Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“PEMBUATAN ETANOL DARI PATI”

Disusun Oleh:

1. Muhammad Fajrul Falakh (1531010101)


2. Achmad Romzy I. (1531010164)
3. Zahirah Aini Y. (1531010170)
4. Try Wahyuni Puspitasari (1531010184)
5. Monica Layyina Huda (1531010199)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah


memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga
akhir zaman.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Lucky Indrati Utami,MT
selaku dosen Mikrobiologi yang telah membimbing kami, serta pihak lain yang
ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa, manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga
dalam pembuatan makalah ini yang masih banyak memiliki kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan untuk
memperbaiki kesalahan dikemudian hari.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih, dan semoga makalah ini bermanfaat
bagi setiap orang yang membacanya.

Surabaya , 12 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Etanol, (C2H5OH) disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol
absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Etanol merupakan senyawa yang sering digunakan dalam industri kimia
antara lain sebagai pelarut (40%), untuk membuat asetaldehid (36%), eter, glikol
eter, etil asetat dan kloral (9%). Kebutuhan akan etanol semakin bertambah seiring
dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak bumi. Negara yang secara
luas telah menggunakan etanol sebagai bahan bakar adalah Brazil. Negara tersebut
memproduksi etanol dari tetes tebu dan jagung dengan proses fermentasi.
Beberapa komoditas pertanian yang mengandung karbohidrat seperti gula
sederhana, pati dan selulosa (seperti rumput, kayu pohon, jerami) merupakan
sumber energi penting untuk fermentasi etanol. Sumber karbohidrat tersebut dapat
diperoleh dari kultivasi tanaman sumber energi, tanaman potensial yang tumbuh
secara alami, maupun limbah hasil pertanian.
Untuk fermentasi etanol perlu dipertimbangkan terlebih dahulu bahan-
bahan yang akan dipilih. Bahan yang mengandung gula memerlukan teknologi
sederhana, bahan berpati juga melalui penerapan teknologi sederhana yang telah
dikembangkan, sedangkan untuk bahan berselulosa memerlukan proses
biokonversi yang lebih kompleks. Komoditas hasil pertanian mengandung bahan
berpati yang lazim dipakai untuk fermentasi etanol misalnya serelia dan umbi-
umbian. Golongan umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar dan kentang telah
banyak diteliti sebagai bahan pembuatan etanol
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cara pembutan etanol.
2. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan bioethanol di bidang kimia
3. Untuk mengetahui mikroba yang tepat dalam menghasilkan etanol.

1.3. Manfaat.
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui metode pembuatan etanol dan bahan
bakunya.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui mikroba yang tepat dalam menghasilkan
etanol.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pembuatan bioethanol di
bidang kimia.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Fermentasi
Fermentasi dalam pemrosesan bahan pangan adalah pengubahan karbohidrat
menjadi alkohol dan karbon dioksida atau asam amino organik menggunakan
ragi, bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik.
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik
untuk menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru
oleh mikroba. Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya
mendidihkan.Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan peranan
mikroba (jasad renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Produk
fermentasi berupa biomassa sel, enzim, metabolit primer maupun sekunder atau
produk transformasi (biokonversi).
Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau
campuran beberapa spesies mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam
proses fermentasi antara lain khamir, kapang dan bakteri. Teknologi fermentasi
merupakan salah satu upaya manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang
berharga relatif murah bahkan kurang berharga menjadi produk yang bernilai
ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia.

II.2 Jenis-Jenis Fermentasi


Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
(Belitz, 2009):
1. Homofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa asam
laktat. Contoh homofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi dalam
pembutaan yoghurt.
2. Heterofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya berupa asam laktat
dan etanol sama banyak. Contoh heterofermentatif adalah proses fermentasi
yang terjadi dalam pembuatan tape.
Berdasarkan penggunaan oksigen, fermentasi dibagi menjadi fermentasi aerobik
dan anaerobik. Fermentasi aerobik adalah fermentasi yang memerlukan oksigen,
sedangkan fermentasi anaerobik tidak memerlukan oksigen.
Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass). Produksi komersial dari
biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast untuk industri roti, dan
produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan manusia dan hewan.
2. Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba. Secara komersial, enzim
dapat diproduksi oleh tanaman, hewan, dan mikroba, namun enzim yang
diproduksi oleh mikroba memiliki beberapa keunggulan yaitu, mampu
dihasilkan dalam jumlah besar dan mudah untuk meningkatkan produktivitas
bila dibandingkan dengan tanaman atau hewan.
3. Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba. Metabolit mikroba dapat
dibedakan menjadi metabolit primer dan metabolit sekunder. Produk
metabolisme primer yang dianggap penting contohnya etanol, asam sitrat,
polisakarida, aseton, butanol, dan vitamin. Sedangkan metabolit sekunder yang
dihasilkan mikroba contohnya antibiotik, pemacu pertumbuhan, inhibitor
enzim, dan lain-lain.

