Presentasi
Presentasi
STROKE HEMORAGIK
Pembimbing:
dr. Hastari Soekardi, Sp.S
Disusun oleh:
Herlin Oktaviyani
1113103000021
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-nya kami dapat
menyelesaikan makalah Presentasi Kasus Langsung ini yang berjudul “Stroke
Hemoragik”.
Demikian, semoga makalah presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan bisa membuka wawasan serta ilmu pengetahuan kita, terutama dalam
bidang neurologi.
Penyusun
BAB I
STATUS PASIEN
Nama : Ny. SA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 63 tahun 2 bulan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Stangkle, Beji, Depok
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Tamat SLTP
Status Menikah : Menikah
No. RM : 01498843
1.2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemah separuh badan sebelah kanan dan bicara
pelo sejak 1 hari SMRS (tanggal 27 – 02 – 17 pukul 05.00 WIB).
Telinga,Hidung,Tenggorokan:
Atas: Akral teraba hangat, sianosis (-)/(-), CRT < 3 detik, edema
(-)/(-), deformitas (-)/(-).
Bawah: Akral teraba hangat, sianosis (-)/(-), CRT < 3 detik,
edema (-)/(-), deformitas (-)/(-).
1. GCS : E3M6V5
2. Pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, RCL (+)/(+), RCTL (+)/(+),
3. Rangsang Selaput Otak
Kaku kuduk : -
Laseque : >700 />700
Kernig : > 1350 / > 1350
Brudzinsky I :-/-
Brudzinsky II :-/-
4. Saraf-Saraf Kranialis:
N.I (olfaktorius) : fungsi pennghidu baik.
N.II (optikus) : Visus baik
N.III, IV, VI (Occulomotorius, Trochlearis, Abducen)
- Kedudukkan bola mata : ortoposisi + / +
- Pergerakkan bola mata : baik ke segala arah / baik ke segala
arah.
- Exopthalmus :-/-
- Nistagmus :-/-
N.V (Trigeminus) : kontraksi otot masseter dan temporal baik.
Sensori baik.
N.VII (Fasialis) : plika nasolabialis kanan lebih datar, dahi
simetris.
N.VIII (Vestibulocochlearis) : Rinne +/+, weber tidak ada
letarlisasi. Tes keseimbangan tidak dilakukan.
N.IX, X (Glossopharyngeus, Vagus): Uvula ditengah, Gag refleks
tidak dilakukan
N.XI (Accesorius) : Mengangkat bahu : Normal / Normal
Menoleh : Normal / Normal
N.XII (Hypoglossus) : Terdapat lateralisasi pada salah satu sisi.
4. Sistem Motorik : Ekstrimitas atas: 4444 / 5555
5. Gerakkan Involunter
Tremor :-/-
Chorea :-/-
Miokloni :-/-
Tonus : normotonus / normotonus
6. Sistem Sensorik : Hemihipestesi dextra
7. Fungsi Otonom
Miksi : inkontinensia
Keringat : Normohidrosis
8. Refleks Fisiologis
Biceps : +2/+2
Triceps : +2/+2
Patella : +2/+2
Acilles : +2/+2
9. Refleks Patologis
HEMATOLOGI
Hematokrit 31 % 33-44
VER/HER/KHER/RWD
FUNGSI GINJAL
Urinalisa
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Urobilinogen 0,2 <1
Berat Jenis 1.015 1.005-1.030
Albumin Positif 1 Negatif
Bilirubin (-) (-)
Keton (-) (-)
Nitrit Positif Negatif
Darah Trace Negattif
Leukosit Positif 1 Negatif
ENDAPAN
Epitel 5,8 <=45,6
Leukosit 365,4 ( <= 39)
Eritrosit 11,5 ( <= 2 )
Silinder (-) (-)
Kristal (-) (-)
Bakteri 16138,3 ( =< 385,8 )
Pemeriksaan Radiologi
1. Foto toraks AP (27/02/2017)
Kesan: kardiomegali dengan aorta elongasi. Tidak tampak kelainan
radiologis pada paru.
2. USG abdomen (02/03/2017)
3. CT-scan
CT Scan kepala tanpa kontras. (27/02/2017)
Kesan : Tampak area agak hiperdens didaerah basal ganglia/thalamus
kiri.
4. Pemeriksaan EKG
5. Skor Siriraj
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan
darah diastolik) – (3 x 1) – 12
= (2.5 x 0) + (2 x 0) + (2 x1) + (0.1 x 130) – (3 x 1) – 12
= 0 + 0 + 2 + 13 – 0 – 12
= 3,5 Perdarahan otak
Kesadaran: 0
Muntah: 0
Sakit kepala: 1
Tanda aterom: 1
6. Bagan Gajah Mada
Penurunan kesadaran
Nyeri kepala
Refleks babinski
Tidak
Tidak
Tidak
DIAGNOSIS
o ISK
o Hiperurisemia
1.9. Prognosis
ANALISIS KASUS
Penanganan pada pasien ini yaitu dengan pemberian NaCl 0,9% iv untuk
mempertahankan perfusi darah ke otak. Manitol untuk mengurangi edema serebri.
Citicoline sebagain neuroprotektor. Ceftriaxon untuk penangan infeksi saluran
kemih. Allupurinol untuk penanganan hiperurisemi.
Prognosis pasien masih baik dengan ad vitam dubia ad bonam karena tanda
vital masih baik, ad fungsionam bonam karena fungsi motorik pasien tidak menurun
drastis, dan ad sanationam dubia ad malam karena sewaktu-waktu kekambuhan
dapat terjadi jika pasien tidak bisa mengontrol faktor risikonya.