Abstrak
Objektif : Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas maternal dan perinatal di negara berkembang. Studi ini bertujuan untuk menentukan
tipe anemia spesifik sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan di negara
berkembang.
Metode : Data yang digunakan dari survey WHO mengenai kesehatan maternal dan perinatal
yang dikumpulkan pada 6 rumah sakit di Afrika dan Amerika Latin dari 2007 sampai 2008 dan 4
rumah sakit di Asia dari 2004 sampai 2005, studi memeriksa hubungan anemia berat, penyakit
sickle cell dan thalassemia dan hipertensi gestasional atau preeklamsia/eklamsia.
Hasil : Dari total 214.067, 112.531, dan 9.325 wanita yang mengalami anemia berat, sickle cell,
dan thalassemia dimasukkan dalam analisis. Wanita multipara dengan anemia berat memiliki
risiko tinggi dalam hipertensi gestasional (adjusted odds ratio (aOR): 1,73; CI 95%: 1,25-2,39).
Anemia berat memiliki hubungan signifikan dengan preeklamsia/eklamsia pada nullipara (Aor:
3,74; CI 95%: 2,90-4,81) dan multipara (aOR: 3,45; CI 95%: 2,79-4,25). Penyakit sickle cell
terbukiti berhubungan signifikan dengan hipertensi gestasional pada nullipara (aOR: 2,41; CI
95%: 1,42-4,10) dan multipara (aOR: 3,26; CI 95%: 2,32-4,58). Tidak terdapat hubungan
signifikan antara sickle cell dan preeklamsia’eklamsia, atau antara thalassemia dengan baik
hipertensi gestasional atau preeklamsia/eklamsia.
Kesimpulan : Anemia berat merupakan faktor risiko untuk terjadinya preeklamsia/eklamsia,
sementara penyakit sickle cell merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi gestasional pada
wanita di negara berkembang.
Pendahuluan
Preeklamsia/eklamsia berkontribusi besar dalam morbiditas maternal dan perinatal di
dunia dan merupakan perhatian khusus dalam mortalitas ibu di negara berkembang. Hal ini
merupakan komplikasi spesifik dari kehamilan terdiri dari hipertensi dan proteinuria, dengan
gangguan sistemik lainnya selama paruh kedua kehamilan. Pemahaman mengenai pathogenesis
preeklamsia telah berkembang jauh, namun topic ini masih menjadi bahan diskusi, sudah
diketahui bahwa pada awal kehamilan plasenta membutuhkan aliran darah yang banyak, dan
akan me-remodelling arteri spiral maternal oleh sitotropoblas. Proses ini mengalami hambatan
pada beberapa kasus, menyebabkan abnormalitas plasenta. Genetik dan mekanisme imun,
peningkatan respon system inflamasi, faktor nutrisi, hormonal dan angiogenik terlibat dalam
terjadinya preeklamsia.
Sementara, anemia adalah konsekuensi umum pada kehamilan. Etiologi dari kehamilan
terkait anemia adalah hemodilusi fisiologi dimana peningkatan volume intravascular yang besar
tidak diikuti peningkatan sel darah merah. Kondisi hipoksia pada anemia berat dibandingkan
anemia ringan berkontribusi menyebabkan perkembangan plasenta yang abnormal.
Anemia berat dan sickle cell berhubungan dengan komplikasi pada kehamilan. Studi
multiple mengindikasikan wanita dengan sickle cell memiliki peningkatan risiko komplikasi
antepartum dan perinatal, seperti persalinan preterm dan pertumbuhan janin terhambat. Sel darah
merah berbentuk sabit merupakan ciri khas dari penyakit sickle cell berhubungan dengan
hipoksia, anemia, vaso-occlusion dan infeksi, yang terkait dengan pathogenesis dari sindrom
preeklamsia. Beberapa studi menyatakan bahwa hipertensi gestasional merupakan komplikasi
penting pada wanita dengan penyakit sickle cell. Thalesemia merupakan penyakit dalam
kelompok hemoglobinopati yang berhubungan dengan sintesis hemoglobin dan dengan ciri khas
anemia, merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya preeklamsia atau penyakit hipertensi
lain dalam kehamilan. Walaupun kemungkinan hubungan pada penyakit seperti thalassemia atau
anemia berat jarang diteliti.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 3 kondisi, anemia berat, penyakit
sickle cell dan thalassemia, dengan baik hipertensi gestasional maupun preeklamsi/eklamsia.
Selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai mekanisme etiologi terkait
penyakit hipertensi pada kehamilan dan menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Metode
1. Data
Dilakukan analisis sekunder pada data dari World Health Organization Global Survey for
Maternal and Perinatal Health (WHOGS). Semua institusi yang relevan menyetujui survey,
kecuali Institutional Review Board review at the Shanghai Jiao Tong University dan National
Institutes of Health. Protocol dan metode dari WHOGS akan dijelaskan pada bagian lain.
Singkatnya, negara yang dikumpulkan oleh WHOGS secara random dipilih menggunakan teknik
multistage stratified sampling. Data dikumpulkan dari 2004 sampai 2005 di Amerika Latin dan
Afrika, dari 2007 sampai 2008 di Asia. Ini merupakan facility-based survey dan wanita yang
terdaftar dalam penelitian adalah yang datang untuk lahiran di rumah sakit yang berpartisipasi
dalam periode tertentu. Setiap rumah sakit memiliki waktu yang berbeda untuk mendaftarkan
subjek berdasarkan jumlah persalinan ekspektatif dalam setahun. Petugas medis terlatih
mengumpulkan semua rekam medis sehari setelah persalinan, sementara wanita dan bayi di
follow up sampai keluar rumah sakit, meninggal atau 7 hari setelah persalinan.
2. Populasi
Untuk meningkatkan stabilitas statistic, data yang digunakan hanya dari negara yang
memiliki 15 wanita dengan kedua faktor risiko macam anemia dan hipertensi
gestasional/preeklamsia/eklamsia. Kemudia wanita dengan gestasi multiple, hipertensi kronik,
diabetes mellitus, dan atau terdiagnosis positif HIV dikeluarkan. Subjek yang tidak diketahui
riwayat jelas terkait kriteria eksklusi akan dikeluarkan juga dari analisis. Wanita yang didiagnosis
dengan sickle cell anemia atau thalassemia dalam kelompok anemia berat juga diekslusikan.
Sama seperti wanita yang didiagnosis anemia berat atau thalassemia dalam kelompok sickle cell
juga dikeluarkan dan wanita dengan anemia berat dan sickle cell dalam kelompok thalassemia
juga dikeluarkan dari analisis. Karena itu tiap-tiap anemia menjadi eksklusif di masing
kelompok. Akhirnya terdapat sampel sebanyak 214.067, 11.531, dan 9.325 wanita dengan
anemia berat, penyakit sickle cell dan thalassemia.
Berdasarkan protocol studi, dikatakan anemia berat bila kadar hb <7 gr/dL. Penyakit sicle
cell dan thalassemia berdasarkan hasil tes klinis sesuai. Berdasarkan protocol wanita dikatan
hipertensi gestasional bila (1) mengalami tekanan darah tinggi lebih dari 140/90mmHg yang
diukur lebih dari 2 perhitungan dengan jarang perhitungan minimal 6 jam, (2) peningkatan
tekanan darah diketahui setelah usia gestasi 20 minggu, dan (3) sebelumnya memiliki riwayat
tekenan darah normal. Wanita dikatakan preeklamsia/eklamsia bila memenuhi kriteria hipertensi
gestasional dengan proteinuria.
3. Analisis Statistik
Pertama, dilakukan perbandingan prevalensi anemia berat, sickle cell, dan thalassemia dan
prevalensi baik hipertensi gestasional dan preeklamsia/eklamsia lalu prevalensi karakteristik
demografi (umur, status perkawinan, pendidikan), riwayat reproduksi (gravida, riwayat
persalinan terakhir, berat badan lahir persalinan terakhir) dan faktor kesehatan (riwayat kesehatan
ginjal dan jantung), lebih lanjut diperkuat dengan paritas. Perbedaan prevalensi antara yang
terkena dan tidak terkena oleh salah satu faktor risiko anemia diuji signifikasinya menggunakan
uji Chi-square.
Dilakukan analisis mengenai hubungan antara tipe anemia dan risiko lain dan kejadian
hipertensi gestasional dan preeklamsia/eklamsia dengan unadjusted and adjusted odds ratio
(OR) dan 95% confidence interval, diperkirakan dengan memisahkan multivariate dengan regresi
logistic untuk nullipara dan multipara.
Kelompok referensi terdiri dari wanita yang tidak mengalami tipe anemia dari masing-
masing kelompok. Berdasarkan distribusi frekuensi preeklamsia, kelompok wanita nullipara
berusia 20-24 tahun dan kelompok multipara berusia 25-29 tahun. Menikah atau hidup bersama
dimasukkan dalam kelompok status perkawinan. Untuk riwayat persalinan terakhir, dimasukkan
bila bayi hidup selama 28 hari. Nigeria adalah negara yang dijadikan referensi pada anemia
berat, sementara Kuba adalah negara yang dijadikan referensi untuk penyakit sickle cell. Tidak
dilakukan penyesuaian untuk negara dengan Thalasemia karena hanya diwakilkan oleh Thailand.
Ketika dilakukan analisis regresi, nilai yang digunakan dalah lebih dari 5% (seperti pendidikan,
riwayat berat badan lahir persalinan terakhir).
Signifikasi statistic yang digunakan dalam analisis adalah 0,05. Semua hasil statistic dihitung
dengan R software version 3.4.1.
Hasil
1. Anemia berat dengan penyakit hipertensi dalam kehamilan
Prevalensi total dari anemia berat, hipertensi gestasional dan preeklamsia/eklamsia adalah
0,7%, 2,7% dan 4,1%. Prevalensi anemia berat beragam signifikan berdasarkan umur pada
nulipara (P=0,042) tapi wanita multipara (P=0,264). Sementara, prevalensi dari hipertensi
gestasional dan preeklamsia/eklamsia cenderung meningkat sesuai umur baik nullipara dan
multipara (P<0,001).
Pada wanita multipara, riwayat janin meninggal pada persalinan sebelumnya berhubungan
dengan tingginya prevalensi hipertensi gestasional dan preeklamsia/eklamsia dibandingkan
dengan riwayat persalinan lainnya. Faktor comorbid seperti penyakit cardiac/renal atau
pyelonephritis/infeksi saluran kemih (ISK) berhubungan dengan tingginya prevalensi hipertensi
gestasional, preeklamsia/eklamsia sama seperti anemia pada nulipara dan multipara (P<0,001),
kecuali prevalensi anemia berat pada penyakit jantung wanita nulipara (0=0,863).
Prevalensi hipertensi gestasional dan preeklamsia/eklamsia secara signifikan tinggi para
wanita dengan anemia berat dibandingkan yang tidak (4,6% vs 2,7%, P<0,001 untuk hipertensi
gestasional; 12,6% vs 4%, P<0,001 pada preeklamsia). Ketika dipisahkan berdasarkan paritas,
multipara dengan anemia berat terbukti memiliki prevalensi lebih tinggi menjadi hipertensi
gestasional (4,7% vs 2,5%, P<0,001), sedangkan pada nulipara tidak signifikan secara statistic
(4,3% vs 3%, P=0,119). Berbeda dengan nulipara pada preeklamsia/eklamsia (16,7% vs 5,2%,
P<0,001) dan mulripara (10,7% vs 3,2%, P<0,001).
Pada wanita multipara, secara signifikan berhubungan positif antara anemia berat dengan
hipertensi gestasional, dengan aOR 1,73% (CI 95%: 1,25-2,39), sedangkan tidak berhubungan
signifikan pada wanita nulipara (aOR: 1,56%, CI 95%: 0,94-2,58). Didapatkan hubungan positif
signifikan antara anemia berat dan preeklamsia/eklamsia baik nulipara (aOR: 3,73, CI 95%: 2,9-
4,81) ataupun multipara (aOR: 3,45, CI 95%: 2,79-4,25).