Anda di halaman 1dari 34

PROGRAM KERJA TAHUNAN (PROTA) PENGAWAS

SMP/SMA/SMK
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN DOMPU
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN DOMPU
2011

i
HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM KERJA TAHUNAN (PROTA) PENGAWAS


SMP/SMA/SMK
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN DOMPU
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Disyahkan dan diterima,


Di Dompu, Juli 2011

Korwas, Sekretaris
Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga
Kabupaten Dompu

MUHTAR ALI.Spd DRS.SUAIDIN


NIP: 1954100991979031008 NIP:196301081987031013

MENGETAHUI
KEPALA DINAS DIKPORA Kab.Dompu
Pembina Utama Muda (IV/c)

DRS. H.Moh.Alexander,M.Si
NIP:195610261977121001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alkhamdulillah, penyusunan Program Kerja Tahunan


(Prota) Pengawas SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah
Raga Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2011/2012 ini telah dapat
diselesaikan.
Program kerja tahunan ini disusun sebagai pedoman kerja dalam
pelaksanaan kepengawasan sekolah tahun pelajaran 2011/2012 di lingkungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu. Program ini diharapkan dapat membantu
para pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasannya guna
mencapai misi dan visi pengawas sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Dompu
Penyusunan Program ini mengacu pada tugas pokok dan fungsi pengawas
sekolah sebagaimana telah diatur didalam peraturan kepengawasan sekolah,
dengan memperhatikan kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu serta
kinerja secara umum di Sekolah dengan memperhatikan berbagai kondisi intern
maupun ekstern yang berkembang. Mudah-mudahan buku program kerja ini dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga pencapaian misi dan visi pengawas sekolah
dapat segera tercapai dengan maksimal.
Kepada seluruh sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten
Dompu disampaikan terimakasih atas kerjasama, dan koordinasi kerja, baik
dalam penyusunan program maupun pelaksanaan program kerja ini. Mudah-
mudahan Tuhan Yang Maha Esa meridhoi semua usaha kita serta senantiasa
memberikan taufik dan hidayah Nya.

Dompu, Juli 2011

iii
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Landasan Hukum 3
C Visi Misi,dan Strategi Pengawasan 4
D Tujuan Dan Sasaran Pengawasan
E Ruang lingkup Pengawasan 5

BAB II IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN 6


DAN KEBIJAKAN DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
A. Identifikasi Masalah Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya 7
B. Masalah Dalam Pengawasan 8
C Kebijakan Dalam Pengawasan
BAB III DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN 13
PENGAWASAN SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN DOMPU
A Program Penilaian
B Program Pembinaan
1.Supervisi Akademik
2.Supervisi Manajerial
C Program Pemantuan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 21
B. Saran-Saran 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Bahwa undang-undang sistem pendidikas nasional Republik Indonesia


nomor 20 tahun 2003 mengamanatkan, pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan


Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,

1
dan global. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. PP. Nomor 19 tahun 2005).

Adapun Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:

a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan;dan
h. standar penilaian pendidikan.
Bahwa untuk mewujudkan visi pendidikan nasional yaitu
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut
telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk
dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu
prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta
didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan,
yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,

2
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan
memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Bahwa setiap pengelolaan sumber daya pendidikan di sekolah
Kabupaten Dompu harus direncanakan, diorganisir dengan baik,
dilaksanakan dengan maksimal serta dilakukan evaluasi atau pelaporan
kegiatan dan dilakukan umpan balik perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu
kehadiran, kedudukan, fungsi dan tugas pengawas sekolah dalam usaha
membina, memantau dan menilai kinerja satuan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan sangat penting kehadirannya.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional,
2. Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah,
3. Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas),
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2009 Tentang Guru,
7. Keputusan Mendikbud Nomor: 020/U/1998 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanan Jabatan Funsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menpan Nomor: 091/KEP/M.PAN/10/2001 Tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya

