Anda di halaman 1dari 15

Inventarisasi dan Identifikasi Jenis Ikan yang Tertangkap di Perairan

Sungai Parit Belanda di Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru, Riau

Oleh
1)*
Gusriyeni Dwi Mandelasari, 2) Efawani dan 2) Deni Efizon
*E-mail: msp11.gusriyeni@gmail.com

Abstrak

Sungai Parit Belanda adalah salah satu anak sungai dari Sungai Siak dan
merupakan habitat berbagai spesies ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November-Desember 2015. Pengambilan sampel dilakukan 2 minggu sekali
selama 2 bulan di 3 stasiun yaitu terdiri dari Hulu (ST I), Tengah (ST II) dan Hilir
(ST III). Jumlah ikan yang tertangkap selama penelitian 129 ekor yang terdiri dari
27 spesies. 7 jenis ikan (26%) tergolong ke dalam kelompok ikan hias yaitu
spesies ikan (Esomus metallicus, Rasbora chrysotaenia, Dermogenys pusilla,
Poecelia reticulata, Betta waseri, Trichogaster leerii and Trichopsis vittata). Jenis
ikan konsumsi yang ditemukan ada 7 spesies (26%), yaitu ikan (Thynnichthys
polylepis, Channa lucius, Channa striata, Oreochromis niloticus, Mystus
nemurus, Mystus nigriceps and Monopterus albus). Jenis ikan hias-konsumsi
yang ditemukan terdapat 13 spesies (48%) yaitu, ikan (Cyclocheilichtys apogon,
Hampala macrolepidota, Labiobarbus leptochilus, Osteochilus hasselti, Puntius
binotatus, Puntius bulu, Oxyeleotris marmorata, Anabas testudineus,
Trichogaster pectoralis, Trichogaster trichopterus, Helostoma temminckii,
Osphronemus goramy and Pterygoplichthys pardalis).

Kata Kunci: Ikan Hias, Ikan Konsumsi, Ikan Hias-Konsumsi, Sungai Parit
Belanda Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru, Riau
1)
Mahasiswa pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2

Inventarization and Identification of Fish in the Parit Belanda River


Rumbai Pesisir District Pekanbaru, Riau

By
1)*
Gusriyeni Dwi Mandelasari, 2) Efawani and 2) Deni Efizon
*E-mail: msp11.gusriyeni@gmail.com

Abstract

Parit Belanda River is one of Siak River tributaries and it is inhabited by


various species of fish. To understand the type of fish living in that river, a study
has been conducted on November-December 2015. Samplings were conducted 2
weekly, in 3 stations; in the upstream (ST I), middle (ST II) and downstream (ST
III) of the river. Results shown that there were 129 fishes captured and they are
belonged to 27 species. Seven species (26%) are categorized as ornamental fish
(Esomus metallicus, Rasbora chrysotaenia, Dermogenys pusilla, Poecelia
reticulata, Betta waseri, Trichogaster leerii and Trichopsis vittata). Other 7
species (26%) are edible fish (Thynnichthys polylepis, Channa lucius, Channa
striata, Oreochromis niloticus, Mystus nemurus, Mystus nigriceps and
Monopterus albus). While 13 other species can be classified as ornamental-edible
fish (Cyclocheilichtys apogon, Hampala macrolepidota, Labiobarbus leptochilus,
Osteochilus hasselti, Puntius binotatus, Puntius bulu, Oxyeleotris marmorata,
Anabas testudineus, Trichogaster pectoralis, Trichogaster trichopterus,
Helostoma temminckii, Osphronemus goramy and Pterygoplichthys pardalis).

Keyword: ornamental fish , edible fish, ornamental-edible fish , Parit Belanda


River Rumbai Pesisir District Pekanbaru, Riau
1)
Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2)
Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
3

PENDAHULUAN memiliki panjang 5.750 m. Disekitar


Latar Belakang sungai ini terdapat rawa-rawa yang
Riau mempunyai perairan luas yang dikelilingi oleh banyak
umum yang memiliki potensi vegetasi, serta sungai dan rawa
sumberdaya hayati yang tinggi, tersebut sering dimanfaatkan oleh
terbukti karena Riau memiliki 4 masyarakat sebagai tempat
sungai besar, yaitu: Sungai Kampar, pemancingan (refreshing) maupun
Siak, Indragiri, dan Rokan. Dalam untuk penangkapan ikan yang
Peraturan Pemerintah RI No. 35 dilakukan oleh nelayan.
Tahun 1991 tentang sungai Effendi (2003) menyatakan
disebutkan bahwa sungai merupakan bahwa rawa adalah lahan genangan
tempat-tempat dan wadah-wadah air secara alamiah yang terjadi terus-
serta jaringan pengaliran air mulai menerus atau musiman akibat
dari mata air sampai muara dengan drainase alamiah yang terhambat
dibatasi kanan dan kirinya serta serta mempunyai ciri-ciri khusus
sepanjang pengalirannya oleh garis secara fisik, kimiawi atau biologis.
sempadan. Rawa merupakan sebuah perairan
Sungai Siak yang berada di yang menggenang, tidak mengalir
wilayah Kota Pekanbaru adalah dan tidak berarus.
sungai yang paling dalam di Perkembangan yang terjadi di
Indonesia, yaitu: dengan kedalaman Sungai Parit Belanda di Kecamatan
sekitar 20-30 m, dengan panjang ± Rumbai Pesisir semakin pesat. Hal
345 km. Sungai Siak ini memiliki ini dapat dilihat dari banyaknya
beberapa anak sungai, yaitu: Sungai pembangunan, terutama
Umban Sari, Air Hitam, Sibam, pembangunan lahan rawa yang
Setukul, Sago, Senapelan, Limau, dijadikan daerah perkebunan atau
Sail, Tenayan, Ukai, Pengambang, bangunan. Adanya kegiatan ini akan
dan Sungai Parit Belanda. berdampak pada organisme akuatik
Sungai Parit Belanda terutama ikan yang hidup di perairan
merupakan salah satu anak sungai Sungai Parit Belanda.
dari Sungai Siak yang terletak di Berdasarkan informasi yang
Kecamatan Rumbai Pesisir yang didapatkan dari masyarakat setempat
4

bahwa ikan yang ada di perairan keberadaan jenis-jenis ikan yang


Sungai Parit Belanda di Kecamatan terdapat di perairan sungai tersebut.
Rumbai Pesisir cukup bervariasi,
seperti ikan dari famili Anabantidae, Tujuan dan Manfaat
Cyprinidae, Bagridae dan Siluridae. Tujuan dari penelitian ini
Akan tetapi data penelitian mengenai adalah mengetahui jenis ikan yang
keberadaan organisme dan juga terdapat di perairan Sungai Parit
kondisi perairan pada perairan Belanda di Kecamatan Rumbai
Sungai Parit Belanda masih terbatas. Pesisir, dan untuk mengetahui jenis
Oleh karena itu penulis tertarik untuk ikan yang bernilai ekonomis yang
melakukan inventarisasi dan tergolong ikan hias, ikan komsumsi
identifikasi jenis ikan yang terdapat dan ikan hias-konsumsi.
di perairan Sungai Parit Belanda Manfaat dari penelitian ini
tersebut. adalah untuk memberikan informasi
mengenai inventarisasi dan
Perumusan Masalah identifikasi ikan terutama ikan yang
Pengerukan dan penimbunan hidup di perairan Sungai Parit
yang terjadi pada daerah rawa akan Belanda, serta dapat berguna sebagai
menyebabkan menurunkan jumlah database yang bermanfaat bagi
luasan rawa yang ada di sekitar pengelolaan perairan di lokasi
perairan Sungai Parit Belanda. Rawa tersebut.
akan menjadi dangkal dan
menyebabkan populasi ikan semakin METODE PENELITIAN
berkurang dan lama-kelamanan Waktu dan Tempat
spesies ikan akan punah. Penelitian ini dilaksanakan
Sebelum Sungai Parit Belanda pada bulan November-Desember
hilang akibat pembangunan atau 2015. Pengambilan sampel ikan
perkebunan, maka diperlukan dilakukan di perairan Sungai Parit
inventarisasi dan identifikasi jenis Belanda di Kecamatan Rumbai
ikan yang terdapat di perairan Sungai Pesisir Pekanbaru, Riau.
Parit Belanda, yang berguna sebagai Identifikasi sampel ikan di
database dan informasi dasar tentang Laboratorium Biologi Perairan
5

Fakultas Perikanan dan Ilmu minuman, buku identifikasi (Saanin,


Kelautan Universitas Riau. 1984) dan (Kottelat, 1993), serta
beberapa peralatan yang digunakan
Bahan dan Alat
untuk pengukuran kualitas air
Bahan yang digunakan dalam
seperti: botol BOD, erlenmeyer,
penelitian ini adalah sampel ikan
jarum suntik, pipet tetes, dan gelas
yang tertangkap selama penelitian
ukur.
berlangsung, untuk mengawetkan
ikan sampel digunakan formalin 4%
Metode Penelitian
(Saanin, 1984), serta bahan kimia Metode yang digunakan dalam
yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode survei,
kualitas air, yaitu MnSO4, NaOH-KI, perairan yang dijadikan lokasi
H2SO4, natrium thiosulfat, amilum, penelitian adalah perairan Sungai
indikator pp dan larutan Na2CO3. Parit Belanda dan ikan sampel
Alat-alat yang digunakan menjadi objek penelitian.
dalam penelitian pada saat di Pengukuran kualitas air yang
lapangan atau lokasi penelitian ini dilakukan meliputi parameter fisika
adalah alat tangkap ikan berupa dan kimia yaitu suhu, kecerahan,
jaring dengan mesh size 0,5 cm, kedalaman, kecepatan arus, pH,
tangguk dengan mesh size 0,6 cm, oksigen terlarut, dan karbondioksida
bubu, alat setrum ikan bebas.
(electrofishing) dengan baterai basah
(aki) sebagai pembangkit tegangan Prosedur Penelitian
(12 V, 10 A), dan jala dengan mesh Penentuan Stasiun Penelitian
size 1 inchi, kantong plastik ukuran 5 Penentuan stasiun penelitian di
kg, ember volume 10 liter, camera Sungai Parit Belanda di Kecamatan
digital, lakban, kertas label, alat-alat Rumbai Pesisir ditentukan dengan
tulis, mikrometer, GPS (Global menggunakan metode purposive
Positioning System), nampan, toples, sampling, dimana lokasi
background foto, kertas pH, pengambilan sampel ditetapkan
termometer, Secci Disk, pinset, menjadi tiga stasiun, setiap stasiun
jarum, sarung tangan, masker, lup terdapat 3 titik sampling yang
(kaca pembesar), tali dan botol
6

tergantung dari kondisi atau kriteria Sampel ikan diawetkan dengan


lingkungan yang berbeda dan cara merendamnya dengan larutan
diharapkan dapat mewakili formalin 4% (Saanin, 1984).
pengambilan sampel ikan di perairan Kemudian sampel ikan diidentifikasi
Sungai Parit Belanda. Pengambilan dengan menggunakan buku pedoman
sampel ikan dilakukan setiap 2 identifikasi menurut Saanin (1984)
minggu sekali selama 2 bulan dengan dan Kottelat et al. (1993).
2 kali pengulangan yang hanya
dilakukan pada stasiun III dan Identifikasi Sampel
dilakukan pada pasang dan surut dari Individu yang tertangkap di
Sungai Siak. catat ciri-ciri morfometrik dan
Pengambilan sampel ikan meristik yang dimiliki oleh masing-
dilakukan dengan cara menangkap masing individu ikan. Data
langsung dengan menggunakan alat morfometrik yang perlu diukur
tangkap ikan berupa jaring dengan mengikuti petunjuk Saanin (1984)
mesh size 0,5 cm, tangguk dengan seperti pada Gambar 1 dan Gambar
ukuran atau mesh size 0,6 cm, bubu, 2.
alat setrum ikan (electrofishing)
dengan baterai basah (aki) sebagai
pembangkit tegangan (12 V, 10 A)
dan jala dengan mesh size 1 inchi.
Sampel ikan koleksi yang
sudah tertangkap dalam kondisi segar Gambar 1. Skema Pengambilan
dan utuh langsung difoto pada saat di Data Morfometrik Untuk Keperluan
lapangan. Sampel ikan kemudian Identifikasi (Saanin, 1984)
dipisahkan berdasarkan stasiun dan
jenisnya serta dihitung jumlah Selain data pengukuran
individunya. Spesies ikan tersebut morfometrik, data pengukuran
dimasukkan kedalam plastik lalu karakter morfologi kepala ikan juga
diberi kertas lebel dengan diperlukan dalam proses identifikasi
keterangan: jenis ikan, jumlah ikan, suatu jenis ikan supaya data hasil
stasiun, dan titik sampling. identifikasi benar sehingga tidak
7

terjadi kekeliruan pada saat surut dari Sungai Siak, dilakukan


melalukan identifikasi pada ikan. pengulangan pengukuran kualitas
air pada stasiun III ini bertujuan
untuk melihat kemungkinan
terjadinya perubahan kualitas air
pada saat pasang dan surut.
Lokasi pengukuran kualitas air
atau titik sampling yang nantinya
Gambar 2. Skema Pengukuran akan dilakukan pengukuran kualitas
Karakter Morfologi Kepala Ikan
(Saanin, 1984) air adalah di bagian hulu, tengah, dan
hilir dari Sungai Parit Belanda.
Dalam proses identifikasi juga
diperlukan data meristik dari bagian Penggolongan Ikan Hias, Ikan
tubuh ikan, sedangkan untuk skema Konsumsi dan Ikan Hias-
Konsumsi
perhitungan sisik pada ikan dapat
Ikan yang tertangkap di
dilihat pada Gambar 3.
perairan Sungai Parit Belanda akan
digolongkan dalam kategori ikan
hias, ikan konsumsi, ataupun ikan
hias-konsumsi yang berdasarkan
pada ciri-ciri yang dimiliki oleh ikan
Gambar 3. Skema Pengambilan tersebut. Ikan hias digolongkan
Data Meristik Untuk Keperluan berdasarkan dari karakter yang
Identifikasi (Saanin, 1984) dimiliki oleh ikan tersebut misalnya
berupa memiliki bentuk, corak warna
Parameter Kualitas Air yang khas, dan memiliki gerakan
Pengukuran kualitas air yang lembut.
dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada
Digolongkan ikan konsumsi
setiap titik sampling 1 dari setiap
apabila ikan tersebut berukuran
stasiun. Tetapi untuk stasiun III
besar, sangat sesuai untuk bahan
dilakukan sebanyak 2 kali, karena
pangan, serta memiliki ketebalan
pada stasiun ini dilakukan
daging serta memiliki gizi yang
pengulangan yakni pada pasang dan
tinggi untuk kebutuhan pangan
8

manusia. Ikan hias-konsumsi yakni Sungai Parit Belanda adalah


apabila pada saat spesies ikan salah satu anak Sungai Siak yang
berukuran kecil maka digolongkan berada di Kecamatan Rumbai Pesisir
kedalam jenis ikan hias, namun pada Pekanbaru, Riau. Hulu dari Sungai
saat berukuran besar spesies tersebut Parit Belanda terletak di belakang
digolongkan kedalam jenis ikan stadion Rumbai dan merupakan awal
konsumsi. air pembuangan dari Chevron.
Bagian tengah dari Sungai
Analisis Data Parit Belanda berada di sekitar
Keseluruhan data yang pemukiman penduduk.
diperoleh ditabulasi ke dalam bentuk Bagian hilir Sungai Parit
tabel dan grafik kemudian dianalisis Belanda disekitarnya terdapat daerah
secara deskriptif dengan rawa. Secara keseluruhan panjang
menggunakan literatur pembanding dari Sungai Parit Belanda adalah
dan buku pedoman identifikasi dan 5.750 m dengan luas wilayahnya
klasifikasi ikan menurut Saanin 41.975 m2.
(1984) dan Kottelat et al. (1993).
Jenis-jenis Ikan Koleksi dari
Perairan Sungai Parit Belanda
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang
Keadaan Umum Daerah Penelitian
telah dilakukan di lapangan yang
Kecamatan Rumbai Pesisir
berlokasi di Sungai Parit Belanda di
adalah salah satu kecamatan di
Kecamatan Rumbai Pesisir dengan 3
wilayah Kota Pekanbaru, yang terdiri
stasiun dan 9 titik sampling, maka
atas 68 RW dan 289 RT. Luas
diperoleh 6 ordo,13 famili, 22 genus,
wilayah Kecamatan Rumbai Pesisir
dan 27 spesies ikan. Untuk lebih
ini adalah 157,33 km2.
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
9

Tabel 1. Jenis-jenis Ikan yang Terkoleksi dari Perairan Sungai Parit Belanda
Ordo Famili Genus No. Spesies Nama Ikan

Cypriniformes Cyprinidae Cyclocheilichtys 1. Cyclocheilichtys apogon Sipaku


Esomus 2. Esomus metallicus Pantau janggut
Hampala 3. Hampala macrolepidota Barau
Labiobarbus 4. Labiobarbus leptochilus Mali
Osteochilus 5. Osteochilus hasselti Paweh
Puntius 6. Puntius binotatus
7. Puntius bulu Subahan
Rasbora 8. Rasbora chrysotaenia Pantau
Thynnichthys 9. Thynnichthys polylepis Motan
Cyprinodontiformes Hemirhamphidae Dermogenys 10. Dermogenys pusilla Julung-julung
Poeciliidae Poecelia 11. Poecelia reticulata Gupi parit
Gobioidei Eleotrididae Oxyeleotris 12. Oxyeleotris marmorata Betutu
Perciformes Anabantidae Anabas 13. Anabas testudineus Betok
Belontidae Betta 14. Betta waseri Laga
Trichogaster 15. Trichogaster leerii Sepat mutiara
16. T. pectoralis Sepat siam
17. T.trichopterus Sepat rawa
Trichopsis 18. Trichopsis vittata Cupang rawa
Channidae Channa 19. Channa lucius Bujuk
20. C. striata Gabus
Cichlidae Oreochromis 21. Oreochromis niloticus Nila
Helostomatidae Helostoma 22. Helostoma temminckii Tambakan
Osphronemidae Osphronemus 23. Osphronemus goramy Gurami
Siluriformes Bagridae Mystus 24. Mystus nemurus Baung
25. M. nigriceps Ingir-ingir
Loricariidae Pterygoplichthys 26. Pterygoplichthys pardalis Sapu-sapu
Synbranchiformes Synbranchidae Monopterus 27. Monopterus albus Belut

Sumber: Data Primer


Berdasarkan Tabel 1 di atas Helostomatidae, Osphronemidae,
dapat dilihat bahwa jumlah spesies Loricariidae, Sybranchidae
ikan hasil tangkapan terbesar masing-masing 1 spesies (4%).
termasuk kedalam famili Cyprinidae Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
yaitu 9 spesies (33%), famili pada Gambar 3.
Belontidae yaitu 5 spesies (18%),
famili Channidae yaitu 2 spesies
(7%), famili Bagridae yaitu 2 spesies
(7%), famili Hemirhamphidae,
Poeciliidae, Eleotrididae,
Anabantidae, Cichlidae,
10

2007). Hal ini sesuai dengan kondisi


perairan Sungai Parit Belanda yang
banyak di tumbuhi oleh vegetasi
tanaman air berupa kangkung air
(Ipomoea sp.), eceng gondok
(Eichhornia sp.), dan pandan air
(Pandanus sp.).
Gambar 4. Persentase Jumlah
Spesies Masing-masing Famili
Jumlah Ikan yang Tertangkap di
Berdasarkan Gambar 3, dapat Setiap Stasiun
dilihat bahwa spesies ikan yang
Pada stasiun I jumlah ikan
paling banyak dijumpai adalah dari
yang tertangkap adalah 30 ekor
famili Cyprinidae. Hasil data
(23%) yang terdiri atas 10 jenis ikan,
beberapa penelitian yang telah
pada stasiun II didapatkan 43 ekor
dilakukan di berbagai perairan sungai
(34%) yang terdiri atas 10 jenis ikan,
dan anak sungai di Kota Pekanbaru
sedangkan pada stasiun III
maupun di wilayah Riau juga
didapatkan 56 ekor (43%) yang
menunjukkan bahwa ikan dari famili
terdiri atas 18 jenis ikan. Adapun
Cyprinidae lebih banyak ditemukan
persentase jumlah ikan yang
di bandingkan ikan dari famili
tertangkap pada masing-masing
lainnya.
stasiun dapat dilihat pada Gambar 4.
Cyprinidae telah dikenal
sebagai penghuni utama yang paling
besar populasinya untuk beberapa
sungai di Sumatera (Kottelat et al.,
1993). Ikan famili Cyprinidae
biasanya hidup di perairan umum
seperti sungai, danau dan rawa-rawa Gambar 5. Persentase Jumlah
Spesies Ikan yang Tertangkap pada
yang banyak di tumbuhi tanaman air, Masing-masing Stasiun
dan mampu hidup dengan baik pada
perairan yang memiliki pH sedikit Berdasarkan Gambar 4, dapat
asam (Djuhanda dalam Ramlan, dilihat bahwa persentase jumlah
spesies ikan yang tertangkap pada
11

Stasiun I memiliki nilai persentase besar pula jumlah dan


sebesar (23 %). Nilai tersebut lebih keanekaragaman jenis ikannya.
rendah jika dibandingkan dengan Selain hal di atas, tingginya jumlah
stasiun lainnya. Hal ini terjadi spesies ikan yang terdapat pada
karena pada Stasiun I merupakan stasiun III dapat disebabkan karena
perairan yang tidak alami lagi, adanya pengaruh pasang dan surut
karena perairannya sudah menjadi dari Sungai Siak.
parit-parit sempit dan dangkal yang Data hasil penelitian
di semen di kiri dan kanannya, menunjukkan bahwa terdapat
sehingga menyebabkan ikan yang perbedaan perolehan jumlah ordo,
tertangkap lebih sedikit famili, maupun spesies ikan yang
dibandingkan dengan stasiun lainnya. ditemukan pada setiap stasiun.
Kordi et al. (2010) menyatakan Jumlah ordo yang ditemukan pada
bahwa sungai bagian hulu dicirikan stasiun I yaitu 4 ordo, sedangkan
dengan badan sungai yang dangkal pada stasiun II dan III yaitu 5 ordo.
dan sempit, tebing curam dan tinggi, Selanjutnya berdasarkan jumlah
berair jernih dan mengalir cepat serta famili dan spesies, pada stasiun I
mempunyai populasi (jenis maupun ditemukan 6 famili dan 10 spesies
jumlah) biota air yang sedikit. ikan, stasiun II ditemukan 7 famili
Pada Stasiun III memiliki nilai dan 10 spesies ikan, dan pada stasiun
persentase sebesar (43 %), nilai III ditemukan 9 famili dan 18 spesies
tersebut lebih tinggi dibandingkan ikan. Untuk lebih jelasnya dapat
dengan stasiun lainnya, hal ini dilihat pada Gambar 5.
disebabkan karena pada Stasiun III
yang merupakan bagian hilir dari
perairan Sungai Parit Belanda
memiliki perairan yang lebih luas
dibandingkan dengan Stasiun
lainnya, hal ini sesuai dengan
(Bishop dalam Kottelat et al., 1993)
yang menyatakan bahwa semakin
besar ukuran suatu sungai semakin
12

Ordo Famili Spesies 18 jumlah dan jenis vegetasi yang


sama.
Stasiun III memiliki nilai
10 10
9
7 persentase jumlah spesies tertinggi
6 6
5
4 dibandingkan stasiun yang lainnya,
hal ini karena pada Stasiun III ini
Stasiun I Stasiun II Stasiun III terdapat banyak tumbuhan air dan
perairan rawa, sehingga banyak
Gambar 6. Perbedaan Perolehan spesies ikan dari rawa juga
Jumlah Ordo, Famili, dan Spesies
Ikan pada Setiap Stasiun tertangkap pada saat dilakukan
penangkapan. Selain itu banyak juga
Berdasarkan Gambar 5, dapat spesies ikan yang bisa
dilihat bahwa nilai persentase menggantungkan hidupnya dari
perolehan jumlah ordo, famili, dan tumbuhan air baik dari segi makanan,
spesies ikan pada Stasiun I lebih tepat melindungi diri dari predator
rendah dibandingkan dengan Stasiun maupun tempat untuk memijah dan
lainnya. Hal ini terjadi karena pada meletakkan telurnya.
Stasiun I kondisi lingkungan
perairannya sudah di beton ataupun Penggolongan Jenis Ikan Hias,
Konsumsi dan Ikan Hias-
di semen serta hanya sedikit vegetasi Konsumsi
tumbuhan air pada perairan ini. Hal Jenis ikan hias yang ditemukan
ini sesuai dengan Sriwidodo et al. di Sungai Parit Belanda ada 7 spesies
(2013) yang menyatakan bahwa yaitu, ikan Pantau janggut (Esomus
ketersediaan vegetasi perairan metallicus), Pantau (Rasbora
cukup berpengaruh terhadap chrysotaenia), Julung-julung
keanekaragaman jenis ikan yang (Dermogenys pusilla), Gupi parit
hidup dalam suatu perairan. Vegetasi (Poecelia reticulata), Laga (Betta
perairan akan menyediakan sumber waseri), Sepat mutiara (Trichogaster
makanan dan juga sebagai tempat leerii), dan Cupang rawa (Trichopsis
untuk berlindung bagi ikan, serta vittata).
tidak semua jenis perairan Jenis ikan konsumsi yang
memiliki vegetasi tumbuhan dengan ditemukan ada 7 spesies, yaitu ikan
13

Motan (Thynnichthys polylepis), Dari Gambar 6, dapat dilihat


Bujuk (Channa lucius), Gabus bahwa persentase penggolongan
(Channa striata), Nila (Oreochromis jenis ikan hias sebesar 26%, untuk
niloticus), Baung (Mystus nemurus), ikan konsumsi sebesar 26%,
Ingir-ingir (Mystus nigriceps), dan sedangkan untuk ikan hias-konsumsi
Belut (Monopterus albus). adalah sebesar 48%.
Jenis ikan hias-konsumsi yang
Hasil Pengukuran Kualitas Air di
ditemukan terdapat 13 spesies yaitu,
Perairan Sungai Parit Belanda
ikan Sipaku (Cyclocheilichtys
Selain pengambilan sampel
apogon), Barau (Hampala
ikan juga dilakukan pengukuran
macrolepidota), Mali (Labiobarbus
kualitas air, Hasil pengukuran
leptochilus), Paweh (Osteochilus
parameter kualitas air di perairan
hasselti), Puntius binotatus, Subahan
Sungai Parit Belanda pada setiap
(Puntius bulu), Betutu (Oxyeleotris
stasiun selama penelitian lebih
marmorata), Betok (Anabas
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
testudineus), Sepat siam
(Trichogaster pectoralis), Sepat rawa
Tabel 2. Pengukuran Kualitas
(Trichogaster trichopterus), Perairan
Tambakan (Helostoma temminckii), Parameter Stasiun Baku
Mutu*
I II III
Gurami (Osphronemus goramy), dan Pasang Surut
Fisika :
Sapu-sapu (Pterygoplichthys SuhuoC 27 29 30 29 Deviasi 3
Kecerahan cm 35 18 30 47 -
pardalis). Untuk lebih jelasnya Kedalamancm 90 18 132 85 -
Kecepatanarus 4 27 13 24 -
persentase penggolongan ikan hias, m/s
Kimia :
ikan konsumsi, dan ikan hias- pH 6 6 6 6 6-9

konsumsi dapat dilihat pada OksigenTerlaru 3,4 2 1,4 3,8 4


t (DO) mg/L

Gambar 6. Karbondioksida 9,98 5,99 10,99 7,99 12**

(CO2) Bebas
mg/L

Keterangan:
*Baku Mutu PP No. 82 Tahun 2001
**Asmawi (1986)

Gambar 7. Persentase Pengolongan Secara keseluruhan hasil


Jenis Ikan Hias, Ikan Konsumsi, dan
pengukuran kualitas perairan di
Ikan Hias-Konsumsi
14