II.3 Reaksi Kimia Fermentasi


Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH).
Persamaan reaksi kimia yaitu :

Reaksi di atas dijelaskan: gula (glukosa, fruktosa dan sukrosa) = alkohol


(etanol) + karbondioksida + energi (ATP).
II.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Keasaman (pH)
Makanan yang mengandung asam bisanya tahan lama, tetapi jika oksigen
cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus,
maka daya awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman sangat
berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk
bakteri adalah 4,5-5,5.
b. Mikroba
Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di
laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.
c. Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama
fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan yang
maksimal, suhu pertumbuhan minimal, dan suhu optimal yaitu suhu yang
memberikan terbaik dan perbanyakan diri tercepat.
d. Oksigen
Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk
memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap
mikroba membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan
atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi. Misalnya ragi roti
(Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam keadaan aerobik,
tetapi keduanya akan melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat
dengan keadaan anaerobik.
e. Waktu
Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi
pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali setiap
20 menit. Untuk beberapa bakteri memilih waktu generasi yaitu selang waktu
antara pembelahan, dapat dicapai selama 20 menit. Jika waktu generasinya 20
menit pada kondisi yang cocok sebuah sel dapat menghasilkan beberapa juta
sel selama 7 jam.
II.5 Bahan Baku Ethanol
Bahan baku pembuatan etanol dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Bahan sukrosa
Bahan - bahan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain nira, tebu, nira
pati, nira sargum manis, nira kelapa, nira aren, dan sari buah mete.
b. Bahan berpati
Pati atau amilumadalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama
yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai
produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga
menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Bahan - bahan yang termasuk kelompok ini adalah bahan - bahan yang
mengandung pati atau karbohidrat. Bahan - bahan tersbut antara lain tepung -
tepung ubi ganyong, sorgum biji, jagung, cantel, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dan
lain - lain.
c. Bahan berselulosa (lignoselulosa)
Bahan berselulosa (lignoselulosa) artinya adalah bahan tanaman yang
mengandung selulosa (serat), antara lain kayu, jerami, batang pisang, dan lain-
lain.
II.6 Pati
Pati atau amilum dibagi menjadi dua jenis, yakni amilopektin dan amilosa di
mana komposisi keduanya tidaklah sama antara satu dengan yang lain.
Amilopektin tidaklah mengeluarkan reaksi, sedangkan amilosa pada tes iodin bisa
menghasilkan warna ungu yang cukup pekat. Amilopektin akan memicu adanya
sifat lengket, sedangkan amilosa justru yang bersifat keras.

II.7 Manfaat Pati


Saat bicara soal makanan dan fungsinya, pati memiliki tujuan dan manfaat yang
penting bagi tubuh manusia. Karena masih menjadi bagian atau golongan
karbohidrat, pati dapat dimasukkan ke daftar nutrisi esensial bagi tubuh. Berikut
bisa dilirik apa saja kegunaan dan keuntungan pati bagi manusia.
1. Penyedia Energi
Karena masih dalam keluarga karbohidrat, tentu saja manfaat utamanya adalah
menyediakan energi untuk tubuh kita secara baik dan sempurna agar kita dapat
berkegiatan seperti biasanya. Pati akan mendukung pengubahan glukosa menjadi
bentuk energi supaya tubuh tak mudah lemas dan justru selalu aktif dan
bersemangat. Glukosa sendiri merupakan wujud yang karbohidrat gunakan untuk
fungsi tubuh kita.
Pada setiap sirkulasi darah manusia, di dalamnya ada glukosa yang beredar
secara teratur menuju ke seluruh organ penting tubuh kita. Sel-sel tubuh kemudian
akan mengambilnya dan memanfaatkan glukosa sebagai sumber bahan bakar
dalam menjalankan fungsi mereka. Seluruh fungsi dari tubuh akan didorong oleh
glukosa ini dan itulah alasan mengapa ini kemudian menjadi sumber energi yang
baik khususnya untuk bagian kesehatan sistem saraf otak.
2. Bahan Penyusun Serbuk
Pati juga berfungsi baik menjadi salah satu bahan pada proses penyusunan serbuk
awur, contohnya adalah puyer, atau bisa juga menjadi bahan untuk isi tablet,
bahan penghancur dan bahan pengikat. Pada bidang farmasi, pati memiliki peran
yang meskipun pemanfaatannya kurang maksimal dan terbatas, tapi cukup
membantu. Karena ciri dan sifatnya yang kurang mendukung disebabkan oleh
kurang baiknya daya alir serta tak bersifat mengikat, maka para apoteker pun
menggunakannya sebagai isian tablet obat dengan daya alir yang bagus.
3. Pemekat Makanan Cair
Bagi yang berkutat pada bidang masak-memasak tentu sudah sangat familiar
dengan pati atau tepung kanji ini. Pati biasanya diandalkan dalam hal masak-
memasak karena bahan ini sangat ampuh dalam membuat makana cair menjadi
lebih pekat dan kental tergantung dari seberapa banyak kita menambahkannya ke
masakan. Pada umumnya, pati ini ditambahkan ke sup supaya wujudnya lebih
kental, seperti sup asparagus dan sup jagung.
4. Sebagai Pendukung Industri
Bila pada masakan, kadar dari pati tidaklah terlalu banyak, namun ketika
berhubungan dengan perekat, maka industri akan menggunakan pati cukup
banyak supaya lebih pekat, kental dan rekat. Untuk membuat lem, pati adalah
bahan yang cukup bagus juga. Selain untuk membuat perekat, ada juga banyak
industri yang memakai pati untuk campuran tekstil maupun kertas, bahkan
industri kosmetika pun tahu bagaimana cara menggunakan bahan pati ini.
5. Pengeras Pakaian
Dalam kehidupan rumah tangga, khususnya pekerjaan yang berhubungan
dengan menyetrika pakaian, kanji atau pati bisa juga memainkan perannya dengan
baik sebagai pengeras pakaian. Kita bisa menggunakannya secara sederhana,
yakni dengan menyiapkan larutan kanji dalam bentuk cair yang lalu disemburkan
ke atas pakaian tepat sebelum menyetrikanya. Banyak yang sudah membuktikan
juga bahwa ketika mencuci tekstil (terutama sprei) dengan air campuran pati akan
membuat kain menjadi keras dan diyakini kotoran tidak akan menempel langsung
di kainnya alias tak gampang kotor.
6. Sebagai Obat Biang Keringat
Biang keringat pada dasarnya juga bisa diobati secara alami menggunakan pati
atau kanji daripada bedak khusus obat gatal-gatal. Cobalah untuk
mengaplikasikan pati secara merata ke area tubuh yang diserang biang keringat
dan diamkan beberapa waktu. Dipercaya efektif mengatasi biang keringat, tentu
pemakaiannya pun harus teratur supaya hasil maksimal bisa diperoleh.
7. Penyerap Kelembaban
Bagi yang sudah punya anak, terutama yang masih bayi, untuk menjaga agar
bagian kelangkang bayi tetap kering dan mengurangi kelembaban yang ada di
sana, pati sangat berguna. Para orang tua bisa mencoba menggunakan serbuk
kanji ini dengan menyapukan lembut ke bagian yang lembab tersebut supaya
nantinya tak menjadi gatal-gatal. Daripada bedak bayi, pati atau kanji ini justru
efektivitasnya lebih tinggi sebab kelembaban akan otomatis terserap olehnya dan
permukaan kulit akan kering dan terjaga dengan baik.
II. 8 PROSES PRODUKSI ETHANOL MENGGUNAKAN PATI
Produksi ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan bahan baku tanaman yang
mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat
menjadi gula (glukosa) larut air. Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, proses
pembuatannya dapat dibedakan berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan,
yaitu Hydrolisa asam dan Hydrolisa enzyme. Berdasarkan kedua jenis hydrolisa
tersebut, saat ini hydrolisa enzyme lebih banyak dikembangkan, sedangkan
hydrolisa asam (misalnya dengan asam sulfat) kurang dapat berkembang,
sehingga proses pembuatan glukosa dari pati-patian sekarang ini dipergunakan
dengan hydrolisa enzyme. Dalam proses konversi karbohidrat menjadi gula
(glukosa) larut air dilakukan dengan penambahan air dan enzyme; kemudian
dilakukan proses peragian atau fermentasi gula menjadi ethanol dengan
menambahkan yeast atau ragi. Reaksi yang terjadi pada proses produksi
ethanol/bio-ethanol secara sederhana ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.
H2O + (C6H10O5)n N C6H12O6 (1)
enzyme(pati) (glukosa)

