Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Menata Produk


Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display adalah suatu cara penataan produk terutama produk barang
yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti
dari display tersebut, William J.Shultz, “Display consist of simulating customers attention and interest in a product or a store, and
desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan
minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual
appeal ).
Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan self service dalam menjual
barang–barang. Hal ini dapat dilihat di supermarket. Adapun tujuan display digolongkan sebagai berikut :
1. Attention dan Interest Customer
Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara
menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya.
2. Desire dan Action Customer
Desire dan action customer , yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan
di toko tersebut, setelah memasuki toko, kemudian melakukan pembelian.
Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Window Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya dibagian depan
toko yang disebut etalase.
2. Interior Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam
toko. Interior display dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a. Open display
Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatun tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan
dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan, misalnya self
display, island display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata dengan baik sehingga
menyerupai pulau-pulau).
b. Closed display
Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak
dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan petugas
pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian.
c. Architechtural Display
Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang
tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik
karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.
3. Exterior Display
Memajangkan barang-barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar
malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.
b. Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekononomis.
c. Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising.
d. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari pembungkus.
e. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari raya, ulang tahun.
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan beberapa hal
dalam display, yaitu sebagai berikut:
a. Store Design dan Decoration
Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambing-
lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan
di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk membimbibing
calon pembeli kearah barang dagangan dan member keterangan kepada mereka tentang penggunaan
barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus,
seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru.
b. Dealer Display
Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-
simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk. Dengan memperlihatkan kegunaan produk
dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan
agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar
tersebut.
Cara menata barang dagangan di toko.

Salah satu cara agar toko lebih menarik adalah dengan menata barang dagangan dengan
sedemikian rupa agar tampak lebih menarik, meyakinkan dan lebih rapi, tentunya
dengan harapan penjualan semakin meningkat. Berikut tipsnya:
1. Isilah pada bagian depan toko terlebih dahulu. Kesan penuh harus anda tampilkan
dengan menata produk anda dengan mengutamakan mengisi bagian depan atau
etalase depan terlebih dahulu bahkan ada yang mengisi bagian teras atau trotoar toko
agar lebih menarik perhatian calon pembeli. Keamanan harus diutamakan jangan
sampai produk tersebut jadi sasaran pencurian orang yang lalu lalang di depan toko.
2. Perhatikan warna. Tempatkan produk dengan warna warna cerah di bagian yang
paling mudah dilihat, padukan warna cerah tersebut letakkan bersebelahan dengan
warna cerah lain. Misalnya warna merah,kuning,orange, putih sehingga lebih cepat
menangkap perhatian pengunjung.
3. Disain menarik sebagai jangkar. Sering kali kita dapati produk yang tidak terkenal
memiliki disain atau model yang sangat menarik dan inovatif, anehnya produk terkenal
justru disainnya malah biasa-biasa saja,ini sering kita temukan pada produk fashion.
Gunakan produk dengan disain menarik ini sebagai jangkar atau penarik dengan cara
menggandengkannya dengan produk yang sudah punya nama, dengan harapan
pengunjung akan tertarik untuk membeli keduanya dengan dua alasan langsung, disain
menarik atau merek terkenal.
4. Produk laris di bawah. Pada toko retail, letakkan produk yang laris di rak bagian bawah,
kenapa? Karena produk yang laris bagaimanapun tetap akan di cari, pembeli sudah
sangat hapal bentuk produk tersebut, sehingga ditempatkan di bagian bawah pun tetap
akan mudah ditemukan, sedangkan untuk produk yang kurang terkenal tempatkan
produknya di bagian yang sejajar dengan mata, selain untuk membantu distributor
untuk menjualkan produknya, rak yang sejajar dengan mata harga promosi atau sewa
raknya relatif tinggi, distributor biasanya rela membayar sewa pada pemilik toko agar
produknya ditempatkan di tempat strategis. lumayan kan buat tambahan pemasukan
toko anda.
5. Kemasan besar di kanan. Biasakan meletakkan produk dengan kemasan besar di
sebelah kanan, misalnya produk susu merek A kemasan 1000 gram di sebelah paling
kanan kemudian diikuti dengan kemasan 800 gram demikian seterusnya sampai
kemasan yang paling kecil. Kenapa? Karena kebiasaan manusia menggunakan tangan
kanan maka probabilitas terpilihnya produk dengan kemasan besar akan semakin
tinggi.
6. Kelompokkan produk. Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada satu
tempat yang berdekatan, dan menempatkan produk pelengkap berdekatan misanya mi
isnstan berdekatan dengan saos atau sambal.
7. Tempatkan produk impulsif dikasir. Sambil antri biasanya pembeli suka comot sana
sini manfaatkan hal ini dengan menempatkan produk dengan harga murah di sekitar
kasir, seperti permen, rokok, coklat, aksesoris murah. Sehingga akan menambah
jumlah belanjaan. Pilihlah kasir yang santai agar yang sedang antri akan semakin rajin
men comot produk tambahan ke keranjang belanja.
Sebenarnya banyak lagi tips untuk menata produk di toko, untuk itu di tuntut kreatifitas dan
kejelian anda untuk terus berinovasi dan seringlah berkunjung ke toko sejenis dengan
anda untuk menambah pengetahuan dan membuka wawasan.
Syarat display yang baik
Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan aktivitas display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-
aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display yang baik, yaitu;
1.Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga
hal ini merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan
seatraktif apapun akan sia-sia.
2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun
keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya
tidak akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik
ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada
shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut
terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti
standing poster materials yang lain.
JENIS DAN SPESIFIKASI BARANG
Gambar 1
Barang merupakan atribut secara
Fisik dapat diraba
Menurut Philip Kotler Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan,
pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ini meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi
dan gagasan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi tersebut ialah bahwa konsumen
membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan.
Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata. Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua,
antara lain :
1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.
a. Solutari product (barang yang bermanfaat)
Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat
tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya detergen dengan fosfat rendah.
b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)
Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen.
Misalnya, obat-obatan yang rasanya pahit tetapi manjur mengobati penyakit.
c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli tetapi dapat berakibat sangat buruk
bagi pemakai barang tersebut. Misalnya, rokok, minuman keras dan sebagainya.
d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)
Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Misalnya, makanan dan minuman.
2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian
a. Barang konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk konsumsi. Barang konsumsi dibedakan menjadi empat
golongan, yaitu :
1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari) antara lain dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a) Barang pokok
Barang pokok merupakan barang yang dibeli secara tetap, contoh : beras, sabun, pasta gigi.
b) Barang impulsif
Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, contoh : permen, cokelat dan es.
c) Barang darurat
Barang pokok yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, contoh : paying dimusim hujan.
2) Shopping goods (barang belanjaan)
Merupakan barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu dan lain-lain, misalnya
mobil, motor, peralatan rumah tangga.
3) Speciality goods (barang khusus)
Merupakan barang dengan ciri khas yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja, misalnya mobil mewah.
4) Unshought goods (barang yang tidak dicari)
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya,
misalnya asuransi jiwa, tanah kuburan.

b. Barang industri
Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli
dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga, organisasi. Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut ;
1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi.
Misalnya, barang hasil pertanian.
2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :
a) Instalai yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya
computer, mesin bor.
b) Peralatan ekstra(tambahan) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, misalnya perkakas tangan.
3) Pembekalan dan pelayanan, merupakan padanan dari barang-barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang
tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali. Misalnya, batu bara, tinta printer dan
sebagainya.
3. Barang-barang di supermarket
Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang fashion. Barang supermarket meliputi :
a. Departemen food ( meliputi semua makanan)
b. Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care)
c. Departemen household (perlengkapan rumah tangga)
d. Departemen toys (sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-anak)
e. Departemen stasionary ( meliputi semua peralatan tulis dan kantor)
4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi barang.
Jenis barang ditentukan berdasarkan pembagian departemen. Sifat barang ditentukan berdasarkan perbedaan sifat atau karakter
antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya perbedaan sifat drinks atau biscuits yaitu
bersifat minuman dan makanan yang sama ada pada departemen food. Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas
dan kuantitas, jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen, misalnya fruit tea dan fresh tea.
Produk dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian, tentu saja pengelompokkan tidak akan
terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya. Sebagai contoh berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko
obat/apotik. Pertama-tama, dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan atau vitamin; Selanjutnya,
dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet atau bubuk kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan
manfaatnya, apakah sebagai obat batuk, obat sakit kepala, obat ashma dan sebagainya.
Menggolongkan Barang-Barang
Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur
barang dagangan dapat dilakukan dengan menata barang, antara lain:
• Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang,
• Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama
• Pengelompokan berdasarkan ukuran barang,
• Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen.
1. Pengelompokan dan pengklasifi kasian produk
Tujuan utama dari pengelompokan dan pengklasifikasian produk (barang) adalah untuk memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak
produsen atau penjual, pengklasifikasian barang akan memudahkan dalam hal:
a. Penyimpanan di gudang,
b. Penataan di ruang pajang,
c. Pengambilan dari gudang atau tempat pemajangan,
d. Pengawasan dan pemeliharaan.
Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau menyebutkan pesanan.
Pengelompokan dan pengklasifi kasian barang pada suatu toko (store) disebut juga ”Merchant” atau Point Of Sale (POS) biasanya
disusun sebagai berikut:
• Merek produk atau pabrik
• Jenis produk
• Spesifik teknis produk
• Kualitas produk
• Warna produk,
atau
• Jenis produk
• Merk atau pabrik produk
• Spesifik produk
• Kualitas produk
• Warna produk
Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling dominan harus diperhatikan adalah jenis produk, baru memajang lainnya, dan
tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni) pada saat menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior
display) maupun pada pajangan dalam (interior display).

