Merencanakan
Merencanakan
Salah satu cara agar toko lebih menarik adalah dengan menata barang dagangan dengan
sedemikian rupa agar tampak lebih menarik, meyakinkan dan lebih rapi, tentunya
dengan harapan penjualan semakin meningkat. Berikut tipsnya:
1. Isilah pada bagian depan toko terlebih dahulu. Kesan penuh harus anda tampilkan
dengan menata produk anda dengan mengutamakan mengisi bagian depan atau
etalase depan terlebih dahulu bahkan ada yang mengisi bagian teras atau trotoar toko
agar lebih menarik perhatian calon pembeli. Keamanan harus diutamakan jangan
sampai produk tersebut jadi sasaran pencurian orang yang lalu lalang di depan toko.
2. Perhatikan warna. Tempatkan produk dengan warna warna cerah di bagian yang
paling mudah dilihat, padukan warna cerah tersebut letakkan bersebelahan dengan
warna cerah lain. Misalnya warna merah,kuning,orange, putih sehingga lebih cepat
menangkap perhatian pengunjung.
3. Disain menarik sebagai jangkar. Sering kali kita dapati produk yang tidak terkenal
memiliki disain atau model yang sangat menarik dan inovatif, anehnya produk terkenal
justru disainnya malah biasa-biasa saja,ini sering kita temukan pada produk fashion.
Gunakan produk dengan disain menarik ini sebagai jangkar atau penarik dengan cara
menggandengkannya dengan produk yang sudah punya nama, dengan harapan
pengunjung akan tertarik untuk membeli keduanya dengan dua alasan langsung, disain
menarik atau merek terkenal.
4. Produk laris di bawah. Pada toko retail, letakkan produk yang laris di rak bagian bawah,
kenapa? Karena produk yang laris bagaimanapun tetap akan di cari, pembeli sudah
sangat hapal bentuk produk tersebut, sehingga ditempatkan di bagian bawah pun tetap
akan mudah ditemukan, sedangkan untuk produk yang kurang terkenal tempatkan
produknya di bagian yang sejajar dengan mata, selain untuk membantu distributor
untuk menjualkan produknya, rak yang sejajar dengan mata harga promosi atau sewa
raknya relatif tinggi, distributor biasanya rela membayar sewa pada pemilik toko agar
produknya ditempatkan di tempat strategis. lumayan kan buat tambahan pemasukan
toko anda.
5. Kemasan besar di kanan. Biasakan meletakkan produk dengan kemasan besar di
sebelah kanan, misalnya produk susu merek A kemasan 1000 gram di sebelah paling
kanan kemudian diikuti dengan kemasan 800 gram demikian seterusnya sampai
kemasan yang paling kecil. Kenapa? Karena kebiasaan manusia menggunakan tangan
kanan maka probabilitas terpilihnya produk dengan kemasan besar akan semakin
tinggi.
6. Kelompokkan produk. Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada satu
tempat yang berdekatan, dan menempatkan produk pelengkap berdekatan misanya mi
isnstan berdekatan dengan saos atau sambal.
7. Tempatkan produk impulsif dikasir. Sambil antri biasanya pembeli suka comot sana
sini manfaatkan hal ini dengan menempatkan produk dengan harga murah di sekitar
kasir, seperti permen, rokok, coklat, aksesoris murah. Sehingga akan menambah
jumlah belanjaan. Pilihlah kasir yang santai agar yang sedang antri akan semakin rajin
men comot produk tambahan ke keranjang belanja.
Sebenarnya banyak lagi tips untuk menata produk di toko, untuk itu di tuntut kreatifitas dan
kejelian anda untuk terus berinovasi dan seringlah berkunjung ke toko sejenis dengan
anda untuk menambah pengetahuan dan membuka wawasan.
Syarat display yang baik
Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan aktivitas display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-
aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display yang baik, yaitu;
1.Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga
hal ini merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan
seatraktif apapun akan sia-sia.
2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun
keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya
tidak akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik
ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada
shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut
terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti
standing poster materials yang lain.
JENIS DAN SPESIFIKASI BARANG
Gambar 1
Barang merupakan atribut secara
Fisik dapat diraba
Menurut Philip Kotler Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan,
pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ini meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi
dan gagasan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi tersebut ialah bahwa konsumen
membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan.
Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata. Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua,
antara lain :
1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.
a. Solutari product (barang yang bermanfaat)
Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat
tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya detergen dengan fosfat rendah.
b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)
Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen.
Misalnya, obat-obatan yang rasanya pahit tetapi manjur mengobati penyakit.
c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli tetapi dapat berakibat sangat buruk
bagi pemakai barang tersebut. Misalnya, rokok, minuman keras dan sebagainya.
d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)
Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Misalnya, makanan dan minuman.
2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian
a. Barang konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk konsumsi. Barang konsumsi dibedakan menjadi empat
golongan, yaitu :
1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari) antara lain dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a) Barang pokok
Barang pokok merupakan barang yang dibeli secara tetap, contoh : beras, sabun, pasta gigi.
b) Barang impulsif
Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, contoh : permen, cokelat dan es.
c) Barang darurat
Barang pokok yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, contoh : paying dimusim hujan.
2) Shopping goods (barang belanjaan)
Merupakan barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu dan lain-lain, misalnya
mobil, motor, peralatan rumah tangga.
3) Speciality goods (barang khusus)
Merupakan barang dengan ciri khas yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja, misalnya mobil mewah.
4) Unshought goods (barang yang tidak dicari)
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya,
misalnya asuransi jiwa, tanah kuburan.
b. Barang industri
Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli
dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga, organisasi. Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut ;
1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi.
Misalnya, barang hasil pertanian.
2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :
a) Instalai yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya
computer, mesin bor.
b) Peralatan ekstra(tambahan) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, misalnya perkakas tangan.
3) Pembekalan dan pelayanan, merupakan padanan dari barang-barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang
tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali. Misalnya, batu bara, tinta printer dan
sebagainya.
3. Barang-barang di supermarket
Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang fashion. Barang supermarket meliputi :
a. Departemen food ( meliputi semua makanan)
b. Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care)
c. Departemen household (perlengkapan rumah tangga)
d. Departemen toys (sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-anak)
e. Departemen stasionary ( meliputi semua peralatan tulis dan kantor)
4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi barang.
Jenis barang ditentukan berdasarkan pembagian departemen. Sifat barang ditentukan berdasarkan perbedaan sifat atau karakter
antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya perbedaan sifat drinks atau biscuits yaitu
bersifat minuman dan makanan yang sama ada pada departemen food. Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas
dan kuantitas, jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen, misalnya fruit tea dan fresh tea.
Produk dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian, tentu saja pengelompokkan tidak akan
terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya. Sebagai contoh berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko
obat/apotik. Pertama-tama, dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan atau vitamin; Selanjutnya,
dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet atau bubuk kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan
manfaatnya, apakah sebagai obat batuk, obat sakit kepala, obat ashma dan sebagainya.
Menggolongkan Barang-Barang
Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur
barang dagangan dapat dilakukan dengan menata barang, antara lain:
• Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang,
• Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama
• Pengelompokan berdasarkan ukuran barang,
• Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen.
1. Pengelompokan dan pengklasifi kasian produk
Tujuan utama dari pengelompokan dan pengklasifikasian produk (barang) adalah untuk memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak
produsen atau penjual, pengklasifikasian barang akan memudahkan dalam hal:
a. Penyimpanan di gudang,
b. Penataan di ruang pajang,
c. Pengambilan dari gudang atau tempat pemajangan,
d. Pengawasan dan pemeliharaan.
Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau menyebutkan pesanan.
Pengelompokan dan pengklasifi kasian barang pada suatu toko (store) disebut juga ”Merchant” atau Point Of Sale (POS) biasanya
disusun sebagai berikut:
• Merek produk atau pabrik
• Jenis produk
• Spesifik teknis produk
• Kualitas produk
• Warna produk,
atau
• Jenis produk
• Merk atau pabrik produk
• Spesifik produk
• Kualitas produk
• Warna produk
Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling dominan harus diperhatikan adalah jenis produk, baru memajang lainnya, dan
tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni) pada saat menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior
display) maupun pada pajangan dalam (interior display).
Upaya untuk menata produk disebut juga dengan istilah Visual Merchandising (VM) yaitu Penataan produk yang tujuannya untuk
menarik perhatian konsumen dimana langkah-langkah dalam VM diantaranya dapat dilakukan dengan display dan label.
1. Label harga dan price card
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card antara lain :
a. Price card tidak rusak
b. Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dan fisik barang.
c. Semua produk yang dipajang memiliki label harga dan hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai
berikut :
1) Barang yang di label langsung diproduknya, di dus-nya tidak dilabeli sedangkan di shelving dipasang POP harga barang
tersebut.
2) Setiap barang yang di display harus sudah ditempeli label harga.
d. Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk dan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan
2) Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga di tempat yang sama (seragam)
3) Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang dan yang penting diletakkan di tempat yang sama untuk
produk yang sama.
a. Struktur address card
1) Nama barang
2) Ukuran barang
3) Kode barang
4) Harga barang
5) Scanning
b. Tujuan address card
Membantu customer untuk mengetahui informasi tentang barang.
c. Manfaat address card
1) Meningkatkan image pelayanan yang baik
2) Mempermudah customer dalam hal informasi barang
3) Meningkatkan penjualan
4) Mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang
2. Display
Pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada
pembeli agar timbul keinginan untuk membeli.
b) Gondola
Gondola merupakan jenis rak barang yang bentuknya memiliki dua muka dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama.
Gondola dapat digunakan untuk menempatkan barang serupa makanan dan minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti
susu kemasan, susu kotak dan sebagainya.
Pengertian dasar lay out adalah suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memberikan kemungkinan maksimal bagi pelanggan
untuk dapat melihat keseluruhan barang dagangan yang bermacam-macam, dalam sekali pandang.
Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan menimbulkan suasana nyaman kepada lingkungan para pegawai
toko dan para pembeli. Sebaiknya ruangan toko yang akan menyimpan barang dagangan terbagi menjadi beberapa ruangan
berikut sasarannya yang menunjang di dalam pengaturan barang dagangan. Sebaiknya di dalam pengaturan barang dagangan di
dalam ruangan toko, adalah sebagai berikut.
a. mempunyai kamar administrasi,
b. mempunyai kamar/ruangan keamanan,
c. selain serasi atau harmonis juga mempunyai ventilasi,
d. mempunyai ruangan etalase yang cukup luas dan menarik. Tempatkanlah etalase, di mana setiap orang yang lewat bisa
melihatnya. Etalase merupakan wajah dari toko, maka aturlah wajah sedemikian rupa supaya kelihatan menarik, supaya setiap
orang yang lewat meliriknya dan akhirnya tertarik untuk masuk ke dalam toko,
e. sebaiknya di ruangan toko, mempunyai ruang informasi, advis dan tempat penitipan barang-barang,
f. di ruangan toko, mempunyai ruang coba (fitting room),
g. di dalam ruangan toko, ada ruang tunggu yang menyenangkan pembeli,
h. di ruangan toko, ada kamar kecil (WC/Toilet/Rest room),
i. mempunyai ruang pamer yang merupakan tempat untuk menata atau memamerkan barang dagangan,
j. mempunyai ruang tempat penyimpanan barang (running stock),
k. pasanglah pengatur suhu udara (AC) dan diberikan pengharum ruangan serta Tape Recorder dengan lagu-lagu yang sesuai
dengan situasi dan kondisi.
1
Lihat komentar