Sungai Parit Belanda dapat niloticus), baung (Mystus nemurus),


dinyatakan bahwa kondisi ingir-ingir (Mystus nigriceps), dan
lingkungan perairannya baik dan belut (Monopterus albus).
masih dapat mendukung kehidupan Jenis ikan hias sekaligus ikan
organisme perairan yang hidup konsumsi yang ditemukan terdapat
didalamnya terutama ikan walaupun 13 spesies (48%) yaitu, ikan sipaku
ada beberapa parameter yang tidak (Cyclocheilichtys apogon), barau
sesuai dengan Baku Mutu PP No. 82 (Hampala macrolepidota), mali
Tahun 2001. (Labiobarbus leptochilus), paweh
(Osteochilus hasselti), wader
KESIMPULAN DAN SARAN
(Puntius binotatus), subahan
Kesimpulan (Puntius bulu), betutu (Oxyeleotris
Hasil penelitian menunjukkan marmorata), betok (Anabas
ikan yang hidup di Sungai Parit testudineus), sepat siam
Belanda di Kecamatan Rumbai (Trichogaster pectoralis), sepat rawa
Pesisir Pekanbaru terdiri dari 6 ordo, (Trichogaster trichopterus),
13 famili, 22 genus, dan 27 spesies. tambakan (Helostoma temminckii),
Dari 27 jenis ikan yang ditemukan, 7 gurami (Osphronemus goramy) dan
jenis ikan (26%) tergolong ke dalam sapu-sapu (Pterygoplichthys
kelompok ikan hias yaitu spesies pardalis).
ikan pantau janggut (Esomus Hasil pengukuran kualitas air
metallicus), pantau (Rasbora yang dilakukan di Perairan Sungai
chrysotaenia), julung-julung Parit Belanda masih tergolong baik
(Dermogenys pusilla), gupi parit dan dapat mendukung kehidupan
(Poecelia reticulata), laga (Betta organisme akuatik di perairan ini,
waseri), sepat mutiara (Trichogaster terbukti masih dapat ditemukan
leerii), dan cupang rawa (Trichopsis banyak jenis ikan yang tertangkap
vittata). Jenis ikan konsumsi yang pada saat penelitian.
ditemukan ada 7 spesies (26%), yaitu
ikan motan (Thynnichthys polylepis),
bujuk (Channa lucius), gabus
(Channa striata), nila (Oreochromis
15

Saran Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 82 Tahun
Untuk lebih melengkapi data
2001 tentang Pengelolaan
keberadaan spesies ikan di Sungai Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Perairan.
Parit Belanda disarankan untuk dapat
melakukan penelitian lanjutan Ramlan, A. 2007. Identifikasi dan
Inventarisasi Ikan-ikan yang
dengan menggunakan alat tangkap
Terdapat di Danau Baru
yang lebih bervariasi, stasiun Desa Mentulik Kecamatan
Kampar Kiri Hilir
penangkapan ikan lebih diperbanyak,
Kabupaten Kampar Provinsi
dan waktu penelitian yang lebih lama Riau. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu
terutama pada saat musim kemarau.
Kelautan Universitas Riau,
Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA Saanin, H. 1984. Taksonomi dan
Kunci Identifikasi Ikan
Asmawi, S. 1986. Pemeliharaan Ikan (Jilid 1 dan 2). Binacipta:
dalam Keramba. Gramedia. Bogor.
Jakarta.
Sriwidodo, D. W. E., A. Budiharjo.,
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas dan Sugiyarto. 2013.
Air bagi Pengelolaan Keanekaragaman Jenis Ikan
Sumber Daya dan di Kawasan Inlet dan Outlet
Lingkungan Perairan. Waduk Gajah Mungkur
Kanisius. Yogyakarta. Wonogiri. Jurnal
Bioteknologi 10(2): 43-50.
Kottelat, M., Whitten, A.J.,
Kartikasari, S.N., and
Wirjoatmodjo, S. 1993.
Freshwater Fishes of
Western Indonesia and
Sulawesi. Periplus Editions
(HK) Ltd.
Kordi, M. G. H. K. 2010.
Pengelolaan Kualitas Air.
Rineka Cipta, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 35 Tahun
1991 tentang Sungai.
Diakses dari
http://www.google.com pada
tanggal 20 Februari 2015
jam 08:10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai