Exchange Rate
Disusun Oleh :
Levina Kristiani Yusar 120110150038
Jessica Christie 120110150040
Dwi Lauran Lumbantoruan 120110150062
Tamara 120110150075
Yoseya 120110150095
Imelda Handayani 120110150107
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2017
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
2.1 Relasi antar Mata Uang.................................................................................................................... 4
2.2 Penyebab Perubahan pada Nilai Tukar.......................................................................................... 7
2.3 Dampak Fluktuasi Mata Uang......................................................................................................... 9
2.4 Currency Swap ................................................................................................................................. 10
BAB III....................................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal ataupun investasi dilakukan oleh investor baik di dalam maupun di luar negeri.
Investasi dan peminjaman yang dilakukan antar negara memiliki beberapa kendala, di
antaranya adalah perbedaan yang komplikasi antara nilai tukar mata uang antar negara.
Nilai tukar ditentukan oleh bermacam-macam aturan, baik nilai tukar maupun aturan itu
sendiri dapat berubah. Perubahan nilai tukar atau nilai kurs antar mata uang dapat
berpengaruh besar terhadap penjualan, biaya, laba dan kesejahteraan individu. Selain
komplikasi nilai tukar, masalah-masalah internasional khusus dan unik lainnya yang
muncul bersumber pada kesempatan dan resiko yang ada pada investasi dan peminjaman
di luar negeri. Oleh karena itu, sub bidang keuangan internasional berfokus pada masalah
yang dihadapi manajer saat nilai tukar berubah dan ketika mereka terlibat dalam investasi
atau pinjaman di luar negeri.
1.3 Tujuan
1. Bagaimana relasi antar mata uang?
2. Bagaimana penyebab perubahan pada nilai tukar?
3. Bagaimana dampak fluktuasi mata uang?
4. Bagaimana terjadinya currency swap?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Relasi antar Mata Uang
1. Pengertian Exchange rate
Exchange rate atau nilai tukar adalah harga mata uang satu negara dalam satuan mata uang
lainnya yang biasa disebut dengan reference currency. Definisi lain nya, Nilai tukar (atau
dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang
terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing
negara atau wilayah. Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran
jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat
dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang").
Exchange rate dapat diperdagangkan dengan dua cara, yaitu dengan nilai sekarang (spot
rate); transaksi yang dilakukan segera atau dengan nilai masa depan (forward rate) dan
transaksi dilakukan pada waktu tertentu di masa depan. Nilai suatu mata uang ditentukan
oleh demand dan supply mata uang terkait.
Pada kenyataannya, exchange rate mempunyai dua nilai baik untuk spot rate maupun
forward rate, yaitu nilai jual(ask rate) dan nilai beli(bid rate), dilihat dari pihak dealer/bank
pertukaran mata uang. Bid rate selalu lebih rendah daripada ask rate, dari selisih antara bid
rate dan ask rate inilah dealer mendapat keuntungan.
2. Faktor yang Menyebabkan Fluktuasi dan Hubungan nya dengan Nilai Mata Uang
a. Nilai Tukar Mata Uang dan Tingkat inflasi
Negara-negara dengan tingkat kemakmuran ekonomi yang tinggi cenderung akan
konsisten rendah tingkat inflasinya sehingga nilai mata uangnya menjadi lebih kuat
dibandingkan dengan negara lain yang tingkat inflasinya tinggi sebagaimana di
Indonesia. Hal itu akan menyebabkan purchasing power atau daya beli negara-
negara maju tersebut lebih tinggi daripada negara lain.
Dalam pasar foreign exchange atau valuta asing, dasar yang utama adalah transaksi
internasional baik dalam komoditas jasa atau barang sehingga perubahan harga
dalam negeri yang tidak tetap terhadap harga luar negeri berdampak pada
pergerakan valuta asing.
Ilustrasinya adalah demikian, jika Jepang yang bekerja sama dengan Indonesia
dalam transaksi perdagangan internasional mengalami inflasi, maka produk impor
dari Jepang otomatis akan meningkat harganya sehingga permintaan masyarakat
atas produk tersebut akan berkurang.
Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal
sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua
mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Berikut ini adalah 6 Faktor Yang Mempengaruhi pergerakkan Nilai Tukar Mata Uang Suatu
Negara Naik/Turun:
1. Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang memiliki tingkat inflasi konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata
uangnya dibandingkan negara yang memiliki tingkat inflasi lebih tinggi. Daya beli (purchasing
power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-
negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika
Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya
lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku
bunga, bank sentral suatu negara dapat mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku
bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat.
Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun jika
inflasi kembali tinggi, investor akan keluar sehingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi.
Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai
tukar mata uang negara tersebut.
3. Neraca perdagangan
Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan
jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih
banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari
negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang
negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara
partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara
tersebut menguat terhadap negara partner dagang.
Fluktuasi mata uang adalah hasil alami dari sistem nilai tukar yang berubah-ubah yang
merupakan norma dari sebagian besar perekonomian utama. Nilai tukar satu mata uang terhadap
yang lain dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental dan teknis. Termasuk diantaranya
jumlah pasokan dan permintaan dari dua mata uang tersebut, kinerja ekonomi, prospek inflasi,
perbedaan suku bunga, arus modal, dukungan teknis dan tingkat resistensi, dan sebagainya.
Karena faktor-faktor ini umumnya dalam keadaan berfluktuasi terus-menerus maka nilai mata
uang berfluktuasi juga dari waktu ke waktu.
1. Perdagangan barang
Perdagangan barang disini mengacu pada perdagangan internasional suatu
negara, atau ekspor dan impor. Secara umum, mata uang yang lemah akan merangsang
ekspor dan membuat impor lebih mahal, sehingga mengurangi defisit perdagangan suatu
negara (atau meningkatkan surplus) dari waktu ke waktu.
Sebaliknya, mata uang yang menguat secara signifikan dapat mengurangi daya
saing ekspor dan membuat impor lebih murah, yang dapat menyebabkan defisit
perdagangan akan terus berlanjut, dan kemudian nantinya melemahnya mata uang bisa
saja terjadi untuk penyesuaian keadaan. Tapi sebelum penyesuaian ini terjadi, sektor
industri yang sangat berorientasi pada ekspor dapat hancur terlebih dahulu karena mata
uang yang terlalu kuat.
2. Pertumbuhan ekonomi
Semakin tinggi nilai ekspor neto, semakin tinggi PDB suatu negara. Ekspor bersih
memiliki korelasi terbalik dengan kekuatan mata uang domestik.
3. Arus modal
Sebuah negara perlu memiliki mata uang yang relatif stabil untuk menarik modal
investasi dari investor asing. Jika tidak, prospek pertukaran kerugian yang diakibatkan
oleh depresiasi mata uang dapat menghalangi investor luar negeri.
Arus modal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yang utama – Investasi asing
langsung (FDI), di mana investor asing mengambil saham di perusahaan yang ada atau
membangun fasilitas baru di luar negeri, dan investasi portofolio asing, di mana investor
asing berinvestasi di sekuritas luar negeri.
4. Inflasi
Sebuah mata uang yang terdevaluasi dapat mengakibatkan “impor” inflasi bagi
negara-negara importir besar.
5. Suku bunga
Tingkat nilai tukar adalah pertimbangan utama bagi sebagian besar bank sentral
saat mengatur kebijakan moneter. Sebuah mata uang domestik yang kuat memberikan
suatu hambatan pada ekonomi, ia akan memberikan hasil akhir yang sama seperti
kebijakan moneter yang lebih ketat (yaitu suku bunga yang lebih tinggi).
Jenis-jenis kurs
1. Kurs Beli (Bid Price) adalah besar satuan mata uang negara lain yang harus diserahkan
untuk membeli tiap unit uang asing kepada Bank atau money changer.
2. Kurs Jual (selling price) adalah besaran satuan mata uang negara lain yang akan diterima
dari bank atau money changer jika kita membeli mata uang asing.
3. Kurs Spot adalah nilai valuta asing yang digunakan untuk transaksi spot dipasar valuta asing.
4. Kurs Forward, adalah nilai tukar yang berlaku dan digunakan untuk transaksi forwad dipasar
uang.
5. Kurs Silang adalah nilai antara dua valuta yang diperoleh dari nilai tukar masing-masing
valuta terhadap valuta lain.
6. Kurs Opsi adalah kurs yang ditetapkan dimuka sesuai dengan pendapat Shapiro (1996:116)
Yaitu, “ Call option give the customer the right to purchase , but option give the right to sell the
contracted currencies at the expected date’
Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin Cadangan devisa harus besar, untuk
sempit. menyerap kelebihan dan kekurangan di
pasar valas.
Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur
nilai tukar sehingga tetap stabil. Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
Pemerintah memegang peranan penuh Penetapan kurs yang terlalu rendah atau
dalam pengawasan transaksi devisa. terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar
ekspor impor.
Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan
produksi sesuai dengan hasilnya.
Mampu menjaga stabilitas moneter dengan Devisa harus selalu tersedia dan siap
lebih baik dan neraca pembayaran suatu diguankan sewaktu-waktu.
negara.
Persaingan yang ketat antara pemerintah
Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar dan spekualan dalam memprediksi dan
valuta berdasarkan kurs indikasi akan menetapkan kurs.
mampu menstabilkan nilai tukar dengan
Tidak selamanya mampu mengatasi neraca
lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi
pembayaran.
yang terjadi.
Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta
Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada
akan mengurangi devisa karena memakai
nilai tukar tetap.
devisa untuk menutupi selisihnya.
Mampu memadukan sistem tetap dan
mengambang.
Persaingan pasar ekspor-impor sesuai Penerapan sistem ini terbatas pada negara
dengan mekanisme pasar. yang sistim perekonomiannya mapan, masih
kurang teapt untuk negara berkembang.
Kondisi ekonomi negara lain tidak akan
berpengaruh besar terhadap kondisi Tidak adanya intervensi pemerintah untuk
ekonomi dalam negeri. menjaga harga
Currency Swap
Cross Currency Swap adalah kontrak antara 2 pihak untuk melakukan pertukaran pokok dan
suku bunga untuk 2 mata uang yang berbeda selama suatu periode tertentu dengan nilai tukar dan
pihak lawan yang sama.
a. Manfaat
Cross Currency Swap menyediakan lindung nilai terhadap suku bunga dan nilai tukar dari
Pinjaman. Cross Currency Swap bisa meliputi pertukaran jumlah pokok pinjaman dan
bunga dengan nilai tukar yang sama disaat permulaan transaksi dan disaat jatuh tempo, sehingga
dapat membantu nasabah melakukan lindung nilai terhadap pergerakan / fluktuasi nilai tukar atas
jumlah pokok pinjaman dan bunga tersebut.
Dalam penggunaan produk Cross Currency Swap, risiko yang mungkin timbul adalah risiko pasar
yang terjadi akibat pergerakan tertentu dari nilai tukar dan suku bunga yang tidak dapat
diperkirakan secara pasti dan setiap pergerakan yang berbeda dengan yang diharapkan dapat
meningkatkan biaya dari pinjaman yang mendasari transaksi secara signifikan.
BAB III
KESIMPULAN
Exchange rate atau nilai tukar adalah harga mata uang satu negara dalam satuan mata uang lainnya
yang biasa disebut dengan reference currency.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan perubahan pada nilai tukar, diantaranya adalah
perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara, perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara, neraca
perdagangan, hutang publik (public debt), ratio harga ekspor dan harga impor, kestabilan politik
dan ekonomi.
Perubahan pada nilai tukar mata uang menggambarkan fluktuasi yang terjadi pada mata uang.
fluktuasi pada mata uang tersebut juga dapat menyebabkan beberapa hal diantaranya
perdagangan internasional suatu negara, atau ekspor dan impor, pertumbuhan ekonomi, arus
modal, inflasi, dan perubahan suku bunga.
Dengan adanya perubahan nilai tukar yang terus berfluktuasi, muncul currency swap yang dapat
membantu menghindari kerugian akibat turunnya nilai mata uang suatu negara, dengan cara
membuat suatu kontrak untuk membeli atau menjual valuta asing lawan valuta lainnya pada
tanggal valuta tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk menjual atau membeli kembali pada
tanggal valuta berbeda di masa yang akan datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal
kontrak.
DAFTAR PUSTAKA
Nicita, A. (2013). Exchange Rate, International Trade, and Trade Policies. Policies Issues in International
Trade and Commodities Study Series no.56.
Ronald J. Balvers and Jeffrey H. Bergstrand. (2002). Government Expenditures and Equilibrium Real
Exchange Rates.