Dalam Bab V dari Treatise Kedua, Locke berpendapat bahwa kepemilikan barang dan
properti individual dibenarkan oleh tenaga kerja yang diberikan untuk menghasilkan barang-
barang atau memanfaatkan properti untuk menghasilkan barang yang bermanfaat bagi
masyarakat manusia.
Locke menyatakan keyakinannya, dalam Treatise Kedua, bahwa alam hanya memberikan
sedikit nilai kepada masyarakat, menyiratkan bahwa tenaga kerja yang mereka keluarkan
dalam penciptaan barang memberi mereka nilai. Posisi ini dapat dilihat sebagai teori nilai
kerja.
Dari pernyataan tersebut, Locke mengembangkan teori kepemilikan tenaga kerja, yaitu
bahwa kepemilikan properti diciptakan oleh penerapan tenaga kerja. Selain itu, ia percaya
bahwa properti mendahului pemerintah dan pemerintah tidak dapat "membuang perkebunan
dari subyek sewenang-wenang." Karl Marx kemudian mengkritik teori kepemilikan Locke
dalam teori sosialnya.
Kajian episteme mekanisme pasar ada dua macam yang umum, yaitu Pasar Sistem
Komando, dan Pasar Bebas. Dasar pembagian seperti ini tentu saja adalah maksimalisasi
keuntungan (profit maximum). Namun, apa hakekat pasar itu.
Persoalan Awal Pada abad ke-18, terjadi perdebatan seru di antara para pemikir perihal
hakekat kedua jenis pasar Pasar Sistem Komando, dan Pasar Bebas. Ada yang
menghendaki pasar bebas dengan alasan sebagai ekspresi kebebasan manusia yang paling
memadai, namun ada juga yang menghendaki sebaliknya dengan alasan yang tidak kalah
logisnya.
Pasar Komando (campur tangan pemerintah) menjamin terciptanya pemerataan
kesejahteraan umum. Maka muncul soal: Apakah memang pemerintah perlu mengintervensi
pasar supaya kasus-kasus di atas tidak terjadi. Jika, ya! Sejauh mana. Atau, apakah pasar
memang harus bebas. Jika, ya! Dalam arti apa.
Jawaban atas kontroversi seputar mekanisme pasar (bebas atau komando) nampak sama-
sama logisnya. Meskipun demikian, kecenderungan lebih kuat mengarah kepada Free
Market System. Kuatnya kecenderungan tersebut didasarkan pada kedua argumen berikut:
(1) Argumen Hak-hak Moral (John Locke, filsuf ekonomi politik berkebangsaan Inggris. Dan
(2) Argumen Utilitarianistik Adam Smith (Bapak Ekonomi modern). Sebuah alasan logis
yang menghendaki pasar bebas didasarkan pada ciri kodrati manusia (pelaku pasar)
sebagai makluk bebas.
Sebagai makluk bebas, dari kodratnya manusia telah dilengkapi dengan sejumlah hak
dasar yang melekat pada dirinya. Kodrat melengkapi manusia dengan hak milik, hak
ekspresi diri dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam dunia ekonomi.
Menurut John Locke ( 1632– 1704), kedua hak dasar itu (kebebasan dan hak milik pribadi)
hanya dapat dilestarikan dalam pasar bebas. Apa Alasan dan Dampaknya. Alasannya, pada
dirinya sendiri pasar bebas memungkinkan setiap individu untuk secara suka-rela atau
tanpa paksaan eksternal (definisi kebebasan) untuk menjual harta bendanya sendiri atau
membeli harta orang lain demi kesejahteraan hidupnya, kerluarganya dan juga
lingkungannya. Dampaknya, dengan argumentasinya itu Locke jelas-jelas menolak campur
tangan pemerintah dalam urusan pasar.
Mengapa. Sekedar catatan untuk Locke. Menolak campur tangan pemerintah atas nama
kebebasan, nampaknya logis. Namun, mengeksklusifkan dan mengimplisitkan kebebasan
dalam hal ini pada dirinya sendiri akan menimbulkan tanda tanya karena menimbulkan
persoalan-persoalan baru.
Misalnya: Side-effect, lingkup kebebasan, konflik hak, keadilan serta aspek privatistik dan
egosentrisme manusia sebagai makluk bebas. Di sinilah kelemahan argumentasi Locke.
Side-effect Locke lupa bahwa sebagai makluk bebas, manusia justru bukan makluk soliter.
Sebagai homo socius dan tuan atas dirinya manusia selalu berada di dalam kebersamaan
dengan yang lain.
Di dalam kebersamaan (kebersamaan para tuan) itulah dia menjadi semakin manusiawi.
Dia dapat menjadi atau uebermensch(manusia unggul), atau Primus inter Pares dalam
sebuah state of nature. Ini, luput dari logika dan pemikiran pada Locke.
Lingkup Kebebasan, mengatakan bahwa secara alami manusia merupakan makluk bebas
itu betul, namun tidak menjelaskan apa-apa dalam kaitannya dengan pasar sebagai inter-
aksi manusia bebas. Mengapa, tidak hanya pasar yang semestinya bebas, melainkan
seluruh aktivitas manusia harus bebas.
Ciri kemakhlukan manusia sebagai insan bebas tidak hanya ditentukan oleh kegiatannya
sebagai homo economicus. Manusia juga ada konsep homo lain, misalnya : homo socius,
homo intellectus/rationale, homo ludens, homo sapiens, etcetera.Jadi, kebebasan yang
dikedepankan Locke belum banyak berbicara tentang pasar bebas.
Konflik nilai, Ketika menggagas kebebasan dan kepemilikan sebagai hak yang melekat pada
setiap individu yang merupakan hak negatif=tidak dapat diintervensi), Locke juga tidak
dapat menjelaskan konflik yang mungkin terjadi di antara hak-hak negatif itu dengan hak-
hak positif (dapat diintervensi sejauh membantu merealisasikannya) yang juga melekat
pada setiap individu (hak mendapatkan pekerjaan yang sesuai, mengenyam pendidikan
yang layak, mendapatkan pelayanan sosial yang memadai, hak tanah social ulayat
kampong leluhur). Hak-hak positif itu justru mengandalkan campur tangan pemerintah!
"Relevankah gagasan Locke".
Absennya sentuhan atas aspek keadilan. Locke juga tidak menyentuh aspek keadilan
dalam keseluruhan gagasannya tentang hak-hak yang melekat dalam diri setiap individu
dalam kebersamaan hidup mereka sebagai makluk bebas. Apakah kebersamaan seperti itu
serta merta akan menjadikan setiap manusia makluk humani/manusiawi di luar konteks
keadilan. Keadilan jelas-jelas merupakan tolok-ukur terciptanya wajah manusiawinya
sebuah kegiatan bisnis di pasar bebas!
Aspek individualisme dan privatisme manusia dalam state of nature. Locke juga tidak
mengulas lebih jauh kedua aspek ini yang secara intrinsik tak terpisahkan dari ekspresi diri
manusia bebas dalam state of nature. Jika terjadi homo homini lupus, apakah hal itu
merupakan ciri individualistik, egosentrisme ataukah lebih merupakan ciri privatistiknya
manusia terhadap segala sesuatu yang dimilikinya. Dimanakah sekat di antara keduanya.
Locke tidak menyentuh ini, dan menjelaskan kondisi ini.
1. Francois Quesnay
Francois Quesnay (diucapkan Kennay) terkenal sebagai pencipta model ekonomi pertama,
Tableau Economique, dan sebagai pemimpin physiocrats. Para pengikutnya menamakan diri
mereka sebagai physiocrat dari bahasa Perancis, physiocrate, yang berarti hukum alam (Rule
of Nature). Physiocrat ialah kelompok ekonom yang percaya kalau kemakmuran suatu negara
hanya bisa dicapai melalui agrikultur.
Quesnay memulai pendapatnya dengan asumsi bahwa ekonomi dapat digambarkan menurut
tiga kelas atau sektor yang berbeda. Pertama, sektor pertanian yang menghasilkan makanan,
bahan mentah dan hasil pertanian lainnya. Kedua, sektor manufaktur yang memproduksi
barang-barang pabrik seperti pakaian dan bangunan serta alat-alat yang diperlukan oleh
pertanian dan pekerja pabrik, beserta jasa. Ketiga, kelas pemilik tanah yang tidak
menghasilkan nilai ekonomi apa-apa, tetapi mereka memiliki klaim atas surplus output yang
dihasilkan dalam pertanian. Biaya sewa ini merepresantasikan pembayaran surplus kepada
pemilik tanah dan perdagangan ini kemudian dikenal sebagai Teori Sewa Physiocratic.
2. John Locke
Sumbangan John Locke untuk ekonomi adalah memberikan justifikasi pertama untuk
kepemilikan pribadi dan untuk pembatasan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian. Locke juga memberi sumbangan pada teori uang dan tingkat suku bunga.
Sumbangan mengenai filosofinya yaitu, mengemukakan proporsi yang agak kontroversial
bahwa manusia mempunyai hak atas pekerjaan mereka dan atas hasil dari pekerjaannya itu,
mereka menerima tanah sebagai milik mereka secara sah dengan memadukan pekerjaan
mereka dengan tanah tersebut.
Uang atau modal diakui oleh Locke benar-benar merupakan hasil dari kerja sebelumnya. Jadi,
kepemilikan uang dapat dibenarkan karena orang-orang harus bekerja untuk
mendapatkannya. Uang juga membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak
lagi karena uang tidak rusak sebelum dikonsumsi. Selain itu, Locke berpendapat bahwa
properti pribadi memiliki nilai praktis karena ketika manusia diizinkan mengumpulkan
kekayaan maka mereka akan lebih produktif.
Locke menolak pedapat dari Josiah Child (Pertengahan abad ke-17) yang berpendapat bahwa
seharusnya negara membatasi tingkat suku bunga sampai 4%. Ia juga berpendapat bahwa
hukum riba (Usury Law) hanyalah redistribusi dari keuntungan antara pedagang dan pemberi
pinjaman, mereka tidak menguntungkan negara secara keseluruhan karena bunga tersebut
tidak meningkatkan peminjaman dan investasi. Locke menyimpulkan bahwa lebih baik bunga
dibiarkan sampai ke tingkat yang wajar (yang ditentukan oleh hukum permintaan dan
penawaran) ketimbang diterapkan oleh pemerintah.
Sumbangan yang kedua adalah bahwa Locke menolak usulan dari pemerintah Inggris untuk
pemecahan masalah uang logam yang terpotong atau terdepresiasi dengan mengurangi berat
dari logam mulia dalam semua uang logam, atau mendevaluasi mata uang nasional. Menurut
Locke, dengan mengurangi berat kandungan logam mulia, tidak akan membantu karena nilai
atau kekuatan pembayar dari uang ini ditentukan oleh kandungan peraknya. Menurunkan
nilai uang hanya akan membuat pedagang menginginkan lebih banyak mata uang untuk
ditukar dengan barang
3. Adam Smith
4. David Ricardo
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat, yaitu:
a) Golongan Kapital
b) Golongan Buruh
c) Golongan Tuan Tanah
a) Golongan Kapital
Adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena
mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam
bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional.
b) Golongan Buruh
Golongan buruh ini tergantung pada golongan kapital dan merupakan golongan yang terbesar
dalam masyarakat.
David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi
kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin
langka adanya.
Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus merupakan
unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan jumlah penduduk saja
tampa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain
sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan menaikan permintaan. Turunnya
biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong
mereka untuk terus berproduksi.
Menurut Thomas Robert Malthus untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya
kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus, sedangkan menurut J.B.Say
berkembang dengan hukum pasar, dimana dikatakan bahwa Supply Creates its own demand
yang artinya asal jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut
bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.
7. DAVID HUME
Sebagai seorang ahli ekonomi Hume menyumbang teori uang dan teori perdagangan
nasional. Ia menganalisis dampak uang terhadap tingkat suku bunga, kegiatan ekonomi, dan
harga. Ia juga menjelaskan bagaimana dan mengapa negara-negara tidak mungkin mengalami
ketidakseimbangan perdagangan dalam jangka waktu yang lama.
2. Masyarakat Perbudakan
Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat-alat produksi dengan orang-orang
yang hanya bekerja untuk mereka merupakan dasar terbentuknya masyarakat perbudakan.
Dengan cara seperti ini keuntungan para pemilik alat produksi semakin besar karena budak-
budak hanya diberi sekedar nafka supaya dapat bekerja.
3. Masyarakat Feodal
Masyarakat feodal ini merupakan masyarakat baru yaitu dimana kaum bangsawan memiliki
alat-alat produksi yang paling utama yaitu tanah dan para petani kebanyakan terdiri dari
bekas budak yang dibebaskan. Mereka mengerjakan tanah itu untuk kaum feodal dan setelah
itu baru tanah miliknya sendiri dapat dikerjakan. Perbaikan-perbaikan alat dan cara produksi
banyak terjadi dalam system ini dengan demikian ada dua golongan kelas, yaitu :
a) Kelas Feodal yang terdiri dari tuan-tuan tanah yang lebih berkuasa dalam hubungan sosial.
b) Kelas buruh yang bertugas melayani mereka.
Kepentingan kedua kelas ini berbeda-beda. Kelas feodal lebih memikirkan keuntungan saja
dan kemudian mendirikan pabrik-pabrik. Kelas buruh yang memiliki alat-alat produksi
menghendaki pasaran buruh yang bebas, dan dihapuskannya tarif dan rintangan lainnya
dalam perdagangan yang diciptakan kaum feodal.
4. Masyarakat Kapitalis
Kelas kapitalis memperkerjakan kelas buruh yang mau tidak mau menjual tenaganya karena
tidak memiliki alat produksi seperti telah disinggung bahwa kelas kapitalis dan kelas buruh
merupakan dua kelas dalam masyarakat yang kepentingannya saling bertentangan.
5. ¬Masyarakat Sosial
Dalam system sosialis, pemilikan alat-alat produksi didasarkan atas hak milik sosial (Social
ownership). Hubungan produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu di
antara buruh yang bebas dari unsur eksploitasi. Sistem ini memberi kesempatan kepada
manusia untuk maju baik dilapangan produksi maupun didalam kehidupan masyarakat.