3
9. Keputusan Mendiknas Nomor: 097/U/2002 Tentang Pedoman Pengawasan
Pendidikan, Pembinaan Pemuda Dan Pembinaan Olah Raga.
10. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Kurikulum
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
11. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompeensi Lulusan
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
12. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksananaan
Permendiknas Nomor 22 Dan 23 Tahun 2006.
13. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah
14. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala
Sekolah
15. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Dan Standar
Kompetensi Guru
16. Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan.
17. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
18. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Evaluasi
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
19. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar Dan Menengah
20. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok
Pengawas sekolah.
21. Permenpan No 21 Tahun 2010 Tentang jabatan fungsional Pengawas
sekolah dan Reformasi Demokrasi
22. Renstra Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Dompu
Tahun 2005 – 2010
23. Surat Keputusan Kepala Dikpora Kabupaten Dompu No :
800/.........../Dikpora/201.. tentang pembagian tugas pengawasan sekolah
semester ganjil tahun pelajaran ...................

4
C. Visi, Misi Pengawas Sekolah
1. Visi Pengawas Sekolah/Kita sesuiakan dengan Visi pengawas dompu

Visi pengawas sekolah adalah terwujudnya sistem pengawasan lebih


bermakna dan berguna dilandasi oleh iman dan
taqwa,bermoral,berkualita,terampil ,kreatif,dan inovatif.

2. Misi Pengawas Sekolah/SDA

Misi pengawas sekolah :

1.Mewujudkan pengelolaan sekolah efektif berdasarkan Standar


pengelolaan Satuan Pendidikan

2.Mewujudkan Kepala Sekolah yang profesional

3.Mewujudkan Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang profesional

Strategi Pengawasan

KEGIATAN JENIS TINDAKAN


Penilaian Tes( lisan,tulisan,tindakan)
wawancara,observasi,analisis kasus,analisisis
dokumen,analisis konten,fortofolio
Pembinaan Rapat,diskussi,seminar,workshop,bimbingan
tehnis,studi
banding,penelitian,demontrasi,simulasi,supervisi
klinis
Pemantauan Pengamatan,perekaman,pencatatan,kunjungan kelas

D.Tujuan dan Sasaran Pengawasan

5
Tujuan :

1.Memberi pedoman dan arahan bagi pengawas sekolah dalam


melaksanakan kepengawasan yang tepat sesuai dengan mata pelajaran
masing masing sekolah binaan

2.Terwujudnya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan kepengawasan


profesional dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan sesuai
paradigma manajemen berbasis sekolah

3.Diperolehnya kesamaan persepsi dandukangan dari mitra kerja


kepengawasan sekolah di dalam bersama sama mencapai tujuan
pendidikan

Sasaran :

1.Untuk sekolah binaan yang menjadi sasaran dalam tugas kepengawasan


adalah kepala sekolah dan tenaga administrasi

2.Untuk sekolah bukan binaan sasaranya adalah semua guru

E. Ruang lingkup Pengawasan(Pembinaan,Pemantuan,Penilaian)

Jenis Pengawasan Akademik(Guru) Pengawasan Manajerial(Kepala


Kegiatan Sekolah)
Memantau 1.Kegiatan guru dalam 1.Pelaksanaan Ujian Nasional
menyusun KTSP 2.Pelaksanaan BK di sekolah
2.Kegiatan Guru mengajar di 3.Pelaksanaan 8 SNP
kelas

3.Kegiatan guru menilai


4.Pelaksanaan PSB
proses dan hasil belajar

Menilai 1.Kemampuan guru dalam 1.Kinerja kepala sekolah dan TU


mengembangkan silabus dan 2.Fungsi fungsi kepemimpinan
RPP kepala sekolah
2.Kemampuan guru dalam 3.Kemampuan kepala sekolah
melaksanakan pembelajaran mengelola sumber daya di

6
3.Kemampuan guru dalam sekolah
membuat alat penilaian

4.Kemampuan guru dalam 4.Kemampuan kepala sekolah


menulis KTI dalam menata lingkungan
5.Kemampuan guru dalam
melaksanakan PTK
5.Kemampuan kepsek dalam
mengelola administrasi sekolah
Membina 1.Kompetensi guru 1.

2.Guru dalam menulis KTI

3.Guru dalam menulis PTK

4.Guru dalam
mmeningkatkan hasil belajar
siswa

5.Disiplin,tanggungjawab,dan
motivasi kerja guru

BAB II
IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN DAN KEBIJAKAN
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
A. Identifikasi Masalah Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya

1. Belum semua sekolah menyusun RKS/M dan RKAS


2. Belum semua sekolah dapat menyusun KTSP sesuai Juknis
3. Manajemen Sekolah belum sesuai dengan MBS
4. Masih ada sekolah belum mempunyai 8 Standar Nasional Pendidikan

5. Kemampuan Kepala Sekolah dalam membimbing guru dalam PTK


masih rendah
6. Kemampuan Kepala sekolah menyusun PTS masih rendah

7
7. Kemampuan guru menyusun KTSP belum optimal
8. Kemampuan guru dalam administrasi pembelajaran belum optimal
9. Kemampuan guru dalam PTK belum optimal
10. Kemampuan guru menggunakan IT dalam Pembelajaran belum optimal
11. Kompetensi Guru belum optimal
12. Belum terlaksananya program penilaian kepsek dan staf secara
menyeluruh
B.Masalah dalam Kepengawasan.
1.Belum adanya dana operasional yang memadai dalam kepengawasan
2.Belum adanya alat tranportasi dari dinas dikpora yang memadai
3.Hasil kepengawas belum ditinjak lanjuti secara maksimal
4.Masih ada Kepala sekolah dan guru yang indisipliner belum dikenai sangsi
5.Kendaraan dinas belum cukup,LCD Pengawas belum ada
6.Wilayah tugas kepengawasan yang menyebar di berbagai kecamatan
7.Koordinasi,Sinergi,Evaluasi belum optimal

C. Kebijakan dalam Bidang Pendidikan


Berdasarkan pertimbangan arah kebijakan ndarapendidikan nasional
dan berbagai isu-isu starategis yang berkembang dalam implementasi
pembangunan pendidikan nasional, maka dalam Renstra Pembinaan Sekolah
Menengah Umum ( SMA ) 2005 – 2009 ditetapkan program-program
pembangunan dan pengembangan Sekolah secara bertahap dan
berkesinambungan, dengan prioritas pembinaan dan pengembangan diarahkan
pada :
1. Perluasan dan Pemerataan Akses sekolah dengan membangun unit sekolah
baru, penambahan ruang kelas baru, dan meningkatkan daya tampung
yang sudah ada melalui pendekatan pengelolaan yang lebih efektif dan
efisien;
2. Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan daya saing sekolah dengan
mengembangkan sejumlah Rintisan sekolah SBI, Rintisan sekolah SBI di
kawasan perbatasan, sekolah Pra SSN, revitalisasi peralatan, dan
pengadaan sarana prasarana pembelajaran lainnya;

8
3. Meningkatkan Manajemen sekolah dengan menerapkan Prinsip Good
Governance
Sejalan dengan semangat otonomi daerah yang sudah berproses sejak
2003, maka inisiatif pengembangan sekolah sudah seharusnya menjadi tugas
dan tanggungjawab Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sedangkan bantuan-
bantuan Pengembangan sekolah yang sumber dananya berasal dari APBN
pada prinsipnya bersifat sebagai stimulan.
Oleh karena itu, kegiatan dan pembiayaan pembangunan Sekolah
dialokasikan bukan saja melalui APBN yang dialokasikan baik di tingkat
provinsi maupun pusat, tetapi juga diharapkan dapat ditingkatkan melalui
kontribusi APBD untuk pembangunan dan pengembangan Sekolah.
Adapun lebih rinci, berbagai kebijakan yang saat ini dilakukan, antara
lain sebagai berikut:
a. Perluasan dan Pemerataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu
1. Meningkatkan daya tampung Sekolah dengan mengupayakan
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana serta pendidik dan tenaga
kependidikan;
2. Meningkatkan peran pemerintah daerah untuk membangun Sekolah
3. Membangun Sekolah baru bekerja sama dengan pemerintah daerah;
4. Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta untuk berpartisipasi
membuka Sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan;
5. Mengembangkan layanan khusus Sekolah;
6. Mengusahakan model alternatif penyelenggaraan Sekolah;
b. Mengembangkan Mutu dan Relevansi Sekolah dan Membina Sejumlah
Sekolah Rintisan standar Nasional dan Rintisan Bertaraf
Internasional
1. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan standar nasional
pendidikan dan standar pelayanan minimal pendidikan kejuruan;
2. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan sistem evaluasi,
sertifikasi, dan akreditasi Sekolah

9
3. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sekolah menengah kejuruan
sesuai dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan standar nasional dan
internasional;
4. Pengembangan relevansi sekolah menengah menengah umum sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta tuntutan
pasar kerja lokal dan global;
5. Mengusulkan pemenuhan jumlah, mutu, dan distribusi guru
6. Melakukan bimbingan teknis kepada Sekolah;
7. Melengkapi, meningkatkan, dan memelihara sarana dan prasarana
Sekolah;
8. Meningkatkan sistem manajemen mutu di Sekolah;
9. Meningkatkan kreativitas di lingkungan Sekolah;
10. Meningkatkan Sekolah sebagai learning organization ;
11. Memfasilitasi penyusunan kurikulum Sekolah standar nasional
c. Meningkatkan Manajemen Sekolah dengan
Menerapkan Prinsip Good Governance
1. Meningkatkan capacity building pada semua lini organisasi
2. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
3. Membangun brand image dalam meningkatkan citra lembaga;
4. Membangun koordinasi, kolaborasi, sinergi, dengan lembaga sejenis;
5. Mengupayakan penerapan secara konsisten Sistem Manajemen Mutu;
6. Mengembangkan sistem kontrol kegiatan dan keuangan melalui
monitoring dan evaluasi kinerja (performance audit) secara terprogram
dan berkelanjutan;
7. Mengembangkan sistem penganggaran berbasis kinerja yang
berorientasi pada skala prioritas;
8. Meningkatkan terlaksananya manajemen berbasis sekolah yang
akuntabel, transparan, dan responsif;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan dan
penyelenggaraan Sekolah.

10
D.Program Pembangunan Pendidikan Dinas DikporaKabupaten Dompu
Tahun 2011-2012
a. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan
1. Peningkatan daya tampung siswa
2.Menekan angka DO
3.Peningkatan sarana fisik kantor
4.Penuntasan wajar sembilan tahun
b.Mutu dan relevasi Pendidian
1.Peningkatan dan krativitas guru dan tutor
2.Penngkatan kualitas jenjang pendidikan guru
3.Peningkatan motivasi siswa
4.Pengadaan sarana pembelajaran
c.Tata kelola,Akuntabilitas,serta Pencitraan publik.
1.Pengelolaan sistem Manajamen Pendidikan
2.Pembinaan tenaga pendukung Pelaksanaan Pendidikan
3.Pemberdayaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

11
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN DOMPU
No. Bidang / Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Indikator Teknik/Pendekatan Jadwal
Sub Bidang Keberhasilan Supervisi Pelaksanaan
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembinaan

12
Penyusunan Membuat Menyusun Setiap Terdapat dokumen Workshop/Bintek Juli 2011
Program Program program tahunan pengawas prota pengawas penyusunan prota,
pengawas tahunan,promes, supervisi sekolah sekolah promes dan RKA.
RKA/RKM akademik memiliki Terdapat dokumen
pengawas program promes pengawas
sekolah pengawasan sekolah
Menyusun Terdapat dokumen
program RKA pengawas
semester sekolah
supervisi
akademik
pengawas
sekolah
Menyusun
program
Rencana verja
akademik
(RKA)

13
Melaksanakan Menumbuh Guru-guru Terdapat jadwal Supervisi klinis Juli 2011 –
program kembangkan sekolah supervisi klinis. Workshop, diskusi, Juni 2012
supervisi kualitas binaan Instrumen supervisi seminar, rapat,
akademik pembelajaran kelas pelaksanaan pertemuan personal
yang lebih baik. pembelajaran terisi dan kelompok.
Meningkatkan Terdapat
dan peningkatan
mengembangkan kualitas
kemampuan pembelajaran
guru dalam Prestasi hasil
pembelajaran. pembelajaran siswa
Meningkatkan mutunya meningkat.
perolehan mutu
prestasi siswa.

Menilai/laporan Mengukur dan Setiap Terdapat laporan Penelitian Desember


pelaksanaan memberikan pengawas pengawas sekolah 2011
program penilaian sekolah tiap semester dari Juni 2012
supervisi terhadap kinerja menyusun setiap pengawas
akademik guru dalam laporan sekolah dalam
supervisi kepengawasan bidang akademik.
akademik sekolah tiap
Mengolah dan semester.
menyajikan hasil
temuan hasil
pembinaan guru
dalam supervisi
akademik

14
Rencana tindak Memperbaiki Program Terdapat laporan Metode analisis Desember
lanjut supervisi sistem tindak lanjut hasil pengolahan statistik dengan 2011
akademik pembelajaran supervisi temuan data bidang pendekatan analisis Juni 2012
lebih baik pada akademik akademik. kuantitatif dan
program dilakukan oleh Terdapat rencana analisis kualitatif.
berikutnya setiap tindak lanjut (action
dalam supervisi pengawas plan) bidang
akademik. sekolah. manajerial
Pembinaan Membuat Menyusun Setiap Terdapat dokumen Workshop/Bintek Juli 2011
Supervisi program program tahunan pengawas prota pengawas penyusunan prota,
Manajerial supervisi supervisi sekolah sekolah promes dan RKM.
kepada manajerial manajerial memiliki Terdapat dokumen
Kepala pengawas program promes pengawas
Sekolah sekolah pengawas sekolah
Menyusun sekolah Terdapat
program dokumenRKM
semester pengawas sekolah
supervisi
manajerial
pengawas
sekolah
Menyusun
program
Rencana kerja
manajerial
(RKM)

15
Melaksanakan Melaksanakan Kepala Terdapat jadwal Supervisi klinis Juli 2011 –
program supervisi sekolah supervisi personal Workshop, diskusi, Juni 2012
supervisi manajerial untuk binaan dengan kepala seminar, rapat,
manajerial meningkatkan sekolah. pertemuan personal
dan Instrumen dan kelompok.
mengembangkan pengelolaan sekolah
kemampuan terisi
kepala sekolah Seluruh kegiatan
dan tu dalam adminsitrasi sekolah
pengelolaan berjalan dengan
sekolah baik.
Terdapat
peningkatan
kualitas pelayanan
di sekolah.

Menilai/laporan Mengukur dan Setiap Terdapat laporan Penelitian Desember


pelaksanaan memberikan pengawas pengawas sekolah 2011
program penilaian sekolah tiap semester dari Juni 2012
supervisi terhadap kinerja menyusun setiap pengawas
manajerial kepala sekolah laporan sekolah dalam
dalam supervisi kepengawasan bidang manajerial.
manajerial. sekolah tiap
Mengolah dan semester.
menyajikan hasil
temuan hasil
pembinaan
kepala sekolah
dalam supervisi
manajerial.

16
Rencana tindak Meningkatkan Program Terdapat laporan Metode analisis Desember
lanjut supervisi kemampuan tindak lanjut hasil pengolahan statistik dengan 2011
manajerial kepala sekolah supervisi temuan data bidang pendekatan analisis Juni 2012
pada program manajerial manajerial. kuantitatif dan
berikutnya dilakukan oleh Terdapat rencana analisis kualitatif.
Memperbaiki setiap tindak lanjut (action
sistem pengawas plan) bidang
pengelolaan sekolah. manajerial
sekolah lebih
baik pada
program
berikutnya
dalam supervisi
manajerial.
2. Pemantauan Membuat Menyusun Delapan Terdapat jadwal Studi dokumentasi Juni 2011 s.d
Instrumen program tahunan komponen programpemantauan Juli 2012
pemantauan pemantauan 8 SNP dapat Terdapat instrumen
delapan standar standar nasional terpantau oleh pemantauan 8
nasional pendidikan pengawas komponen SNP
pendidikan pengawas sekolah
sekolah
Menyusun
program
semester
pemantauan 8
standar nasional
pendidikan
pengawas
sekolah

17
Melaksanakan Melaksanakan Seluruh Terdapat instrumen Angket Desember
program pemantauan bidang pemantauan 8 Observasi 2011 s.d
pemantauan delapan standar pendidikan di komponen SNP Wawancara Juni 2012
delapan standar nasional sekolah, yaitu: yang telah terisi
nasional pendidikan Standar Isi oleh sekolah binaan
pendidikan  Standar
Proses
 Standar
Kompetensi
Lulusan
 Standar
Pendidik dan
Tenaga
Kependidika
n
 Standar
Sarana dan
Prasarana
 Standar
Pengelolaan
 Standar
Pembiayaan
 Standar
Penilaian

18
Menilai/laporan Mengukur dan Setiap Terdapat laporan Metode analisis Desember
pelaksanaan memberikan pengawas pemantauan tiap statistik dengan 2011 s.d
pemantauan penilaian sekolah semester dari setiap pendekatan analisis Juni 2012
delapan standar terhadap delapan menyusun pengawas sekolah kuantitatif dan
nasional standar nasional laporan hasil dalam 8 bidang analisis kualitatif
pendidikan pendidikan. pemantauan SNP.
Mengolah dan tiap semester.
menyajikan hasil
temuan hasil
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan.

Rencana tindak Meningkatkan Program Terdapat laporan Metode analisis Desember


lanjut pemantauan tindak lanjut hasil pemantauan 8 statistik dengan 2011
pemantauan delapan standar pemantauan bidang SNP. pendekatan analisis Juni 2012
delapan standar nasional dilakukan oleh Terdapat rencana kuantitatif dan
nasional pendidikan setiap tindak lanjut (action analisis kualitatif.
pendidikan Memperbaiki pengawas plan) 8 bidang SNP.
sistem sekolah.
pemantauan
delapan standar
nasional
pendidikan.

3. Penilaian

19
Membuat Menyusun Program Terdapat program Analisis statistik dan Juli 2011 –
program program penilaian penilaian kinerja penelitian. Juni 2012
penilaian penilaian kinerja kinerja guru, guru dan kepala
kinerja guru dan guru dan kepala kepala sekolah sekolah serta kepala
kepala sekolah sekolah untuk dan sekolah. sekolah yang
dan akreditasi pembinaan. dimiliki oleh setiap
sekolah untuk pengawas sekolah.
pembinaan.

Melaksanakan Memberikan Guru, Terdapat jurnal Metode analisis Juli 2011 s.d
program penilaian kinerja Kepala kegiatan pembinaan statistik dengan Juni 2012
penilaian guru dan kepala sekolah, guru, kepala pendekatan analisis
kinerja guru dan sekolah dan Sekolah sekolah dan sekolah kuantitatif dan
kepala sekolah akreditasi Binaan yang dimiliki oleh analisis kualitatif.
dan akreditasi sekolah untuk setiap pengawas
sekolah untuk pembinaan. sekolah.
pembinaan. Mengukur dan
memberikan
penilaian kinerja
guru dan kepala
sekolah dan
akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.

20
Menilai/laporan Mengolah dan Guru, Setiap guru, kepala Metode analisis
pelaksanaan menyajikan hasil Kepala sekolah dan sekolah statistik dengan
penilaian temuan hasil sekolah, mendapatkan pendekatan analisis
kinerja guru dan program Sekolah laporan hasil kuantitatif dan
kepala sekolah penilaian kinerja Binaan pembinaan dari analisis kualitatif.
dan akreditasi guru dan kepala setiap pengawas
sekolah untuk sekolah dan sekolah.
pembinaan. akreditasi
sekolah untuk
pembinaan.
Membuat Memperbaiki Guru, Terdapat rencana Metode analisis Desember
rencana tindak sistem program Kepala tindak lanjut (action statistik dengan 2011
lanjut penilaian penilaian kinerja sekolah, plan) penilaian pendekatan analisis Juni 2012
kinerja guru dan guru dan kepala Sekolah kinerja guru, kepala kuantitatif dan
kepala sekolah sekolah dan Binaan sekolah dan sekolah analisis kualitatif.
dan akreditasi akreditasi binaan.
sekolah untuk sekolah untuk
pembinaan. pembinaan.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa setiap pengelolaan sumber daya pendidikan di sekolah Kabupaten
Dompu harus direncanakan, diorganisir dengan baik, dilaksanakan dengan
maksimal serta dilakukan evaluasi atau pelaporan kegiatan dan dilakukan
umpan balik perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu kehadiran, kedudukan,
fungsi dan tugas pengawas sekolah dalam usaha membina, memantau dan
menilai kinerja satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan sangat
penting kehadirannya.
Visi pengawas sekolah adalah terwujudnya sistem pengawasan pendikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang mampu mendorong
penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan, pembinaan pemuda dan
pembinaan olah raga yang efisien dan efektif serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, sehingga dapat mendorong terwujudnya Pendidikan,
pembinaan pemuda dan pembinaan olah raga yang bermutu, merata dan dapat
dipertanggung-jawabkan.

Misi pengawas sekolah adalah meningkatkan efektifitas pelaksanaan


pengawasan yang berorientasi akuntabilitas; mencegah praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme; mendorong terwujudnya akuntabilitas unit kerja;
meningkatkan profesionalisme kerja; mengembangkan sistem pengawasan
yang lebih mandiri dan obyektif; melakukan pelembagaan koordinasi fungsi
pengawasan yang dilakukan lintas atau multi instansi; menegakkan etika dan
moral penyelenggara, pengelola dan pelaksana Pendidikan, pembinaan
pemuda dan pembinaan olahraga.

Lebih rinci berbagai kebijakan yang saat ini dilakukan untuk mencapai
visi misi pendidikan nasional yang baik, antara ditempuh sebagai berikut:
a. Perluasan dan Pemerataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu
1. Meningkatkan daya tampung Sekolah dengan mengupayakan
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana serta pendidik dan tenaga
kependidikan;

22
2. Meningkatkan peran pemerintah daerah untuk membangun Sekolah
3. Membangun Sekolah baru bekerja sama dengan pemerintah daerah;
4. Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta untuk berpartisipasi
membuka Sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan;
5. Mengembangkan layanan khusus Sekolah;
6. Mengusahakan model alternatif penyelenggaraan Sekolah;

b. Mengembangkan Mutu dan Relevansi Sekolah dan Membina Sejumlah


Sekolah Rintisan Standar Nasional
1. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan standar nasional
pendidikan dan standar pelayanan minimal pendidikan kejuruan;
2. Menyiapkan bahan untuk penetapan kebijakan sistem evaluasi,
sertifikasi, dan akreditasi Sekolah
3. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sekolah menengah kejuruan
sesuai dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan standar nasional dan
internasional;
4. Pengembangan relevansi sekolah menengah kejuruan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta tuntutan pasar kerja
lokal dan global;
5. Mengusulkan pemenuhan jumlah, mutu, dan distribusi guru kejuruan;
6. Memperkuat program kemitraan Sekolah dengan industri yang rele
7. Melakukan bimbingan teknis kepada Sekolah;
8. Melengkapi, meningkatkan, dan memelihara sarana dan prasarana
Sekolah;
9. Meningkatkan sistem manajemen mutu di Sekolah;
10. Meningkatkan kreativitas di lingkungan Sekolah;
11. Meningkatkan Sekolah sebagai learning organization

