Anda di halaman 1dari 6

32 ISSN 0216 - 3128 Asli Purba

PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


UJI KEKERASAN VICKERS
AsH Purba
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Serpong.

ABSTRAK
PENENTUAN RUMUS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN WI KEKERASAN VICKERS. Penentuan rumus
penentuan ketidakpastian pengukuran uji kekerasan Vickers bertujuan untuk memperoleh rumus untuk
menen/ukan ketidapastian pengukuran uji kekerasan Vickers dengan ruang lingkup penentuan rumus
ketidakpastian uji kekerasan Vickers. Tata-kerja/pendekatan yang dilakukan yakni : identifikasi parameter
yang berpengaruh, membuat cause and effict diagram, penentuan ketidakpastian standar, penentuan
koefisien sensitivitas dan penentuan ketidakpastian pengukuran uji kekerasan Vickers. Hasilnya adalah
sebuah rum us un/uk menentukan ketidakpastian pengukuran uji kekerasan Vickers.
Kata kunci : uji kekerasan Vickers, ketidakpastian pengukuran, penentuan rumus

ABSTRACT
DETERMINATION OF FORMULA FOR VICKERS HARDNESS MEASUREMENTS UNCERTAINTY. The
purpose of formula determination is to obtain the formula of Vickers hardness measurements uncertainty.
The approach to determine the formula: influenced parameters identification, creating a cause and effect
diagram, determination of sensitivity, determination of standard uncertainty and determination of formula
for Vickers hardness measuremets uncertainty. The results is a formula for determination of Vickers
hardness measurements uncertainty.

------------ ----~
Key words: Vickers hardness, uncertainty measurements,formula determination

PENDAHULUAN nya[l,2]. Akan tetapi referensi yang cocok yang


menampilkan rumus untuk menentukan/menghitung
ketidakpastian pengukuran uji kekerasan Vickers,
Sebagai Laboratorium
Radiometalurgi penguji, dilengkapi
SATAN Serpong Instalasi
belum diperoleh. Hal ini diperlukan sebagai bahan
dengan fasilitas uji kekerasan Vickers baik untuk pembanding dengan hasil yang diperoleh disini.
bahan non iradiasi maupun untuk bahan iradiasi.
Dalam rangka untuk melengkapi metode uji Dari laporan[l] yang melaporkan berbagai
kekerasan yang digunakan dan sekaligus mengikuti hasil penelitian diketahui bahwa ada parameter lain
ISO/lEC 17025:2005 (Persyaratan Umum Kompe- (selain dari parameter yang berasal dari r~mus
tensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium penentuan uji kekerasan Vickers) yang
Kalibrasi) maka merupakan suatu nilai tambah jika mempengaruhi hasil uji kekerasan Vickers
hasil uji kekerasan dilengkapi dengan hasil diantaranya: lamanya identasi (load duration time),
perhitungan ketidakpastian pengukuran uji kecepatan identasi (loading velocity), perbesaran
kekerasan. lensa (lens magnification on diagonal measu-
rements), sistiiTiOj)ti~ect of numerical aperture),
Sepuluh tahun terakhir ini telah banyak operator (human observer'), tidak homogennya
dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan mutu sampel (uniformity of sample), dan tidak homo-
produk dari industri. Salah satu usaha tersebut gennya standar (uniformity ofstandar block).
adalah dengan meningkatkan akurasilpresisi dari
alat ukur maupun alat uji yang dipergunakan di Pada penelitiallfni akan 'dj]ilb1ukan langkah
Laboratorium pengujian/kalibrasi termasuk metode demi langkah untuk menghasilkan rumus untuk
uji ataupun metode ukumya. menentukan ketidakpastian pengukuran uji
kekerasan Vickers yang mencakup parameter yang
Dalam hal untuk meningkatkan metode uji disebutkan diatas. Penulis berharap rumus yang
kekerasan Vickers berbagai penelitian telah dihasilkan disini telah mencakup semua parameter
dilakukan untuk meningkatkan metode sebelum- yang berpengaruh.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Edison, dkk. ISSN 0216 - 3128 31

Gambar 4. Program "Akar perjam.vi".

TANYAJAWAB Edison
Tahapan-tahapan dalam program "Jaminan
Widarto mutu" sudah diimplementasikan.
Dalam teknik akurasi 1% sudah baik.
Kalibrator meter reaktivitas yang saudara buat
apa juga digunakan untuk alat ukur yang
ditampilkan (baku) dalam sistem alat ukur di A. Suntoro
RSG?
Dari sudut pandang instrumentasi DAQ akan
Edison mengambil data melalui proses sampling.
Batasan teori sampling menyatakan frekuensi
Percobaan pengukuran keluaran kalibrator sampling hams lebih besar dari tTekuensi data
sudah juga dilakukan dengan meter reaktivitas yang akan di sampling. Apakah DAQ yang
terpasang dengan penyimpangan yang kurang digunakan sudah memperhitungkan teori
lebih sama.
sampling tersebut? Jika teori sampling tidak
dipenuhi berakibat hasil sampling (DAQ) akan
salah.
Y. Sardjono
Dari segi program 'Jaminan mutu" apakah
kalibrator yang dibuat ini sudah melewati Edison
tahapan-tahapan : design, pengembangan Pada kalibrator meter reaktivitas ini perangkat
engineering hingga operasi bahkan sudah uji DAQ digunakan untuk menggenerasikan sinyal
coba. tegangan sebanding kerapatan jluks neutron n(t)
Dari design requirement apakah penyimpangan (bukan untuk mensampling data). Dengan
lebih kecil 1% sudah sesuai? demikian laju sampling tidak diperhitungkan.

Prosiding PPI • PDlPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Asli Purba ISSN 0216 - 3128
-
33

TAT A KERJA c. Parameter yang berasal daTi kecepatan identasi,


v (loading velocityil].
I. Dicari dan di identifikasi semua parameter yang
berpengaruh pada uji kekerasan Vickers. Hasil penelitian untuk tembaga dan baja pada
skala 300 HV, diperoleh kecepatan identasi
2. Di buat calise and effect diagram. bertambah (identor penetrating time decreased)
3. Ditentukan rumus ketidakpastian baku dari dan nilai kekerasan berkurang seperti nampak
sejumlah parameter. pada Gambar 2.
4. Ditentukan koefisien sensitivitas.

5. Digabungkan semua ketidakpastian standar >


~, 340
menjadi sebuah rumus untuk menghitung 4GBV C"PP'"

ketidakpastian pengukuran uji kekerasan


Vickers. ~
280
(1.1 I 10 IftKi 11..1 I In HMI

1~Itl-Jri)C time (s;) ti:. 23 "if LlOO ri~1in~ (;oj tI, ,f{)k81'

HASIL DAN PEMBAHASAN ';'


1000l1\' Slee!

Identifikas; parameter yang berpengaruh g600,


~ 6:'10

]575
, •••
-- . ..-
.:: 550
a. Parameter yang berasal daTi rumus perhitungan
'"'"
~6• ~5 OIVSlcel 900

kekerasan Vickers[3] yaitu : il.l I .0 ·Ii'-~j OJ I ·I;~ I~(..(I

1,(1/tJ riK rime u) to ~f!~( t.atid~txtl.,,{s)1<;)4(11'i.1

beban uji (F), diagonal identasi (d) dan sudut


identor (a) Gambar 2. Pengaruh kecepatan identasi.

2 FSin( ~)
HV = 0.102 x 2 (1) d. Parameter yang berasal dari perbesaran lensa, pI
d2
(lens magnification on diagonal measure-
mentsi!]
b. Parameter yang berasaI dari lamanya identasi, t.
Dari laporan[l] yang melaporkan penelitian yang 97.40
dilakukan terhadap bahan baja dan keramik dari
._ 97 20
rentang waktu 2 - 1000deiikt:intuKSka:laHV5 E
dan HVIO menunjukkan bahwa kekerasan .s 97.00

berkurang dengan bertambah-nya waktu identasi ~ 96.80


g, 96.60
seperti ditampilkan pada Gambar 1. '"
15 96.40
~ 96.20
tJ
5 96.00
100 9580
o 400 800 1200 1600 2000
MagmLca!ion

APSV 1M> Gambar 3. Pengaruh perbesaran lensa.


C/'J""1\i1 t-fo./10

• TS~W10
xTBXtH/10
OTS&nN10 e. Parameter yang berasal daTi efect of numerical
• TS 700t-N10
aperture, NA (of the objective lens on the
• T8 1o:xHV10
85 diagonal measurements)[I ]
I Iii lOll lout}
Dari gambar diketahui visibility error dengan
Lo1JJ W<WI bl1'e (soo::rds)
lensa objektif 0.95 NA diperoleh 1.7 !lm, dengan
lensa objektif 0.4 NA diperoleh visibility error
Gambar 1. Pengaruh lamanya identasi. 2.9!lm.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
-
34 ISSN 0216 - 3128 Asli Purba

coarsed grain region[2J• Gambar 6 menunjukkan


profile dari sebuah standar blok.

Gambar 4. Pengaruh/effect of numerical Gambar 6. Pengaruh ketidakhomogenan


aperture. bahan standar.

f. Parameter yang berasal dari kesalahan operator, h. Parameter yang berasal dari ketidakhomogenan
op[l]. bahan sampel, spl (non uniformity of sample/I].

Operator dapat membuat kesalahan dalam hal Ada berbagai kemungkinan penyebab
menggunakan sistim optik seperti kesalahan ketidakhomogenan bahan uji antara lain
baca. Kesalahan lainnya adalah kesalahan pada porositas dan ukuran butir.
tidak tepatnya orientasi diagonal identasi dan
i. Parameter yang berasal dari verifikasi alat uji
kesalahan dalam mengambil posisi identasi.
baik verifikasi secara Iangsung maupun tidak
Hasil penelitian dibawah ini menggambarkan
langsung, va.
distribusi diagonal dengan operator berbeda.
Yang termasuk verifikasi langsung adalah
verifikasi test force, identer, measuring device,
testing cycle. Yang termasuk verifikasi secara
tidak langsung adalah kesalahan repitabilitas,
error of the testing machine (resolusi alat uji) [4]

Cause and effect diagram


Untuk menggabungkan semua parameter
tersebut diatas maka dibuat cause and effect
diagram yang disajikan pada Gambar 7.
Oalam hal ini:
Ketidakpastian baku asal geometri identor adalah

(2)
Gambar 5. Pengaruh human error.
dimana r adalah radius tip identer
Ketidakpastian baku asal kecepatan identasi adalah
g. Parameter yang berasal dari ketidakhomogenan pv.
bahan standar (non uniformity of standard
Ketidakpastian baku asal lamanya identasi adalah PI'
block), std[l].
Ketidakpastian baku asal beban uji yang digunakan
Ada dua hal yang menjadi penyebab adalah
ketidakhomogenan standar blok yakni total
cOal'sed grain area (%) dan perbedaan nomor (3)
grain ASTM antara bahan matrik dengan

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Asli Purba ISSN 0216 - 3128
-35

va

v t F

rep

HV

spl d

Gambar 7. Cause and ejJect diagram. mdk measuring device calibration, tc testing
cycle, res resolusi alat uji, rep repitabilitas, kal kalibrasi, rb
referensi blok.

Ketidakpastian baku asal ketidakhomogenan sampel aHV HV


(7b)
aa
a rep&nu (4)
JL spl = .J;;
Cd = aHV = _ 2 x HV (7c)
ad d
dimana (J,ep&nu adalah standar deviasi repitabilitas
dan non uniformity sampel.. Koefisien sensitivitas untuk parameter yang
n adalah banyaknya data. lain dapat diperoleh secara eksperimenl seperti
loading time, force duration time dapat diperoleh
Dari cause and effect diagram diperoleh : dari hasil pengukuran kekerasan pada berbagai
Ketidakpastian baku asal diagonal identasi bahan standar, untuk human error dilakukan dengan
operator berbeda dan yang lainnya dari berbagai
sumber data yang relevan.
(5) Dari persamaan 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dapat
ditentukan rumus penentuan ketidakpastian peng-
Ketidakpastian baku asal verifikasi alat ukuran uji kekerasan Vickers (um·) sebagai berikut :

(6)
sehingga ketidakpastian diperluas UHVadalah:

(9)
Penentuan koefisien sensitivitas
Koefisien sensitivitas untuk beban uji CF, dimana k = 2 adalah faktor pencakupan untuk
diagonal identasi Cd, dan sudut identor Ca, dapat tingkat kepercayaan 95 %.
diperoleh dari persamaan 1 yaitu :

aHV HV I Penentuan koefisien sensitivitas secara eksperimen


CF=CF =--=-
aF F
(7a) merupakan pekerjaan tersendiri dan diluar lingkup
pekerjaan.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
36 ISSN 0216 - 3128 Asli Purba

Diskusi
- Pekerjaan selanjutnya adalah melengkapi semua
Rumus 8 dan 9 sangat dipengaruhi oleh hasil nilai parameter yang ada pada rumus agar
identifikasi dan pemilihan parameter. Dalam hasilnya secara kongkrit dapat ditentukan.
penelitian ini identifikasi dan pemilihan parameter Penentuan nilai parameter yang ada pada rumus
ditentukan/didasarkan pada variabel pada persamaan sedang dalam tahap pengumpulan/pelaksanaan.
1 dan dari hasillaporan penelitian. Ini berarti bahwa
hasil penentuan ketidakpastian pengukuran uji Yudi Pramono
kekerasan Vickers dipengaruhi oleh identifikasi dan
- Belum disebutkan material apa yang dapat
pemilihan parameter dan nilai /harga dari parameter digunakan sebagai standar pengukuran? Mohon
itu sendiri.
dijelaskan?
Lingkup ketidakpastian itu berlaku untuk
KESIMPULAN jangkauan parameter pengukuran yang seberapa
besar? Misal untuk material logam, rangel
Telah diperoleh rumus untuk menentukan rentang kekerasan berapa yang valid untuk
ketidakpastian pengukuran uji kekerasan Vickers. pengukuran tersebut.
Rumus ini mencakup parameter yang berpengaruh
yang diperoleh dari hasil berbagai penelitian. AsH Purba
- Perhitungan ini dapat digunakan untuk bahan
logam.
DAFTAR PUSTAKA
- Perhitungan ketidakpastian disini berlaku untuk
I. LAURENCE B. et.al, Uncertainty in Hardness bahan logam.
Measurements, NPL report, April 2003.
2. NASCIMENTO J.L. et.al, The Irifluence of Rokhmadi
Microstructure Homogenity on the Uniformity of Apakah rumus ketidakpastian yang saudara buat
Hardness Standard blocks, National Institute of sudah teruji? Bagaimana hasilnya (akurasinya)?
Technology, Brazil, 2002.
3. ISO 6507-1: 1997 : Metallic Materials Vickers AsH Purba
Hardness Test Part I: Test method, ISO Second - Penentuan rumus perhitungan ketidakpastian
ed., 1997-11-15, Swizerland. disini dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah
4. ISO 6507-2 : Metallic Materials Vickers GUM (Guide to the Experiment of Uncertainty in
Hardness Test Part 2: Verification of Testing Measurement). Contoh hasil perhitungan rumus
Machines, ISO Second ed., 1997-11-15, ketidakpastian ini sekarang dalam tahap
Swizerland. pengumpulan data yang relevan.
5. EA - 10/16 : EA Guidelines on the Estimation of
Uncertainty in Hardness Measurements, Bambang Supardiyono
October 2001 rev.OO.
- Parameter apa yang paling dominan dalam
6. ISOIIEC 17025: 2005, Persyaratan Umum menyumbang ketidakpastian dan berapa %?
Kompetensi Laboratorium Pengujian dan
Laboratorium Kalibrasi, Komite Akreditasi AsH Purba
Nasional, Jakarta, 2005.
- Parameter yang dominan akan diketahui setelah
semua parameter dapat ditentukan nilainya
(Uncertainty bugget ditentukan).

TANYAJAWAB
Suyamto

Triyono - Tolong berikan contoh pemakaiannya/per-


hitungan.
- Apakah hasil rumus untuk menentukan
ketidakpastian pengukuran uji kekerasan Vickers AsH Purba
telah teruji secara teoritis, sehingga diperoleh
kestabilan yang cukup baik. - Pada saat ini sedang dilakukan pengumpulan
data-data yang relevan dari setiap parameter.
AsH Purba sehingga contoh perhitungan akan dilengkapi
pada kesempatan berikutnya.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

II

Anda mungkin juga menyukai