Anda di halaman 1dari 11

1

Artikel Ilmiah
Pengaruh Water Hammer terhadap Sistem Perpipaan di PT
DELTA ARTHA BAHARI NUSANTARA

Disusun sebagai tugas akhir semester 1 mata kuliah Bahasa Indonesia dengan
dosen pengampu Ibu Heny Dwi Arista, M.Pd

Eva Bernadine
175060407111006

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
2

ABSTRAK
Jalur pipa (pipeline) merupakan media yang digunakan sebagai alat transportasi
fluida (cair atau gas), mixed of liquid, solid dan fluid-solid mixture. Ada beberapa
tahap penting dalam siklus suatu jalur perpipaan yang digunakan sebagai alat
transportasi minyak atau gas: desain, konstruksi, operasional dan pemeliharaan, dan
terakhir perbaikan. Operasional merupakn proses kemungkinan terbesar terjadinya
kegagalan pada suatu jalur perpipaan. Salah satu kegagalan yang mungkin terjadi
adalah fenomena water hammaer. Water hammer adalah sebuah fenomena
terjadinhya kenaiakan tekanan yang disebabkan oleh terhenti atau dihentikannya
aliran di dalam pipa secara mendadak. Hal ini bisa disebabkan oleh operasional
penutupan katup yang dilakukan secara tiba-tiba. Pada paper ini akan dijelaskan
kajian mengenai pengaruh kenaikan tekanan yang terjadi karena adanya fenomena
water hammer terhadap nilai tegangan jalur perpipaan di sisi discharge. Dari hasil
perhitungan diketahui bahwa kenaikan tekanan akibat fenomena water hammer
sangat mempengaruhi naiknya nilai tegangan pada pipa. Hasil analisa menunjukan
bahwa tegangan yang terjadi ketika fenomena water hammer masih dapat diterima,
tetapi kenaikan tekanan ketika terjadi fenomena water hammer melebihi dari batas
yang diizinkan sehingga perlu dilakukan prosedur penutupan katup yang sesuai
untuk menjaga agar pada saat dioperasionalkan pipa dalam kondisi aman.
1. PENDAHULUAN
Pipa adalah tabung berongga bulat yang memiliki fungsi untuk
mengangkut suatu produk, baik berupa fluida, gas, biji, bubuk, dan lain
sebagainya. Jenis pipa terbagi menjadi dua, yaitu:
1. jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)
2. jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)
Material pembuatnya pun beragam, dapat berasal dari carbon steel, carbon
moly, galvanees, ferro nikel, stainless steel, PVC, chrom moly, aluminium, Fiber
glass, wrought iron, cooper, red brass, nickel cooper, nickel chrom iron, dan
sebagainya. Untuk membuat sistem perpipaan dibutuh beberapa komponen
dengan spesifikasi standar yang terdaftar dalam simbol dan kode yang telah
dibuat atau dipilih sebelumnya. Komponen yang dimaksud ialah:
1. pipa-pipa (pipes)
2. sambungan- sambungan (flanges)
3. katup-katup (valves)
4. baut-baut (bolting)
5. gasket
6. komponen khusus
Pemilihannya pun harus disesuaikan dengan teknik perpipaan dan hal ini
dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai berikut:
1. perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. perpipaan untuk industri bahan migas
3. perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. perpipaan untuk proses pendinginan
5. perpipaan untuk tenaga nuklir
6. perpipaan untuk pengangkutan minyak
7. perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas
3

Selain dari penjelasan untuk apa perpipaan tersebut, perlu diketahui pula
jenis aliran temperatur, sifat korosi, faktor gaya, serta kebutuhan tambahan
berdasarkan aliran dan pipanya.
Sambungan (flange) pada pipa adalah suatu komponen untuk
menghubungkan dua pipa dengan valve atau pipa dengan perlengkapan lainnya
menjadi kesatuan utuh dengan baut sebagai perekatnya. Sambungan pada pipa
sebagai salah satu komponen yang berfungsi memudahkan pekerjaan,
perawatan, perbaikan, maupun penggantian perlengkapan lain tanpa merusak
komponen lainnya.
Sambungan untuk pipa memiliki jenis dan ukuran bervariasi tergantung
spesifikasi dan desain perpipaan yang digunakan. Sambungan dapat dibedakan
berdasarkan ukuran menurut ANSI, schedule, tipe permukaan, bentuknya
menurut ANSI.
Setelah penjelasan mengenai pipa beserta sambungannya, mari bergeser ke
jalur perpipaan-perpipaan adalah media yang digunakan sebagai alat transportasi
fluida, gas, biji, bubuk, dan lain sebagainya. ada beberapa hal yang harus
diperhatikan pada desain suatu jalur perpipaan, antara lain:
 Standar harus sesuai dengan tujuan jalur pipa yang dibuat
 Pemilihan jenis pipa dan material yang digunakan
 Rute jalur pipa harus dilakukan sebaik mungkin untuk meminimalisasi
kebutuhan pipa tanpa menggangu dan mengurangi keandalan jalur pipa
 perhitungan dan pemilihan ketebalan dinding pipa harus menjamin jalur
Pipa dapat dioperasikan secara maksimal dan aman
Pipa menerima beban baik akibat berat pipa itu sendiri, berat fluida di
dalamnya, akibat tekanan dari dalam pipa, temperatur fluida, angin maupun
gempa bumi. Beban tersebut dibagi menjadi beberapa kondisi, yaitu:
 sustained load
 operating load
 intermitten load
Sustained load adalah kombinasi dari weight load dan beban yang
dihasilkan oleh internal pressure. Weight load terbagi menjadi dua pula yaitu
dead load dan live load. Arah beban yang ditimbulkan karena berat pipa dan atau
berat fluida di dalam pipa mengarah ke tanah sehingga untuk pipa yang
terpasang di atas permukaan harus dilengkapi dengan pendukung yang berfungsi
sebagai penyangga.
4

Beban yang dihasilkan oleh internal pressure yang bekerja pada jalur
perpipaan dihasilkan dari tekanan fluida di dalam pipa. Sehingga beban ini
tergantung dari tekanan yang bekerja pada saat pengoperasian jalur perpipaan.

Besarnya sustained load dapat dihitung berdasarkan persamaan dari ASME


B31.3 sebagai berikut:
𝑃. 𝐷 √( 𝑖𝑖 𝑀𝑖 )2 + (𝑖0 𝑀0 )2
𝑆𝐿 = +
4 . 𝑡𝑤 𝑍

Pada saat jalur perpipaan beroperasi akan timbul beberapa beban yang
sebagian besar berupa beban dinamis, contohnya beban yang diakibatkan oleh
kecepatan aliran, tekanan operasi dari pompa, penurunan tekanan, dan water
hammer. Selain beban dinamis, beban yang timbul karena pengoperasian jalur
perpipaan adalah thermal load. Beban ini ditimbulkan akibat ditahannya
expansion atau contraction suatu pipa yang mengalami pemuaian atau
pengkerutan akibat temperatur fluida yang mengalir di dalamnya. Penahanan
(restriction) yang terjadi dapat disebabkan oleh anchor atau karena
tersambungnya pipa dengan sebuah perlengkapan. Perlu diperhatikan bahwa
termal load bersifat siklus, artinya jika anchor dilepas atau fluida dihentikan
mengalir, maka hilang pula beban yang ditimbulkanya.

Intermitten load tidak selalu terjadi pada jalur perpipaan sepanjang waktu.
Beban ini hanya terjadi pada kondisi tertentu, contohnya saat dilakukan
pengujian tekanan, beban angin, beban gempa, water hammer, dan lain-lain.
Meskipun beban ini tidak sering terjadi, hal ini harus tetap dipertimbangkan
dalam perancangan suatu jalur perpipaan karena beban ini mungkin memiliki
pengaruh terbesar pada struktur.
Masukan gambar stress yang terjadi pada pipa, axial stress, bendng stress.
Tegangan yang terjadi pada jalur perpipaan dapat dilihat pada gambar 1. Dari
gambar 1 di tunjukan bahwa pada saat pipa dialiri fluida bertekanan, maka pipa
mengalami tegangan(stres). Stress yang terjadi pada pipa tersebut adalah :
5

h = Hoop stress (arahnya melingkar pipa)


l = longitudinal stress (memanjang pada pipa)
r = radial stress (tegak lurus dinding pipa)
Hoop stress (tegangan tangensial) adalah tegangan yang ditimbulkan oleh
tekanan interanal (internal pressure) yang bekerja secara tangensial dan
nilainya tergantung dari tebal dinding pipa. Berdasarkan bebannya Tegangan
tangensial terbagi menjadi dua, yaitu:
 tegangan tangensial karena beban dari dalam pipa
besarnya tegangan tersebut dapat dihitung menggunaan persamaan:
𝑃 .𝐷
𝑆𝐻𝑖 = 2 .𝑡
𝑊

 tegangan tangensial karena beban tanah


besarnya tegangan tersebut dapat dihitung menggunakan persamaan :
𝑆𝐻𝑒 = 𝐾𝐻𝑒 . 𝐺𝐻𝑒 . 𝐸𝑒 . 𝛾 . 𝐷
Dengan :
KHe = stiffness factor for circumferential stress from earth load
Be = burial factor for circumferential stress
Ee = Excavation factor for circumferential
𝛾 = unit weight of soil

Tegangan longitudinal adalah tegangan yang kerja secara longitudinal


atau searah sumbu pipa. Tegangan longitudinal terdiri dari Tegangan Aksial
(Axial Stress), Tegangan Tekuk (Bending Stress), dan Tegangan Longitudial
(Longitudinal Stress).

Tegangan aksial adalah tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang
bekerja searah dengan sumbu pipa. Besarnya nilai dari tegangan aksial (axial
stress) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
𝐹
𝑆𝐴𝑋 = 𝐴𝑋 𝐴

Tegangan tekuk adalah tegangan yang terjadi karena adanya moment


yang bekerja pada ujung-ujung pipa. Besarnya nilai dari tegangan tekuk
(bending stress) dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝑀 .𝑐 𝑀
𝑆𝐵 = =
𝑖 𝑍

Besarnya longitudinal stress yang terjadi karena internal pressure dapat


dihitung menggunakan persamaan dari ASME B31.3 sebagai berikut:
𝑃 .𝐷
𝑆𝐿 =
4 . 𝑡𝑤

Besarnya longitudinal stress yang terjadi karena beban kendaraan yang


melintasi jalur perpipaan terpendam dapat dihitung menggunakan persamaan
dari API RP 1102 sebagai berikut:
𝑆𝐿ℎ = 𝐾𝐿ℎ . 𝐺𝐿ℎ . 𝑅 . 𝐿 . 𝐹𝑖 . 𝑤
6

Besarnya longitudinal stress yang terjadi karena temperatur fluida kerja


dapat dihitung menggunakan persamaan dari API RP 1102 sebagai berikut:
𝑆𝐿𝑇 = 𝐸𝑠 . ∝ 𝑇 . (𝑇2 − 𝑇1 )

Nilai dari tegangan radial yang ditimbulkan karena adanya tekanan dari
dalam pipa bervariasi pada dinding dalam pipa dan dinding luar pipa. Nilai
tegangan radial terbesar (maksimum) terjadi pada dinding dalam pipa,
sedangkan nilai tegangan radial terkecil (minimum) terjadi pada dinding luar
pipa. Besarnya radial stress dapat dihitung menggunakan persamaan dari API
RP 1102, sebagai berikut:
𝑆𝑅 = −𝑃
Principal stress, Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui stress
efektif yang akan diterima oleh pipa. Stress efektif di peroleh dari
penjumlahan seluruh stress yang terjadi pada pipa, dimana dirumuskan
sebagai berikut :
𝑆1 = 𝑆𝐻𝑒 + 𝑆𝐻𝑖 + 𝑆𝐻ℎ
Besarnya maximum longitudinal stress dihitung menggunakan
persamaan dari API RP 1102 sebagai berikut :
𝑆2 = ∆𝑆𝐿 − 𝐸𝑠 𝛼 (𝑇2 − 𝑇1 ) + 𝑉𝑠 . (𝑆𝐻𝑒 + 𝑆𝐻𝑖 )
Besarnya maximum radial stress dihitung menggunakan persamaan dari
API RP 1102 sebagai berikut :
𝑆3 = −𝑃
Besarnya total effective stress dihitung menggunakan persamaan dari
API RP 1102 sebagai berikut :
1
𝑆𝑒𝑓𝑓. = √2 [(𝑆1 − 𝑆2 )2 + (𝑆2 − 𝑆3 )2 + (𝑆3 − 𝑆1 )2 ]

Fenomena water hammer terjadi pada fluida yang bersidat tak


termampatkan (incompresible). Terjadinya fenomena water hammer
berpengaruh pada naiknya tekanan yang dapat menyebabkan sebuah pipa
pecah. Ada beberapa hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena
water hammer, antara lain: Penutupan katup secara tiba-tiba pada waktu
pertama kali pompa dinyalakan dan terbloknya jalur pipa Untuk menghitung
kenaikan tekanan karena terhentinya aliran pada saat operasional katup
digunakan persamaan sebagai berikut :
0,07 . 𝑣 .𝐿
𝑃= + 𝑃𝑖
𝑡