23
c. Meningkatkan Manajemen Sekolah dengan Menerapkan Prinsip
Good Governance
1. Meningkatkan capacity building pada semua lini organisasi
2. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
3. Membangun brand image dalam meningkatkan citra lembaga;
4. Membangun koordinasi, kolaborasi, sinergi, dengan lembaga sejenis;
5. Mengupayakan penerapan secara konsisten Sistem Manajemen Mutu;
6. Mengembangkan sistem kontrol kegiatan dan keuangan melalui
monitoring dan evaluasi kinerja (performance audit) secara terprogram
dan berkelanjutan;
7. Mengembangkan sistem penganggaran berbasis kinerja yang
berorientasi pada skala prioritas;
8. Meningkatkan terlaksananya manajemen berbasis sekolah yang
akuntabel, transparan, dan responsif;
9. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan dan
penyelenggaraan Sekolah.

B. Saran-Saran
1. Peningkatan penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah dari seluruh kinerja sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru,
siswa dan pengawas sekolah dengan dijiwai semangat ibadah, ikhlas
karena Alloh.
2. Perlunya koordinasi, kerjasama dan sinergi berbagai komponen pendidikan
/ pembelajaran di sekolah yang bagus, baik antara guru, siswa, kepala
sekolah dan pengawas sekolah serta stakeholder dari sekolah.
3. Perlunya keteladanan, pembiasaan kerja yang professional dengan
menerapkan prinsip-prinsip MBS semua kegiatan di sekolah harus
direncanakan dengan baik, diorganisasi dengan jelas, terukur serta
dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan amanah.

24
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional,
2. Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah,
3. Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas),
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2009 Tentang Guru,
7. Keputusan Mendikbud Nomor: 020/U/1998 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanan Jabatan Funsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menpan Nomor: 091/KEP/M.PAN/10/2001 Tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya
9. Keputusan Mendiknas Nomor: 097/U/2002 Tentang Pedoman Pengawasan
Pendidikan, Pembinaan Pemuda Dan Pembinaan Olah Raga.
10. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Kurikulum
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
11. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompeensi Lulusan
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
12. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksananaan Permendiknas
Nomor 22 Dan 23 Tahun 2006.
13. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah
14. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala
Sekolah
15. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Dan Standar
Kompetensi Guru

25
16. Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan.
17. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
18. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Evaluasi Pendidikan
Dasar Dan Menengah.
19. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar Dan Menengah
20. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok
Pengawas Sekolah
21. Renstra Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Dompu Tahun
2005 – 2010
22. Surat Keputusan Kepala Dinas Dikpora Dompu NO: 800/163/Dikpora/
2010 Tentang pembagian tugas sekolah semester ganjil tahun pelajaran
2010/2011

26
GLOSARIUM

1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
3. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
4. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
6. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
7. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
8. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
9. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
10. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
11. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
12. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat
berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan
secara teratur dan berkelanjutan.

27
13. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
14. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan
pendidikan.
15. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
16. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
17. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
18. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
19. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
20. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari
suatu satuan pendidikan.
21. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
22. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah
badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan;
23. Departemen adalah departemen yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan;
24. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP
adalah unit pelaksana teknis Departemen yang berkedudukan di provinsi dan
bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi,
bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan
mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan;
25. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut BAN-
S/M adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur
formal dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

28
26. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal yang selanjutnya disebut
BAN-PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan jalur pendidikan nonformal dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
27. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-
PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan.

29
30

Anda mungkin juga menyukai