Anda di halaman 1dari 3

Nama : SERVISTA BUKIT

Nomor Peserta : 18070102710024


Tugas : Tugas M2 KB. 1 Hakikat dan kedudukan Bahasa Indonesia
1. Bacalah materi utama pada kegiatan belajar 1 dan media 1, kemudian tuliskan hal-hal yang
sulit dipahami pada tabel
2. Diskusikanlah hal-hal yang dianggap sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah
dan tulislah hasinya pada tabel

Materi Yang sulit dipahami Hasil Diskusi

1. Pada hakikatnya bahasa itu bersifat arbitrer  Dalam diskusi saya dengan rekan guru
yang menjadi pokok bahasan disebutkan
bahwa Bahasa yang diucapkan secara
sewenang-wenangnya berubah-ubah,
tidak tetap, mana suka.
 Dalam hal ini dalam pemikiran kami
nantinya bahsa itu memungkinkan
dikomunikasikan tanpa mengikuti aturan
baku yang ada, jika dalam negara kita
dikenal dengan istilah bahasa yang sesuai
dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD).
 Sehingga bisa memunculkan kesan bahasa
menjadi kesenangan seseorang
mengkomunikasikannya sesuka hati tanpa
meperhatikan aturan.
 Atau apakah bahasa itu dikomunikasikan
sesuai dengan lingkungan dimana bahasa
itu disampaikan sehingga tak usah
mengikuti aturan baku dalam bahasa.
2. Bahasa itu Bersifat Konvensional  Dijelaskan bahwa bahasa itu bersifat
konvensional yang berarti Bahasa
memang mana suka, sewenang-
wenangnya tapi sifatnya disepakati oleh
kelompok tertentu.
 Nah, dari penjelasannya hampir sama
maknanya dengan bahasa bersifat arbitrer
ada disebutkan istilah kesewenangan dan
sesuka hati dalam
mengkomunikasikannya.
 Jadi dalam diskusi kami mengambil
kesimpulan walaupun bahasa itu sesuka
hati namun harus ada kesepakatan dalam
menyampaikannya kepada orang lain.
3. Tiga istilah dalam variasi bahasa, yaitu :  Jadi dalam diskusi ini kami menemukan
a) Idiolek : ragam bahasa yang bersifat kesulitan dalam penjelasan idiolek yang
perorangan merupakan variasi bahasa yang bersifat
b) Dialek : variasi bahasa yang digunakan perorangan.
oleh sekelompok anggota masyarakat  Karena jika bahasa itu divariasikan secara
pada suatu tempat atau suatu waktu. perorangan maka memungkinkan bahasa
c) Ragam : Variasi bahasa yang digunakan itu hanya dipahami oleh individu yang
dalam situasi tertentu, misalnya ragam memperkenalkan bahasa itu.
baku dan tidak baku.  Sehingga diperlukan bagi orang yang
mendengar untuk memperoleh penjelasan
maksud dan makna dari bahasa itu.
4. Meraban (babbling) adalah produksi yang  Jadi dalam diksusi kami ini membahas
dipilih bayi terkait fonem-fonem yang mengenai babling yang ada pada anak
terpilih –entah bunyi vokal maupun bayi.
konsonannya- yang merupakan ciri bahasa  Dengan penjelasan yang menebutkan
asal bayi bahwa mendekutnya bayi diseluruh dunia
esensinya sama, namun merabannya bayi
berbeda.
 Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengaruh lingkungan sangat menentukan
kemampuan bayi dalam babling.
3. Setelah mengetahui teori pemerolehan bahasa anak, jelaskan bentuk pembelajaran bahasa
yang tepat supaya adanya interaksi dan pembiasan (behaviorisme) dalam pembelajaran di
kelas!

Bentuk pembelajaran bahasa yang tepat supaya adanya interaksi dan pembiasan

(behaviorisme) dalam pembelajaran di kelas adalah dengan merumuskan tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan berdasarkan pada teori behaviorisme.

Dalam behaviorisme sebuah respon tertentu dirangsang berulang-ulang, maka bisa menjadi

sebuah kebiasaan, atau terkondisikan. Maka, akan semakin terbiasa si anak tersebut sehingga dalam

mempelajari bahasa Indonesia akan terkondisikan secara sendirinya.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 6 SD. Dalam tujaun

pembelajarannya adalah siswa mampu menyimpulkan isi suatu teks bacaan dengan membaca teks

yang disediakan dengan benar. Maka dalam mencapai kompetensi pada tujaun pembelajaran itu,

dalam langkah – langkah pembelajaran siswa dibiasakan membaca teks terlebih dahulu, kemudian

siswa diminta menuliskan ide pokok dalam setiap paragraf. Adapun cara menuliskan ide pokok

berdasarkan kalimat utama dala paragraf. Nah, dengan selalu dibiasakan anak didik terbiasa

menemukan kalimat utama dalam satu paragraf, maka anak didik bisa menyimpulkan isi suatu teks

bacaan. Dengan demikian, siswa akan terbiasa dalam membuat kesimpulan suatu teks dengan

menemukan ide pokok dalam setiap paragrafnya. Perlu kita ketahui bahwa menyimpulkan suatu teks

adalah salah satu bentuk rgam bahasa tulis yang menjadi suatu keterampilan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai