PENDAHULUAN
1
3. Apa pengertian manajemen produksi?
4. Bagaimana pengendalian produksi?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana manajemen produksi.
2
BAB II
ISI
Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (planning)
Pernecanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing)
3
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang
harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan
harus diambil.
3. Pengarahan (directing)
Ternyata hasil dari kegiatan produksi tidak hanya berupa barang saja lho,
bisa juga berupa jasa seperti dokter, bengkel, guru, dan lain-lain. Proses
produksi dapat dikatakan berjalan secara efisien, jika proses produksi
mampu menghasilkan output tertentu dengan input minimum atau dengan kata
lain dapat menghasilkan output maksimum dengan input tertentu.
4
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia
terhadap hasil-hasil produksi ternyata juga terus bertambah, baik secara kuantitas
maupun kualitasnya. Maka dari itu, peningkatan mutu dan jumlah produksi harus
selalu ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi, yaitu sebagai berikut:
1. Intensifikasi
2. Ekstensifikasi
3. Diversifikasi
4. Rasionalisasi
5
pengetahuan dan teknologi. Contohnya untuk menghemat tenaga manusia,
digunakanlah mesin-mesin baru yang mutahir.
6
Maintenance Management (Manajemen Perawatan), Merumuskan dan
melaksanakan perawatan terhadap semua fasilitas produksi seperti gedung,
perlengkapan, peralatan dan mesin produksi serta memastikan fasilitas-
fasilitas produksi tersebut bekerja dengan optimal
7
1. Job Shop Production
Job Shop adalah jenis aliran proses produksi yang digunakan untuk
produk-produk dengan jumlah produksi yang sedikit tetapi banyak model atau
variannya. Produk-produk “custom-made” yang harus mengikuti desain unik dan
spesifikasi khusus dari pelanggan dengan waktu dan biaya yang ditentukan
biasanya menggunakan jenis aliran proses produksi ini. Tujuan dari Job Shop
production ini adalah untuk memenuhi kebutuhan khusus pelanggan. Pada
umumnya, proses produksi dengan Job Shop ini tidak menggunakan Jalur
Produksi (Production Line) khusus untuk mengerjakannya.
Karakteristik dari proses produksi Job Shop Production adalah sebagai berikut :
Memiliki ragam produk atau Varian yang banyak dan rendah volume
produksi.
Menggunakan fasilitas dan mesin-mesin umum (general).
Tenaga kerja yang sangat terampil dan yang dapat menerima tantangan
pekerjaan atas keunikan produk yang dikerjakannya.
Memerlukan Persediaan bahan dan peralatan yang banyak.
Memerlukan perencanaan yang sangat terperinci terhadap setiap
permintaan dan kebutuhan.
Contoh produk-produk yang menggunakan Job Shop Production diantaranya
seperti Percetakan yang menerima desain poster-poster tertentu dengan jumlah
yang terbatas, pabrik fabrikasi yang menerima pesanan pembuatan peralatan
dengan desain khusus, pabrik pakaian yang membuat seragam dengan desain dan
jumlah yang ditentukan.
Flow Shop Production adalah jenis proses produksi yang digunakan untuk
produk-produk yang dirakit atau diproduksi dalam jumlah banyak dan berturut-
8
turut (continuous). Sistem produksi Flow Shop ini menggunakan jalur produksi
(production line) untuk memproduksi produk-produknya. Semua produk
diproduksi dengan standar dan proses yang sama. Flow Shop Production ini
sering disebut juga dengan Mass Production atau Produksi Massal.
3. Project (Proyek)
9
diproduksi tersebut diletakan di tempat yang tetap (tidak berpindah-pindah) dan
semua sumber daya yang diperlukan akan dibawa ke tempat tersebut.
4. Batch Production
5. Continuous Production
10
menjadi produk jadi dengan aliran material yang konstan. Jalur produksi
(production line) biasanya dialokasikan hanya untuk satu jenis produk saja.
11
Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus material
apakah suda sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana
transportasi dari pabrik proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat
penyimpanan.
1 Production forecasting
Production porecasting adalah peramalan produksi untuk mengetahui jumlah
dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa yang akan datang,sehingga kalau
terjadi penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian produksi dimas ayang
akan datang.
Dengan melaksanakan peramalan produksi, perusahaan dapat menyusun
anggaran operasionalnya untuk pedoman kerja, penggunaan kapasitas produksi
seoptimal mungkin, menstabilkan kesempatan kerja karena erdapanya kestabilan
dan kepastian jumlah produksi dimasa yang akan datang.
2 Routing
Routing adalah kegiatan untuk menetukan urutan-urutan proses dan
penggunaan alat produksinya dari bahan mentah smapi menjadi produk akhir,
sehingga sebelum produksi dimulai maslah sudah tercantum pada rout sheet.
3 Schedulling.
Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses produksi sebagai
satu kesatuan dari awal proses samapai selesai proses produksi . Scehedulling ini
dlaksanakan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap
pemrosesan sesuai dengan urutan- urutan routenya. Oleh kaena itu untuk
membantu keberhasilan tahap ini lebih baik melakukan “time and mention study”
sehingga dapat ditentukan stanndar hasil kerjanya.
4 Dipatching
12
Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perin tah untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang dibuat.
5 Follow up
Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya
penundaan/keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya pelaksaan kerja.
13
- Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun (B)
- Biaya pemesanan (BP)
- Biaya penyimpanan (BS)
- Harga bahan baku (H)
14
diperusahaan tersebut beserta pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan
tersebut.
Cara yang digunakan untuk menganalisis seluruh biaya yang diperlukan
dan berapa pendapatan yang diterima perusahaan beserta hasilkeuntungan yang
diperoleh perusahaan dapat dipakai rumus sebagai berikut:
FC
BEP = --------------------
P -V
Dimana:
BEP (Q) :jumlah unit yang duhasilkan (hasil yang didapatkan
perusahaan hanya cukup untuk menutup biaya
keseluruhan)
FC : Biaya tetap (Fixec Cost)
V : Variabel Cost (biaya variabel)
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh
jumlah barang yang diproduksikan dan dpat berubah persatuan dalam batas range
tertentu. Contoh: gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan gedung, depresiasi, bunga,
sewa dll
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung oleh jumlah
barang yang diproduksi perusahaan, secara keseluruhan jumlah totalnya berubah
tetapi per satuan unitnya tetap. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
lansung, biaya bahan penolong dsb.
Keadaan Break Even Point (BEP) dapat digambarkan sebagai berikut:
15
merupakan usaha pencegahan (pretentif), jangan smapai suatu mesin sudah rusak
berat pada saat dilakukan pem,periksaan.
Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi membutuhkan dana yang
besar karena biasanya menyangkut mesin dan peralatan operasi kegiatan
perusahaan dimana dana yang diinvestasikan tersebut berjumlah besar dan jangkla
waktu pengembaliannya relatif lama.
Kapan suatu mesin perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, ini
biasaya tergantu pada kerusakannya dan hasil kualitas produksi yang
diproduksinya apakah mempunyai standar kualitas yang sama atau tidak serta
bagaiman dilihat dari sudut untung ruginya (secara ekonomis) apakah lebih
menguntungkan diperbaiki sja atau diganti mesin/peralatan yang baru.
Jadi kegiatan perusahaan ini sangat tergantung pada pertimbanga-pertimbangan:
- Dana yang tersedia pada perusahaan.
- Kebijaksanaan yang diambil perusahaan
- Standar kualitas pproduk
- Kemampuan tenaga kerja bagian servis, dsb
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Produksi berkaitan dengan konversi Input menjadi Output
yaitu menggunakan Sumber daya (Input) secara efisien dan efektif untuk
mendapatkan barang ataupun jasa yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh
pelanggan (Output). Dalam proses konversi tersebut, memerlukan berbagai
kegiatan yang merupakan ruang lingkup kerja dari Manajemen Produksi dan
Operasi. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam Manajemen
Produksi dan Operasi.
3.2 Saran
Pembaca harus lebih menggali lebih dalam lagi mengenai manajemen
produksi untuk menambah informasi dan dapat menerapkannya pada saat bekerja
nanti.
17
DAFTAR PUSTAKA
Budi Kho. 2017. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi beserta Ruang
Lingkupnya. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-
produksi-dan-operasi-ruang-lingkupnya/. (Diakses pada tanggal 27 Agustus
2018)
18