2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perhitungan untuk mengukur dampak dari water hammer?
2. Bagaimana menentukan apakah jalur pipa tersebut aman beroperasi?
7

3. Apa solusi sebagai tindak pencegahan dari dampak water hammer yang
berkelanjutan?

3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam karya ilmiah ini adalah penelitian bersifat kuantitatif dengan
menggunakan metode deskriptif.
Lokasi penelitian
PT DELTA ARTHA BAHARI NUSANTARA

Teknik pengumpulan data


Pengumpulan data diambil secara langsung dan disebut sebagai data primer karena
diambil langsung dari sumbernya yaitu PT DELTA ARTHA BAHARI
NUSANTARA

Teknik analisis data


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif dengan aspek yang
dibahas:
1. Kenaikan tekanan faktor water hammer
2. Stress pada pipa di atas permukaan tanah
3. Stress pada elbow 900

4. Hasil dan Pembahasan


Data:
Karateristik luar pipa dan pengoperasiannya.
 diameter : 6,625 inch
 Operating pressure : 99,563 psi
 Max. Operating pressure : 142,233 psi
 Max. Working pressure : 580,151 psi
 Steel Grade : API5L Grd. B
 SMYS : 35000 psi
 Design factor : 0,720
 Longitudinal joint factor : 1,00
 Installation temperature : N/A
 Max. operating temperature : N/A
 Min. operating temperature : N/A
 Temperature derating factor : N/A
 Wall thickness : 0,280 inch
 Pipe Weight Per-Unit Length : 18,99 lb/ft
 Total length : 4556,801 ft
 Fluid Density : 51,953 lb/ft3

Karateristik instalasi.
 Depth : 6 ft
 Bored diameter : 8,625 inch
 Soil type : Loose sand
 Modulus of soil reaction : 0,500 ksi
 Resilient modulus of soil : 10 ksi
8

 Unit weight of Soil : 0,069 lb/in3


 Type of longitudinal weld : ERW
 Design wheel load : 10 kips
 Pavement type : Flexible
 c. Other pipe steel properties
 Young’s modulus : 29500 ksi
 Poison’s ratio : 0,300
 Coeff. of thermal expansion : 6 x 10-6 pero F

Kenaikan tekanan karena faktor water hammer


Berdasarkan persamaan diperoleh kenaikan tekanan yang diakibatkan karena
terjadinya fenomena water hammer sebagai berikut: Dapat diamati dari hasil
perhitungan dan grafik yang disajikan, bahwa pada saat jalur perpipaan
dioperasikan pada maximum work pressure dengan skenario penutupan katup 3
detik menghasilkan tekanan sebesar 1587,586 psi. Kenaikan yang disebabkan oleh
fenomena water hammer ini melebihi dari batas kenaikan tekanan yang diizinkan
yaitu sebesar 1144 psi.
Stress pada Pipa di Atas Permukaan Tanah
Berikut ini adalah hasil perhitungan stress pipa di atas permukaan tanah saat
terjadi fenomena water hammer. Dapat diamati dari hasil perhitungan dan grafik
yang telah disajikan, nilai hoop stress terbesar pada saat terjadi fenaomena water
hammer adalah 18781,7 psi, yang terjadi ketika tekanan pada jalur perpipaan naik
dari 580,151 psi menjadi 1587,6 psi. Besarnya stress maximum yang diizinkan
adalah 25200 psi, sehingga nilai hoop stress yang disebabkan JURNAL TEKNIK
POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-146 karena
terjadinya fenomena water hammer saat jalur perpipaan dioperasikan masih dapat
diterima D. Stress pada Pipa Terpendam Berikut ini adalah hasil perhitungan stress
pipa terpendam saat terjadi fenomena water hammer. Perhitungan dilakukan pada
saat jalur perpipaan dioperasikan dengan kondisi operational pressure (99,563 psi),
max. operational pressure (142,233 psi), dan max. work pressure (580,151 psi),
dengan spesifikasi pipa yang digunakan mengacu pada API 5L Grade B diameter 6
inch.
9

Dapat diamati dari hasil perhitungan dan grafik yang telah disajikan, nilai
hoop stress terbesar pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 18781,7 psi,
yang terjadi ketika tekanan pada jalur perpipaan naik dari 580,151 psi menjadi
1587,6 psi. Besarnya stress maximum yang diizinkan adalah 25200 psi, sehingga
nilai hoop stress yang disebabkan karena terjadinya fenomena water hammer saat
10

jalur perpipaan dioperasikan masih dapat diterima. Nilai effective stress terbesar
pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 20706,592 psi, yang terjadi
ketika tekanan pada jalur perpipaan naik dari 580,151 psi menjadi 1587,6 psi.
Besarnya stress maximum yang diizinkan adalah 25200 psi, sehingga nilai effective
stress yang disebabkan karena terjadinya fenomena water hammer saat jalur
perpipaan dioperasikan masih dapat diterima.
Stress pada elbow 900
Berikut ini adalah hasil perhitungan stress pada elbow 900 terpendam saat
terjadi fenomena water hammer. Perhitungan dilakukan pada saat jalur perpipaan
dioperasikan dengan kondisi operational pressure (99,563 psi), max. operational
pressure (142,233 psi), dan max. work pressure (580,151 psi), dengan spesifikasi
pipa yang digunakan mengacu pada API 5L Grade B diameter 6 inch. Dapat diamati
dari hasil perhitungan dan grafik yang telah disajikan, nilai hoop stress terbesar
pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 18781,7 psi, yang terjadi ketika
tekanan pada jalur perpipaan naik dari 580,151 psi menjadi 1587,6 psi. Besarnya
stress maximum yang diizinkan adalah 25200 psi, sehingga nilai hoop stress yang
disebabkan karena terjadinya fenomena water hammer saat jalur perpipaan
dioperasikan masih dapat diterima. Nilai effective stress terbesar pada saat terjadi
fenaomena water hammer adalah 20706,592 psi, yang terjadi ketika tekanan pada
jalur perpipaan naik dari 580,151 psi menjadi 1587,6 psi. Besarnya stress maximum
yang diizinkan adalah 25200 psi, sehingga nilai hoop stress yang disebabkan karena
terjadinya fenomena water hammer saat jalur perpipaan dioperasikan masih dapat
diterima.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, nilai internal preassure
akibat water hamer adalah 1007,435 psi. Saat dioperasikan dengan tekanan 580,151
psi mengalami kenaikan internal sebesar 1587,586 psi. Ditinjau dari nilai tegangan
maksimum yang diizinkan (25200 psi) di PT DELTA ARTHA BAHARI
NUSANTARA untuk setiap pembebanan masih di bawah dari tegangan maksimum
yang diizinkan, yang artinya jalur tersebut aman beroperasi. Sedangkan nilai
tegangan tersbesar ketika terjadi water hammer adalah 19172,207 psi dengan
kenaikan pada inlet pressure adalah 1587,586 psi. Jika ditinjau lagi berdasarkan
standar yang diizinkan, maka jalur tersebut aman beroperasi.Untuk nilai tegangan
terbesar pada elbow 900 adalah 18781,707 psi dengan kenaikan inlet pressure
1587,586 psi. Bila ditinjau berdasarkan standar yang diizinkan maka cukup aman
beroperasi.
Setelah meninjau dari segala perhitungan water hammer yang dilakukan,
dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi kenaikan tekanan akibat water hammer
melebihi standar yang diizinkan sehingga disarankan untuk mengurangi tekanan
yang masuk dengan menambahkan fitting regulator dan melakukan perencanaan
operasional penutupan katup sekurangnya 6 detik.
DAFTAR RUJUKAN
Sisiwanto, Tri A. 2014. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3: Analisa Pengaruh
Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa Pada Sistem Loading Offloading
PT.DABN
11

http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/6051/1733 diakses
online tanggal 12 Desember 2017
Saputra, David. 2016. Definisi dan Penjelasan tentang Pipa.
http://davidsaputras.blogspot.co.id/2015/09/definisi-dan-penjelasan-tentang-
pipa.html online tanggal 11 Desember 2017
Hidyat, Fachrull G. Sejarah Sistem Perpipaan.
http://fachrulhyd.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-sistem-perpipaan-
dunia.html diakses online tanggal 11 Desember 2017
Crowly,Mike. 2015.Water Hammer Analysis.
http://www.fluidmechanics.co.uk/hydraulic-calculations/water-hammer-2/
access at 13 November 2017
Giles, Ranald.1976. Fluids mechanics and hydraulics. Singapore:mc grawhill
book company

Anda mungkin juga menyukai