SOP (STANDART OPERATING PROCEDURE) PENATAAN PRODUK DARI SUATU PERUSAHAAN

Upaya untuk menata produk disebut juga dengan istilah Visual Merchandising (VM) yaitu Penataan produk yang tujuannya untuk
menarik perhatian konsumen dimana langkah-langkah dalam VM diantaranya dapat dilakukan dengan display dan label.
1. Label harga dan price card
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card antara lain :
a. Price card tidak rusak
b. Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dan fisik barang.
c. Semua produk yang dipajang memiliki label harga dan hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai
berikut :
1) Barang yang di label langsung diproduknya, di dus-nya tidak dilabeli sedangkan di shelving dipasang POP harga barang
tersebut.
2) Setiap barang yang di display harus sudah ditempeli label harga.
d. Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk dan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan
2) Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga di tempat yang sama (seragam)
3) Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang dan yang penting diletakkan di tempat yang sama untuk
produk yang sama.
a. Struktur address card
1) Nama barang
2) Ukuran barang
3) Kode barang
4) Harga barang
5) Scanning
b. Tujuan address card
Membantu customer untuk mengetahui informasi tentang barang.
c. Manfaat address card
1) Meningkatkan image pelayanan yang baik
2) Mempermudah customer dalam hal informasi barang
3) Meningkatkan penjualan
4) Mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang

2. Display
Pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada
pembeli agar timbul keinginan untuk membeli.

a. Brand blocking secara vertikal


Barang blocking secara vertical yaitu penempatan barang supermarket yang sejenis berderet kearah vertikal atau atas bawah dan
merek barang juga harus terlihat di bagian muka secara vertical. Penempatan barang secara vertical berarti menempatkan barang :
1) Dari atas ke bawah secara sistematis
2) Disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
3) Barang disusun berdasarkan ukuran dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya
4) Warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau sebaliknya
5) Harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya
6) Barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis, kategori, bentuk dan sifatnya.
Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan de berbagai display, seperti berikut ini :
a) Shelving (rak)
Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari, misalnya pasta gigi, sabun mandi dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut:
Penempatan Produk Secara Vertikal

b) Gondola
Gondola merupakan jenis rak barang yang bentuknya memiliki dua muka dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama.
Gondola dapat digunakan untuk menempatkan barang serupa makanan dan minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti
susu kemasan, susu kotak dan sebagainya.

b. Brand blocking secara horizontal


Brand blocking secara horizontal yaitu penempatan barang supermarket satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau
arah melebar dan merek barang harus dapat terlihat dari depan. Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara
horizontal adalah sebagai berikut ;
1) Pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya.
2) Memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual.
3) Barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas.
4) Memberikan kesan yang tidak beraturan

KETERAMPILAN DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAAN PRODUK


Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan praktik menginterpretasikan perencanaan VM antara lain :
1. Memilih segmen, target dan positioning pasar.
2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual.
Identifikasi barang dilakukan dengan mengidentifikasi barang dikategorikan berdasrkan jenis, macam dan spesifikasinya.
Contoh identifikasi barang :
Jenis Departemen Sifat Spesifikasi
Merek Kualitas
Stationary Kertas tulis HVS Bola Dunia
PT. Pindo Deli Pulp & WhiterPaper Mills Tbk. Jakarta Indonesia & smoother
High quality
Print result
Trouble-freejam
No transparency
Penghargaan :
ISO 9001
ISO 14001
ISO 9706
Sustainable Forest Fibre
Kertas tulis HVS Office Mate
Laser printersCV.Dirgahayu Mfg.Co. Sidoarjo-East Java Indonesia
Fax
Copier
Inkjet printers
3. Menata produk sesuai prosedur perusahaan

MERANCANG LAY OUT (TATA LETAK) TOKO

Pengertian dasar lay out adalah suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memberikan kemungkinan maksimal bagi pelanggan
untuk dapat melihat keseluruhan barang dagangan yang bermacam-macam, dalam sekali pandang.

Tujuan lay out


Lay out bertujuan untuk membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang dikehendaki
Fungsi lay out
Lay out berfungsi sebagai pengalokasian tempat perbelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Lay out antara lain :
1. Memperhatikan produk sesuai dengan kategorinya.
2. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk.
3. Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar.
4. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm.
5. Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlihat ada area yang kosong.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lay Out:
a. Ukuran dan bentuk ruangan.
b. Lokasi pintu masuk, tangga, koridor, tiang dan lain-lain.
c. Jenis dan jumlah barang dagangan.
d. Jenis operasi toko yang dilaksanakan misalnya self service.
e. Ciri-ciri dan kebiasaan membeli dari pelanggan.
f. Sifat dan jumlah fixtures, counter/Island display.

Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan menimbulkan suasana nyaman kepada lingkungan para pegawai
toko dan para pembeli. Sebaiknya ruangan toko yang akan menyimpan barang dagangan terbagi menjadi beberapa ruangan
berikut sasarannya yang menunjang di dalam pengaturan barang dagangan. Sebaiknya di dalam pengaturan barang dagangan di
dalam ruangan toko, adalah sebagai berikut.
a. mempunyai kamar administrasi,
b. mempunyai kamar/ruangan keamanan,
c. selain serasi atau harmonis juga mempunyai ventilasi,
d. mempunyai ruangan etalase yang cukup luas dan menarik. Tempatkanlah etalase, di mana setiap orang yang lewat bisa
melihatnya. Etalase merupakan wajah dari toko, maka aturlah wajah sedemikian rupa supaya kelihatan menarik, supaya setiap
orang yang lewat meliriknya dan akhirnya tertarik untuk masuk ke dalam toko,
e. sebaiknya di ruangan toko, mempunyai ruang informasi, advis dan tempat penitipan barang-barang,
f. di ruangan toko, mempunyai ruang coba (fitting room),
g. di dalam ruangan toko, ada ruang tunggu yang menyenangkan pembeli,
h. di ruangan toko, ada kamar kecil (WC/Toilet/Rest room),
i. mempunyai ruang pamer yang merupakan tempat untuk menata atau memamerkan barang dagangan,
j. mempunyai ruang tempat penyimpanan barang (running stock),
k. pasanglah pengatur suhu udara (AC) dan diberikan pengharum ruangan serta Tape Recorder dengan lagu-lagu yang sesuai
dengan situasi dan kondisi.

Bentuk-Bentuk Lay Out


1. Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar.
Keuntungannya:
• Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang.
• Mempermudah menangani kebersihan.
• Mempermudah pengamanan.
2. Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas
Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, di mana lalu lintas pembeli bebas bergerak, sehingga
lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Di samping itu, para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko.
Kerugian-kerugiannya:
• Karena banyaknya ruangan yang diperuntukkan bagi arus lalu lintas konsumen, ruang yang tersedia untuk barang dagangan
menjadi berkurang.
• Pemeliharaan kebersihan dan penanganan keamanan menjadi lebih sulit.

MENYUSUN DIPLAY MENGIKUTI STANDAR PERUSAHAAN


Untuk menyusun display sesuai dengan standar perusahaan maka yang harus dilakukan antara lain :
1. Perencanaan Pen-Display-an
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Memilih segmen, target dan positioning pasar
b. Memilih jenis dan spesifikasi barang yang akan ditata
c. Menata barang sesuai SOP Perusahaan
d. Pelabelan
e. Mempersiapkan peralatan display
f. Pen-display-an
g. Melaksanakan kode etik APLI dan memperhatikan UU No. 8 Tahun 1999 Pasal 7 tentang Perlindungan Konsumen
2. Memonitor Hasil Pen-Display-an
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Evaluasi display produk sesuai perencanaan
b. Identifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
c. Mengatasi setiap perubahan pada display produk
3. Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan Dan Perencanaan
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Merawat display produk agar tetap bersih dan rapi
b. Merancang display produk agar tetap konsisten terhadap perencanaan penataan produk.
c. Menyusun display mengikuti standar perusahaan.

SIKAP DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAN PRODUK


Dalam menginterpretasikan perencanaan visual penataan produk dibutuhkan sikap-sikap yang baik sesuai dengan pedoman dasar
SOP, yaitu ;
1. Cermat
Dilakukan dengan cara antara lain :
a. Spesifikasi barang dengan benar
b. Berdiri, duduk dan gerakan sesuai dengan kebutuhan
c. Berbicara jelas dan lantang
d. Lakukan seperti pertama kali
e. Dorong diri dengan kalimat yang bersemangat
f. Berikan perhatian terhadap persoaln interpretasi visual
2. Teliti
Pelayan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penatan produk, dapat dilakukan dengan cara ;
a. Memperhatikann setiap proses yang dilaksanakan
b. Amati dengan seksama barang yang telah ditata
c. Periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan atau belum
3. Bertanggung jawab
Pelayan harus bertanggung jawab dalam menginterpretasikan visualisasi penataan produk sesuai dengan tingkat wewenangnya
pada perusahaan tersebut, diantaranya dengan :
a. Menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
b. Disalurkan pada petugas yang berwenang di perusahaan
c. Meneruskan kembali proses penataan dengan benar.
Diposting 3rd December 2012 oleh alfan erwan

1
Lihat komentar

Anda mungkin juga menyukai