Anda di halaman 1dari 4

IV.

PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DARI HASIL ANALISIS

SWOT

A. Pembahasan Isu Strategis

Keberhasilan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dapat diukur

dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang dilihat dari rumah/ bangunan bebas

jentik, apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD

dapat dicegah atau dikurangi (Depkes RI, 2010: 2).

Jumlah kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas I Cilongok adalah

sebanyak 13 kasus pada tahun 2016. Dibandingkan dengan tahun 2015

didapatkan 5 kasus, tahun 2014 ditemukan 10 kasus, dan tahun 2013 ditemukan

17 kasus. Cakupan Pelayanan Pengendalian Verktor yaitu rumah/ bangunan

bebas jentik dilihat berdasarkan angka bebas jentik (ABJ) yang masih belum

tercapai, yaitu berkisar 47% dari terget 95%.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, dapat diketahui bahwa program

rumah/ bangunan bebas jentik belum berjalan secara baik di Puskesmas 1

Cilongok. Hal ini terlihat dari beberapa weakness mulai dari input, proses, dan

output. Kekuatan yang dimiliki Puskesmas dalam upaya meningkatkan rumah/

bangunan bebas jentik adalah terdapat alat untuk melihat adanya jentik nyamuk

dalam genangan air, Alat yang digunakan berupa senter yang dapat

mempermudah melihat adanya jentik- jentik di dalam air bak penampungan

yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat selain itu petugas

Puskesmas memiliki motivasi yang kuat untuk mendukung program Pelayanan


Pengendalian Verktor untuk meningkatkan rumah/ bangunan bebas jentik

untuk mencegah penularan DBD.

Selain itu, Kader desa dalam pemberantasan sarang nyamuk merangkap

sebagai kader jumantik, posyandu balita, lansia, prolanis serta kader desa

dalam program pemberantasan sarang nyamuk bersifat sukarela sehingga

dalam melaksanakan program kurang maksimal dan juga sistem pelaporan oleh

kader desa kurang sepenuhnya terdata dengan baik sehingga untuk kegiatan

monitoring lebih lanjut dari petugas puskesmas sulit dilakukan. Kegiatan

Penyelidikan Epidemiologi (PE) hanya dilakukan apabila pasien sudah

dinyatakan benar-benar positif terkena DBD.

Kelemahan lain yang menjadi penyebab tidak tercapainya target SPM

yaitu kurangnya penyuluhan kepada masyarakat yang menekankan pada

pentingnya melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah

penularan DBD dan dampak bahaya dari penyakit DBD.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam peningkatan rumah/ bangunan bebas jentik yang dilihat dari

angka bebas jentik (ABJ) ini membutuhkan peran serta masyarakat, maka

diperlukan strategi utama dan strategi alternatif untuk mengatasi masalah ini.

Strategi utama yang sangat tepat dilakukan adalah adalah pemberian

penyuluhan secara intensif dan berkesinambungan bagi masyarakat tentang

perilaku hidup bersih dan sehat khususnya dalam Pemberantasan sarang

nyamuk. Upaya tersebut dapat dilakukan oleh kader-kader kesehatan yang

sebelumnya sudah mendapat pelatihan dari pihak puskesmas. Penyuluhan juga


terutama dilakukan kepada keluarga dan lingkungan sekitar untuk

meningkatkan kesadaran tentang pentingnya rumah/ bangunan bebas jentik.

Diharapkan masyarakat sekitar ikut berperan aktif dalam kegiatan PSN secara

rutin berupa gerakan 3M dan 3M Plus dengan melibatkan warga pada seluruh

desa di kecamatan Cilongok.

Strategi alternatif yang mungkin dapat dilakukan adalah dapat dilakukan

upaya-upaya sebagai berikut:

1. monitoring aktif dan rutin dari petugas puskesmas dalam

pemberantasan sarang nyamuk (PSN),

2. penyuluhan yang sifatnya memberikan kesadaran kepada kader dan

masyarakat mengenai pentingnya pemberantasan sarang nyamuk

(PSN) untuk meningkatkan angka bebas jentik dalam mencegah

penularan penyakit DBD, sehingga partisipasi aktif dari masyarakat

yang dapat meningkatkan angka bebas jentik.

3. Pelaporan dari kader setiap desa mengenai angka bebas jentik juga

diperlukan untuk meninjau daerah mana yang perlu perhatian dalam

meningkatkan PSN guna meningkatkan angka bebas jentik dan

mencegah penularan DBD.

4. Membentuk kader jumantik khusus di setiap desa yang dapat secara

fokus mengawasi pemberantasan sarang nyamuk sehingga perhatian

kader tidak terpecah untuk mengawasi program lainnya. Kader ini


befungsi sebagai kepanjangan tangan pihak Puskesmas dalam

peningkatan rumah/ bangunan bebas jentik.

5. Puskesmas keliling setiap hari jumat dan sabtu dimana petygas

puskesmas, kader jumantik, dan masyarakat setiap desa bergotong

royong membersihkan rumah dari sampah dan menguras air yang

terdapat jentik-jentik nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai