untuk menemukan pasien dengan DM, TGT
(toleransi glukosa terganggu) ataupun GDPT (glukosa darah puasa
terganggu), sehingga dapat ditangani lebih dini secara tepat. Pasien dengan
TGT dan GDPT juga sebagai intoleransi glukosa, yaitu tahapan sementara
menuju DM. Kedua kondisi tersebut merupakan faktor risiko untuk
terjadinya DM dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Pemeriksaan
penyaring dikerjakan pada kelompok yang mempunyai salah satu faktor
risiko DM.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan cara melalui
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa.
Apabila pemeriksaan penyaring ditemukan hasil yang positif, maka perlu
dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa atau
dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar.
http://repository.unimus.ac.id
11
http://repository.unimus.ac.id
12
http://repository.unimus.ac.id
13
terbuka dan lebih banyak reseptor insulin yang aktif terjadi pergeseran
penggunaan energi oleh otot yang berasal dari sumber asam lemak ke
penggunaan glukosa dan glikogen otot.
b. Diet
Kadar glukosa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia,
penyakit lain, makanan, latihan fisik, obat hipoglikemia oral, insulin,
emosi dan stres. Makanan atau diet adalah faktor utama yang
berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah terutama setelah
makan (Holt 2010).
c. Penggunaan obat
Kadar glukosa darah juga dipengaruhi oleh penggunaan obat
hipoglikemia oral maupun dengan insulin. Mekanisme kerja obat untuk
menurunkan kadar glukosa darah antara lain dengan merangsang kelenjar
pankreas untuk meningkatkan produksi insulin, menurunkan produksi
glukosa dalam hepar, dan menghambat pencernaan karbohidrat sehingga
dapat mengurangi absorpsi glukosa dan merangsang reseptor.
d. Stres
Stres juga meningkatkan kandungan glukosa darah karena stres
menstimulus organ endokrin untuk mengeluarkan ephinefrin, epinefrin
mempunyai efek yang sangat kuat dalam menyebabkan timbulnya proses
glikoneogenesis di dalam hati sehingga akan melepaskan sejumlah besar
glukosa ke dalam darah hanya beberapa menit (Hall 2007). Hal ini dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah pada saat mengalami
stres atau tegang. Penyakit ini hanya bisa dikendalikan saja tanpa bisa
diobati dan komplikasi yang dapat ditimbulkan juga sangat besar seperti
penyakit jantung, stroke disfungsi ereksi, gagal ginjal dan kerusakan
sistem saraf (Dhania 2009).
http://repository.unimus.ac.id
14
http://repository.unimus.ac.id
15
1. Definisi
2. Tujuan
PROLANIS mempunyai beberapa tujuan menurut Idris (2014) yaitu
sebagai berikut :
a. Dapat meningkatkan kualitas kesehatan penderita
b. Dapat mendorong penderita penyakit kronis mencapai kualitas hidup
optimal
c. Dapat mendorong kemandirian penderita
d. Dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.
http://repository.unimus.ac.id
16
http://repository.unimus.ac.id
17
4) Home Visit
Definisi : Kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta
PROLANIS untuk pemberian informasi / edukasi
kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta Prolanis
dan keluarga.
http://repository.unimus.ac.id
18
1. Definisi
http://repository.unimus.ac.id
19
http://repository.unimus.ac.id
20
http://repository.unimus.ac.id
21
http://repository.unimus.ac.id
22
4. Patofisiologi
Dimulai dengan atherosklerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh
darah perifer yang kemudian berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah.
Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan kemungkinan dapat
terjadi pembesaran plaque yang bisa menghambat gangguan peredaran
darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran darah dapat menyebabkan
beban jantung bertambah berat yang pada akhirnya dikompensasi dengan
peningkatan upaya pompa jantung yang memberikan peningkatan tekanan
darah dalam sistem sirkulasi. Tekanan darah arteri adalah produk total
resistensi perifer dan curah jantung. Curah jantung meningkat karena
keadaan yang meningkatkan frekuensi jantung, volume sekuncup atau
keduanya.
Resistensi perifer meningkat karena faktor – faktor yang
meningkatkan viskositas darah atau yang menurunkan ukuran lumen
pembuluh darah, khususnya pembuluh arteriol. Hipertensi yang berlangsung
secara lama akan meningkatkan beban kerja jantung karena terjadi
peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Untuk meningkatkan
kekuatan kontraksinya, ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga
kebutuhan jantung akan oksigen dan beban kerja jantung meningkat.
Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika keadaan hipertrofi tidak
lagi mampu mempertahankan curah jantung yang memadai. Karena
hipertensi memicu proses aterosklerosis arteri koronaria, maka jantung
dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat penurunan aliran darah ke
dalam miokardium sehingga timbul angina pektoris atau infark miokard.
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang
semakin mempercepat proses aterosklerosis serta kerusakan organ, seperti
cedera retina, gagal ginjal, stroke dan aneurisma serta diseksi aorta (Brenna
2011).
http://repository.unimus.ac.id
23
6. Komplikasi
Menurut Ardiansyah (2012) komplikasi yang dapat timbul dari
hipertensi antara lain :
a. Stroke
Timbul akibat dari pendarahan disebabkan oleh tekanan darah
tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak.
Stroke juga dapat terjadi pada jenis hipertensi kronis apabila arteri –
arteri yang memperdarahi otak yang mengalami hipertrofi dan menebal,
maka aliran darah ke daerah – daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang. Arteri – arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat
http://repository.unimus.ac.id
24
http://repository.unimus.ac.id
25
http://repository.unimus.ac.id
26
http://repository.unimus.ac.id
27
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari hipertensi mempunyai tujuan yaitu untuk
menurunkan tekanan darah arteri dalam keadaan normal dengan
meminimalkan efek samping (Syamsudin 2011). Upaya dalam
http://repository.unimus.ac.id
28
http://repository.unimus.ac.id
29
http://repository.unimus.ac.id
30
http://repository.unimus.ac.id
31
http://repository.unimus.ac.id
32
http://repository.unimus.ac.id
33
E. Kerangka Teori
Faktor risiko yang memicu peningkatan gula darah Kadar Gula Darah Sewaktu PROLANIS Hipertensi :
sewaktu pada penderita hipertensi :
1. Konsultasi, pemeriksaan,
1. obesitas, Empat Manajemen antara lain : peresepan obat oleh Faskes
Tingkat I.
2. merokok, 1. Edukasi
2. Pemeriksaan laboratorium
3. konsumsi alkohol berlebihan, 2. Pengaturan Diit
3. Pemantauan kesehatan
4. konsumsi garam berlebih, 3. Latihan Fisik
4. Konsultasi dan pemeriksaan
5. dislipidemia, dan 4. Terapi Farmakologi oleh dokter spesialis di RS.
6. diabetes mellitus
Manfaat PROLANIS :
http://repository.unimus.ac.id
34
melitus tipe 2. Dan menurut penelitian Deiby O (2015) menyatakan pada kedua
kelompok latihan terdapat penurunan bermakna tekanan darah sistolik dan
diastolik setelah senam PROLANIS selama 4 minggu berturut – turut.
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau ikatan antara
konsep atau variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang
dimaksud (Notoadmodjo, 2012).
G. Variabel Penelitian
Menurut Soeparto, Putra & Haryanto dalam buku Nursalam (2015),
bahwa variabel merupakan perilaku atau karakteristik yang dapat memberikan
nilai beda terhadap sesuatu benda, manusia dan lain – lain.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, antara lain :
1. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,
diamati dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya
terhadap variabel lain. Variabel bebas penelitian ini yaitu PROLANIS.
2. Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan
variabel lain. Variabel terikat merupakan aspek tingkah laku yang diamati
dari suatu organisme yang dikenai stimulus. Dengan kata lain, variabel
terikat merupakan faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada
http://repository.unimus.ac.id
35
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Sedangkan menurut La Biondo – Wood dan Haber
(2002) hipotesis merupakan suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara
dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
penelitian Nursalam (2015). Hipotesis dalam penelitian ini antara lain :
Ha : Ada pengaruh PROLANIS terhadap gula darah sewaktu pada penderita
hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang.
http://repository.unimus.ac.id