BAHASA INDONESIA
KARYA ILMIAH
OLEH:
NO. BP 1411412005
Ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam menyusun karya ilmiah adalah sebagai
berikut5 :
1. Bahasa dalam karya ilmiah bersifat formal dan objektif. Gagasan yang
disampaikan didasarkan atas fakta dan tidak berpihak pada siapa pun.
2. Bahasa dalam karya ilmiah termasuk ragam bahasa baku.
3. Bahasa dalam karya ilmiah bukan suatu dialek.
4. Komunikasi gagasan dalam karya tulis ilmiah harus secara lengkap, jelas,
ringkas, meyakinkan, dan tepat.
5. Dalam karya tulis ilmiah dihindari bahasa yang usang, kolot, dan basi.
6. Dalam karya tulis ilmiah dihindari kata-kata yang mubazir.
7. Dalam karya tulis ilmiah dihindari kalimat yang bermakna ganda dan
ambigu.
8. Dalam karya tulis ilmiah lazim digunakan ragam pasif karena dalam
ragam pasif, peristiwa lebih diutamakan daripada pelaku perbuatan.
Namun, kalimat pasif umumnya kurang tegas dan lebih panjang, jadi tidak
seluruh karangan harus ditulis dalam ragam pasif.
9. Kalimat-kalimat dalam karya tulis ilmiah panjangnya sedang.
10. Karya tulis ilmiah lazim menggunakan gambar, diagram, tabel, dan
analisis ilmu pasti.
11. Tanda baca, lambang ilmiah, singkatan, rujukan, jenis huruf (besar, kecil,
tegak, miring, tebal, tipis) dalam karya ilmiah sangat diperhatikan.
Ada lima ciri khas yang membedakan karya ilmiah dengan ragam tulisan
lainnya, seperti puisi atau novel, yakni accurate, brief, clear, ethical, dan logical
(disingkat dengan ABCEL).2
1. Akurat (accurate), dalam pengertian bahwa keterangan yang diberikan
didasarkan pada data faktual dan dapat diuji kebenarannya.
2. Ringkas (brief) atau tidak boleh bertele-tele. Bahasa dalam karya ilmiah
bersifat lugas atau denotatif serta mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang
berlaku, dan kata atau ungkapan bermakna ganda atau multi tafsir harus
dicegah dalam karya ilmiah.
3. Jelas dan tuntas (clear). Semua segi yang berkaitan dengan masalah
dipaparkan secara proporsional.
4. Etis (ethical), mencantuman sumber pendapat apabila dikutip dari sumber
lain dengan cara menyebutkan nama sumber data atau informasi secara
jujur.
5. Logis (logical), menggunakan cara berpikir analitik, deduktif atau induktif.
Dengan demikian, semua keterangan yang digunakan untuk mendukung
setiap ide yang dikemukakan mempunyai alasan yang masuk akal. Pada
saat melakukan analisis dan mengambil kesimpulan, penulis tidak
dipengaruhi oleh keperpihakan atau emosi.
Ada sepuluh jenis karya ilmiah berdasarkan bentuk dan fungsinya 1,2 :
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Makalah menyajikan masalah melalui proses berpikir deduktif atau induktif,
menggunakan bahasa yang lugas dan tegas, bentuk yang paling sederhana diantara
karya tulis ilmiah yang lain, biasanya disusun untuk melengkapi tugas-tugas ujian
mata kuliah tertentu atau untuk meberikan saran pemecahan tentang suatu
masalah secara ilmiah, dan tujuannya untuk diterbitkan dalam suatu majalah.
2. Kertas kerja, seperti halnya makalah, adalah karya tulis ilmiah yang
menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan
yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih serius daripada
analisis dalam makalah dan tujuannya untuk dipresentasikan dalam pertemuan
ilmiah seperti seminar atau lokakarya.
4. Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis
akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
Karya tulis akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih.
Dengan kata lain, tesis adalah karya tulis yang membahas suatu pernyataan atau
teori yang didukung oleh sejumlah argumen yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tesis ditulis untuk melengkapi ujian sarjana strata dua.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yag sahih dengan analisis yang
terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu pendidikan tinggi. Disertasi
berisi suatu temuan penulis sendiri berupa temuan orisinal dan ditulis untuk
memperoleh gelar doktor.
6. Esai atau karya tulis yang relatif pendek dan membahas suatu subyek (masalah)
dari sudut pandang pribadi penulisnya. Permasalahan yang disoroti dalam sebuah
esai biasanya dibatasi dan pada penggunaan “sudut pandang” penulis sebagai titik
tolak pembahasan membuat opini penulis berperan sentral dalam sebuah esai.
7. Artikel ilmiah, yaitu karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Dari segi sistematika
penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi artikel hasil penelitian
dan artikel non penelitian. Sehubungan dengan itu, semua laporan penelitian,
termasuk skripsi dan tesis, sangat potensial untuk ditulis ulang menjadi artikel
untuk diterbitkan dalam jurnal.
8. Kritik (bersal dari kata Yunani kritikos yang berarti `hakim‟), yaitu karya tulis
yang berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak
hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan
kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya.
9. Resensi atau karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau
penilaian sebuah buku. Resensi, yang juga dikenal dengan istilah timbangan buku
(book review) sering disampaikan kepada pembaca melalui surat kabar atau
majalah untuk memberi pertimbangan dan penilaian secara objektif, sehingga
masyarakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca atau tidak.
10. Laporan atau tulisan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang
dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran saran untuk
dilaksanakan, seperti laporan Praktik Pengalaman Lapangan dan Laporan
Praktikum. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.
2. Penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber,
mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih
matang.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan
menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, a\dan menganggapnya sebagai
karya orisinal milik pengarang asli.
1. Persiapan
a) Pemilihan topik/masalah
Topik/masalah adalah pokok pembicaraan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan topik adalah:
1.Topik yang dipilih harus berada disekitar penulis, baik pengalaman
maupun pengetahun penulis.
2.Topik yang dipilih harus topik yang menarik perhatian penulis.
3.Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan
terbatas.
4.Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objrktif.
5.Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
6.Topik yang dipilih harus memiliki suber acuan, memiliki bahasa
kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah
yang akan ditulis.
b) Pembatasan topik dan penetuan judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti, selanjutnya menguji sekali lagi
apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas atau masih terlalu
umum dan mengambang. Salah satu contoh membatasi topik/masalah
adalah dengan pembuatan bagan pembatasan topik.
c) Pembuatan kerangka karangan
Kerangka karangan disebut juga ragangan (outline). Penyusunan ragangan,
pada prinsipnya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta,
yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang
berpautan. Sebelum menentukan kerangka karangan, tentukan terlebih
dahulu judul-judul bab dan judul anak bab. Setelah ragangan ditentukan,
langkah berikutnya membuat rencana daftar isi karya ilmiah. Untuk
membuat daftar isi yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu bab
dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
bab pendahuluan. Bab pendahuluan terdiri atas latar belakang dan
masalah, ruang lingkup, anggapan dasar, hipotesis, kerangka teori,
populasi dan sampel, serta metode dan teknik. Kemudian, pada bagian
akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka,
dan lampiran.
d) Bagan ragangan versi lain
Bagan yang menggunakan angka Romawi dan angka Arab. Jika
menggunakan konsep angka Romawi, unsur ke bawahnya huruf besar,
seperti A, B, dst. Di bawahnya digunakan angka Arab, seperti 1, 2, 3, dst.
Dibawahnya lagi huruf keci, seperti a, b, c, dst.
2. Pengumpulan Data
4. Pemeriksaan/Penyuntingan
Sebelum mengetik konsep, penulis memeriksa dahulu apakah ada bagian yang
tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan
yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang
pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi
karya ilmiah dan cara penyajian karya ilmiah, termasuk penyuntingan bahasa yang
digunakan.
5. Pengetikan/Penyajian
Ada delapan tahapan menulis karya ilmiah yang diusulkan Gardner dan Johnson
(1997)2:
Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian pokok,
yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Selain ketiga unsur inti ini, terdapat unsur-
unsur lain halaman judul, prakata, judul, daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi,
dan lampiran, keberadaannya sangat tergantung pada keformalan tulisan. Semakin
tinggi tingkat keformalan sebuah karya ilmiah, semakin lengkap pula unsur-unsur
lain tersebut digunakan. Skripsi dan tesis, misalnya, sebagai karya ilmiah yang
sangat formal, harus menyertakan seluruh unsur tersebut.2
1.Pendahuluan
Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik yang hendak disajikan.
Aspek-aspek yang biasanya disertakan pada bagian mencakup:
a) Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis biasanya menguraikan latar belakang
ketertarikannya membahas obyek yang menjadi inti penulisan. Namun,
yang menjadi inti bagian ini adalah topik atau pokok permasalahan yang
akan dipaparkan. Aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini
ialah tinjauan pustaka. Penulis perlu menyertakan beberapa penelitian
yang relevan dengan topik yang digumuli. Hal ini dilakukan untuk
memperjelas pembaca bahwa pembahasan yang dilakukan bukan
mengulangi berbagai tulisan lainnya.
b) Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit
mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar
belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan
secara eksplisit. Meskipun demikian, masalah yang hendak dibahas atau
diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan
tidak meluas kepada aspekaspek yang tidak relevan. Selain itu,
pembatasan masalah juga akan menjaga efektivitas penulisan.
c) Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat
mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun
masyarakat secara umum.
d) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Bagian ini menjelaskan bagimana data diperoleh dan teknik apa yang
digunakan untuk menganalisisnya
e) Landasan Teori
Setiap kajian ilmiah harus memiliki dasar teoritis yang kuat. Sehubungan
dengan itu, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang
akan mendukung upayanya mengkaji masalah dalam tulisan tersebut.
Biasanya, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah jika
karakteristik data yang diperoleh sudah dipahami.
2. Isi
Setelah bagian pendahuluan, penulisan dilanjutkan dengan memaparkan
informasi atau data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi biasanya tergantung
pada ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga
butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima,
mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisis berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada bagian pendahuluan.
3. Penutup
Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil
penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat
agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Salah satu
bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub bagian dari penutup
ialah saran.
4. Unsur –Unsur Lain
a) Abstrak
Abstrak disajikan pada awal karya ilmiah, sebelum kata pengantar. Pada
bagian ini tidak digunakan data atau angka sebagai fakta, melainkan uraian
abstrak tentang hasil penelitian atau kajian yang disajikan dalam tulisan.
Bagian abstrak dalam karya ilmiah mengungkapkan penelitian atau kajian
secara singkat dan abstrak sehingga pembaca akan dapat memahami ini
sari dari suatu karya ilmiah hanya dengan membaca bagian ini. Oleh
karena itu, didalam bagian abstrak diungkapkan latar belakang, teori
utama yang digunakan, metode penelitian atau kajianyang dipilih, proses
pengumpulan dan pengolahan data, pembahasan penelitian, serta hasil
akhir dari penelitian. Pengungkapan aspek-aspek tersebut dilakukan secara
singkat dan abstrak. Abstrak terdiri dari satu halaman dan ditulis dalam
satu spasi. Abstrak yang bagus hanya terdiri atas 300 kata serta pada karya
ilmiah tertentu sering disyaratkan bahwa bagian abstrsk harus disajikan
pula dalam bahasa inggris.
b) Judul
Judul tulisan ilmiah merupakan tema yang menggambarkan secara singkat
tentang masalah. Judul harus dirumuskan secara jelas, singkat, relevan
dengan isi tulisan. Dengan kata lain, judul harus mencerminkan dengan
tepat masalah yang dibahas dan provokatif atau mempunyai daya tarik
yang cukup kuat hingga merangsang pembaca untuk membaca. Selain itu,
judul juga perlu mencerminkan gambaran kegiatan ilmiah yang dilakukan,
di mana variabel-variabel kegiatan ilmiah dan hubungan antar-variabel
serta informasi lain tercantum secara eksplisit dalam judul
c) Prakata
Salah kaprah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak penulis yang
menggunakan kata pengantar daripada prakata. Padahal, kata pengantar
ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain.
Biasanya kata pengantar ditulis seseorang (bukan penulis) untuk memberi
kesaksian yang menguatkan bagi pembaca, bahwa karya yang disajikan
penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Sebaliknya, prakata
merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya tersebut. Pada
bagian prakata, penulis biasanya memberi gambaran singkat mengenai
karya tulis yang digarapnya. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi
yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah
pada pendahuluan.
d) Daftar Pustaka (Bibliografi)
Setelah bagian penutup, karya tulis diakhiri dengan daftar pustaka atau
bibliografi. Bagian ini termasuk bagian yang penting karena sebuah karya
ilmiah biasanya menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada
batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Tata cara
penulisan bibliografi pun harus diperhatikan. Secara umum, sumber
referensi yang berasal dari buku dituliskan dengan majalah dan surat
kabar. Khusus untuk sumber referensi dari internet, tata cara penulisannya
sebagai bibliografi diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel.
Mengingat bahwa tata cara penulisan bibliografi yang berlaku cukup
beragam, penulis sebaiknya mencermati sistem apa yang digunakan
lembaga atau jurnal atau media yang akan menerbitkan tulisan tersebut.
Sumber :
3. Winarto, Y.T., T. Suhardiyanto, dan E.M. Choesin. 2016. Karya Tulis Ilmiah
Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.