Health ED, 2012) - Unit Ini Memiliki Tujuan Utama Yaitu Untuk Menerima
Health ED, 2012) - Unit Ini Memiliki Tujuan Utama Yaitu Untuk Menerima
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah area di dalam sebuah rumah sakit yang
Health ED, 2012). Unit ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menerima,
untuk pasien, termasuk pasien yang membutuhkan resusitasi dan pasien dengan
dan situasi bencana. Terdapat beberapa tipe pasien khusus yang biasanya ditemui
antara lain pasien dengan trauma mayor, pasien lansia, anak-anak dan remaja,
pasien dengan gangguan jiwa, pasien dengan penyakit infeksius, dan pasien yang
terpapar bahan kimia, biologi atau kontaminasi radiologi (Australian College for
Pelayanan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan di dalam pelayanan IGD.
Akan tetapi, pelayanan di IGD dapat terhambat jika kondisi di dalam IGD penuh
dengan pasien. Adanya kondisi pasien yang memenuhi IGD disebabkan oleh tidak
sesuainya jumlah pasien yang berkunjung ke IGD dengan tenaga dan tempat tidur
yang ada di IGD. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan beberapa akibat antara
1
lain menambah waktu tunggu pasien untuk diperiksa, banyaknya pasien yang
meninggalkan IGD tanpa diperiksa, Length of Stay (LOS) di IGD yang panjang,
dan waktu tunggu pasien yang lama untuk pindah ke bangsal atau stagnan (Singer
et al., 2011)
memiliki LOS di IGD selama lebih dari 2 jam setelah pasien diputuskan untuk
rawat inap (Singet et al., 2011). Pasien yang stagnan di IGD tidak dapat
memperoleh akses untuk mendapatkan tempat tidur yang sesuai sampai batas
waktu yang wajar, yaitu tidak lebih dari 8 jam setelah diputuskan untuk rawat inap
Penelitian oleh Singer et al. tahun 2011 mengemukakan bahwa waktu pasien
stagnan adalah rentang antara keputusan rawat inap sampai pasien berpindah ke
penyedia pelayanan kesehatan dan kondisi IGD yang penuh atau kunjungan
pasien yang tinggi merupakan bagian dari adanya stagnan. Adanya pasien yang
stagnan di IGD berhubungan dengan tingkat kematian pasien dan LOS di IGD,
semakin lama waktu pasien stagnan dapat menyebabkan semakin tinggi risiko
kematian pasien.
stagnan apabila pasien tersebut berada di IGD selama lebih dari dua jam terhitung
dari pasien mulai triase. Beberapa faktor yang diduga menjadi risiko penyebab
pasien stagnan antara lain ketersediaan tempat atau bangsal, tidak sesuainya
2
bangsal yang tersedia dengan permintaan pasien, adanya pengelompokan penyakit
Disamping itu, pasien rujukan juga salah satu yang menjadi penyebab kondisi di
IGD menjadi semakin penuh. Sebagai rumah sakit rujukan tingkat ketiga, RSUP
Dr. Sardjito menjadi salah satu rumah sakit yang menjadi tujuan utama pasien
rujukan.
IGD RSUP Dr. Sardjito pada 12 Agustus 2014, jumlah tempat tidur yang ada
sebanyak 22 bed dan 10 bed cadangan. Data kunjungan pasien di IGD rumah sakit
kunjungan per bulan sebanyak 2.750 pasien (dibulatkan). Dari data kunjungan
tersebut tercatat sebanyak 1.988 pasien yang mengalami stagnan, dengan rata-rata
negatif bagi keselamatan pasien itu sendiri. Hal ini juga dapat menjadi penyebab
IGD penuh dengan pasien yang menunggu untuk dilayani. Beberapa akibat yang
dapat ditimbulkan dari adanya pasien yang stagnan di IGD antara lain pasien yang
meninggalkan IGD tanpa diperiksa, waktu tunggu pasien yang lama, kondisi
pasien yang bertambah buruk karena tidak ditangani secara cepat, adanya
3
kejadian tidak diinginkan dan dapat membahayakan nyawa pasien (Singer et al,
2011).
Organization (WHO) sejak tahun 2004, terbukti dengan adanya program khusus
dalam hal keselamatan pasien, maka sangat penting sekali untuk setiap rumah
dengan adanya kasus pasien yang stagnan bagi pasien, antara lain risiko tinggi
penting, dan membahayakan nyawa pasien itu sendiri dan terdapat pula dampak
terhadap rumah sakit antara lain menurunkan mutu pelayanan rumah sakit dan
B. Rumusan Masalah
medapatkan hasil yang optimal dalam pelayanan terhadap pasien. Terdapat pula
beberapa faktor yang berhubungan dengan pasien yang stagnan di IGD. Untuk itu
dengan adanya pasien yang stagnan di IGD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?”
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
perawat, menunggu catatan medis dari dokter, tipe visit, jumlah tindakan,
dengan adanya pasien yang stagnan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan
dalam memberikan pelayanan terhadap pasien IGD dengan cepat dan tepat.
5
2. Bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan dalam proses pelayanan
mutu dan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit. Di samping itu, penelitian ini
3. Bagi pasien
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna bagi
pasien untuk turut serta mengawasi kinerja sistem pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan ikut dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
E. Keaslian Penelitian
Beds? Factors Predicting the ED Boarding of Admitted Patients for More Than 2
Hours ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh pasien rawat inap harus
menunggu di IGD selama lebih dari 2 jam setelah keputusan rawat inap. Faktor
yang diteliti di penelitian ini adalah tipe visit (antara lain tingkat triase dan tipe
admisi) dan waktu visit (antara lain waktu dalam sehari dan hari dalam seminggu)
6
atau karakteristik pasien (antara lain jenis kelamin dan kelompok usia). Penelitian
mempengaruhi pasien stagnan adalah waktu kunjung pasien saat akhir pekan atau
shift malam dan karakteristik pasien (pasien perempuan dan lansia lebih dari 65
variabel yang diteliti merupakan karakteristik level IGD dan karakteristik level
rumah sakit. Karakteristik level IGD meliputi volum pasien IGD, presentase
pasien yang dirawat inap, presentase pasien yang dibawa oleh ambulan, dan
meliputi status rumah sakit, status pusat trauma, kepemilikan rumah sakit,
kapasitas tempat tidur rawat inap, status akses kritis, kebutuhan tempat tidur
pasien rawat inap, dan letak rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan
semakin tinggi kebutuhan tempat tidur pasien rawat inap maka semakin tinggi
pula LOS-nya dan semakin tinggi presentase pasien yang di rawat inap, maka
Li, Chiu, Kung, Chen, 2012. Penelitian yang berjudul Factors Affecting Length of
Stay in the Pediatric Emergency Department ini meneliti 5 faktor yang antara lain
lama waktu tunggu dirawat inap, tes laboratorium, waktu konsultasi dokter, gejala
penyakit gastrointestinal, dan hasil akhir pasien. menunjukkan bahwa pasien yang
menunggu untuk dirawat inap selama kurang dari 8 jam atau tidak dirawat inap,
mereka yang tidak membutuhkan tes laboratorium, pasien yang konsultasi dokter
7
kurang dari 60 menit, dan pasien tanpa adanya gejala penyakit gastrointestinal
memiliki LOS yang paling pendek. Sedangkan pasien yang menunggu untuk
dirawat inap lebih dari 16 jam memiliki LOS yang paling lama. Metode yang