Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh
semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia seta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang serta mempunyai sikap positif terhadap orang lain, dan diri sendiri
(Mentes, 2014)
Penanganan yang di lakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama perawatan
klien seharusnya mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien. Asuhan keperawatan
yang di berikan di rumah sakit jiwa terhadap halusinasi perlu di tingkatkan serta dengan perawatan
intensif di rumah sakit umum, asuhan keperawatan halusinasi yaitu asuhan keperawatan yang
bertujuan melatih klien mengontrol halusinasi pada keluarga seluruh asuhan keperawatan ini dapat
Oleh sebab itu perawat sendiri memiliki fungsi serta serta tanggung jawab sebagai perawat
psikiatrik di masa sekarang ini dan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jiwa, memulihkan
dan menghilangkan penderita serta melaksanakan program rehabilitasi, peran ini berdasarkan
Halusinasi merupakan suatu gejala yang sering di temukan dengan gangguan jiwa,
halusinasi juga sering di kaitkan dengan skizofrenia, dari 70% skozofrenia di antaranya mengalami
halusinasi, halusinasi adalah hilang nya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan (dunia luar). Klien member persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa objek atau rangsangan yang nyata, sebagai contoh klien mengatakan mendengan
orang lain. Untuk itu perawat harus mempunyai kesadaran yang tinggi agar dapat mengenal,
menerima dan mengevaluasi perasaan sensitive sehingga dapat memakai dirinya secara teurapetik
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan
setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah. Hasil data dari
world health organization (WHO) ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan
jiwa seiring dengan bertambahnya populasi manusia di bumi dan krisi terhadap pemakaian obat
Indonesia sebesar 6,55%, angka tersebut tergolong sedang di bandingkan dengan Negara
lainnya,data dari 33 rumah sakit jiwa (RSJ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga
kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang, sedangkan pada tahun 2016
jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 2,8 juta jiwa ( Riskesdas, 2016).
Di rumah sakit jiwa Indonesia sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien . gangguan
jiwa adalah halusinasi pendengaran 20% halusinasi penglihatan dan 10% halusinasi penciuman,
pengecapan,dan perabaan, angka terjadinya halusinasi cukup tinggi, berdasarkan hasil pengamatan
di rumah sakit jiwa medan di temukan 85% pasien dengan kasus halusinasi (Kaplan, 2013)
Data gangguan jiwa menurut riset kesehatan dasar (2016), mencatat prevalensi gangguan
jiwa berat, gangguan jiwa berat di kenal dengan sebutan psikosis dan salah satu contoh psikosis
adalah skizofrenia, di Indonesia mencapai 1,7 permu, artinya 1-2 orang dari 1,000 penduduk di
Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, hal ini diperburuk dengan minimnya pelayanan dan
fasilitas kesehatan jiwa di berbagai daerah Indonesia sehingga banyak penderita gangguan
kesehatan mental yang belum tertangani dengan baik, gangguan jiwa berat terbanyak di
Berdasarkan uraian, data dan fenomena sebagaimana tersebut sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan jiwa yang dituangkan dalam proposal karya tulis
ilmiah dengan judul” asuhan keperawatan jiwa pada kasus halusinasi pendengaran”