(C6H12O6)n 2 C2H5OH + 2 CO2 (2)


yeast (ragi)
(glukosa) (ethanol)

Selain ethanol atau bioethanol dapat diproduksi dari bahan baku tanaman
yang mengandung pati atau karbohydrat, juga dapat diproduksi dari bahan
tanaman yang mengandung selulosa (mis: jerami padi), namun dengan adanya
lignin mengakibatkan proses penggulaannya menjadi lebih sulit, sehingga
pembuatan ethanol/bio-ethanol dari selulosa sementara ini tidak
direkomendasikan.
Meskipun teknik produksi ethanol/bioethanol merupakan teknik yang sudah
lama diketahui, namun ethanol/bio-ethanol untuk bahan bakar kendaraan
memerlukan ethanol dengan karakteristik tertentu yang memerlukan teknologi
yang relatif baru di Indonesia antara lain mengenai neraca energi (energy balance)
dan efisiensi produksi, sehingga penelitian lebih lanjut mengenai teknologi proses
produksi ethanol masih perlu dilakukan.
II.9 Block Diagram Pembuatan Bioetanol dari Pati (Singkong)

Langkah pembuatan etanol dari singkong :


1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan etanol yaitu singkong. Singkong
terlebih dahulu dikupas,dicuci,dan digiling.Keringkan singkong yang telah
digiling hingga kadar air maksimal 16%.
2. Singkong yang telah digiling diproses dengan proses liquifaksi pada suhu 90-
95oC selama 2 jam dengan bantuan uap dan ditambahkan enzim alpha-amylase
yang berguna untuk mengubah pati menjadi glukosa sehingga terbentuk bubur
pati.
3. Setelah singkong di liquifaksi, dinginkan bubur pati. Lalu masukkan ke dalam
tangki sakarifikasi dan lakukan proses sakarifikasi awal dengan suhu 60-66oC
selama 3 jam dengan bantuan enzim gluco-amylase.
4. Selanjutnya dilakukan proses sakarifikasi lanjut yang berguna untuk mengubah
glukosa sederhana dari pati menjadi glukosa yang lebih kompleks dengan
menambahkan yeast dan bakteri Saccharomyces cereviseae. Dua jam
kemudian, bubur pati berubah menjadi 2 lapisan : air dan endapan gula. Aduk
kembali pati yang sudah menjadi gula itu,lalu masukkan ke dalam tangki
fermentasi untuk mengubah gula kompleks menjadi etanol dengan kadar 10%.
5. Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah
berupa endapan protein.Di atasnya air,dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut
bir yang mengandung 10 % etanol. Lakukan destilasi bertingkat untuk
menghilangkan serat dan limbah cair sehingga diperoleh kadar etanol yang
lebih murni yaitu 90-92%.
6. Etanol murni 90-92% tersebut masih mengandung air, sehingga etanol
dilakukan proses dehidrasi untuk menghilangkan kadar air dengan
menambahkan zeolit atau kapur yang dapat menyerap kadar air yang tersisa
sehingga diperoleh etanol 99%.
II.10 Skema Industri bioetanol Berbahan pati (sinkong)

Urea
Proses produksi bioetanol dari bahan pati :
1. Pengolahan feed (bahan baku)
Pengolahan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi yang
optimumkan untuk pertumbuhan ragi dan untuk selanjutnya. Yang perlu
disesuaikan dalam pengolahan ini adalah pH, konsentrasi gula dan pemakaian
nutrisi.singkong yan dihadapkan dari pabrik gula biasanya masih terlalu paket
(850 Brix),oleh karena itu perlu diadakan pengenceran lebih dahulu untuk
mendapatkankadar gula yang optimum (120 Brix untuk pembibitan dan
240 Brix padafermentasi).Pengaturan pH diatur dengan penambahan asam
H2SO4 hingga dicapai pH 4 – 5.Meskipun tetes cukup mengandung zat sumber
nitrogen namun sepertiammonium sulfat atau ammonium fosfat
2. Tahap Penimbangan bahan baku
Pada penimbangan tetes ini dipakai jenis timbangan cepat dengan
kapasitas timbang tertentu, dilengkapi dengan alat pembuka dan penutup
berupa katup buangan yang dioperasikan secara manual. Dan juga panel on-off
pompa tetes yang yang diatur secara otomatis. Cara kerjanya dengan
menimbang tetes yang dipompa dari gudang penyimpan tetes untuk setiap
harinya.
3. Tahap Pencampuran Singkong.
Tahap pencampuran tetes ini menggunakan tangki pencampur tetes dengan
kapasitas tertentu yang dilengkapi pancaran uap air panas (steam), yang
berfungsi sebagai pengaduk dan pemanas tetes. Cara kerjanya yaitu pertama-
tama air panas bersuhu 70oC dimasukkan ke dalam tangki pencampur tetes
(mixing tank), kemudian disusul dengan tetes yang telah ditimbang. Setelah itu
disirkulasi dengan menggunakan pompa hingga tetes dan air tercampur dengan
baik. Pencampuran dianggap selesai dengan indikasi kepekatan mencapai 90o
brix dan dipanskan dengan uap air panas (steam) sampai suhunya mencapai
90o C. Tujuan diberikannya air panas adalah untuk mempercepat proses
pelarutan, sedangkan pemanasan dengan uap air panas (steam) adalah untuk
sterilisasi larutan tetes. Setelah semua tercampur dengan baik ditambahkan
asam sulfat (H2SO4) teknis dengan kepekatan 96,5 % sampai pH 4,5-5.
Pemberian asam sulfat (H2SO4) ini bertujuan untuk mengendapkan
garamgaram mineral di dalam tetes dan untuk memecah di-sakarida (sukrosa)
didalam tetes menjadi monosakarida berupa senyawa d-glukosa dan d-fruktosa.
4. Tahap pengendapan
Pada tahap pengendapan ini menggunakan tangki yang dilengkapi dengan
pipa decanter. Pada tahap ini larutan singkong dengan kepekatan 40o brix dari
tangki pencampur ditampung dalam tangki ini dan diendapkan selama 5 jam
untuk mengendapkan kotoran-kotoran tetes (sludge), terutama endapan garam.
Pengendapan ini bertujuan untuk mengurangi kerak yang terjadi pada mash
column (kolom destilasi pertama). Setelah 5 jam, cairan tetes dipompa menuju
tangki fermentor melalui decanter dan heat exchanger (HE). Heat exchanger ini
berfungsi untuk menurunkan suhu sampai 30oC sebagai syarat operasi
fermentasi. Sedangkan cairan sisa yang berupa endapan kotoran-kotoran dan
sebagian cairan tetes dipompa ke tangki pencuci endapan kotoran (tangki
sludge).
5. Tahap Separator
Tangki Pencuci Endapan Kotoran Tetes.
Sisa cairan tetes sebanyak ± 5% volume dari tangki pengendap tetes yang
berupa endapan kotoran-kotoran dipompa keluar dari tangki pengendap melalui
pipa decanter untuk ditampung di tangki sludge hingga mencapai volume
tertentu. Kemudian cairan tetes diendapkan hingga waktu tertentu untuk
selanjutnya dipompa kembali ke tangki mixing. Tujuan pencucian kotoran tetes
ini adalah untuk efisiensi bahan baku berupa tetes agar bahan baku dapat
dipakai semaksimal mungkin tanpa harus membuang sebagian yang tersisa.
6. Tahap Fermentasi
Proses fermentasi ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap
pembiakan ragi dan fermentasi.
7. Tahap Distilasi
Produk hasil fermentasi mengandung alkohol yang rendah, disebut bir
(beer)dan sebab itu perlu di naikkan konsentrasinya dengan jalan distilasi
bertingkat.Beer mengandung 8 – 10% alkohol.Maksud dan proses distilasi
adalah untuk memisahkan etanol dari campuranetanol air. Untuk larutan yang
terdiri dari komponen-komponen yang berbedanyata suhu didihnya, distilasi
merupakan cara yang paling mudah dioperasikandan juga merupakan cara
pemisahan yang secara thermal adalah efisien.Pada tekanan atmosfir, air
mendidih pada 1000C dan etanol mendidih pada sekitar 770C. perbedaan dalam
titik didih inilah yang memungkinkan pemisahancampuran etanol air.
8. Tahap Dehidrasi
Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi atau
penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor
atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol. Biarkan semalam.
Setelah itu didistilasi lagi hingga kadar airnya kurang lebih 99.5%.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2017.”Amilum”.(https://id.wikipedia.org/wiki/Amilum) diakses pada


tanggal 13 November 2017 pukul 18.21 WIB

Aulia,Prababu.2012.(https://prabababulaulia.wordpress.com/2012/03/24/proses-
pembuatan-bioethanol/) . Diakses pada tanggal 14 November 2017 Pukul
21.30 WIB

Ahmad.2016.”Pengertian jenis dan reaksi Kimia”.(http://www.kajianpustaka.


com/2016/11/pengertian-jenis-dan-reaksi-kimia-fermentasi.html) Diakses
pada tanggal 14 November 2017 Pukul 21.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai