Anda di halaman 1dari 9

Distribusi kesehatan

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Keperawatan komplementer

yang dibina oleh

Oleh

1. Malinda Mulya T.A (1601300084)


2. Aulia Yumroatul J (1601300085)
3. Lavi Nur Isnaini (1601300086)
4. Tri Yulianna (1601300087)
5. Kinanti Wilujeng (1601300088)
6. Alina Chandra B (1601300089)
7. Farid Suwarseno (1601300090)
8. Moh Zainul K (1601300091)
9. Yuhani Fajar P (1601300092)
10. Endah Dian S (1601300093)

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PRODI D-III KEPERAWATAN BLITAR
Agustus 2017

Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saya penjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan limpahan-Nya saya bisa
menyelesaian makalah tentang Distribusi kesehatan . Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Ucapan terima kasih Bapak selaku Dosen Bahasa Indonesia.


2. Kedua orang tua saya, yang telah memberi semangat kepda saya
3. Mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes Malang Prodi D3 Keperawatan Blitar, yang telah
memberikan bantuan, baik materi maupun moril.
Semoga dari makalah tentang penyakit mata strabismus ini dapat diambil manfaatnya sehingga
dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda saya tunggu untuk
perbaikan makalah ini nantinya.

Blitar, 21 Agustus 2018

Penulis
Daftar isi
bab I

Laporan pendahuluan

1.1 latar belakang


Derajat Kesehatan Masyarakat merupakan gambaran kemampuan/ Kinerja petugas
kesehatan untuk mencapai indikator Kesehatan, kemampuan SKPD dalam
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan program/kegiatan sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas sumber
daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat kesehatan
digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian, kesakitan, kelahiran,
status gizi dan lain-lain.
1.2 rumusan masalah
1.3 tujuan
2.1 Distribusi masalah kesehatan

Karakteristik Masalah Kesehatan

1. Karakteristik Orang

Studi epidemiologi umumnya berfokus pada beberapa karakteristik demografi utama dari aspek
manusia: usia, jenis kelamin, ras/ etnik, status perkawinan, pekerjaan, dan lain- lain yang sesuai atau jika
sifat lainnya dapat dipakai atau berimplikasi pada penelitian yang dilakukan

a. Usia

Usia merupakan karakter yang memiliki pengaruh paling besar. Usia sendiri mempunyai
lebih banyak efek pengganggu. Usia harus diperhitungkan di dalkam semua penelitia. Usia
merupakan determinan perbedaan yang paling signifikan diantara semua variable manusia.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan determinan perbedaan kedua yang paling signifikan didalam
peristiwa kesehatan atau dalam factor suatu penyakit. Observasi pertama dan yang paling
terkenal tentang perbedaan jenis kelaminadalah observasi terhadap perbedaan mortalitas dan
morbilitas.

Ada beberapa fakta yang memperjelas perbedaan antara laki- laki dan perempuan. Setiap
tahun, lebih banyak bayi laki- laki yang lahir, tetapi dalam tahun pertama kehidupan bayi laki-
laki yang meninggal juga lebih banyak (mortalitas tinggi), demikian pula pada tahun- tahun
selanjutnya dalam kehidupan jika dibandingkan dengan perempuan. Perempuan hidup lebih
lama 5 sampai 7 tahun dibandingkan laki- laki.

c. Ras dan etnik

Beberapa upaya telah dilakukan untuk lebih sensitive didalam penyajian data mengenai ras
dan etnik. Untuk orang kanyakan terdapat banyak perbedaan dalam budaya, perilaku, peristiwa
kesehatan, dan kegiatan- kegiatan yang berkaitan

d. Status perkawinan dan keluarga

Keluarga utuh yang fungsional terbukti dapat mengurangi dan mencegah masalah- masalah
pada anak remaja Tidak adanya salah satu orang tua dalam keluarga telah menjadi keprihatinan
utama dalam 10-15 tahun terakhir.
e. Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan dapat mencerminkan pendapatan, status social, pendidikan, status


social ekonomi, risiko cedera atau masalah kesehatan suatubkelompok populasi.
Penyakit, kondisi atau gangguan tertentu dapat terjadi dalam suatu pekerjaan

f. Pendidikan

Pendidikan, seperti halnya pekerjaan, merupakan ukuran yang sama bergharganya dengan
status social ekonomi . Ada beberapa variable penyakit yang mungkin tidak menunjukkan
hubungan sebab akibat jika dikaitkan dengan pendidikan, akan tetapi pendidikan juga
berpengaruh terhadap ststus kesehatan suatu populasi

2. Karakteristik Tempat

Kejadian penyakit dan kondisi tertentu dapat diidentifikasi berdasar tempat, misalnya dalam
bentuk lokasi atau area geografis yang terbentuk oleh topografi alami daratan atau oleh barrier alami
pada permukaan bumi. Karakter iklim, topografi, dan ekologi memiliki pengaruh yang sangat besar pada
aspek tempat dalam keberadaan dan penyebaran penyakit

Perbedaan geografik: kepualauan, pegunungan, dll

Perbedaan wilayah, propinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dll

Perbedaan tempat pelayanan kesehatan

Hal yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan klasifikasi tempat

 Karakteristik penduduknya
 Kekhususan daerah
 Lingkungan biologis, (cuaca dan ekologi)
 Lingkungan fisik (suhu, ketinggian tempat)
 Lingkungan kimiawi (kualitas air, polusi)
 Lingkungan social (gaya hidup, perilaku)
 Fasilitas hiburan
 Hubungan dengan masyarakat
3. Karakteristik Waktu

Aspek waktu dalam investigasi epidemiologi berkisar mulai dari jam, minggu, bulan, tahun, sampai
decade. Tipe penyakit atau kondisi dengan karakteristiknya akan menentukan elemen waktu yang
perlu dipertimbangkan dan digunakan.

Penyakit infeksi tertentu seperti kolera memiliki elemen waktu (masa inkubasi) yang singkat dan
penyakit kronis tertentu mempunyai elemen waktu yang panjang. Dengan memelajari grafik waktu
yang dilengkapi dengan tempat, atau orang, ahli epidemiologi dan masyarakat awam akan terbekali
dengan banyak wawasan dan observasi tentang hubungan sebab-akibat, sumber penyebab, dan
jenis tren yang telah dan sedang terjadi
4 elemen waktu yang digunakan dalam peristiwa epidemiologis antara lain:

 Tren sekuler (jangka panjang)


Perubahan penyakit, kondisi, ketidakmampuan, dan mortalitas yang terjadi secara perlahan
dalam periode waktu. Tren sekuler biasa dianggap berlangsung lebih dari satu tahun.
 Tren pendek
Factor waktu jangka pendek pertama kali diperhitungkan dalam epidemiologi adalah masa
inkubasi penyakit menular, dan factor risiko sebanding yang ada pada penyakit kronis. Contoh:
serangan asma karena alergi. Hampir semua tren jangka pendek dibatasi dengan jam, hari,
minggu, bulan. Contoh: epidemic kolera
 Tren siklus
Tren jangka pendek juga tren sekuler dari beberapa penyakit ternyata membentuk siklus
 Tren musiman
Peningkatan insiden penyakit atau kondisi pada bulan-bulan tertentu dengan variasi siklus
berdasarkan tahun dan musim memperlihatkan adanya tren musiman dalam suatu penyakit

Derajat Kesehatan Masyarakat

Derajat Kesehatan Masyarakat merupakan gambaran kemampuan/ Kinerja petugas kesehatan


untuk mencapai indikator Kesehatan, kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan program/kegiatan sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sebagai salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya
untuk menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian,
kesakitan, kelahiran, status gizi dan lain-lain.

Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being, merupakan
resultante dari 4 faktor yaitu:

1. Environment atau lingkungan.


2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan denganecological
balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi,distribusi penduduk, dan sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yangbersifat preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar
pengaruhnya (dominan)terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat

a. Faktor lingkungan/Environment

Lingkungan : fisik (sampah, air, udara, tanah,perumahan), sosial (hasil interaksi antara
manusiadengan manusia lain : kebudayaan, pendidikan,ekonomi, dsb.)
Contoh : Akses terhadap air bersih, Jamban/ tempat BAB, Sampah, Lantai Rumah, Breeding places,
Polusi, Sanitasi tempat umum, Bahan Beracun Berbahaya (B3), Kebersihan TPU (Tempat Pelayanan
Umum)

b. Faktor perilaku / Life styles

Perilaku : dipengaruhi kebiasaan, kebudayaan,adat istiadat, kepercayaan


Contoh : alkohol, rokok, promiscuity: tempat-tempat berisiko, narkoba, olah raga dan Health seeking
behavior : Kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke puskesmas

c. Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Pelayanan kesehatan : ada tidaknya fasyankes,keterjangkauan, pembiayaan, program pelayanan


Contoh : ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan (balai pengobatan) maupun rujukan (rumah
sakit), ketersediaan tenaga, peralatan kesehatan bersumberdaya masyarakat; Kinerja/cakupan serta
pembiayaan /anggaran.

d. Faktor Herediter atau Kependudukan / Heredity

Penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi sumberdaya masyarakat, Jumlah


penduduk dan Pertumbuhan penduduk serta jumlah kelompok khusus/rentan: bumil, persalinan,
bayi, dll. Keturunan : adanya risiko penyakit akibatketurunan, seperti diabetes, asma, dll.

Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat dilihat dari :

1. Mortalitas
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (2010= target 40)
Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup (2010=58)
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup (2010=150)
Angka harapan hidup waktu lahir (2010=67.9)
2. Frekuensi morbiditas
3. Status gizi
Presentase balita dgn gizi buruk (2010=15)
Presentase kecamatan bebas rawan gizi(2010=80)

Tujuan

Tujuan usaha Kesehatan Masyarakat ialah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani, maupun sosialnya serta diharapkan berumur
panjang

 Tujuan Umum :

Terciptanya keadaan lingkungan yang sehat, terberantasnya penyakit menular, meningkatnya


pengetahuan masyarakat tentang prinsip-prinsip kesehatan perseorangan, tersedianya berbagai
usaha keseehatan yang dibutuhkan masyarakat yang terorganisir dan terlibatnya badan-badan
kemasyarakatan dalam usaha kesehatan.

 Tujuan Akhir :

Terciptanya jaminan bagi tiap individu masyarakat untuk mencapai suatu derajat hidup yang
cukup guna untuk mempertahankan kesehatan.

USAHA -USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

Usaha kesehatan pokok yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai dasar
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


2) Kesehatan ibu dan anak
3) Hygiene dan sanitasi lingkungan
4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat
5) Pengumpulan data- data untuk perencanaan dan penilaian (statistik kesehatan)
6) Perawatan kesehatan masyarakat
7) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.

Ciri-ciri masyarakat sehat adalah

1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat


2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan kesehatan
(Health promotion), pencegahan penyakit (Health prevention), Penyembuhan (Curative) dan
pemulihan kesehatan (Rehabilitation Health) terutama untuk ibu dan anak.
3. Berupaya selalu meningkatkan kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang
dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan
hidup.
4. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial
ekonomi masyarakat.
5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai