Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Esensi dari setiap bisnis adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
meyediakan barang ataupun jasa. Oleh karena itu, kita sering mendengar adanya
pengelompokan perusahaan atau industri menjadi industri Manufaktur dan
Industri Jasa. Pada perusahaan manufaktur, kegiatan produksinya dapat terlihat
dengan jelas yaitu berbentuk barang yang berwujud seperti Mobil, Ponsel, TV,
Kipas angin, Komputer, Kursi, Meja, makanan ataupun minuman. Sedangkan
pada perusahaan Jasa tidak menghasilkan produk atau barang secara fisik dan
kegiatan produksinya juga tidak terlihat dengan jelas. Contoh perusahaan-
perusahaan jasa seperti layanan laundry, layanan perbankan, layanan asuransi,
perusahaan Transportasi ataupun perusahaan bantuan hukum.
Untuk mengoperasikan perusahaan-perusahaan Manufaktur maupun Jasa
tersebut, diperlukan ilmu pengetahuan tentang bagaimana mengolah sumber daya
(input) menjadi hasil (Output) yang berupa barang maupun jasa yang dibutuhkan
oleh konsumen (pelanggan). Ilmu pengetahuan tersebut pada umumnya disebut
dengan Ilmu Manajemen produksi. Produksi adalah suatu proses penciptaan
barang dan jasa. Sedangkan Operasi memiliki arti yang lebih luas dari produksi,
yaitu meliputi kegiatan produksi, administrasi, perdagangan, perbankan dan
kegiatan jasa lainnya. Namun produksi dan operasi sama-sama memberikan nilai
tambah (added value).
Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan Manajemen produksi adalah
serangkaian kegiatan yang mengolah faktor-faktor produksi untuk memberikan
nilai tambah bagi barang atau jasa melalui proses transformasi atau perubahan
bentuk.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari manajemen?


2. Apa pengertian dari produksi?

1
3. Apa pengertian manajemen produksi?
4. Bagaimana pengendalian produksi?

1.3 Tujuan

1 Mengetahui pengertian dari manajemen?


2 Mengetahui pengertian dari produksi?
3 Mengetahui pengertian manajemen produksi?
4 Mengetahui bagaimana pengendalian produksi?

1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana manajemen produksi.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Manajemen

Secara umum, pengertian manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu


dan pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan. Bisa juga
diartikan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis
agar dapat memahami mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar
dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain maupun golongan
tertentu dan masyarakat luas.
Secara etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk
melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang
mengajarkan proses mendapatkan tujuan dalam organisasi, sebagai usaha bersama
dengan beberapa orang dalam organisasi tersebut. Sehingga, ada orang yang
merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen yang disebut dengan
manajer.

Fungsi Manajemen

Pada dasarnya, fungsi manajemen dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Perencanaan (planning)

Pernecanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

2. Pengorganisasian (organizing)

3
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang
harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan
harus diambil.

3. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota


kelompok berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.

2.2 Pengertian Produksi

Menurut definisinya, pengertian produksi dapat dipahami sebagai suatu


kegiatan ekonomi untuk menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang
atau jasa. Sedangkan orang atau badan usahayang melakukan kegiatan
produksi disebut dengan produsen.

Ternyata hasil dari kegiatan produksi tidak hanya berupa barang saja lho,
bisa juga berupa jasa seperti dokter, bengkel, guru, dan lain-lain. Proses
produksi dapat dikatakan berjalan secara efisien, jika proses produksi
mampu menghasilkan output tertentu dengan input minimum atau dengan kata
lain dapat menghasilkan output maksimum dengan input tertentu.

Kegiatan produksi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,


mencari keuntungan bagi produsen dan kepuasan bagi konsumen, serta
mempertahankan kelangsungan hidup. Tentunya dalam mencapai tujuan itu
kegiatan produksi membutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
produk baik barang atau jasa seperi sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan
kewirausahaan.

4
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia
terhadap hasil-hasil produksi ternyata juga terus bertambah, baik secara kuantitas
maupun kualitasnya. Maka dari itu, peningkatan mutu dan jumlah produksi harus
selalu ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi, yaitu sebagai berikut:

1. Intensifikasi

Intensifikasi adalah upaya untuk meningkatkan hasil produksi dengan


cara memperbaiki metode kerja dan meningkatkan produktivitas faktor produksi.
Contohnya dalam bidang pertanian, untuk meningkatkan hasil produksi dapat
dilakukan dengan pemilihan bibit unggul, penggunaan pupuk yang tepat,
pemberantasan hama, pengairan yang cukup, menggunakan mesin-mesin
pertanian serta penggunaan teknologi.

2. Ekstensifikasi

Ekstensifikasi yaitu upaya untuk meningkatkan hasil produksi dengan


cara menambah faktor-faktor produksi. Contohnya dalam bidang industri tekstil,
dilakukan upaya penambahan tenaga kerja, penambahan bahan baku atau
penggantian mesin-mesin produksi dengan mesin yang lebih mutakhir.

3. Diversifikasi

Diversifikasi yaitu upaya untuk meningkatkan hasil produksi dengan


cara mengembangkan atau menambah keanekaragaman jenis hasil produksi.
Contohnya dalam bidang industri minuman, dengan menambah varian rasa
menjadi lima rasa sehingga terdapat lima pilihan bagi konsumen untuk
menikmatinya.

4. Rasionalisasi

Rasionalisasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan hasil produksi dengan


cara menerapkan sistem manajemen yang lebih efektif dengan penguasaan ilmu

5
pengetahuan dan teknologi. Contohnya untuk menghemat tenaga manusia,
digunakanlah mesin-mesin baru yang mutahir.

2.3 Manajemen Produksi

Manajemen Produksi dan Operasi berkaitan dengan konversi Input


menjadi Output yaitu menggunakan Sumber daya (Input) secara efisien dan
efektif untuk mendapatkan barang ataupun jasa yang bermanfaat dan dibutuhkan
oleh pelanggan (Output). Dalam proses konversi tersebut, memerlukan berbagai
kegiatan yang merupakan ruang lingkup kerja dari Manajemen Produksi dan
Operasi. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam Manajemen
Produksi dan Operasi.

 Facility Location (Lokasi Fasilitas), yaitu kegiatan dalam memilih lokasi


yang tepat untuk produksi.
 Plant Layout and Material Handling (Tata Letak Pabrik dan Penanganan
Material), yaitu merencanakan dan memutuskan tata letak atau konfigurasi
peralatan, mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan
produksi. Persiapan Layout juga harus memperhatikan cara penanganan
material sehingga dapat menghindari pemborosan dalam transportasi
material.
 Product Design (Perancangan Produk), yaitu perancangan produk yang
juga harus memperhatikan kemudahan dan efisiensi dalam berproduksi.
 Process Design (Perancangan Proses), yaitu perancangan dan penentuan
proses produksi dengan efisien.
 Production and Planning Control, yaitu perencanaan produksi beserta
aspek-aspeknya seperti jadwal produksi, tempat produksi dan jumlah yang
akan diproduksi.
 Quality Control (Pengendalian Kualitas), yaitu pengawasan dan
pengendalian kualitas agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan
standar dan spesifikasi yang ditentukan.
 Material Management (Manajemen Material), yaitu Manajemen
pengelolaan persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.

6
 Maintenance Management (Manajemen Perawatan), Merumuskan dan
melaksanakan perawatan terhadap semua fasilitas produksi seperti gedung,
perlengkapan, peralatan dan mesin produksi serta memastikan fasilitas-
fasilitas produksi tersebut bekerja dengan optimal

Produksi merupakan salah satu bagian terpenting dari perusahaan


manufakturing yang berkaitan dengan transformasi berbagai Input menjadi Output
(Produk) sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan. Sedangkan yang
dimaksud dengan proses produksi adalah serangkaian langkah-langkah yang
digunakan untuk mengtransformasi Input menjadi Output tersebut.
Baca juga : Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi beserta ruang
lingkupnya.
Dalam proses produksi, dibutuhkan dua sumber daya utama yaitu sumber
daya transformasi dan sumber daya yang ditransformasikan. Sumber daya
transformasi diantaranya seperti Tenaga Kerja, Mesin produksi, peralatan kerja
dan gedung/bangunan. Sedangkan sumber daya yang ditransformasikan adalah
bahan-bahan baku, bahan-bahan pendukung dan komponen-komponen yang akan
akan diubah menjadi produk akhir (produk jadi).
Ketika ingin memulai produksi, pihak manajemen perusahaan
manufakturing harus merencanakan dan memilih jenis aliran proses produksi yang
akan digunakan tergantung pada kebutuhan modal, fasilitas produksi, teknologi,
tenaga kerja, bahan mentah dan sistem informasi yang tersedia serta permintaan
pelanggan terhadap jumlah dan bentuk produk yang akan di produksi tersebut.
Setiap jenis aliran proses produksi memiliki kelebihan dan kelemahannya
sehingga pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkannya sesuai
dengan kondisi perusahaan agar dapat memaksimalkan profit.
Pada dasarnya, aliran proses produksi dapat dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu Job Shop, Flow Shop dan Project. Namun ketiga jenis tersebut kemudian
dikembangkan dan dimodifikasikan sehingga terdapat lagi jenis aliran proses
produksi yang dikenal dengan Batch dan Continous. Berikut dibawah ini adalah
pembahasan singkat mengenai aliran proses produksi Job shop, flow shop,
project, batch dan continous.

7
1. Job Shop Production

Job Shop adalah jenis aliran proses produksi yang digunakan untuk
produk-produk dengan jumlah produksi yang sedikit tetapi banyak model atau
variannya. Produk-produk “custom-made” yang harus mengikuti desain unik dan
spesifikasi khusus dari pelanggan dengan waktu dan biaya yang ditentukan
biasanya menggunakan jenis aliran proses produksi ini. Tujuan dari Job Shop
production ini adalah untuk memenuhi kebutuhan khusus pelanggan. Pada
umumnya, proses produksi dengan Job Shop ini tidak menggunakan Jalur
Produksi (Production Line) khusus untuk mengerjakannya.

Karakteristik dari proses produksi Job Shop Production adalah sebagai berikut :

 Memiliki ragam produk atau Varian yang banyak dan rendah volume
produksi.
 Menggunakan fasilitas dan mesin-mesin umum (general).
 Tenaga kerja yang sangat terampil dan yang dapat menerima tantangan
pekerjaan atas keunikan produk yang dikerjakannya.
 Memerlukan Persediaan bahan dan peralatan yang banyak.
 Memerlukan perencanaan yang sangat terperinci terhadap setiap
permintaan dan kebutuhan.
Contoh produk-produk yang menggunakan Job Shop Production diantaranya
seperti Percetakan yang menerima desain poster-poster tertentu dengan jumlah
yang terbatas, pabrik fabrikasi yang menerima pesanan pembuatan peralatan
dengan desain khusus, pabrik pakaian yang membuat seragam dengan desain dan
jumlah yang ditentukan.

2. Flow Shop Production (Mass Production)

Flow Shop Production adalah jenis proses produksi yang digunakan untuk
produk-produk yang dirakit atau diproduksi dalam jumlah banyak dan berturut-

8
turut (continuous). Sistem produksi Flow Shop ini menggunakan jalur produksi
(production line) untuk memproduksi produk-produknya. Semua produk
diproduksi dengan standar dan proses yang sama. Flow Shop Production ini
sering disebut juga dengan Mass Production atau Produksi Massal.

Karakteristik dari Flow Shop production adalah sebagai berikut ini :

 Memiliki Standarisasi Produk dan urutan proses.


 Menggunakan Mesin dan peralatan kerja khusus yang memiliki kapasitas
produksi dan tingkat output yang lebih tinggi.
 Volume produksi yang tinggi.
 Siklus produksi yang lebih pendek.
 Perencanaan dan Pengendalian produksi lebih mudah dilakukan.
 Penanganan material dapat dilakukan secara otomatis.
 Persediaan material dapat lebih cepat untuk dikonversikan menjadi
penjualan (sales).
Contoh produk-produk yang menggunakan Flow shop production diantaranya
seperti pada produksi pakaian jadi ataupun pada produk elektronik komersil
(Televisi, Smartphone, DVD Player, Laptop).

3. Project (Proyek)

Project (Proyek) merupakan sistem produksi yang biasanya diaplikasikan


pada produk-produk yang agak rumit dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya.
Fungsi-fungsi pada organisasi seperti perencanaan, pembelian, desain, produksi
dan pemasaran harus diintegrasikan dengan baik sesuai dengan urutan tahap dan
waktu penyelesaian sehingga proyek yang bersangkutan dapat diselesaikan tepat
pada waktunya dengan biaya produksi yang telah ditetapkan. Sistem produksi
Project (Proyek) juga memiliki urutan-urutan operasi untuk menunjang
pencapaian target proyek akhir.
Karakteristik dari sistem produksi Project ini adalah memiliki fleksibilitas
yang tinggi namun volume produksinya sangat rendah. Biasanya unit/produk yang

9
diproduksi tersebut diletakan di tempat yang tetap (tidak berpindah-pindah) dan
semua sumber daya yang diperlukan akan dibawa ke tempat tersebut.

Contoh produksi yang menggunakan sistem produksi Project diantaranya


seperti produksi Kapal, pesawat terbang, bangunan Jembatan, gedung dan Mesin-
mesin besar.

4. Batch Production

Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive


production (produksi berulang) yang berada diantara sistem produksi Job Shop
dan Flow Shop. Standarisasi produk pada Batch Production lebih baik dan
Volume produksi lebih tinggi jika dibandingkan dengan Job shop namun volume
lebih rendah dan tidak selalu terstandarisasi seperti flow shop (mass production).
Metode produksinya mirip dengan proses produksi dengan sistem Job Shop,
perbedaannya terletak pada jumlah atau volume yang akan diproduksinya yang
lebih banyak dan berulang-ulang.

Dibawah ini merupakan Karakteristik dari Batch Production :

 Waktu produksi lebih pendek.


 Tempat dan Mesin lebih fleksibel.
 Tempat dan Mesin diatur untuk memproduksi produk dalam bentuk batch
dan diubah lagi pengaturannya untuk batch yang berikutnya.
 Waktu dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan Job Shop.

5. Continuous Production

Continuous Production adalah sistem produksi yang proses produksinya


berkesinambungan (continuously) terus menerus dan berulang-ulang. Fasilitas
Produksi disusun sesuai dengan urutan operasi dari proses pertamanya hingga

10
menjadi produk jadi dengan aliran material yang konstan. Jalur produksi
(production line) biasanya dialokasikan hanya untuk satu jenis produk saja.

Karakteristik Continuous Production adalah sebagai berikut ini :

 Semua Tempat/Pabrik atau Mesin/peralatan kerja didedikasikan khusus


untuk satu jenis produk (tidak memiliki fleksibilitas sama sekali).
 Material ditangani secara otomatis.
 Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan.
 Perencanaan dan Pengendalian dilakukan secara rutin.
 Biaya per unit yang rendah karena volume produksi yang tinggi.

Contoh sistem produksi dengan proses Continuous Production adalah seperti


industri penyulingan minyak dan produk-produk pertambangan lainnya.

2.4 Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang


dignakan oleh majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur, mengkoordinir,
dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja)
kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang
seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.
Pengendalian produksi yang dilaksnakan pada perusahaan yang satu
dengan yang perusahaan yang lain akan berbeda-beda terghantung pada sistem
kebijaksanaan perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat
dilakaukan:

 Order Control: Perusahaaanyang beroperasi berdasarkan pesanan dari


konsumen sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantunmg pada
pesanan tsb.
 Follow Control: Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk
standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan
dalam jumlah besar.

11
Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus material
apakah suda sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana
transportasi dari pabrik proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat
penyimpanan.

Tahap dalam pengendalian produksi (fungsinya)

1 Production forecasting
Production porecasting adalah peramalan produksi untuk mengetahui jumlah
dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa yang akan datang,sehingga kalau
terjadi penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian produksi dimas ayang
akan datang.
Dengan melaksanakan peramalan produksi, perusahaan dapat menyusun
anggaran operasionalnya untuk pedoman kerja, penggunaan kapasitas produksi
seoptimal mungkin, menstabilkan kesempatan kerja karena erdapanya kestabilan
dan kepastian jumlah produksi dimasa yang akan datang.

2 Routing
Routing adalah kegiatan untuk menetukan urutan-urutan proses dan
penggunaan alat produksinya dari bahan mentah smapi menjadi produk akhir,
sehingga sebelum produksi dimulai maslah sudah tercantum pada rout sheet.

3 Schedulling.
Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses produksi sebagai
satu kesatuan dari awal proses samapai selesai proses produksi . Scehedulling ini
dlaksanakan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap
pemrosesan sesuai dengan urutan- urutan routenya. Oleh kaena itu untuk
membantu keberhasilan tahap ini lebih baik melakukan “time and mention study”
sehingga dapat ditentukan stanndar hasil kerjanya.

4 Dipatching

12
Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perin tah untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang dibuat.

5 Follow up
Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya
penundaan/keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya pelaksaan kerja.

Pengendalian persediaan dan kualitas

1 Pengendalian persediaan bahan baku


Bahan baku merupakan salah satu faktor pembentuk terjadinya barang jadi
sehhingga segala sesuatu yang menyangkut bahan baku harus benar-benar
diperhatikan. Masalah tersebut diantaranya:
- Bagaimana jumlah bahan baku yang tersedia tidak kurang karena akan
mengganggu jalannya proses produksi.
- Bagaiman bahan baku agar jangan terlalu berlebihan karena merupakan
pemborosan kalau terlalu lama.
- Bagaiman agar biaya ekstra yang digunakan untuk memesan bahan baku yang
kurang (karena mengejar target jumlah produksi dan kapasitas mesin yang
terpakai) tidak terlalu merugikan dan sebagainya.
Dengan adanya pengendalian bahan baku maka perusahaan akan berusaha untuk
menyediakan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi sedemikian rupa
agar berjalan dengan lancar tanpa terjadi kekuarangan persediaan atau kelebihan
persediaan.
Ada suatu cara untuk menentukan berapa sebenarnya jumlah bahan baku
yang perlu disediakan perusahaan dengan biaya yang paling minimun (dalam arti
paling menguntungkan perusahaan). Caranya adalah dengan menggunakan analisa
EOQ (Economical Order Quantity). Dengan kata lain perusahaan perusahaan kan
mempunyai persediaan yang paling menguntungkan jikamelakukan pemesanan
yang ekonomis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi EOQ adalah sebagai berikut:

13
- Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun (B)
- Biaya pemesanan (BP)
- Biaya penyimpanan (BS)
- Harga bahan baku (H)

2 Pengendalian kualiatas (Quality Control)


Pengendalian kualitas merupakan suatu proses untuk menentukan barang-
barang yang rusak dan diusahan untuk dikurangi serta mempertahankan barang-
barang yang sudah baik kemudian mengontrol agar hasil produksi di waktu yang
akan datang tidak lagi mengalami penurunan kualitas atau kerusakan.
Untuk menentukan apakah barang tersebut rusak atau lebih baik mutunya,
perusahaan biasanya menetukan produk standar. Dengan demikian pengendalian
kualitas itu dilakuakan sejak awal proses. Barang dalam proses sampai barang jadi
sehingga sejak awal perusahaan dapat menelusuri pada tahap proses yang mana
yang menyebabkan terjadinya kerusakan barang. Jika pengendalian proses baik
maka perusahaan akan beruntung karena mempunyai andil dalam meminimunkan
biaya proses produksi sebagai berikut:
- Menentukan standar kualitas baik dalam hal ukuran, daya tahan, warna,
bentuk, harga dsb dengan memakai peralatan yang standar.
- Mencari pemeriksa atau controler yang mempunyai kecakapan yang
dibutuhkan baik mengenai pemakaian peralatan maupun pemeliharaannya.
- Tujuan pengendalian kualaitas adalah untuk meminimunkan biaya proses
produksi sehingga dananya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih
produktif.

Pengendaian Biaya dan Pemeliharaan


a. Pengendalian biaya produksi
Pengendalian biaya produksi dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya
volume penjualan yang menghasilkan keuntungan, kerugian atau hanya cukup
untuk menutup biaya total yang telah dikeluarkan perusahaan.
Dengan meneliti lebih cermat biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan dalam
proses produksi maka dapat dianalisa beberapa volume penjualan yang terjual

14
diperusahaan tersebut beserta pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan
tersebut.
Cara yang digunakan untuk menganalisis seluruh biaya yang diperlukan
dan berapa pendapatan yang diterima perusahaan beserta hasilkeuntungan yang
diperoleh perusahaan dapat dipakai rumus sebagai berikut:

FC
BEP = --------------------
P -V
Dimana:
BEP (Q) :jumlah unit yang duhasilkan (hasil yang didapatkan
perusahaan hanya cukup untuk menutup biaya
keseluruhan)
FC : Biaya tetap (Fixec Cost)
V : Variabel Cost (biaya variabel)

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
jumlah barang yang diproduksikan dan dpat berubah persatuan dalam batas range
tertentu. Contoh: gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan gedung, depresiasi, bunga,
sewa dll
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung oleh jumlah
barang yang diproduksi perusahaan, secara keseluruhan jumlah totalnya berubah
tetapi per satuan unitnya tetap. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
lansung, biaya bahan penolong dsb.
Keadaan Break Even Point (BEP) dapat digambarkan sebagai berikut:

b. Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi


Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi dilakukan dalam rangka
mempertahankan tingkat produktivitas mesin dan peralatan lainnya. Untuk
menunjang kegiatan ini perlu disusun jadwal rutin mengenai saat pemeliharaan
sesuai dengan kemampuan tenaga kerja bagian servis tetapi jangan smpai baru
diperiksa kalau sudah mengalami keruskan berat. Jadi pemeliharaan ini

15
merupakan usaha pencegahan (pretentif), jangan smapai suatu mesin sudah rusak
berat pada saat dilakukan pem,periksaan.
Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi membutuhkan dana yang
besar karena biasanya menyangkut mesin dan peralatan operasi kegiatan
perusahaan dimana dana yang diinvestasikan tersebut berjumlah besar dan jangkla
waktu pengembaliannya relatif lama.
Kapan suatu mesin perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, ini
biasaya tergantu pada kerusakannya dan hasil kualitas produksi yang
diproduksinya apakah mempunyai standar kualitas yang sama atau tidak serta
bagaiman dilihat dari sudut untung ruginya (secara ekonomis) apakah lebih
menguntungkan diperbaiki sja atau diganti mesin/peralatan yang baru.
Jadi kegiatan perusahaan ini sangat tergantung pada pertimbanga-pertimbangan:
- Dana yang tersedia pada perusahaan.
- Kebijaksanaan yang diambil perusahaan
- Standar kualitas pproduk
- Kemampuan tenaga kerja bagian servis, dsb

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen Produksi berkaitan dengan konversi Input menjadi Output
yaitu menggunakan Sumber daya (Input) secara efisien dan efektif untuk
mendapatkan barang ataupun jasa yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh
pelanggan (Output). Dalam proses konversi tersebut, memerlukan berbagai
kegiatan yang merupakan ruang lingkup kerja dari Manajemen Produksi dan
Operasi. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam Manajemen
Produksi dan Operasi.

3.2 Saran
Pembaca harus lebih menggali lebih dalam lagi mengenai manajemen
produksi untuk menambah informasi dan dapat menerapkannya pada saat bekerja
nanti.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alfiahimsya. 2014. Pengendalian Produksi.


http://d3manajemen.blogspot.com/2011/12/pengendalian-produksi.html.
(Diakses pada tanggal 27 Agustus 2018)

Aulia Annaisabiru E. 2018. Pengertian Produksi dan Prosesnya.


https://blog.ruangguru.com/pengertian-produksi-dan-prosesnya. (Diakses
pada tanggal 27 Agustus 2018)

Budi Kho. 2017. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi beserta Ruang
Lingkupnya. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-
produksi-dan-operasi-ruang-lingkupnya/. (Diakses pada tanggal 27 Agustus
2018)

Dina Amalia. 2017. Pengertian, Fungsi, dan Unsur-Unsur Manajemen.


https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-fungsi-dan-unsur-unsur-
manajemen. (Diakses pada tanggal 27 Agustus 2018)

18

Anda mungkin juga menyukai